You are on page 1of 3

Milis bicara (1297 members)

http://milis-bicara.blogspot.com
http://groups.yahoo.com/group/bicara
Tips #82: Tujuh Aturan Berbicara
Dari berbagai sumber
Berikut ini adalah tujuh aturan tambahan untuk berbicara. Aturan
tambahan ini melengkapi aturan bicara yang sudah rutin Kita terima
sebulan sekali, lewat file yang dikirimkan secara otomatis dari milis
ini.
Aturan tambahan ini lebih berwawasan art atau bahkan scientific. Tapi
Kita tak boleh lupa, berkaitan dengan aturan berbicara, ada aturan
dan tata nilai yang lebih hakiki, yaitu apa yang diurai di dalam file
rutin Kita itu tadi.
Aturan tambahan ini bisa membantu Kita mencapai tingkatan yang lebih
tinggi dalam kemampuan berkomunikasi oral dan verbal. Dan persis
seperti yang dimaksud tata nilai mendasar dalam aturan berbicara di
atas, Kita harus selalu menjaga mulut Kita.
Satu hal yang perlu diingat adalah, bahwa apa dan bagaimanapun
proyeksi Kita sebagai pembicara publik, kualitas dan kualifikasinya
akan selalu terkait erat dengan bagaimana Kita berbicara di harihari biasa. Di saat ngobrol santai, di rumah, di teras, di warung dan
bahkan di tempat tidur bersama suami atau istri Kita.
Itu artinya, kualitas bicara bisnis dan profesional Kita, kualitas
komunikasi massa dan antar personal Kita, adalah satu kesatuan yang
utuh.
SOPAN
Kita boleh marah, Kita boleh memuji, Kita boleh menginterogasi.
Semuanya adalah bentuk-bentuk komunikasi. Kita boleh mengatakan
apapun dengan cara apapun. Namun pada akhirnya, semua bicara Kita
akan bermuara pada kebenaran tentang siapa Kita dan bagaimana
perilaku Kita. Untuk itu, Kita selalu punya dua pilihan untuk tempat
berdiri dan memandang:
1. Ubin cinta, kasih dan sayang; atau
2. Ubin ketakutan, rasa tidak nyaman atau merasa terancam.
Setiap ubin menyemburatkan berbagai implikasi yang sama dan sejenis.
Sebangun, sekeluarga dan sekerabat.
Ubin yang satu beraroma sarkasme, menyalahkan, menuding, menuduh,
mengancam, naik pitam, takut, panik, membela diri, hasrat mengontrol.
Apa yang dikomunikasikan beresensi ketakutan dan ketidaknyamanan.
Ubin yang satunya lagi, diwarnai dengan rasa menghargai, penerimaan,
enjoy, ringan, antusias. Apa yang dikomunikasikan punya isi tentang
cinta, kasih dan sayang.
(NB: Perhatikan struktur uraian di atas. Ini namanya nggak paralel,
sebab poinnya dimulai dengan [1]cinta dan kemudian [2]ketakutan. Tapi
Uraian detilnya, malah berurutan terbalik.)
Apapun, sampaikan dengan sopan dan santun.

WASPADAI DAMPAKNYA
Orang sering membuka mulut untuk mengkritisi dan menyerang orang
lain. Beberapa orang bahkan berpredikat master dalam hal ini. Mereka
bisa melakukannya dengan terbuka, atau tertutupi.
Bagi beberapa orang, berkomunikasi adalah perang. Tujuannya untuk
menang, dan kata-katanya adalah panglima.
Luka akibat kata-kata, sering lebih dalam dari pada sayatan pedang.
Dan lukanya, kering lebih lama dari borok yang jorok.
Komunikator yang handal adalah komunikator yang paham dan mengerti
dampak dari kata-katanya. Mereka juga ahli dalam menyesuaikannya
dengan keadaan dan suasana.
PILIH YANG POSITIF SAJA
Komunikasi jauh lebih dalam dari pada sekedar lalu-lintas informasi
dan pesan. Komunikator yang handal, akan menyisakan rasa nyaman dan
bernilai pada orang-orang yang mendengarkannya.
Maka, berkomunikasi bukan hanya tentang kata-kata. Komunikasi adalah
tentang orang dan manusia. Dan menurut Daniel Coleman, setiap
interaksi bermuara pada dua implikasi; lebih baik, atau lebih buruk.
TIDAK BERASUMSI TELAH DIMENGERTI
Catatan sejarah yang panjang dalam kehidupan manusia, hampir selalu
menunjukkan sisi gelap yang dipicu oleh kesalahpahaman dalam
berkomunikasi.
Menurut Stephen Covey, "Pertama, jadilah yang dimengerti; lalu
mengertilah."
TAHU KAPAN HARUS DIAM
Hal tersulit tentang mulut adalah menutupnya rapat-rapat. Dan orangorang datang menghadiri berbagai sesi dengan kecenderungan untuk
membukanya lebar-lebar. Sebabnya hanya satu, mereka ingin mengimpresi
orang. Hasil terburuk dari situasi semacam ini, adalah terbuangnya
waktu dan turunnya produktifitas.
Komunikator yang handal adalah komunikator yang merasa cukup aman,
manakala mereka harus mengakui hanya ada sedikit yang akan
dibicarakan, atau malah tidak ada sama sekali. Mereka tahu kapan
harus diam.
Albert Einstein memberi Kita rumus:
Jika A adalah sukses, maka:
A = X + Y + Z
X = kerja
Y = bermain
Z = tutup mulut
Hukum relativitasnya juga ada:

E = mC2
E = excellency
m = manusia
C2 = character kuadrat
TIDAK MENGINTERUPSI
Interupsi hanya akan menciptakan perlombaan dan kontes. Dan ini
namanya "the bigger fish syndrome".
"Ikan Gua gede banget loh!"
"Wuu.. ikan Gue lebih gede lagi!"
"Tapi pan ikan Gue lebih titik-titik!"
Komunikator yang baik adalah pendengar yang baik. Komunikator yang
baik adalah yang terbuka dan tidak menghakimi. Terus demikian, sampai
lawan bicaranya berhenti atau memberi giliran.
Jika Kita mencoba menahan diri untuk tidak menginterupsi, manakala
Kita merasa sudah saatnya untuk membuka mulut, Kita pasti mengalami
gejala ini: mual, ingin muntah, tenggorokan serasa akan pecah. Itu
artinya, Kita belum terbiasa.
Lagi-lagi, baca kendala mendengar ini:
http://www.indodigest.com/indonesia-special-article-48.html
TIDAK MENGGOSIP TIDAK MENGGHIBAH
Keduanya adalah bentuk komunikasi yang merugikan. Sungguh, dunia dan
akhirat. Dan biasanya, ini dipakai hanya untuk membuang-buang waktu.
Apa yang ingin dicapai, hanyalah meringankan beban sendiri atas
ongkos orang lain. Apa yang dilakukan, adalah memakan bangkai teman
sejawat. Alias kanibal.
Jika ada pancingan untuk terjerumus ke dalam keduanya, perhatikan ini:
-

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

menanggapi;
menyahut;
terpengaruh;
berinisiatif melakukannya.

"Pikiran hebat berkutat pada ide, pikiran rata-rata mengapresiasi


situasi, dan pikiran jeblok ngomongin orang."
Setiap kali Kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain,
Kita dihadapkan pada peluang untuk menciptakan sesuatu yang istimewa.
Saat Kita menambahkan sedikit nilai ke dalamnya, nilai itu menjadi
bahan bakar yang mendorong maju. Jika yang Kita lakukan sebaliknya,
maka semua hal akan mundur dan tenggelam. Berkomunikasi adalah untuk
menciptakan sesuatu yang istimewa.
Oleh sebab itu, janganlah Kita yang jadi perusaknya.

You might also like