Professional Documents
Culture Documents
:KEVIN GIOVANNO
NIM
:10.2011.208
KELAS
:B4
:xcape_vanno@yahoo.co.id
yang memadai, ia pun rela menyapa para perawat di rumah sakit yang justru dianggap rendah
oleh para dokter, hal ini sudah membuktikan bahwa ia mengganggap para perawat tersebut
sebagai manusia yang sejajar dengan dirinya
Dalam perilaku atau kepribadian, kita dapat melihat bahwa dokter Patch Adam memiliki
perilaku menolong tanpa pamrih tanpa memandang siapapun orangnya, hal ini nampak dari
sikapnya yang menolong siapapun tanpa melihat usia, status sosial, status menta dan lainnya,
misalnya ia mau menolong temannya yang bernama Bill Davis yang mengalami gangguan
kejiwaan sehingga fobia terhadap tupai walaupun ia tahu temannya gila, ia pun rela
menghabiskan waktunya tengah malam untuk menolong pasien yang semula membencinya. Ia
pun memiliki kepribadian yang pantang menyerah, karena kepribadiannya ini maka ia akan terus
berjuang tak peduli setiap halangan dan ejekan orang-orang disekitarnya, misalnya, ia tetap
menolong pasien di rumah sakit milik dekan fakusltas kedokterannya, walaupun ia sudah
dilarang memasuki rumah sakit tsb, ia pun memiliki mimpi untuk membangun suatu rumah sakit
gratis yang diperuntukan bagi orang-orang menderita yang kurang mampu, walaupun ia tahu
suatu saat akan ditentang sejumlah orang, dan kemauannya untuk menolong pasien anak kecil
yang terkena kanker, walaupun ia tahu akan ditegur dosennya sendiri karena lari dari pekerjaan
Empati adalah upaya dan kemampuan seseorang untuk mengerti, menghayati dan
menempatkan diri seseorang di tempat orang lain sesuai dengan identitas diri dan pikiran
perasaan, keinginan dan perilaku dari orang tersebut. Dokter Patch adalah dokter yang sangat
berempati dalam hubungannya dengan pasien disekitarnya, hal ini nampak dari caranya
mengatasi masalah temannya Bill yang menderita gangguan jiwa dengan turut merasakan
gangguan tersebut hingga ia tahu pemecahan yang harus diambil untuk menyelesaikan
masalah fobia tupai Bill, ia pun dengan berempati dapat mengetahui apa yang diinginkan pasien
di bangsal yang menghadapi saat terakhir yaitu menembak ala suasana jaman western dan juga
pasien seorang nenek yang ingin mandi dalam kolam penuh berisi mie, jadi berempati berarti
tidak bersikap menghakimi, baik dalam arti kata menyalahkan, membenarkan, menyetujui, atau
tidak menyetujui perbuatan seseorang, kita dapat melihat dokter Patch tidak pernah menyalahkan
orang tersebut gila ataukah permintaan orang tersebut aneh, yang ada dalam pikirannya hanya
agar ia dapat mengurangi penderitaan dari orang tersebut dan meningkatkan kualitas hidupnya
Komunikasi yang baik adalah komunikasi 2 arah dengan bahasa penerimaan yang baik
(memahami dan menerima apa adanya) yang saling menghargai, tidak otoriter dan tidak
mengatur demi mengumpulkan informasi dan data pasien agar dapat menyusun prognosis dan
menegakkan diagnosis. Dalam berkomunikasi, kita dapat melihat bahwa dokter Patch tidak
hanya membina rapport saja tetapi juga menjadi pendengar yang aktif juga dengan cara itu ia
dapat mengetahui keluhan setiap pasien yang ada, misalnya ia dapat mengobati pasien wanita tua
yang tak dapat ditangani temannya yang semula iri padanya, dengan berbicara dan merasakan
keinginan pasien tersebut ia pun tahu bahwa nenek tersebut sangat ingin masuk di kolam yang
penuh berisi mie, dalam berkomunikasi juga ia menggunakan bahasa yang terapeutik sehingga
dengan kedatangannya saja banyak pasien sudah mendapatkan rasa sejuk dan tenang karena
filosofinya yang mengatakan bahwa seorang dokter bukan menyembuhkan penyakit pasien
melainkan meningkatkan kualitas hidupnya
Dalam aspek etik profesi, sebenarnya dokter patch telah melanggar kode etik profesi
pasal 15 yang berbunyi setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis, dalam kasus ini dokter patch
banyak mengambil alih pasien dan tanpa sepengatahuan dokter yang telah memeriksanya.
Namun dari segi prinsip bioetik dokter tersebut telah tepat, karena ia telah melaksanakan prinsip
beneficence (tidak memperburuk keadaan pasien, paternalisme bertanggung jawab/berkasih
sayang, minimalisasi akibat buruk), non-maleficence (memberikan semangat hidup, tidak
menghina/mencaci maki pasien) dan justice (tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar
SARA, status sosial, dll) hal ini nampak dari ia tidak menghina/mencaci maki lagi pasien yang
gila namun berupaya menyembuhkannya, ia juga berupaya meminimalisasi akibat buruk dan
meningkatkan taraf hidup setiap pasien sekarat yang ia temui, ia tidak pernah membedakan
pelayanan pada setiap pasien yang ia temui atas dasar status sosial maupun SARA, ia pun sering
memberikan semangat hidup pada setiap pasien yang ia temui, ia pun menjunjung tinggi
paternalisme bertanggung jawab dan berkasih sayang (nampak pada hubungan dokter Patch
dengan pasien-pasien yang lebih tua)., karena seharusnya seperti itulah setiap dokter harus
bertindak, tanpa mengesampingkan nilai-nilai etika profesi, etika profesi hanya diatas kertas saja
jika kita memiliki tujuan kemanusiaan yang lebih besar dan jelas