Professional Documents
Culture Documents
a.
artinya suci bersih.[1] Dalam pengertian ini orang yang ingin dekat dengan Allah
SWT., aktifitasnya banyak diarahkan pada pensucian diri dalam rangka dekat dengan Allah swt.
Artinya Allah maha Suci tidak mungkin bisa didekati kecuali oleh orang-orang yang memelihara
kesucian. Bishr bin al-Harith berkata:sufi adalah orang yang hatinya suci/tulus kepada Allah.[2]
b. artinya barisan atau barisan terdepan.[3] Orang yang ingin dekat dengan Allah, pasti
sudah kuat imannya. Oleh karena itu selalu ada pada barisan terdepan dalam hal ibadah.[4]
c. artinya penghuni serambi (masjid). Istilah ini disandarkan kepada orang yang ingin
selalu dekat dengan Allah SWT., maka mereka ikut juga hijrah dengan Nabi dari Mekah ke
Madinah. Di Madinah merreka tinggalnya di serambi masjid.[5]
d.
artinya wol,
bulu binatang kasar. Orang yang selalu dekat dengan Allah swa., hanya
memakai alat berpakaian bulu binatang yang kasar, domba, unta dan sebagainya, ini hanya
pandangan saya karena kaum sufi tidak mencirikan dirinya dengan memakai pakaian dari bulu.
[6]
e. Pendapat yang lain mengatakan bahwa istilah Tasawuf derasal dari bahasa Yunani
yaituSophos atau Shofia artinya hikmah atau bijaksana. Pendapat ini merupakan pendapat
mayoritas kaum orientalis. Ahli-ahli sofia adalah orang yang ahli dalam filsafat atau
kebijaksanaan. Mereka menambahkan bahwa dalam tradisi Arab kata sofia direduksi menjadi
kata shufiya untuk menunjukkan kepada orang-orang ahli ibadah dan ahli filsafat agama.[7]
Dari limat pendapat di atas, maka secara etimologis kata tasawuf lebih dekat dengan kata
. Sebagaimana pendapat Ibn Khaldun bahwa kata Sufi merupakan kata jadian dari
kataSuf. Tapi perlu diingat, bukan sekedar karena ia memakai pakaian yang terbuat dari kain
bulu dan wol kasar maka seseorang disebut sufi. Seseorang menggunakan wol hanya sebagai
symbol kesucian, mereka menyiksa dan menekan hawa nafsu dan berjalan di jalan Nabi.[8]
2.
berjuang
mengendalikan
hawa
nafsu,
menjauhi
perbuatan
bidah,
Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segisegi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat
hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan mkhluqun yang
berarti yang diciptakan.
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahsa Arab) adalah bentuk
jamak dari kata Khulk. Khulk di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Di dalam Dairatul Maarif dikatakan Akhlak ialah sifat-sifat
manusia yang terdidik.[4]
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa
manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat
lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut
akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.
1. Pengertian Budi Pekerti
Secara etimologi, budi pekerti berasal dari dua kata, yaitu budi dan pekerti. Kata budi berarti nalar,
pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti penggawean, watak, tabiat atau akhlak. Budi pekerti
yang dimaksud adalah penanaman dan pengembangan nilai, sikap dan perilaku peserta didik sesuai
dengan nilai-nilai budi pekerti luhur. Seperti: sopan santun, berdisiplin, bertanggung jawab, ikhlas,
jujur dan lain sebagainya.
Istilah budi pekerti dalam kajian Islam lebih dikenal dengan akhlak. Dalam Bahasa Indonesia istilah
akhlak disepadankan dengan budi pekerti. Dalam bahasa Arab akhlak artinya tabiat, perangai,
kebiasaan. Dalam pembahasan mengenai pendidikan budi pekerti kiranya belum begitu banyak
yang membahas secara spesifik. Biarpun ada dengan menggunakan istilah moral atau akhlak. Hal
itu karena akhlak sangat berkaitan dengan moral. Jika pengertian agama dan moral tersebut
dihubungkan satu dengan lainnya tampak saling berkaitan dengan erat. Dalam konteks hubungan
ini jika diambil ajaran agama, maka moral adalah sangat penting bahkan yang terpenting, dimana
kejujuran, kebenaran, keadilan, dan pengabdian adalah diantara sifat-sifat yang terpenting dalam
agama.