Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
NAMA : WIDAYANTI
NIM : 12010150012
A. Latar Belakang
Salah satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, bila dibandingkan dengan
negara lain.
Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan sudah sejak lama dibicarakan oleh
para pelaku pembangunan di bidang pendidikan, tetapi realitas dan bukti empirik yang
kita lihat dilapangan telah menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih
dikatakan rendah. Karena itu dapat dikatakan bahwa sampai saat ini titik berat
pembangunan pendidikan masih ditekankan pada upaya untuk meningkatkan mutu.
Program Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya siswa yang memiliki
akhlak mulia yang merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad SAW di
dunia ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam, sehingga pencapaian
akhlak mulia adalah tujuan sebenarnya pendidikan.
Untuk mencapai tujuan dari Pendidikan Agama Islam di sekolah sebagaimana
yang telah dirumuskan di atas tentunya bukanlah sesuatu hal yang mudah. Fakta di
lapangan hari ini menunjukkan bahawa secara umum Pendidikan Agama Islam masih
belum mampu mencapai tujuan tersebut. Pendidikan Agama Islam masih dominan
berorientasi pada aspek kognitif, yaitu berupa penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan
agama, namun kurang kurang memperhatikan penanaman pada aspek afektif, yaitu
terbentuknya jiwa dan perilaku relijius dan akhlak mulia pada diri setiap siswa. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana dengan baik untuk
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. Terutama pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yang dilakukan oleh guru PAI di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a. Apa pengertian dari kualitas pendidikan?
b. Apa saja problem yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
c. Langkah-langkah apa saja yang akan diupayakan untuk mendongkrak kualitas mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan
a. Untuk megetahui pengertian dari kualitas pendidikan
b. Untuk mengetahui problem-problem yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
c. Untuk mengetahui Langkah-langkah apa saja yang akan diupayakan untuk
mendongkrak kualitas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kualitas Pendidikan
konteks
kurikuler
maupun
ekstra-kurikuler,
baik
dalam
M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Arloka, Yogyakarta, 2001: 329
Sedangkan
mendongkrak
menurut
kamus
umum
bahasa
mendongkrak
tersebut
dimaksud
dengan
agar
supaya
5 Muhammad Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 22.
6 Ibid.
7 Moh. Fadhil al-Djamali, al-Tarbiyah al Insan al-jadid (Tunisia al-Syghly: Matbaah al-Ittihad
al-Aam, 1967), hlm. 85.
1. Permasalahan Umum
Berikut ini penulis mencoba menginventarisir permasalahan-permasalahan
umum terkait pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, antara lain:
a. Rendahnya tingkat pengamalan ibadah pada siswa.
Pengamalan ibadah yang paling utama di sini adalah shalat. Hal ini dapat
penulis ketahui ketika masuk pembelajaran PAI biasanya bertanya kepada
siswa, Siapakah di antara kalian yang shalat Subuh tadi? Dari tiga puluh lebih
siswa di kelas tersebut, paling-paling yang shalat antara 2 sampai 5 orang saja,
atau rata-rata hanya sekitar 10% dari jumlah siswa. Ketika ditanya lagi, Siapa
yang selalu melaksanakan shalat? Maka yang menjawab hanya sekitar 5% saja
dalam satu kelas.
b. Rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam membaca Al-Quran dengan baik
dan benar.
Hal ini bisa diketahui terutama dari input siswa yang masuk ke sekolah
SMK Negeri 2 Salatiga tahun 2016-2017 ketika dites kemampuannya dalam
membaca Al-Quran, diperkirakan sekitar +30% belum bisa membaca AlQuran, +30% bisa membaca tetapi kurang begitu lancar, +30% sudah bisa
membaca dengan baik, dan +10% yang bisa membaca dengan baik dan benar.
c. Secara umum adab dan sopan santun siswa terhadap guru/orangtua dan
temannya belum begitu baik.
Indikasinya bisa dilihat antara lain, kurang sopan ketika berbicara dengan
guru, berpakaian yang kurang rapi, dan bergaul dengan teman dengan sikap
yang kurang baik (berlebihan) terutama antara yang laki-laki dan perempuan.
d. Rendahnya motivasi dan semangat siswa dalam belajar.
Hal ini nampak dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas dan mengulang pembelajarannya di rumah. Juga terlihat
dari kurangnya minat siswa dalam membaca dan meminjam buku-buku bacaan
di perpustakaan sekolah. Pengaruh dari media-media hiburan dan informasi
seperti televisi dan HP nampaknya begitu besar sehingga banyak waktu yang
mereka habiskan itu.
e. Rendahnya kesadaran siswa tentang arti kebersihan dan memelihara lingkungan.
6
Hal ini nampak dari sebagian besar siswa masih suka membuang sampah
di sembarang tempat. Selain itu banyak siswa yang punya kebiasaan mencoretcoret dinding, membuat tulisan di meja dan bangkunya, merusak tanaman
bunga, dll.
2. Permasalahan-permasalahan Khusus
Yang dimaksud dengan permasalahan-permasalahan khusus di sini adalah halhal yang bersifat kasuistik, yang terjadi pada sebagian kecil siswa, antara lain:
a. Beberapa kali terjadi kasus siswa yang hamil karena pergaulan bebas.
b. Ada beberapa siswa yang ikut dalam kumpulan geng-geng yang mengarah
kepada hal-hal yang negatif.
c. Ada beberapa siswa yang ketahuan merokok di sekolah.
d. Ada siswa yang ketahuan membawa hp ke sekolah dan menyimpan di hpnya
gambar/video porno yang ditontonkan kepada teman-temannya.
e. Ada siswa yang ketahuan mencuri uang temannya di sekolah.
f. Beberapa siswa ada yang mengecat rambutnya atau memotong rambutnya
dengan model yang aneh mengikuti gaya para selebriti.
Dari berbagai permasalahan-permasalahan tersebut diatas, maka sudah
menjadi tugas sekolah khususnya pendidik mata pelajaran PAI untuk memperbaiki
akhlak serta berupaya keras untuk mendongkrak kualitas pendidikan agama islam di
sekolah karena hal ini berkaitan langsung dengan pendidikan karakter dan pribadi
bagi siswa maupun sekolah.
harus
diperhatikan
untuk
mewujudkan
pendidikan
yang
berkualitas, yaitu :8
1. Standar isi, adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar
proses,
adalah
standar
nasional
pendidikan
yang
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
adalah
kriteria
berolahraga,
tempat
beribadah,
perpustakaan,
pendidikan
pada
tingkat
satuan
pendidikan,
8 Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I,
Pasal 1.
mewujudkan
pendidikan
nasional
yang
bermutu. 9
Juga
10
adalah output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga
atau organisasi yang mengelolanya. inilah yang disebut dengan efesiensi internal.
Selain pandangan diatas ada yang mengatakan bahan output atau hasil yang
berkaulitas adalah output yang mempunyai kemampuan atau keahlian yang berguna
bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat. Artinya, tidak dapat dikatakan berkualitas jika
ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya tidak ada gunanya.
Bagaimanapun istilah kualitas ini mengandung dua hal. dari kedua pandangan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa output atau hasil yang berkualitas adalah hasil
yang secara internal telah mencapai tujuan atau setidak-tidaknya mencapai target yang
minimal. Pendidikan yang telah ditetapkan dan secara eksternal telah dicapai dalam
proes pendidikan yang telah dilakukan baik berupa pengalaman, ilmu pengetahuan,
nilai-nilai dan sebagainya itu dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Jika berpijak pada pengertian di atas, maka pengertian kualitas pendidikan adalah
apabila output atau hasil itu mampu mencapai tujuan yang telah diselenggarakannya
dalam program pendidikan, setelah apa yang diperoleh baik berupa ilmu pengetahuan,
pengalaman, nilai-nilai, dan sebagainya dapat berguna dan bermanfaat bagi semua
manusia termasuk pada dirinya
Pendidikan sebagai salah satu usaha untuk membina dan mengembangkan seluruh
aspek; kepribadian manusia (jasmani dan rohani) agar dapat menjadi manusia yang
berkepribadian, yaitu harus berlangung secara bertahap atau dengan kata lain bahwa
terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individu sosial dan
sebagai manusia yang ber- Tuhan.
Dalam kehudupan masyarakat yang dinamis, dimana Negara kita memasuki era
globalisasi yang banyak dipacu oleh perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi. Sehingga ciri era tersebut berkaitan erat dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat, dan tidak ada satu pun Negara yang menutup diri hubungan dunia luar.
Oleh karena itu pendidikan memiliki peranan yang menentukan eksitensi dan
perkembangan masyarakat, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan
mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dan aspeknya dan
jenisnya kepada generasi penerus pendidikan. Hal ini secara langsung atau tidak
langsung dapat mempergaruhi anak dengan gaya hidupnya, yang dapat kita lihat pada
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik terutama pembentukan mental spiritual
dan nilai-nilai luhur yang sekarang ini akibat perkembangan teknologi dan informasi
yang memerlukan sekali adanya filter untuk mengantisipasi dan mengatasinya perlu
upaya peningkatan keagamaan pada peserta didik.
10
Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam
pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan
keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur
sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir
dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Oleh
karena itu harus mampu mendidik diberbagai hal, agar ia menjadi seorang pendidik
yang profesional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan
kehidupan sehari-harinya.
Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pendidikan agama,
perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Mengikuti Penataran
Hal ini akan menambah wawasan terutama guru agama, adapun kursuskursus biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris serta computer.
c. Memperbanyak Membaca
11
Menjadi guru profesional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya
berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang profesional haruslah
banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang
akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangan
pengetahuan-pengetahuan
dan
informasi-informasi
yang
muncul
dan
seluruhnya
secara
baik
dan
sistematis
sehingga
akan
Tujuan
perorganisasian
pelajaran
adalah
agar
pendidik
lebih
memperhatikan urutan (equence) dari materi yang akan diberikan sesuai dengan
tujuan intruksional yang telah dituangkan.11
c. Menyesuaikan tingkat materi dengan kemampuan peserta didik dan
alokasi waktu yang tersedia.
Penyesuaian tersebut harus dilakukan oleh pendidik, sebab pemberitahuan
sesuatu bila sesuai dengan obyek pendidikan, maka akan tercapailah tujuan
pendidikan dan dapat mempermudah peserta didik untuk dapat memahami dan
menerima antara lain:
1) Guru agama dalam pengajaran harus disesuaikan dengan kemampuan dan
tingkat keadaan peserta didik. Karena hal tersebut dapat meningkatkan
minat, motivasi peserta didik, kreativitas dan responnya terhadap materi
yang disampaikan.
2) Dalam menyampaikan materi hendaknya menggunakan literatur lain yang
berkaitan dengan materi terebut. Sehingga cakrawala dan wawasan peserta
didik akan bertambah seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu
pengetahuan
d. Memperbanyak Pelajaran Praktek Ibadah
Praktek ibadah ini sangat penting, dan menggunakan metode pembiasaan,
artinya segala yang berkaitan dengan materi yang membutuhkan praktek
11 Rostiyah N.K, Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta ; Bina Aksara, 1982), hal 65
13
seperti; sholat, baca al-Quran, doa, beramal dan sebagainya. Praktek ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih menghayati dan memimpin serta
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peningkatan dalam Pemakaian Metode
Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai
salah satu indikator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya
peningkatan dalam pemakaian metode.
Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau
membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau
penggunaannya yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga memperoleh
hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar.
Metode pendidikan agama Islam dan metode untuk menyampaikan materi
pendidikan agama merupakan segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk
menyampaikan tujuan pendidikan agama melalui berbagai aktivitas, baik di dalam
maupun di luar kelas dan lingkungan sekolah.12
Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yang akan
disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau
monoton.
Untuk
itulah
dalam
penyampaian
metode
pendidikan
harus
3.
4.
sebagai berikut:
Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan
Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belajar
mengajar
Pembuatan media harus sederhana dan mudah
Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.
15
ini
dipergunakan
untuk
meningkatkan
Standar
Nasional
Pendidikan.
Standar
nasional
16
B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak
menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih
baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003
Djazaman, Mohammad, Konsep Pendidikan Islam, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Islam,
Volume 1, tahun 1991
Fandy, Tjiptono, Manajemen Jasa Edisi I Cet II, Andi Offcet, Yogyakarta, 1995
Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2003
Suryadi, Ace, dan H.A.R Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar,
PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993
Sutrisno, Pendidikan Islam Yang Menghidupkan, Yogyakarta: Kota Kembang, Yogyakarta,
2008.
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Ditjen Dikdasmen Depdiknas,
Jakarta, 1999.
19