Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010)
dikatakan bahwa Sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih
sulit bersaing dengan lulusan luar negeri. Bukan dari sisi keilmuan
atau kemampuan
kurang. Kelemahan mahasiswa kita justru dalam hal non teknis seperti
kemampuan berbicara di depan umum, rasa percaya diri, interaksi
terhadap
perubahan
leadership
yang
cepat,
inisiatif,
kerjasama,
etika,
para
stakeholdersmengakui
kemampuan mereka
secara
akademis, akan tetapi masih belum memuaskan dari segi soft skillnya
(psik-unand, 2012).
Salah satu hasil pendidikan dapat dilihat dari seberapa besar
keterpakaian alumni pada pasar kerja. Angka pengangguran dapat
juga
dianggap
sebagai
salah
satu
aspek
yang
mencerminkan
hanya ditentukan
sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill (Direktorat
Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).
Beberapa masalah yang terjadi di dalam perguruan tinggi di
Indonesia dimana Soft skills kurang diperhatikan dan diberikan kepada
para mahasiswa, Hal ini disebabkan oleh karena kurang pekanya pihak
Universitas dalam mengembangkan minat dan bakat mahasiswa yang
didiknya. tidak heran dalam
hospitality
juga
semakin
kompleks
dan
bervariasi
(Elfrindi,2009).
Banyak tantangan berat untuk menjadikan perawat sebagai
pekerja profesional dan mendapat imbalan profesi. Saat ini kondisi
perawat di
rendah,
rata-rata
tingkat
pendidikannya
pun
rendah,
tenaga
perawat,
keterpurukan
kondisi
perawat
ini
dalam
bisa
beradaptasi
dan
berkomunikasi
dengan
baik
pada
seseorang tidak
hanya ditentukan dari kecerdasan semata, tapi juga soft skill yang
dimiliki Hard skills merupakan keterampilan spesifik, kemampuan
mendidik yang mungkin diperlukan dalam konteks tertentu, seperti
pekerjaan atau
adalah
keperawatan
therapeutic.
perawat
yaitu
yang
dengan
memiliki
dalam pemberian
pendekatan
ketrampilan
komunikasi
berkomunikasi
dengan
klien,
mencegah
terjadinya
masalah
legal,
citra
profesi
keperawatan
serta
citra
rumah
terima di tengah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Softskill
Softskill Menurut Patrick S. O'brien dalam bukunya berjudul
making college count dapat diartikan sebagai kemampuan non teknis
yang tak terlihat wujudnya. Yang dapat di ketegorikan ke dalam tujuh
area yang di sebut winning characteristics. Yaitu keahlian komunikasi,
keahlian berorganisasi ,kepemimpinan, kemampuan berfikir logis,
kemampuan semangat juang (effort), kemampuan berkelompok, etika
(Kuntjoro, 2009). Softskill Menurut Nursalam dalam buku pendidikan
dalam keperawatan dapat didefinisikan sebagai perilaku personal dan
interpersonal (karakter positif) yang dapat mengembangkan dan
meningkatkan unjuk kerja sedangkan Menurut Chatab dalam buku
diagnostic management. Intrapersonal skills dan interpersonal skills
adalah keterampilan berinteraksi di dalam diri terdalam setiap manusia
dan keterampilan berinteraksi antar pribadi yang dapat di pandang
sebagai kemampuan (ability), yaitu kapasitas para individu untuk
melaksanakan berbagai tugas dan aktivitas dalam suatu pekerjaan.
Soft skill Menurut Nasution dalam bukunya creative thinking,
merupakan faktor yang menentukan kesukseksesan karir, pekerjaan dan
kehidupan Diantaranya;
a.
Kemandirian
yaitu
kemampuan
untuk
bekerja
sendiri
dan
c.
d.
Interpersonal
merupakan
kemampuan
untuk
berempati,
peduli,
f.
Kejujuran yaitu kemampuan menjaga diri untuk menjadi fit and proper
yang profesional.
g.
peningkatan
potensi
dirinya
secara
integratif
dan
optimal
(Nasution, 2006).
Softskill adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang tidak
bersifat kognitif, tetapi lebih bersifat afektif yang memudahkan
seseorang untuk Mengerti kondisi psikologis diri sendiri, mengatur
ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan
norma masyarakat, yang memudahkan seseorang untuk lebih
dapat
dengan
mudah
beradaptasi
dan
beriteraksi
dengan
lain
dalam
hubungannya
lingkungannya.
dengan
orang
lain
dan
meliputi
upaya
penyampaian pesan dan informasi baik yang tertulis, tidak tertulis, verbal
maupun
nonverbal;
kemampuan
seseorang
dalam
mengemukakan
bahwa
kita
juga
memahami
fleksibilitas
kerja.
Bisa
berbagai
soal
dimana
kita
sendiri
yang
menyelesaikannya.
b. Komunikasi interpersonal
1. Kemampuan komunikasi.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang disampaikan dengan
boleh
kerja. Bisa
adalah
menjaga
merawat
makanan
dan
olahraga
sekaligus
dapat
konflik,
kemampuan
bekerja
sama,
kemampuan
skills),
termasuk
sesuatu
(organization),
NO
1
SOFT SKILL
Personal
KETERANGAN
Kemampuan berinisiatif,
Effectiveness
diri,
Flexibility
Management
perubahan baru.
Kemampuan mendapatkan hasil dengan
ketangguhan,
kepercayaan-
tanggung
jawab
Creativity/
Innovation
Futuristic thinking
Kemampuan
memproyeksikan
hal-hal
Leadership
berlum tercapai
Kemampuan mencapai
Persuasion
hasil
dengan
Goal orientation
baik
Kemampuan dalam memfokuskan usaha
Continuous learning
10
Decision-making
11
Negotiation
Written
communication
Employee
12
13
development
proses
yang
14
Coaching
Problem-solving
15
Teamwork
16
Presenting
17
Diplomacy
pemahaman
yang
mendalam
Conflict
management
konstruktif
11
19
20
Empathy
Customer service
lain
Kemampuan
memenuhi
21
22
Planning
kebutuhan,
dan
keinginan
dan
Organizing
prosedur
Interpersonal skills
sasaran
Kemampuan berkomunikasi secara efektif,
dan
23
mengantisipasi
Self-management
atau
bisa
sistem
menjalin
untuk
mencapai
hubungan
secara
potensi
dan
atau
waktu
untuk
kebanyakan
kita
tidak
mengenal
bagaimana
kualitas
pelayanan
kesehatan,
tidak
terlepas
pelayanan
yang
penting
dalam
waktu
terbatas
tersebut.
Untuk
menyampaikan
bermakana
ganda.
Sampaikan
apa
yang
menjadi
inti
dokumentasi
keperawatan
yang
digunakan
untuk
menyampaikan suatu informasi kepada pihak lain selain itu dapat juga
menjadi bukti bila terjadi perselisihan (Elfrindi, 2009).
2. Organization Skills
1. Manajemen Waktu
Kemampuan memanfaatkan waktu untuk mengelola pelaksanaan
kegiatan sehingga dapat selesai dalam kurun waktu tertentu
dengan kualitas maksimal dan stress yang minimal. Strategi yang
dapat di pakai dalam manajemen waktu adalah seperti membuat
daftar kegiatan, membuat skala prioritas, memperkirakan waktu
yang
di
butuhkan
untuk
menyelesaikan
tiap
kegiatan
dan
seseorang
mengelola
semangatnya.
Faktor
luar
juga
dapat
adalah
bagaimana
memadu
berbagai
anggota
yang
memberikan
Kemudian
dengan
layanan
system
dengan
yang
di
mampu
pula
secara
dahsyat
mendorong
terjadinya
perubahan
dalam
mencapai
tujuan
(Direktorat
Pendidikan
Insitut
Teknologi
Bandung, 2005).
4. Logic
a. Menyelesaikan Masalah
Kemampuan menyelesaikan masalah adalah kesanggupan
untuk mengenali dan merumuskan masalah, serta menerapkan
pemecahan yang ampuh. Pemecahan masalah terkait dengan sikap
hati-hati, disiplin dan sitematik dalam menghadapi dan memandang
masalah kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk
melakukan yang terbaik dan menghadapi, bukan menghindari
masalah Untuk menyelesaikan masalah diperlukan kemampuan
logika yang baik karena permasalahan yang di hadapi dalam dunia
kerja cenderung lebih kompleks dan tak terduga.
b. Berfikir Kreatif
Berfikir kreatif adalah proses penciptaan jalan keluar dari
suatu masalah dengan berani mencoba gagasan-gagasan baru dan
mencari alternatif baru. Berfikir kreatif sangat diperlukan dalam
menyelesaikan suatu masalah, kalaupun permasalahan yang di
hadapi
adalah
permasalahan
yang
umum
senantiasa
ada
5. Effort
a. Ketahanan Menghadapi Tekanan
Kemampuan bekerja di bawah tekanan sangat penting dalam
dunia kerja karena perubahan yang sangat cepat rencana yang
sudah dibuat matang pun bisa saja berubah ketika terjadi sesuatu
15
sekaligus
tetap
menghormati
dan
menyatakan
peka
terhadap
kebutuhan orang lain untuk menemukan kompromi yang samasama menguntungkan (win-win solution). Sikap asertif itu sendiri
meliputi tiga komponen dasar yaitu kemampuan mengungkapkan
perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran
secara terbuka dan kemampuan untuk mempertahankan hak-hak
pribadi.
c. Kemampuan Dan Kemauan Belajar
Belajar merupakan syarat mutlak untuk mempertahankan
eksistensi, sekaligus kunci untuk menaikkan kualitas diri dan
organisasi. Belajar tanpa ada keinginan untuk menerapkan apa
yang
sudah
di
pelajari,
tentu
tidak
ada
gunanya
belajar
yang
tinggi
untuk
melaksanakannya
dengan
titik
16
otrang
lain
dan
kemampuan
menjaga
kekompakan
manusia
sebagai
seorang
perawat
yang
baik
serta
17
menghasilkan
mengakui
kesepakatan
keperawatan
di
nasional
Indonesia
secara
sebagai
konseptual
profesi,
yang
mencakup
hakikatnya
sebagai
pendidikan
profesi,
maka
kurikulum
dan
tekhnologi
keperawatan,
menyelesaikan
masalah
kemampuan
mantap
sesuai
dengan
sifatnya
sebagai
pendidikan
profesi
(Nursalam, 2008).
Program pendidikan profesi ners disebut juga proses pembelajaran
klinik.terkait
dengan
pelaksanaan
sepenuhnya
dilaksanakan
di
lahan
pendidikan
praktik
profesi
seperti
ners
yang
rumah
sakit,
sehingga
akan
menjadi
orang
yang
cekatan
dalam
diantaranya
pengambilan
keputusan
klinik
yang
yang
nyata
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
19
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Softskill Menurut Patrick S. O'brien dalam bukunya berjudul making
college count dapat diartikan sebagai kemampuan non teknis yang tak
terlihat wujudnya. Yang dapat di ketegorikan ke dalam tujuh area yang di
sebut
winning
characteristics.
berorganisasi,kepemimpinan,
Yaitu
keahlian
kemampuan
komunikasi,
berfikir
logis,
keahlian
kemampuan
20
Daftar pustaka
Elfrindi, dkk. (2009). Soft Skills Panduan bagi Bidan dan Perawat. Jakarta:
Baduose Media.
Elfrindi, dkk. (2010). Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media
Kuntjoro, Lisa. (2009). Super Champion. Jakarta: Gramedia.
Nasution, A. H. (2006). Creative Thinking: How to Succes in Your Future
Career. Diakses 28 November 2012 Yogyakarta: Andi Offset.
Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nursalam, & Effendi, F. (2009). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Direktorat Pendidikan ITB. 2005. Sukses Dengan Softskill, (Available at
http://ditdik.itb.ac.id/soft_skills/, accessed 19 April 2012).
21