You are on page 1of 27

AKUNTANSI MANAGERIAL

STANDARD COSTING
AND THE BALANCED SCORECARD

MODUL 10 dan 11

PENYUSUN :
Hamrul SE, Ak, MM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)

1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar

Sistem Harga Pokok Standar ialah salah satu sistem harga pokok yang
ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan
besarnya biaya produksi standar untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu.
Biaya standar harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui :
A. penelitian teknis, penilaian prestasi,
B. penelitian laboratorium,
C. penelitian gerak & waktu,
D. penentuan standar kuantitas dan kualitas,
E. penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan dengan
teliti, terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk mengukur pelaksanaan.

Biaya Standard merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa
tertentu yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari
Material, Direct Labor & FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu
Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama tujuannya
dengan suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, karena suatu anggaran
dikaitkan dengan jumlah biaya secara keseluruhan dan bukannya jumlah biaya per unit

3 aktivitas dalam sistem harga pokok standar :


1. Penentuan standar
2. Pengumpulan biaya sesungguhnya terjadi
3. Analisa varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
2. Hubungan Anggaran Dengan Harga Pokok Standar
Anggaran dan harga pokok standar keduanya merupakan penentuan biaya yang
dilakukan di muka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.
Beberapa perbedaan antara anggaran dengan HP. Standar antara lain sebagai
berikut :
a. tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

b. anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar


adalah biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana.
c. Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya
standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar
kinerja dinilai baik.
d. Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian di dalam perusahaan (pemasaran,
produksi, atau administrasi & umum ) sedangkan biaya standar umumnya hanya
untuk biaya produksi saja.
e. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa)
penyebabnya dengan teliti, sedankan anggaran yang tidak didasarkan atas bi.
Standar hanya menekankan penghematan biaya dibanding anggaran, selisih
umumnya tidak diperiksa lebih lanjut.
3. Manfaat Harga Pokok Standar
Memberikan sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan
untuk :
a. Perencanaan
b. Koordinasi
c. Pengambilan keputusan
d. Pengendalian biaya
e. Memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian (Exception Principle)
f.

Penentuan insentif kepada personal

g. Mengurangi biaya administrasi.

4. Jenis-jenis Standar.

a. Standar kapasitas teoritis (theoritical capacity standard)


Standar ini mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik
pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya hambatan atau
penghentian proses produksi yang tidak dapat dihindari baik karena faktor internal
maupun eksternal. Seringkali disebut sebagai standar pada kapasitas penuh atau 100%.
Standar ini jarang dipakai karena tidak mungkin dicapai.

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

b. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)


Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang didasarkan
kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan yang tidak
bisa dihindari karena faktor internal.
c. Standar kapasitas normal (normal capacity standard)
Juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan produksi
dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan internal dan
eksternal.
d. Standar kapasitas yang diharapkan ( expected capacity standard)
Menggunakan pendekatan jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yng diharapkan
dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan
perubahan persediaan produk yang dikehendaki.
Jadi Jenis standar adalah sebagai berikut :
1. Standar teoritis (std ideal), standar yang ditetapkan untuk tingkat operasi yang
paling efisien
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu, standar ini ditetapkan berdasarkan rata-rata
periode yang lalu, baik itu efisien atau tidak.
3. Standar normal, std ini didasarkan atas biaya taksiran biaya dimasa yad, dengan
asumsi kondisi ekonomi normal
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai, std ini didasarkan pada tingkat
pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai

Penentuan Harga Pokok Standar.


Penyusunan biaya standar
1. Standar BBB :
Harga bahan per unit x unit bahan yang digunakan untuk membuat 1 unit produk
jadi.
Contoh : untuk membuat 1 unit produk X dibutuhkan 5 kg bahan dengan harga
std per kg Rp100, maka : standar bahan baku : 5 kg x Rp 100 = Rp 500

2. Standar BTKL
Tarif upah per jam x jam yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk jadi
Contoh : untuk membuat 1 unit dibutuhkan waktu 3 jam dengan tarif std per jam
Rp300, maka standar upah per unit : Rp 3 x Rp300 = Rp900

3. Standar FOH

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Jam mesin/jam kerja x tarif std FOH


Contoh : untuk menghasilkan 1 unit produk dibutuhkan jam kerja 3 jam dengan
tariff Rp 250, maka FOH standar adalah : 3 x Rp250 = Rp 750
Maka standard HP produksi/ unit adalah Rp 2.150

Analisis Varian

Varian : perbedaan yang timbul dengan membandingkan antara biaya aktual


atau kapasitas dengan biaya standar bahan baku, upah dan FOH.
Varian tidak menguntungkan (Unfavorable), apabila biaya aktual melebihi biaya
standar
Varian menguntungkan (Favorable), apabila biaya standar melebihi biaya aktual

Jenis Varian :
1. Varian BBB
2. Varian BTKL
3. Varian FOH

1. Varian BB
-

Varian harga, merupakan selisih antara biaya standar dan biaya aktual
yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan olrh kekuatan luar. Manajemen tidak
dapat mengendalikan penyimpangan semacam ini, karena diakibatkan
oleh perubahan harga barang-barang yang dibeli. Varian harga dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :

( H std- H ssg) x Q ssg

Varian Quantitas, merupakan selisih antara input

standar yang

dibenarkan dengan input aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan


oleh manajemen. Persamaannya adalah :

( Qstd Q ssg) x H std

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Contoh :
Biaya standar per unit untuk bahan sebesar Rp 8.000, jumlah pembelian 6000
unit @ Rp 8.200, digunakan dalam proses produksi 4.000 unit, sedangkan standar input
yang dibenarkan 4.100 unit.
Hitunglah varian harga dan varian kuantitas !
Jawab :
Varian harga :

Saat dibeli : (Rp8.200 Rp8.000) x 6.000 = Rp1.200.000 (UF)

Saat dipakai : (Rp8.200- Rp8.000) x 4.000 = Rp 800.000 (UF)

Varian Kuantitas :

(4.000 4.100) x Rp 8.000 = Rp 800.000 (F)

2. Varian BTKL
-

Varian efisiensi upah, adalah selisih antara jam kerja standar yang
dibenarkan dengan input jam kerja

aktual. Penyimpangan ini dapat

dikendalikan oleh manajemen. Persamaannya sbb :

(JK std-JK ssg) x T std

Varian Tarif upah, yaitu selisih antara tarif standar dengan tarif upah
aktual yang dibayar. Penyimpangan ini disebabkan oleh pengaruh
ekstern (misalnya serikat buruh) yang tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen, persamaannya sbb

(Tstd Tssg) x JK ssg

Contoh : Tersedia data sebagai berikut, jam aktual 5.000 jam dengan tari upah
aktual Rp 4.100 dan tarif upah standar Rp 4.200, jam kerja standar 5.200 jam. Tentukan
varian tarif dan efisiensi upah !

Varian Tarif : (Rp 4.100 Rp 4.200) 5.000 = Rp500.000 (F)


Varian efisiensi upah : (5.000- 5.200) Rp 4.200 = Rp840.00 (F)

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

3. Varian FOH
Penyimpangan overhead dapat ditimbulkan oleh tiga hal :
-

Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal

Biaya overhead aktual melebihi atau kurang dari biaya overhead yang
dianggarkan

Jam kerja aktual berbeda dengan jumlah jam kerja standar yang
dibenarkan untuk jumlah produksi yang dicapai

Tarif yang telah ditentukan digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead


pabrik, umumnya didasarkan pada jam kerja standar (jam kerja yang dianggarkan
berdasarkan pada jumlah unit yang diproduksi). Penyimpangan akan timbul bilamana
jam kerja aktual (jumlah jam kerja yang dipakai selama periode tertentu) berbeda dari
jumlah jam kerja standar, atau apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar atau kurang
dari yang dianggarkan.

a. Varian overhead bersih atau menyeluruh dihitung sebagai berikut :

FOH aktual (K std x T FOH)


b. Varian overhead dengan dua selisih :
-

V. Terkendali :
FOH Aktual - {(KN x TT) + (Kstd x TV)}

V. Volume :
(KN - Kstd) x TT

Contoh :
Jam Kerja Langsung (JKL) aktual 5.000 jam
JKL Standar 5.200 jam
Kapasitas Normal 6.000 jam
Tarif tetap FOH pada Kapasitas Normal Rp 3.000
Tarif Variabel FOH Rp 2.000
FOH aktual Rp 29.500.000
Maka :
1. Varian overhead bersih :
Rp 29.500.000 (5.200 jam x Rp 5000) = Rp 3.500.000 (UF)

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

2. Varian overhead dua selisih


- Varian terkendali :
Rp29.500.000 [(6.000x3.000)+(5.200x2.000)] = Rp1.100.000 (UF)

- Varian Kapasitas :
(6.000 5.200) Rp3.000 = Rp 2.400.000 (UF)

Contoh perhitungan harga pokok standar


Standard cost per unit untuk produk X pada Kapasitas Normal 10.000 JamKerja
Langsung sbb :
DM

: 3kg @ Rp400

DL

: 0,5 jam @ Rp 1.100

FOH

: V 0,5 jam @ Rp600


F 0,5 jam @ Rp800
Jumlah

Rp 1.200
550
300
400
2.450

Kegiatan selama bulan Januari 2000 :


1. Pembelian Bahan baku 60.000 kg @ Rp 395, pemakaian bahan 58.000 kg
2. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 10.800.000 untuk 9.000 JKL
3. FOH actual sebesar Rp 13.490.000
4. Produk dalam proses akhir (BB 100%, BK 60%) sebanyak 2.500 unit
5. Produk Selesai sebanyak 17.000 unit, terjual sebanyak 16.500 unit @ Rp3.400
6. Total biaya administrasi dan pemasaran pada periode Januari Rp 4.500.000

Diminta :
1. Tentukan PE, Standard DM & Std Jam kerja
2. Tentukan varian DM, DL dan FOH
3. Susunlah Laporan Laba Rugi

a. Standar Biaya Bahan Baku


Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi yang ditentukan oleh 2 faktor yaitu :
standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku.

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Perhitungan Selisih Harga Bahan Baku (SHB)

SHB = ( HS-HSt ) KS

HS = harga beli sesungguhnya


HSt= harga beli standar
KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli

Jika HS > HSt , maka selisih harga tidak menguntungkan (unfavorable)


Jika HS < HSt, maka selisih harga menguntungkan (favorable)
Perhitungan Selisih Kuantitas Bahan Baku (SKwBB)

SKwBB = ( KS-KSt ) HSt

KSt = Kuantitas standar BB yang dipakai


KS = Kuantitas sesungguhnya BB dipakai

Jika KS > KSt, maka selisih kuantitas tidak menguntungkan (unfavorable)


Jika KS < KSt , maka selisish kuantitas menguntungkan (favorable)

b. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung


Ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : (a) Standar tarif upah langsung, (b) Standar waktu (jam)
kerja langsung.
Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Selisih Tarif Upah Langsung (STUL) = (TS TSt ) JS
Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEUL) = (JS JSt ) TSt

c. Standar Biaya Overhead Pabrik


Merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi.
Perhitungan dan analisa selisih biaya overhead pabrik.
Selisih BOP timbul karena perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan BOP standar.

Ada beberapa metode analisa selisih BOP, yaitu :


(1) Metode analisa dua selisih

11

Selisih Terkendali (controllable variance)

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

ST = BOPS AFKSt

atau

ST = BOPS - [BTA + (KSt x TV)]


= BOPS - [ (KN x TT) + (KSt x TV)]
atau
ST = BOPS (KN x TT) (KSt x TV)
AFKSt = Anggaran flexibel pada kapasitas atau jam standar
BTA

= Biaya tetap dianggarkan

TV

= Tarif Variabel

TT

= Tarif tetap

KN

= Kapasitas (jam) normal

KSt

= Kapasitas (jam) standar

Jika BOPS >AFKSt , maka selisih tidak menguntungkan


Jika BOPS < AFKSt, maka selisih menguntungkan

Selisih Volume (volume variance)

SV = AFKSt ( KSt x T )
= [ (KN x TT) + (KSt x TV) ] - [ (KSt x TT) + (KSt x TV) ]
= (KN x TT) (KSt x TT)
= ( KN KSt ) TT

Jika KN > KSt, maka selisih merugikan (unfavorable)


Jika KN < KSt, maka selish menguntungkan (favorable)

(2) Metode analisa tiga selisih


Selisih Anggaran (spending variance)
SA = BOPS AFKS

atau

SA = BOPS (KN x TT) (KS x TV)

Jika BOPS > AFKS, maka selisih UF


Jika BOPS < AFKS, maka selisih F
Selisih Kapasitas (capacity variance)

11

10

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

SK = ( KN KS ) TT
Jika KN > KS, maka selisih UF
Jika KN < KS, maka selisih F
Selisih efisiensi (efficiency variance)
SE = BOPB BOPSt

atau

SE = ( KS KSt ) T
Jika KS > KSt , maka selisih UF
Jika KS < KSt, maka selisih F

(3) Metode Analisa empat selisih


Selisih Anggaran
Selisih Kapasitas
Selisih Efisiensi Variabel
Selisih Efisiensi Tetap
6. Metode Akuntansi Sistem Harga Pokok Standar
Ada dua metode :
a. Metode Rancangan Tunggal (Single Plan)
b. Metode Rancangan Berat Sebelah ( Partial Plan)

SINGLE PLAN , karakteristiknya :


Akun BDP di debit dan di kredit sebesar harga pokok
standarnya
Selisih biaya merupakan bagian dari pembukuan (incomtable), artinya setiap selisih
biaya dibuatkan akuntersendiri & dicatat saat terjadinya, sehingga pada metode ini
selisih biaya dapat dianalisa setiap saat.
PARTIAL PLAN, karakteristiknya:
Akun BDP di debit sebesar HP. Sesungguhnya dan di kredit sebesar HP.
Standarnya.
Selisih biaya baru dapat dianalisa pada akhir periode secara extra comtable ( di luar
pembukuan )

11

11

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Contoh :
PT. Fajar memproduksi produk dengan menetapkan standar sbb :
Data biaya standar untuk 1 unit produk (KN = 5.000 unit) untuk bulan Mei 2003
BBB : 3 kg @ Rp50

Rp 150

BTKL : 2 jam @ Rp 80

160

BOP :
Variabel : 2 jam @ Rp 15

30

Tetap

40

: 2 jam @ Rp 20

------------Rp 380
========
Data sesungguhnya :
1. BDP awal Mei 500 unit, tk. Penyelesaian 100% BB, 40% BK. Produk selesai =
4.000 unit. BDP akhir = 1.000 unit, tk. Penyelesaian 60% BB, 20% BK.
2. Pembelian bahan baku sebanyak 15.000 kg @ Rp 49. Bahan baku yang dipakai =
12.500 kg.
3. Tenaga Kerja Langsung (TKL) yang dipakai sebanyak 7.800 jam, tarif upah Rp
84/jam.
4. BOP sesungguhnya = Rp 321.000
5. Penjualan bulan Mei 3.000 unit dengan total penjualan Rp 1.500.000

Prosedur Akuntansi Metode Single Plan :

a. Akuntansi sediaan BDP awal


BDP BBB

Rp 75.000

BDP BTKL

32.000

BDP BOP

14.000

Sediaan BDP

Rp 121.000

Perhitungan :
BBB

= 100% x 500 x Rp 150

BTKL = 40% x 500 x Rp 160


BOP

11

= 40% x 500 x Rp 70 =

12

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

= Rp 75.000
=

32.000

14.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

b. Akuntansi BBB

Selisih harga BB dicatat saat dibeli

Jurnal saat pembelian


Sediaan BB

Rp 750.000 (15.000 x Rp 50)

Selisih HBB

Rp 15.000 {(Rp 49 Rp 50) 15.000}

Utang Dagang

735.000 (15.000 x Rp 49)

Jurnal saat pemakaian BB (Selisih Kuantitas BB)


BDP BBB

Rp 615.000 (12.300 x Rp 50)

SKwBB

10.000 {(12.500 12.300) Rp50}

Sediaan BB

Rp 625.000 (12.500 x Rp50)

Perhitungan :
Unit ekuivalen BB (metode FIFO) = 4000 + 1000 (60%) 500 (100%) = 4.100 u
Kuantitas pemakaian BB standar = 4.100 unit x 3 kg = 12.300 kg

Selisih harga BB dicatat saat dipakai

Jurnal saat pembelian


Sediaan BB

Rp

735.000 (15.000 x Rp 49)

Utang Dagang

Rp 735.000

Jurnal saat pemakaian BB


BDP BBB

Rp 615.000

SKwBB

10.000

SHBB

Rp 12.500 {(Rp 49 Rp50) 12.500}

Sediaan BB

612.500

(12.500 x 49 )

Selisih harga BB dicatat saat dibeli & dipakai

Jurnal saat pembelian


Sediaan BB

Rp 750.000

SHBB

Rp 15.000

Utang Dagang

735.000

Jurnal saat pemakaian BB


BDP BBB

11

13

Rp615.000

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

SKwBB

10.000

Sediaan BB

Rp 625.000

Jurnal untuk mencatat SHBB dipakai


SHBB dibeli

Rp 12.500

SHBB dipakai

Rp 12.500

c. Akuntansi BTKL

Jurnal saat terjadinya upah


Biaya gaji & upah

Rp 655.200 (7.800 jam x Rp 84)

Utang gaji & upah

Rp 655.200

Jurnal distribusi gaji & upah


BDP BTKL

Rp640.000

STUL

31.200
SEUL

(8.000 x 80)
{(Rp 84 Rp 80) 7.800 jam}
Rp 16.000

Biaya gaji & upah

(7.800 8.000) Rp80

655.200

Perhitungan :
Unit ekuivalen BK = 4.000 + 1000 (20%) 500 (40%) = 4.000 unit
Jam kerja standar = 4.000 unit x 2 = 8.000 jam

d. Akuntansi BOP
Mencatat BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya

Rp 321.000

Berbagai akun di kredit

Rp 321.000

Jurnal pembebanan BOP kepada produk


BDP BOP

Rp 280.000 (8.000 jam x Rp 35)

Selisih terkendali
Selisih volume

11

14

1.000
40.000

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

BOP sesungguhnya

Rp 321.000

Perhitungan :
o

Unit ekuivalen = 4000 + 1000 (20%) 500 (40%) = 4.000 unit

Kapasitas standar = 4.000 x 2 jam = 8.000 jam

Selisih terkendali =
Rp 231.000 {(10.000 x 20) + (8.000 x 15)} = Rp 1.000 (UF)
Selisih Volume =

(10.000 8.000) x Rp 20 = Rp 40.000 (UF)

e. Akuntansi sediaan produk selesai


Jurnal untuk mencatat produk selesai
Sediaan produk selesai

Rp 1.520.000 (4.000 x Rp 380)

BDP BBB

Rp 600.000

(4.000 x Rp 150)

BDP BTKL

640.000

(4.000 x Rp 160)

BDP BOP

280.000

(4.000 x 70)

Jurnal saat penjualan :


Kas/piutang dagang

Rp 1.500.000

Penjualan

Rp 1.500.000

HPP

Rp 1.140.000 (3.000 x Rp 380)


Sediaan produk selesai

f.

Rp 1.140.000

Akuntansi sediaan BDP akhir

Sediaan BDP

Rp136.000

BDP BBB

11

Rp 90.000 (60% x 1.000 x Rp 150)

BDP BTKL

32.000 (20% x 1.000 x Rp 160)

BDP BOP

14.000 (20% x 1.000 x Rp 70)

15

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

7. Selisih Komposisi dan Selisih Hasil Bahan Baku


Di dalam perusahaan manufaktur yang mengolah produk dengan menggunakan
beberapa jenis bahan baku seringkali komposisinya dapat diubah-ubah di dalam
toleransi perubahan komposisi yang dimungkinkan untuk menghasilkan produk selesai
dengan kualitas sama.

1. Standar Komposisi Bahan Baku (material mix standard) dan Selisih Komposisi
Bahan Baku ( material mix variance )
Standar komposisi bahan baku adalah komposisi dari setiap jenis bahan baku yang
seharusnya dikonsumsi di dalam pengolahan produk tertentu.
Selisih komposisi bahan baku adalah selisih biaya yang timbul karena perbedaan
antara komposisi yang sesungguhnya (dihitung sebesar kuantitas setiap jenis bahan
baku yang dipakai dikali harga standar setiap jenis BB yang dipakai) dibandingkan
dengan komposisi standar

2. Standar Hasil Bahan Baku ( material yield standard ) dan Selisih Hasil Bahan
Baku ( material yield variance )
Standar hasil bahan baku adalah hasil yang seharusnya diperoleh dari pengolahan
bahan baku-bahan baku tertentu.
Selisih hasil bahan baku adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara biaya
bahan baku pada komposisi standar dibandingkan dengan hasil yang sesungguhnya
diperoleh dari bahan baku yang diolah.

Contoh :
Perusahaan konveksi Kamila menggunakan sistem HP. Standar. Untuk menghasilkan
5 potong kemeja dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar sbb :
Jenis bahan

Kuantitas

Harga standar

Jumlah

per meter
A

8m

Rp 100

Rp 800

10 m

300

3.000

7m

50

350

25 m

11

16

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Rp 4.150

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Data sesungguhnya yang terjadi selama bulan Maret 2003 sbb :


1. Pembelian BB :
Bahan A : 2.500 m @ Rp 125
Bahan B : 3.000 m @ Rp 275
Bahan C : 3.500 m @ Rp 60
2. Pemakaian BB :
Bahan A : 2.000 m, bahan B : 2.800 m, bahan C : 3.200 m.
3. Jumlah produksi kemeja selama Maret 2003 = 1.500 potong

Diminta : Analisa selisih BBB


Jawab :
Selisih BBB :
a. SHBB saat dibeli :
SHBB = (HS HSt) Kw pembelian
Bahan A : (125 100) 2.500 =

Rp62.500 (UF)

Bahan B : (275 300) 3.000 =


Bahan C : (60 50) 3.500

75.000 (F)
=

35.000 (UF)
----------------------

SHBB dibeli

Rp22.500 (UF)
=============

b. SHBB saat dipakai :


SHBB = (HS HSt) Kw pemakaian sesungguhnya
Bahan A : (125 100) 2.000 =

Rp50.000 (UF)

Bahan B : (275 300) 2.800 =

70.000 (F)

Bahan C : (60 50) 3.200

32.000 (UF)

--------------------SHBB dipakai

Rp12.000 (UF)
============

11

17

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

c. Selisih Komposisi BB
Jenis

Standar

Komposisi

Komposisi

Harga

Selisih

baha

komposis

sesungguhnya

standar

standar

Komposisi

(3)

(2) X 8.000 =

(5)

(3-$) X (5) =

(1)

(2)

8/25

2.000

2.560

100

Rp56.000 (L)

10/25

2.800

3.200

300

120.000 (L)

7/25

3.200

2.240

50

(4)

(6)

48.000
(R)

8.000

8.000

Rp128.000 (L)

d. Selisih Hasil BB
Selisih hasil BB = standar hasil hasil sesungguhnya
= (HsS HsSt) BBBSt

Standar hasil BB yang digunakan :


8.000 m/25 m x 5 potong x Rp 4.150/5 potong =

Rp 1.328.000

Hasil sesungguhnya :
1.500 potong x Rp 4.150/ 5 potong =

1.245.000
--------------------

Selisih Hasil BB

Rp

83.000 (R)

Standar adalah suatu Benchmark atau norma untuk pengukuran kinerja.


a. Standar kuantitas adalah mengindikasikan seberapa banyak input yang
sebaiknya digunakan dalam mengolah satu unit produk atau dalam menyediakan
satu unit jasa.
b. Standar biaya (harga) adalah mengindikasikan berapa harga pembelian atau
biaya input yang seharusnya.

Biaya input actual dan kuantitas input aktual dibandingkan dengan standarnya.manajer
menyelidiki ketidak sesuaian jika kuantitas input maupun biaya input menyimpang dari
standar.

11

18

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Tujuannya

adalah

menemukan

penyebab

dari

masalah

yang

ada kemudian

melenyapkannya sehingga masalah itu tidak terulang lagi, Proses ini disebut
Management by Exepction
Perusahaan manufactur,jasa,makanan dan organisasi nirlaba menggunakan standar
secara luas.

Penentuan Biaya Standar


Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah
science.
Hal ini membutuhkan sebuah kombinasi keahlian dari semua personal yang punya
tanggung jawab terhadap harga harga input secara efektif.
Dalam

lingkungan

manufactur

hal

ini

meliputi

akuntan,manajer

pembelian,ansinyur,suprvisi produksa,manajer linidan pekerja pekerja.Catatan-catatan


masa lalu tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam
penentuan standar.Bagaimanpun,standar harus didesain untuk mendorong operasi mas
datang yang efisien,bukannya pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.
Standar praktis versus standar ideal

A. Standar ideal
adalah standar yang dapat dicapai pada situasi terbaik harus tidak ada
kerusakan mesin atau gangguan kerja yang lain,dan juga diperlukan suatu
tingkat usaha yang hanya dapat diperoleh dengan tenaga kerja yang paling
terampil dan efisiensi kerja karyawan yang bekerja dengan waktu 100%.
B. Standar praktis
adalah didefinisikan sebagai standar yang ketat tapi dpat dicapai.Dalam standar
ini diperbolehkan mesin berhenti secara normal dan waktu istirahat bagi pekerja
dan standar ini dapat dicapai secara masuk akal,melalui efisiensi yang tinggi dan
usaha rata rata pekerja.
Penentuan Standar Bahan Langsung

11

19

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Standar kuantitas bahan langsung per unit harus menggambarkan jumlah bahan
yang dimasukan untuk pembuatan satu unit produk selesai,juga cadangan untuk sisa
bahan yang tidak dapat dihindari,bahan rusak dan ketidakefisiennya norma lainnya.
Selisih bahan dapat dihitung yaitu terdiri dari dua :
a. Standar Harga
b. Standar kuantitas
Penentuan Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar kuantitas dan stanndar harga tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dalam
ukuran jam kerja dan tariff tenaga kerja. Tarif tenaga kerja standar perjam meliputi upah
yang diterima,tunjangan dan biaya tenaga kerja lainnya.
Dengan menggunakan catatan upah bulan lalu dan berkonsentrasi dengan manajer
produkinya,Tery menentukan tariff standar perjam bagi colonial pewter companysbb:
Tarif dasar per jam

$10

Pjak Karyawan

Tunjangan,30% dari tariff upah dasar

3
=====

Tarif standar jam kerja langsung

$ 14

Tarif standar ini menggambarkan bauran pekerja yang diharapkan,meskipun tariff upah
sesungguhnya mungkin berbeda anatara satu individu dengan individu yang lain.
Standar waktu tenaga kerja langsung diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk
(biasanya disebutdengan jam standar per unit) mungkin satu sayunya standar yang
sangat sukar ditentukan.

Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel


Sama seperti seperti tenaga kerja langsung,satandar kuantitas dan standar harga bagi
overhead pabrik variable biasanya dinyatakan dalam jam dan tariff.
Apakah Standar Sama Dengan Anggaran
Standar sangat mirip dengan anggaran.Perbedaan utama antara dua istilah tersebut
adalah bahwa standar dinyatakan dalam jumlah unit sedangkan anggaran dinyatakan
dalam jumlah total.Biaya standar bahan dalam colonial Pewter adalah $12 per pasang
sandaran buku.

11

20

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Jika 1000 pasang sandaran buku diproses selama anggaran,maka biaya bahan yang
dianggarkan menjadi $12000.Sebenarnya suatu standar dapat dipandang sebagai biaya
yang dianggarkan untuk satu unit produk

Jam atau

Tarif

Biaya Sandar

kuantitas

atau harga

standar

standar

Bahan Lansung

3,0 pound

$ 4 per pound

Tenaga kerja langsung

2,5 jam

14 per jam

35,00

Overhead pabrik variable

2,5jam

3 per jam

7,5

$ 12,00

=======
Biaya standar total per unit

$54,50
=======

Model Umum untuk Analisis Selisih


Alasan penting dalam membagi standar ke dalam 2 kategori harga dan
kuantitas- adalah
a. bahwa manajer yang berbeda biasanya bertanggung jawab untuk pembelian
dan penggunaan input dan
b. kedua aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, dalam
kasus bahan mentah, manajer pembelian bertanggung jawab terhadap
harga, dan tanggung jawab ini dilakukan pada saat pembelian dilakukan.

Di lain pihak, manajer produksi bertanggung jawab terhadap jumlah bahan baku
yang digunakan, dan tanggung jawab ini dilakukan pada saat bahan digunakan dalam
produksi, yang mungkin saja beberapa minggu atau bulan setelah tanggal pembelian.
Oleh karena itu, penting untuk memisahkan ketidaksesuaian yang terletak pada
penyimpangan standar harga dan penyimpangan standar kuantitas.
Perbedaan antara harga standard an harga sesungguhnya serta kuantitas
standar dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian (selisih). Tindakan dalam
menghitung dan menginterprestasikan selisih disebut analisis selisih.

11

21

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Selisih Kuantitas dan Selisih Harga


Model umum dalam menghitung selisih biaya variable standar disajikan dalam
Peraga 10-2. Dalam model ini selisih harga dan selisih kuantitas dipisah dan ditunjukan
pula bagaimana tiap-tiap selisih tersebut dihitung. Kita akan menggunakan model ini
untuk menghitung selisih bahan langsung, selisih tenaga kerja langsung dan selisih
biaya overhead pabrik variable.
Ada 3 hal yang perlu dicatat dalam peraga 10-2. pertama, catatlah bahwa selisih
harga dan selisih kuantitas dapat dihitung untuk 3 elemen biaya variable yaitu bahan
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable, meskipun selisih
tersebut tidak disebut dengan nama yang sama dalam semua kasus. Sebagai contoh,
selisih harga disebut sebagai selisih harga bahan dalam kasus bahan langsung tetapi
selisih tariff tenaga kerja dalam kasus tenaga kerja langsung dan pengeluaran BOP
dalam kasus BOP variable.
Ketiga, catatlah bahwa analisis selisih sebenarnya merupakan suatu tipe analisis
input-output. Input mewakili kuantitas sesungguhnya bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik variable; output mewakili produksi yang baik dalam
periode tersebut, dinyatakan dalam kuantitas standar yang dibolehkan berarti jumlah
bahan langsung, tenaga kerja langsung atau overhead pabrik variable yang sebaiknya
digunakan dalam menghasilkan output sesungguhnya dalam periode tersebut. ini berarti
bahan, tenaga kerja atau overhead tersebut lebih banyak atau lebih sedikit daripada
yang sesungguhnya digunakan, tergantung pada efesien atau ketidakefesienan operasi
perusahaan. Kuantitas standar yang diperbolehkan dihitung dengan cara mengalikan
unit output sesungguhnya dengan input standar yang diperbolehkan per-unit.

Penggunaan Biaya Standar- Selisih Bahan Langsung


Setelah menentukan biaya standar bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik variable bagi Colonial Pewter Company, langkah Terry Sherman
selanjutnya adalah menghitung selisih untuk bulan Juni, nulan yang baru saja berlalu.
Seperti

yang

didiskusikan

dalam

seksi

sebelumnya,

selisih

dihitung

dengan

membandingkan biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Untuk memudahkan


perbandingan ini, Terry mengarahkan pada data biaya standar yang ada di APeraga 101. Peraga ini menunjukan bahwa biaya standar bahan langsung per unit produk adalah
sebagai berikut:

11

22

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

3.0 pound per unit x $4 per pound = $12 per unit

untuk memahami selisih kuantitas ini, catatlah bahwa kuantitas sesungguhnya


Pewter yang digunakan dalam produksi 6.500 pound. Bagaimanapun, jumlah standar
yang diperbolehkan hanya 6.000 pound. Oleh karena itu, terdapat kelebihan 500 pound
Pewter yang digunakan untuk menghasilkan output. Jika dinyatakan dalam dolar, maka
500 pound dikalikan dengan harga standar $4 per pound sehingga didapat selisih
kuantitas sebesar $2.000. Mengapa harga standar, bukan harga sesungguhnya dalam
menghitung Pewter yang digunakan? Pada umumnya manajer produksi bertanggung
jawab terhadap selisih kuantitas. Jika harga sesungguhnya digunakan dalam
perhitungan selisih kuantitas, manajer produksi akan bertanggung jawab terhadap
efisiensi dan ketidakefisiensi manajer pembelian. Apabila terdapat ketidakterbukaan
antara manajer produksi dan manajer pembelian, maka perdebatan akan muncul setiap
saat apabila terjadi harga input sesungguhnya melebihi harga standarnya. Untuk
menghindari perdebatan tersebut maka dalam menghitung selisih kuantitas digunakan
harga standar.
Selisih Harga Bahan Tinjauan Lebih Dalam
Selisih harga bahan mengukur perbedaan antara beberapa harga yang dibayarkan
untuk kuantitas yang dibeli dengan yang harus dibayar sesuai standar yang telah
ditentukan.
ISOLASI SELISIH Tepatnya di mana selisih harus diisolasi dan dijadikan perhatian
manajemen? Jawabannya adalah, lebih awal lebih baik. Semakin cepat penyimpangan
menjadi perhatian manajemen, maka semakin cepat masalah tersebut dapat dievaluasi
dan dikoreksi.
TANGGUNGJAWAB TERHADAP SELISIH Siapakah yang bertanggung jawab terhadap
perbedaan selisih? Biasanya manajer pembelianlah yang mengawasi harga-harga yang
harus dibayarkan terhadap barang-barang dan oleh karena itu dialah yang bertanggung
jawab terhadap selisih harga.
Penggunaan Biaya Standar Selisih Tenaga Kerja Langsung

11

23

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Langkah Terry selanjutnya dalam menentukan selisih Colonial Pewter adalah


menghitung selisih tenaga kerja langsung untuk bulan tersebut. Seperti, bahwa biaya
kerja langsung standar per unit produk sebesar $35, dapat dihitung sebagai berikut:
2,5 jam per unit x $14,00 per jam = $35 per unit
Selama bulan Juni, perusahaan membeyar tenaga kerja langsung sebesar $74.250
termasuk pajak penghasilan karyawan dan tunjangan-tunjangan lainnya, untuk 5.400
jam kerja, rata-rata sebesar $13,75 per jam. Dengan menggunakan data ini dan biaya
standar dari Peraga 10-1, Terry menghitung tariff tenaga kerja langsung dan selisih
efisiensi yang tampak dalam Peraga 10-5.
Selisih Tarif Tenaga Kerja Tinjauan Lebih Dalam
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, selisih harga untuk tenaga kerja langsung
biasanya dinyatakan dengan selisih tariff tenaga kerja. Selisih ini mengukur setiap
penyimpangan dari standar dalam tariff jam rata-rata yang dibayarkan terhadap tenaga
kerja langsung. Rumus untuk selisih tariff tenaga kerja dinyatakan sebagai berikut:
Selisih tarif tenaga kerja langsung = (AH x AR) (AH x SR)
Atau
AH (AR-SR)
Ket:

AH = Actual Hours = jam sesungguhnya


AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya
SR= Standard Rate = tariff standar

Selisih Efisiensi Tenaga Kerja Tinjauan Lebih Dalam


Selisih kuantitas tenaga kerja langsung lebih umum disebut selisih efisiensi tenaga kerja
yang berguna mengukur produktivitas waktu pekerja. Tidak ada selisih yang dapat
diamati lebih dekat oleh manajemen , sehingga manajemen percaya bahwa peningkatan
produktivitas jam kerja langsung penting untuk menurunkan biaya. Rumus untuk
menghitung selisih efesiensi tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Selisih Efisiensi tenaga kerja = (AH X SR) (SHXSR)
Atau
SR ( AH-SH)
Ket:

AH = Actual Hours = jam sesungguhnya


AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya
SR= Standard Rate = tariff standar

11

24

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Penggunaan Biaya Standar secara Internasional


Biaya standar digunakan oleh perusahaan besar didunia. Studi komparatif terhadap
praktik akuntansi biaya menunjukan bahwa- perusahaan yang si survey di Negara
Inggris, 2/3 perusahaan di survey di Canada dan 40% perusahaan di survey di Jepang
menggunakan system biaya standar.
Biaya standar diperkenalkan pertama kali di Jepang setelah Perang dunia II, Nippon
Electronic Company (NEC) adalah salah satu perusahaan Jepang pertama yang
mengadopsi biaya standar untuk semua produknya. Beberapa perusahaan di Jepang
lainnya mengikuti NEC setelah perang dan mengembangkan system biaya standar.
Cara-cara penggunaan biaya standar Jepang dan di Negara lainnya di atas ditunjukkan
di Peraga 10-9.
Evaluasi Pengendalian Berdasarkan Biaya Standar
Manfaat Biaya Standar
Sistem biaya standar mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Penggunaan

biaya

standar

adalah

elemen

kunci

dalam

pendekatan

management by exception. Sejauh biaya tersebut tetap ada dalam standar,


manajemen dapat memusatkan pada isu ini. Ketika biaya tersebut dibawah
standar, maka para manajer siaga bahwa ada masalah yang memerlukan
perhatian. Pendekatan ini membantu manajer memusatkan pada isu penting.
2. Sejauh standat tersebut dipandang masuk akal bagi karyawan, mereka dapat
mempromosikan ekonomi dan efisien. Mereka menyediakan bencjmark yang
dapat digunakan oleh individu untuk mengukur kinerja mereka.
3. Biaya standar dapat menyederhanakan pembukuan. Selain pencatatan biaya ke
tiap-tiap pekerjaan, biaya standar untuk bahan, tenaga kerja dan overhead
pabrik dapat dibebankan ke pekerjaan.
4. Biaya standar cocok dalam system terintegrasi akuntansi pertanggungjawaban.
Standar tersebut menetapkan beberapa biaya yang seharusnya, siapa yang
bertanggungjawab terhadapnya da apakah biaya sesungguhnya terkendali.

Masalah Potensial dalam Penggunaan Biaya Standar

11

25

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Penggunaan biaya standar dapat menimbulkan sejumlah masalah potensial. Sebagian


besar masalah ini adalah hasil dari penggunaan biaya standard an management by
expection yang tidak tepat atau dari penggunaan biaya standar dalam situasi yang tidak
tepat.
1. Laporan selisih biaya standar biasanya disiapkan secara bulanan dan seringnya
dikeluarkan beberapa hari atau minggu setelah akhir bulan. Sebagai
konsekuensinya informasi dalam laporan tersebut begitu membosankan
sehingga hamper membuat tidak berguna lagi. Laporan yang lebih tepat waktu
dengan frekuensi laporan yang lebih tinggi dan mendekati benar lebih baik
dibandingkan laporan tepat, tetapi jarang dilaporkan dan sudah kadaluwarsa.
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, beberapa perusahaan sekarang
melaporkan selisih dan data operasi kunci harian atau bahkan lebih sering.
2. Apabila manajer tidak begitu peka dan menggunakan laporan selisih sebagai
suatu kelompok, maka semangatnya akan berkurang.
3. Standar kuantitas tenaga kerja dan selisih efisiensi mempunyai dua asumsi.
Manager harus berhati-hati dalam penerapan system pembiayaan standar. Sangatlah
penting bagi manajer untuk focus pada hal positif daripada yang negative, dan mungkin
lebih perhatian terhadap hal-hal yang tidak diharapkan secara konsekuen.

11

26

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

DAFTAR PUSTAKA :

Abdul Halim, Akuntansi Manajemen, BPFE UGM, 2000


Carter and Usry, Cost Accounting, Thomson, 14th edition, 2006
Garrison and Nooreen, Managerial Accounting, 2006
Gary Cokins, Alan Stratton, Jack Helbling CMA, Activity - Based Costing, PT 0 Pustaka
Binaman Pressindo
Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen, Management Accounting, ed 7, Thomson SouthWestern,2005.
Hirsch JR. Mauricel. Advanced Management Accounting, 2 Nd Edition, South-Western
Publishing Company
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster, Cost Accounting : A
Managerial Emphasis, 12 th ed, Prentice Hall International Inc, 2006
Mulyadi, Akuntansi Biaya, BPFE UGM, 2005.Yogyakarta
Narumondang Bulan Siregar ,Perilaku Biaya (Behaviour Cost) Sebagai Dasar
Perencanaan Biaya, Pembuatan Keputusan Dan Pengendalian Manajemen
Supriyono, Akuntansi Biaya, BPFE UGM, 2000,Yogyakarta
Supriyono, Akuntansi Manajemen, jilid 1, 2, BPFE UGM, 2000.Yogyakarta

11

27

Akuntansi Manajemen
Hamrul, SE.Ak.MM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

You might also like