You are on page 1of 5

http://every-thinks.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-fraktur.

html

Klasifikasi fraktur
MbEk

01
Jan 2010

Charles A Rockwood mengklasifikasikan fraktur secara radiologist


1.

Lokalisasi/letak fraktur seperti diafisis, metafisis, intraartikular.

2.

Konfigurasi/sudut patah dari fraktur :

Fraktur transversal

Fraktur oblik

Fraktur spiral

Fraktur kominutif

Fraktur segmental

Fraktur Impaksi/kompresi

1.

Menurut ekstensi :

Fraktur total

Fraktur tidak total (fracture crack)

Fraktur buckle/torus

Fraktur garis rambut

Fraktur greenstick

Fraktur avulse

Fraktur sendi

Terbuka

dan

tertutup

Fraktur terbuka disebut juga compound fracture. Fraktur di mana kulit dari ekstremitas yang terlibat
telah

ditembus

patahan

tulang.

Fraktur

terbuka

terbagi

atas

derajat

(R.

Gustillo)

1. Derajat I

Luka <>

Laserasi > 1 cm.

Kerusakan jaringan lunak tidak luas.

Fraktur kominutif sedang.

Kontaminasi sedang.

1.

terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi

2. Derajat II

3. Derajat III:

struktur kulit, otot, dan neurovaskuler, serta kontaminasi


derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas:

Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,


meskipun terdapat laserasi luas atau fraktur segmental
yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa
melihat besarnya ukuran luka.

Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang


terpapar atau kontaminasi masif.

Luka pada pembuluh arteri atau saraf perifer.

Fraktur tertutup : disebut juga closed fracture. Tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan

lingkungan

luar

Komplit dan tidak komplit


1.

Fraktur

komplit

bila

garis

patah

melalui

seluruh

penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.


2.

Fraktur tidak komplit : bila garis patah tidak melalui


seluruh penampang tulang

3.

Hairline fracture : patah retak rambut

4.

Buckle fracture/ Torus fracture : bila terjadi lipatan dari


korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
Biasanya pada distal radius anak-anak.

5.

Greenstick fracture : fraktur tidak sempurna, korteks


tulangnya

sebagian

masih

utuh,

demikian

juga

periosteumnya. Sering terjadi pada anak-anak. Fraktur ini


akan segera sembuh dan segera mengalami remodelling
ke bentuk fungsi normal.
Sudut patah:

Fraktur transversal: garis patahnya tegak lurus terhadap


sumbu

panjang

tulang.

Pada

fraktur

semacam

ini,

segmen-segmen tulang yang patah direposisi/ direduksi


kembali ke tempatnya semula.

Farktur oblik: garis patahnya membentuk sudut. Fraktur


ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.

Fraktur spiral: akibat trauma rotasi. Garis patah tulang


membentuk spiral. Fraktur cenderung cepat sembuh.

Jumlah garis patah:

Fraktur kominutif: garis patah lebih dari 1 dan saling


berhubungan.

Fraktur segmental: garis patah lebih dari 1 tetapi tidak


saling berhubungan.

Fraktur multiple: garis patah lebih dari 1 tetapi pada


tulang yang berlainan.

Trauma:

Fraktur kompresi: 2 tulang menumbuk tulang ke-3 yang


berada diantaranya.

Fraktur avulse: trauma tarikan, suatu fragmen tulang pada


tempat insersi tendon ataupun ligamen.

Fraktur spiral

1.

Fraktur undisplaced: garis patah komplit tetapi ke-2

Bergeser dan tidak bergeser

fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh.

2.

Fraktur displaced: terjadi pergeseran fragmen-fragmen


fraktur yang juga disebut lokasi fragmen. Terbagi atas:

Dislokasi ad longitudinal cum contractionum: pergeseran


searah sumbu dan overlapping.

Dislokasi ad axim: pergeseran yang membentuk sudut.

Dislokasi ad latus: pergeseran di mana kedua fragmen


saling menjauh.

Sumber: Muttaqin, Arif. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta:
EGC oleh Yovinda)

You might also like