Professional Documents
Culture Documents
SISTEM MUSKULOKLETAL
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMALASIA PADA DEWASA
Ria Amya
Gebby Pratiwi
Rahmi Putri Roza
Azri Idrias
(14121955)
(14121960)
(14121970)
(14121966)
Tingakat III B
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugerah
dan petunjuk serta hidayah-Nya lah, makalah ini dapat terselesaikan meskipun memiliki
banyak sekali kekurangan.
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang
Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan pada Klien osteomalasia yang merupakan salah satu
penyakit pada sistem Muskulokletal.
Tentunya masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena keterbatasan ilmu dan referensi yang kami jadikan sebagai acuan
untuk menyusun makalah ini ataupun karena hal hal lain. Namun, karena adanya niat untuk
belajar, maka dengan antusias dan semangat yang tinggi, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan kita semua
umumnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah ini, serta kepada teman teman yang telah memberikan
dukungannya yang sangat berharga bagi penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT OSTEOMALASIA
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Anatomi Fisiologi
D. Patofisiologi
E. WOC
F. Manifestasi Klinik
G. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
I. Pemeriksaan diagnostic
BAB III PEMBAHASAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMALASIA
2.1 Pengkajian
2.2 Diagnosa Keperawatan
2.3 Intervensi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
1
2
3
4
4
7
9
11
11
12
12
12
18
18
25
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah
kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium
yang terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada
mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan
kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar
yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio
antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang..
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan
vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa
tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium
yang rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang
umumnya terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan
pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga
menyebab terjadinya osteomalasia
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis
.pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada
anak anak ,dewasa atau pun orang tua
Pada orang dewasa kondisi ini adalah kronis dan deformitas skeletal tidak
separah yang terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan skeletal telah terhenti.Pada
pasien ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami
klasifikasi.Diduga bahwa defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi
vitamin D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus
gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi tulang.
Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama
dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra
Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007,
perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari.
Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50%
rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan
tulang.
Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan juga terjadi
di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan Lyengar dan tim pada
2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia
berisiko menderita kerapuhan tulang
Dari jumlah kejadian diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan
pendeteksian dan penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah
Asuhan Keperawatan osteomalasia
B. Rumusan masalah
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat asuhan keperawatan dengan
klien Ostomalasia
2. Tujuan khusus
Setelah menyusun makalah ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian dari Ostomalasia.
b. Mengetahui etiologi dari Ostomalasia.
c. Mengetahui anatomi dan fisiologi tulang
d. Mengetahui patofisiologi dari Ostomalasia
e. Mengetahui klasifikasi dari Ostomalasia
f. Mengetahui manifestasi klinis dari Ostomalasia
g. Mengetahui komplikasi dari Ostomalasia
h. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Ostomalasia
i. Mengetahui penatalaksanaan Ostomalasia
j. Menyusun diagnosa keperawatan pada klien dengan Ostomalasia
k. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Ostomalasia
BAB II
KONSEP TEORITIS
A. Defenisi Osteomalasia
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak
memadainya mineralisasi tulang. (kondisi serupa pada anak disebut rikets) pada orang
dewasa osteomalasia bersifat kronik, dan deformitas skeletalnya tidak seberat pada
anak karena pertumbuhan skeletalnya telah selesai, pada pasien ini, sejumlah besar
osteoid atau remodeling tulang baru tidak mengalami kalsifikasi. Diperkirakan bahwa
defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi
kalsium dari traktus gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan
2
kalsium dan fosfat dalam cairan eksternal rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi ,
kalssium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ketempat kalsifikasi tulang. Sebagai
akibat kegagalan mineralisasi, terjadilah perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh,
menyebabkan nyeri, nyeri tekan, pelengkungan tulang, dan patah tulang patologik.
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang
disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi
deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena
pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).( Smeltzer. 2001:
2339 )
Pada pasien ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak
mengalami klasifikasi.Diduga bahwa defek primernya adalah defisiensi dalam
mengaktivasi vitamin D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus
gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi tulang.Pasokan kalsium dan fosfat
dalam cairan ekstra sel rendah.Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat
tidak dapat dimasukkan ke tempat klasifikasi tulang.Sebagai akibatnya terjadi
perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan,
pelengkungan tulang, dan patah tulang patologik.
Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan mendasar
pada penyakti ini adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai meningkatnya osteoid
yang tidak mengalami mineralisasi.(Robins, 2007)
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya
pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia
adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja
pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat
pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai
lempeng epifisis.
B. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami osteomalasia yaitu:
a. kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan
mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia
kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu
penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan
tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah
proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak
a. Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus.
Daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis
epifisis disebut metafisis. Di daerah ini sangat sering ditemukan adanya
kelainan atau penyakit karena daerah ini merupakan daerah metabolik yang
aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan
perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan
b.
c.
d.
e.
f.
pertumbuhan tulang.
Tulang pendek (short bone), misalnya tulang- tulang karpal.
Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang parietal, iga, skapula, dan pelvis.
Tulang tak beraturan (irreguler bone), misalnya tulang vertebra.
Tulang sesamoid, misalnya tulang patela.
Tulang sutura (sutural bone), ada di atap tengkorak.
Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut
yang lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang. Proses ini
penting untuk fungsi normal tulang. Keaadaan ini membuat tulang dapat
berespons terhadap tekanan yang meningkat dan mencegah terjadi patah tulang.
Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis
yang semakin meningkat. Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan
kekuatan tulang pada proses penuaan. Matriks organik yang sudah tua
berdegenerasi sehingga membuat tulang relatif menjadi lemah dan rapuh.
Pembentukan tulang yang baru memerlukan matriks organik baru sehingga
memberi tambahan kekuatan pada tulang.
Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan
reabsorpsi tulang adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat
menyebabkan deficit mineralisas, deformitas dan patah tulang.
b. Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon
parathyroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara
merangsang perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon kadar
kalsiumdarah
yang
rendah,
peningkatan
hormone
parathyroid
akan
intraseluler atau matriks kolagen dan merupakan bagian terbesar dari matriks
(90%), sedangkan sisanya adalah asam hialuronat dan kondroitin asam sulfat.
b. Substansi inorganik terutama terdiri atas kalsium dan fosfat dan sisanya adalah
magnesium 0,5%, natrium 0,7%, kalsium 39%,kalium 0,2%, karbonat 9,8%,
dan fosfat 17%. Enzim tulang adalah fosfatase alkali yang diproduksi oleh
osteoblas yang kemungkinan besar mempunyai peranan yang penting dalam
produksi organik matriks sebelum terjadi kalsifikasi.
D. Patofisiologis
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia
menyebabkan gangguan metabolism mineral. Faktor
osteomalasia
adalah
kesalahan
diet,
malabsobrsi,
yang
umumnya
GGK,terapi
pelepasan
hormon
paratiroid.
Peningkatan
hormon
paratiroid
meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi
tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang
tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang
bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang.
Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang
memacu absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi
tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D
yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi
tulang, sehingga mengakibatkan kegagalan mineralisasi, terjadi perlunakan dan
perlemahan kerangka tubuh.
Penyebab osteomalasia adalah kekurangan kalsium dalam diet, malabsorbsi
kalsium (kegagalan absorbsi atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh), kelainan
gastrointestinal (absorbsi lemak tidak memadai sehingga mengakibatkan kehilangan
vitamin D dan kalsium) gagal ginjal berat dapat mengakibatkan asidosis (kalsium
yang tersedia dalam tubuh digunakan untuk menetralkan asidosis, pelepasan kaslsium
WOC OSTEOMALASIA
Hereditas
Diet Malnutrisi:
a. Proses
mematangkan
makanan
terlalu
lama
b. Kurang
pengetahuan
tentang nutrisi
c. Akibat kemiskinan
Paparan Sinar UV
Kelainan GIT
Absorbsi lemak
Steatorhea
Kehilangan Vit. D
dan kalsium
Kekurangan Vit. D
Gangguan fungsi hati
Terjadi konversi Vit. D
ke bentuk aktif
Mineralisasi tulang
Kadar kalsium dalam otot
Kekuatan otot
Pelunakan keraangka tulang
Kelemahan otot
Kompresi vetebrata
Pelengkungan tulang
MK: Intoleransi Aktivitas
Patah tulang patulogik
Penekanan saraf vetebrata
MK: Gangguan
Mobilitas Fisik
Osteomalasia
Proses
pengerasan tulang (osifikasi)
Tulang kerangka
menjadi lunak
Perlemahan
tulang
MK: Resiko Tinggi
Cedera
OSTEOMALASIA
Nyeri panggung
9
MK: Nyeri
Kronis
10
E. Manifestasi klinis
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :
Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya
terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau
cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama
ke posisi berdiri.
Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang
bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen
Pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan
vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang
jelas.Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang,
terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid
BAB II
ASUHAN KEPERAWATA TEORITIS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien terdiri dari nama, umur dimana kejadian osteomalasialebih sering
terjadi pada dewasa, jenis kelamin hal ini tidak berpengaruh tarhadap kejadian
penyakit Osteomalasia.
2. Keluhan utama
Penderita mengeluh mengeluh nyeri pada tulang dan kadang mengeluh mengalami
anoreksia.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
12
Klien biasanya mengalami Nyeri tulang dan kelemahan. Nyeri tulang yang
dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha kaki terjadi
bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan,
pemendekan batang tubuh pasien, Penurunan berat badan dan Anoreksia
b. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit osteomalasia ini biasanya tidak menular dan juga tidak merupakan
penyakit keturunan
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami kekurangan kalsium dan vitamin D, klien pernah
menglami gangguan hati seperti sirosis, klien dulunya pernah menglami gangguan
fungsi ginjal, dan pernah menjadi Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
4. Pola kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien dengan Osteomalasia biasanya mengenal penyakit ini dengan baik
walaupun tidak secara mendetail karena penyakit ini sangat mengganggu aktivitas.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Biasanya klien dengan osteomalasia tidak mengalami gangguan makan hanya saja
gangguan penyerapan vitamin D
c. Pola Eliminasi
Biasanya klien dengan gangguan osteomalasia tidak mengalami gagguan dalam
BAB baik itu warna, frekuensi, kosistensi dari feses. Klien keratosis juga tidak
mengalami gagguan dalam BAK baik itu frekuensi, kandungannya tidak ada
darah atau glukosa dll
d. Pola gerak dan aktifitas
- Aktivitas
Biasanya klien mengalami penurunan kemampuan perawatan diri mulai dari
makan dan minum, mandi, toileting, berpakaian dan berpendah sehingga klien
-
13
Biasanya klien mengalami gangguan tidur ini berkaitan dengan nyeri yang
dirasakan ileh klien saat menggerakkan sendinya.
h. Pola peran hubungan
Biasanya klien dengan osteomalasia ini tidak mengalami gagguan komunikasi dan
gangguan lain yang menyebabkan klien tidak bisa berhubungan dengan orang lain
i. Pola seksual reproduksi
Biasanya klien dengan gangguan ini tidak mengalami masalah dengan pola
seksual dan gangguan pada organ reproduksinya
j. Pola toleransi strees koping
Biasanya klien dengan osteomalasia biasanya mengalami perubahan pada pola
toleransi stress maupun kopingnya karena mengalami harga diri rendah terhadap
perubahan postur atau fisik.
k. Pola nilai Kepercayaan
Biasanya klien dengan osteomalasia tidak memiliki hambatan dalam melakukan
ibadah dan juga tidak mengalami perubahan nilai.
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum klien
a) Tingkat kesadaran
Secara umum pasien dengan osteomalasia dalam kondisi sadar
(composmentis)
b) Berat badan
Biasanya klien dengan penyakit bisa saja mengalami penurunan berat
badan.
c) Tinggi badan
Biasanya klien dengan osteomalasia bisa mengalami penurunan tinggi
badan karena kompresi tulang vertebra dan perubahan bentuk tulang kaki
yang leter O
d) Teperatur
Biasanya klien dengan Osteomalasia tidak mengalami perubahan
peningkatan pada suhu. (36 derjat C- 37 derjat C).
e) Nadi
Biasanya nadi klien tidak mengalami perubahan (60-100x/menit).
f) Tekanan darah
Biasanya tekanan darah klien tidak mengalami penigkatan atau penurunan
( 110-140mmHg).
g) Pernapasan
Pada klien dengan osteomalasia biasanya tidak mengalami perubahan
frekuensi nafas ( 16-24x/menit) (Kushariyadi,2011).
2. Kepala
a. Rambut
Biasanya tidak ada terjadi kerotokan atau gagguan lain pada pertumbuhan
rambuh namun bisa saja terjadi ketosis pada kulit kepala namun hal ini
sangat jarang terjadi dan ini tidak menggangu karena tertutup rambut.
14
b. Wajah
Biasanya tidak terjadi gangguan pada wajah klien dengan osteomalasia.
c. Mata
Biasanya klien dengan osteomalasia tidak mengalami gagguan pada mata
yang dapat dikaitkan dengan penyakit ini. dimana reflek pupil bagus, mata
idak ikterik
d. Hidung
Biasanya keadaa hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada pembenggakan
pada hidung, septum nasi biasanya normal, lubung hidung biasanya tidak
ada secret, serta tidak ada cupping hidung.
e. Bibir
Biasanya mukosa bibir terlihat dalam keadaan baik yaitu lembab apabila
klien mengalami anoreksia maka bisa saja menjadi kering.
f. Gigi
Klien yang mengalami ketosis biasanya tidak mengalami gagguan pada
gigi dimana gigi terlihat putih tidak mengalmi kerusakan .
g. Lidah
Biasanya lidah klien tidak mengalami gangguan dimana warna lidah klien
merah muda tidak terdapat lesi dan simetris
h. Telinga
Biasanya simetris kanan dan kiri dan mungkin tidak terjadi penurunan
pendengaran.
3. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, kelenjer getah bening serta
deviasi trakea, pergerakan leher tidak terganggu, tidak ada perlukaan pada
leher klien dan JVP normal 5-2 cm air (Kushariyadi,2011).
4. Thorak
a. Inspeksi : Biasanya rongga dada simetris kiri dan kanan, bentuknya
normal, frekunsi nafas normal sedikit meningkat (16-24kali/menit), irama
pernapasan biasanya kurang, tidak adanya perlukaan, ictuscordis tidak
terlihat dan tida ada terlihat pembenggakan.
b. Palpasi : Biasanya gerakan antara paru-paru kiri dan kanan sama, tidak
ada nyeri tekan dan udema.
c. Perkusi : Biasanya suara nafas terdengar normal yaitu sonor.
d. Auskultasi : Biasanya suara nafas terdengar normal.
5. Jantung
a. Inspeksi : biasanya ictus kordis tidak terlihat
b. Palpasi : biasanya ictus kordis teraba
c. Perkusi : biasanya batas jantung dalam batas normal, yaitu :
Kanan atas SIC II line para sternalis dextra
Kanan bawah SIC IV line para dextralis dextra
Kiri atas SIC II line para sternalis sinistra
Kiri bawah SIC IV medioklavikula sinistra.
15
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis b/d kompresi syaraf spinal
2. Risiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan saat bergerak
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot
5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan peran
Intervensi Keperawatan
NO
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN
1
Nyeri
berhubungan
kronis
dengan
Pain control
Mampu
nyeri
mengontrol
(tahu
secara
penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
(skala,
nyeri)
Menyatakan
nyaman
dan
setelah
berkurang
Tanda
vital
rentang normal
durasi,
kualitas
dan
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
intensitas,
frekuensi
karakteristik,
dari ketidaknyamanan
Gunakan
teknik
menggunakan
lokasi,
faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal
dengan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
termasuk
komprehensif
frekuensi,
mencari bantuan)
respon
tanda
nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri
rasa
masa lampau
Evaluasi bersama pasien
nyeri
dalam
ketidakefektifan
mencari
dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
17
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan analgetik
untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan
dengan
dokter jika
2
Risiko
berhubungan
dengan
kehilangan
integritas
Klien
Environment
terbebas
dari
(Manajemen lingkungan)
Sediakan lingkungan yang
cedera
tulang
Klien
Management
mampu
menjelaskan
cara/metode
untukmencegah
injury/cedera
Klien
mampu
menjelaskan
factor
18
pasien
Menghindarkan lingkungan
yang berbahaya (misalnya
resiko
dari
lingkungan/perilaku
personal
Mampumemodifikasi
gaya
hidup
untukmencegah injury
Menggunakan fasilitas
status
kesehatan
memindahkan perabotan)
Memasang side rail tempat
tidur
Menyediakan tempat tidur
yang
mudah
dijangkau pasien.
Membatasi pengunjung
Memberikan penerangan
yang cukup
Menganjurkan
dari kebisingan
Memindahkan
barang
yang
keluarga
barangdapat
membahayakan
Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung
adanya
Gangguan
fisik
mobilitas
berhubungan
Mobility Level
dengan
ketidaknyamanan
aktivitas fisik
saat
bergerak
Mengerti
tujuan
peningkatan mobilitas
dari
dan
kemampuan
berpindah
19
ambulasi
dalam
meningkatkan kekuatan
dengan
Memverbalisasikan
perasaan
latihan
Konsultasikan
sesuai
kebutuhan
Bantu
klien
dengan
untuk
Memperagakan
berjalan
terhadap cedera
Ajarkan pasien atau tenaga
untuk
mobilisasi
dan
kesehatan
(walker)
cegah
lain
tentang
teknik ambulasi
Kaji kemampuan
pasien
dalam mobilisasi
Latih
pasien
dalam
pemenuhan
ADLs
kebutuhan
secara
mandiri
sesuai kemampuan
Dampingi dan Bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
klien memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Toleransi aktivitas
Kecepatan respirasi saat
Manajement energy
Gunakan peralatan yang
beraktivitas (kondisi
valid
peningkatan yang
untuk
menentukan
peningkatan
diharapkan)
Denyut nadi saat
beraktivitas
Tekanan sistol darah saat
beraktivitas
Tekanan diastole darah
tepat
Tntukan
saat beraktivitas
dengan
keletihan
berkolaborasi
nonpharmakologi
bagaimana
apa
dengan
dan
banyaknya
membangun
daya
Memantau
intek
untuk
nutrisi
menjamin
bagaimana
untuk
untuk
mengurangi
tekanan otot
Terapi aktivitas
Tentukan
kemamapuan
pasien
dengan
aktivitas
latihan spesifik
bantu
pasien
untuk
mengetahui
pilihan
dengan
perubahan penampilan
peran
Harga diri
Mengatakan penerimaan
terhadapa diri
Penerimaan
keterbatasan diri
Mempertahankan postur
yang benar
Mempertahankan kontak
mata
Menjelaskan diri
Hormat terhadap orang
lain
Menerima
tingakat aktivitas
Peningkatan coping
Bantu klien mengenali
tujuan jangka panjang dan
terhadap
terhadap
pendek
Bantu klien
sumber
kemampuannya
memeriksa
tujuan
yang
masah
Sediakan
menerima klien
Menyediakan
dalam bekerja
Menjelaskan kesuksesan
dalam sekolah
Menjelaskan
kebanggaan diri
suasana
yang
informasi
ketika
klien
dengan klien
Menemani klien
dalam
sedih)
Menyusun
situasi
yang
meningkatkan
autonomy
klien
Mengenalkan
klien
melalui
BAB IV
22
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat defisiensi
kalsium.Penyakit malabsorbsi, gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat juga
mengakibatkan terjadinya osteomalasia. Adapun tanda dan gejala dari osteomalasia ini
adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya
terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan
loyo/lemah. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan
paha .Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan
tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk
thoraks (kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya. Osteomalasia yang paling sering
disebabkan oleh kekurangan vitamin D berkepanjangan. Vitamin D berasal dari dua
sumber utama: sinar matahari, yang bertanggung jawab atas 80 persen dari vitamin D
yang Anda perlukan, dan diet anda dari mana Anda mendapatkan sisa 20 persen.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dari
pengetahuan tentang penyakit osteomalasia. Yang lebih khususnya kita sebagai tenaga
kesehatan (perawat) harus mampu dan memahami konsep dan segala sesuatu dan
bagaimana kita merawat dan mengobati pasien dengan penderita Osteomalasia.
23
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Suddarth(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi kedelapan
jilid III. Penerbit Buku Kedoktoran EGC. Jakarta.
Harnowo Sapto& Susanto Titri(2001). Keperawatan Medikal Bedah Untuk Akademi
Keperawatan. Widya Medika. Jakarta.
Henderson M A(1980).Ilmu Bedah Untuk Perawat. Penerbit Yayasan Essantia
Medica. Yogyakarta.
J Charlene&Roux Reeves Gayle&Lockhart Robin(2001). Keperawatan Medikal
Bedah. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin