You are on page 1of 5

BAB I

JENIS DAN SIFAT KARET


1.1. Pendahuluan
Ditinjau dari sumbernya, karet dikenal terdiri dari dua jenis, yaitu karet alam dan
karet sintetis. Karet alam berasal dari getah pohon karet (dikenal dengan istilah lateks),
sedangkan karet sintetis diproduksi oleh manusia, dengan bahan baku berasal dari minyak
bumi. Pohon karet penghasil karet alam, terutama adalah Para Hevea Brasiliensis
(Euphorbiaceae). Awal mulanya pohon karet ini hanya hidup di Amerika Selatan, namun
sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Bahkan saat ini, kawasan Asia
Tenggara merupakan penghasil 93% karet alam dunia, dengan Negara produsen utama
adalah Thailand, diikuti Indonesia dan Malaysia (

1.2. Jenis Karet


Pada dasarnya karet digolongkan menjadi dua jenis, yaitu karet alam dan karet
sintetis. Namun secara umum, rumus suatu senyawa karet dapat ditulis sebagai berikut:
(-CH2-CH=CH-CH2-)n
Yang merupakan senyawa Polibutadiena atau sering disebut Butadiene Rubber (BR).
Rumus senyawa karet lainnya didapat hanya dengan mengganti satu gugus H pada rumus
tersebut. Dalam aplikasinya, kedua jenis karet tersebut tidak saling menyaingi, tetapi
saling melengkapi. Artinya, kelemahan dari sifat karet alam ditutupi oleh kelebihan karet
sintetis, demikian juga sebaliknya.
1.2.1.

Karet Alam
Struktur dasar karet alam adalah rantai linier unit isoprena(C 5H8) yang berat

molekul rata-ratanya antara 10.000 400.000. sifat-sifat mekanik yang baik dari karet
alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol
sepatu dan tapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan
juga tidak berbentuk cairan.
Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan
olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang
diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.

Jenis jenis karet alam yang dikenal luas adalah


1. Bahan olah karet
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh
dari pohon karet. Berdasarkan pengolahannya dibagi menjadi lateks kebun, sheet
angin, slab tipis dan lump segar.
a. Lateks kebun merupakan cairan getah yang dihasilkan dari proses
penyadapan pohon karet dan belum mengalami pengolahan sama sekali.
Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh

Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu

Tidak tercampur dengan bubur lateks, air maupun serum lateks

Warna putih dan berbau karet segar

Latek kebun mutu 1 mempunyai kadar karet 28% dan lateks kebun
mutu 2 mempunyai kadar karet 20%

b. Sheet Angin merupakan bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah
disaring dan digumpalkan dengan asam semut. Jenis ini berupa karet sheet
yang sudah digiling tetapi belum menjadi produk jadi. Ketentuannya adalah:

Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan


air atau serumnya

Gilingan kembang digunakan sebagai gilingan akhir

Kotoran tidak terlihat

Dalam menyimpan tidak boleh terkena air atau sinar matahari


langsung

Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet 90% dan sheet angin
mutu 2 mempunyai kadar karet 80%

Tingkat ketebalan pertama 3 mm dan tingkat ketebalan kedua 5 mm

c. Slab tipis merupakan bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah
digumpalkan. Ketentuan untuk slab tipis yang baik adalah sebagai berikut:

Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar

Air atau serum harus dikeluarkan baik dengan giling atau dikempa

Tidak terlihat adanya kotoran

Selama disimpan tidak boleh terendam air atau8 terkena sianar


matahari langsung

Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar karet 70% dan slab tipis mutu 2
mempunyai kadar karet 60%

Tingkat ketebalan pertama 30 mm dean tingkat ketebalan kedua 40


mm

d. Lump segar merupakan bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan
lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.
Ketentuan lump segar yang baik adalah sebagai berikut:

Tidak terlihat adanya kotoran

Selama disimpan tidak boleh terkena air atau sinar matahari


langsung

Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet 60% dan lump segar
mutu 2 mempunyai kadar karet 50%

Tingkat ketebalan pertama 40 mm dan tingkat ketebalan kedua 60


mm

2. Karet konvensional
Jenis-jenis karet olahan yang tergolong karet konvensional adalah sebagai
berikut:
a. Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet

yang mendapat proses pengasapan dengan baik.


b. White and Pale Crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau

muda, dan ada yang tebal juga tipis


c. Estate Brown Crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan

banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate.


d. Compo Crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap

pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah


e. Thin Brown Crepe Remills adalah crepe cokelat yang tipis karena

digiling ulang
f.

Thick Blanket Crepes Ambers adalah crepe blanket yang tebal dan
berwarna cokelat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses
pengasapan

g. Flat Bark Crepe


h. Pure Smoked Blanket Crepe adalah crepe yang diperoleh dari

penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS

i.

Off Crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar.

3. Lateks pekat
Lateks pekat berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan
lainnya. Lateks pekat yang ada dipasaran dibuat dengan pendadihan (creamed)
lateks dan melalui proese setrifugasi. Lateks pekat banyak digunakan untuk
pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi, seperti sarung
tangan dan kondom.
4. Karet bongkah (block rubber)
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dibersihakan dan dikeringkan serta
dibuat dalam bentuk bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet
bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna
tersendiri. Masing-masing negara memiliki standar mutu karet bongkah. Standar
mutu karet bongkah untuk Indonesia tercantum dalam SIR (Standard Indonesian
Rubber) yang dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan
No. 184/Kp/VI/88 Tanggal 25 Juni 1988, yaitu SIR 5, SIR 10, SIR 20 dan SIR
50.
5. Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin
mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat sifat teknis.
Persaingan karet alam dengan karet sintetis merupakan penyebab timbulnya karet
spesifikasi teknis. Karet sintesis yang permintaannya cenderung meningkat
memiliki jaminan mutu dalam setiap bandelanya. Keterangan sifat teknis serta
keistimewaan tiap jenis mutu karet sintesis disertakan pula. Hal ini diterapkan
juga pada karet spesifikasi teknis. Karet ini dikemas dalam bongkahan kecil,
berat dan ukurannya seragam, ada sertifikat uji coba laboratorium dan ditutup
dengan lembaran plastik polietilen.
6. Karet siap olah (tyre rubber)
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang
setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk
pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya.
Tyre rubber sudah dibuat di Malaysia sejak tahun 1972. Pembuatannya
dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing karet alam terhadap karet sintesis.
Tyre rubber juga memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang baik sehingga
mudah digabung dengan karet sintesis.

7. Karet reklim (rechlaimed rubber)


Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang barang karet bekas,
terutama ban ban mobil bekas dan bekas ban ban berjalan. Karenanya, boleh
dibilang karet reklim adalah suatu hasil pengolahan scrab yang sudah
divulkanisir.
Alexander Parkes adalah orang yang pertama kali mengusahakan jenis karet ini
pada tahun 1846. Sampai sekarang ternyata karet reklim tetap dibutuhkan,
bahkan dalam jumlah yang besar. Biasanya karet reklim banyak digunakan
sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan
serta daya lekat yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan juga lebih
kukuh dan tahan lama dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai
dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai. Oleh karena itu karet reklim kurang
baik digunakan untuk membuat ban.
1.2.2.

Karet Sintetis
Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak

bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman Perang
Dunia II. Negara-negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis
karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki
sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak,
pengaruh udara dan bahkan ada yang kedap gas.
Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, ada 2 macam karet yang dikenal, yaitu
a. Karet sintetis yang digunakan secara umum
Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan, banyak
fungsi karet alam yang dapat digantikannya. Jenis jenis karet sintetis untuk
kegunaan umum diantaranya sebagai berikut :
1.
b. Karet sintetis yang digunakan untuk keperluan khusus

You might also like