You are on page 1of 5

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Struktur anatomi mata (sumber : http://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopatihipertensi.html)


Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata berupa selubung berserabut
putih dan relatif kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,
pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. Memiliki diameter sekitar 12
mm dan jari-jari kelengkungan sekitar 8 mm.
Lapisan koroid : lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh darah dan suatu bahan
pigmen, tidak menutupi kornea.
Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di
depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah
ukuran pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata,
berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Retina terbagi menjadi 10
lapisan dan memiliki reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan sel kerucut pada lapisan ke9.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
Bintik buta : cakram optik yang merupakan bagian fovea dekat hidung, merupakan tempat
percabangan serat saraf dan pembuluh darah ke retina, tidak mengandung sel batang
ataupun kerucut, terletak pada region sekitar 133 1 83
.
Humor aqueous : cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea;
dihasilkan oleh prosesus siliaris.
Humor vitreous : gel transparan / cairan kental yang terdiri dari bahan berbentuk serabut,
terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Pemeriksaan Perkusi & Auskultasi

Perkusi
Suara perkusi

o Paru normal : sonor/resonan


o Pneumothoraks : hipersonor
o Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar
o Daerah yang berongga : tympani
o Batas organ
Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan- tympani : ICS 7/8 (Parulambung)
Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
Dinding posterior :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas paru

Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah

paru

Perkusi jantung
Cara perkusi
Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang interkostal III/IV pada
garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak jantung absolut perlu dicari untuk
menentukan gambaran besarnya jantung.

Pada kardiomegali, batas pekak jantung melebar kekiri dan ke kanan. Dilatasi ventrikel kiri
menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah. Pinggang jantung merupakan batas
pekak jantung pada RSI III pada garis parasternal kiri.
Kardiomegali dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung koroner,
infark miokard akut, perikarditis, kardiomiopati, miokarditis, regurgitasi tricuspid, insufisiensi
aorta, ventrikel septal defect sedang, tirotoksikosis, Hipertrofi atrium kiri menyebabkan
pinggang jantung merata atau menonjol kearah lateral. Pada hipertrofi ventrikel kanan,
batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas. Pada perikarditis pekat
jantung absolut melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung mengecil
bahkan dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga batas jantung dalam
keadaan tersebut sukar ditentukan.

Auskultasi
Suara / bunyi nafas vesikuler :

o Terdengar di semua lapang paru normal


o Bersifat halus, nada rendah
o Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
o Bronchovesikuler
Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula
Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
Inspirasi sama dengan ekspirasi
Bronchial
Terdengar di atas manubarium,
Bersifat kasar, nada tinggi
Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
Suara ucapan
Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh berulang2 secara berisik sesudah inspirasi
Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambil mendengarkan secara sistematik disemua
lapang paru dengan menggunakan stetoskop
Bandingkan bagian kiri dan kanan

Suara tambahan
o Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen saluran pernafasan karena
penyempitan : ada sekret kental/lengket
o Rales (ronchi basah)

Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan terdengar pada saat
inspirasi
o Wheezes wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan
inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi
Auskultasi Jantung
Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi
(getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian
hemodemanik darah dalam jantung.
Alat yang digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece, tubing dan chespiece.
Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran, digunakan terutama untuk
mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi; bel type, digunakan untuk mendengar
bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah.
Beberapa aspek bunyi yang perlu diperhatikan :
a.

Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.

b.

Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.

c.

Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan bermacammacam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi yang terdengar.
Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian
hemodemanik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac murmur)

You might also like