Professional Documents
Culture Documents
Disusun dan diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Biologi Dasar Manusia
Dosen Pembimbing : Pudji Suryani, MKM
Disusun Oleh :
Adestya
Feranisa Ramdania (P17324216053)
Tingkat : IA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah anatomi dan fisiologi sistem
pencernaan yang dimudahkan oleh-Nya. Tanpa pertolongan dan keridhoan-Nya mungkin kami
tidak bias menyelesaikan makalah ini.
Kami menyusun makalah ini berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di
mengerti oleh pembaca. Selain itu, kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, kami
pun memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing kami Ibu Pudji
Suryani, MKM yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah
berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin
Penyusun,
DAFTAR ISI
COVER..1
KATA PENGANTAR....2
DAFTAR ISI..3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..5
1.2 TUJUAN..5
1.3 RUMUSAN MASALAH.6
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 DESKRIPSI SISTEM PENCERNAAN..7
2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN7
2.2.1 ANATOMI SISTEM PENCERNAAN..7
2.2.2 FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN.8
2.3 GAMBARAN ANATOMI UMUM PADA SALURAN PENCERNAAN9
2.3.1 RONGGA ORAL DAN FARING.11
2.3.2 ESOFAGUS..15
2.3.3 LAMBUNG..15
2.3.4 USUS HALUS..21
2.3.5 PRANKEAS..24
2.3.6 HATI26
2.3.7 EMPEDU..28
2.3.8 KANDUNG EMPEDU29
2.3.9 USUS BESAR..30
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
4
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut (oral)
sampai anus. Dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organorgan pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut
terdiri dari Oral(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung), usus
halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah,
kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus.
Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang
sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat
makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan
pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak
mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.
1.2
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gambar bagian-bagian dari sistem pencernaan ?
2. Apa fungsi utama dari sistem pencernaan ?
3. Bagaimana proses pencernaan ?
4. Bagaimana anatomi fisiologi hati, pankreas dan empedu ?
5. Bagaimana penganturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon ?
6. Apa yang dimaksud dengan refleks muntah ?
7. Bagaimana menguraikan refleks defekasi ?
8. Bagaimana hubungan sistem pencernaan dengan kehamilan ?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
+ O2
Fungsi normal sel juga bergantung pada ketersediaan air dan berbagai elektrolit.
6
1. Kelenjar ludah
2.
Parotis
3.
4.
5.
Rongga mulut
6.
Amandel
7.
Lidah
8.
Esofagus
9.
Pankreas
10.
Lambung
11.
Saluran pankreas
12.
Hati
13.
Kantung empedu
14.
duodenum
15.
Saluran empedu
16.
Kolon
17.
Kolon transversum
18.
Kolon ascenden
19.
Kolon descenden
20.
Ileum
21.
Sekum
22.
Appendiks/Umbai cacing
23.
Rektum/Poros usus
24.
Anus
c) Muskularis mukosa terdiri dan lapisan sirkular dalam yang tipis dan
lapisan otot polos longitudinal luar.
2) Submukosa terdiri dan jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut
saraf, serta sel-sel ganglion yang disebul pleksus Meissner (pleksus
submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.
3) Muskularis eksterna terdiri dan dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam
dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkonstriksi
lumen saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan
memperlebar lumen saluran. Kontraksi ini mengakibatkan gelombang
peristalsis yang menggerakkan isi saluran ke arah depan.
a) Muskularis eksterna terdiri dan otot rangka di mulut, faring, dan esofagus
atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya;
b) Pleksus Auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dan serabut saraf dan
sel ganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan
longitudinal luar;
4) Serosa (adventisia), lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritoneum
viseral. Lapisan ini terdiri dan membran serosa jaringan ikat renggang yang
dilapisi epitelium skuamosa simpel. Di bawah area diafragma dan dalam
lokasi tempat epitelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu
dengan jaringan ikat di sekitarnya area tersebut disebut sebagai adventisia.
b. Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membran serosa
terlebar dalam tubuh.
1) Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
2) Peritonium viseral rnembungkus organ dan terhubungkan ke penitoneum
parietal oleh berbagai lipatan.
3) Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara viseral dan penitoneum
parietal.
4) Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda
yang merefleks balik dan peritoneum viseral. Lipatan ini berfungsi untuk
mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke
retroperitoneal
(di
belakang
peritoneum).
Yang
termasuk
antibakteri
dan
antibodi
dalam
saliva
berfungsi
untuk
penghambat
kolinergik
(neuro
transmiter
3) Fase esofagus. Sfingter esofagus bawah, suatu area sempit otot polos
pada ujung bawah esofagus dalam kontraksi tonus yang konstan,
berelaksasi
setelah
melakukan
gelombang
peristaltik
dan
2.2.3.3 LAMBUNG
1) Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak
pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dan satu
individu ke individu lain. Regia-regia lambung terdiri dan bagian jantung,
fundus. badan organ, dan bagian pilorus.
(a) Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan
lambung (pertemuan gastroesofagus).
(b) Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
(c) Badan lambung adalah bagman yang terdilatasi di bawah fundus, yang
membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang
konkaf disebut kurvatur kecil: tepi lateral badan lambung yang konveks
disebut kurvatur besar.
b. Fungsi lambung
1) Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya
interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan
makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di
bagian bawah saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam
kehidupan dan dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan
sering.
2) Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa
homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dan bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenom.
3) Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan
asam klorida.
(3) Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini
mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar
dalam proses sekresi lambung.
2) Tiga tahap sekresi lambung dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus. Faktor
saraf dan hormon terlibat. (1) Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung.
Masuknya makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang makanan, dapat
merangsang sekresi lambung.
(2) Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung
selama makanan masih ada.
(1) Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa
lambung dan memicu refleks lambung. Serabut aferen menjalar ke
medula melalui saraf vagus. Serabut eferen parasimpatis menjalar
dalam vagus menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi
HC1, enzim-enzim pencernaan, dan gastrin.
(2) Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat
kimia (alkohol dan kafein) juga meningkatkan sekresi lambung melalui
refleks lokal.
(3) Fungsi gastrin, antara lain :
a) Gastrin merangsang sekresi lambung.
b) Gastrin meningkatkan motilitas usus dan lambung.
c) Gastrin mengkonstriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus.
d) Efek tambahan, seperti stimulasi sekresi pankreas dan peningkatan motilitas usus, juga termasuk
fungsi gastrin.
(4) Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui
penghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung. Jika
tidak ada makanan dalam lambung di antara jam makan, pH lambung
rendah dan sekresi lambung terbatas. Makanan yang masuk ke
lambung memiliki efek pendaparan (buffering) yang mengakibatkan
peningkatan pH dan peningkatan sekresi lambung.
(3) Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki
usus halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.
(1) Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga
dapat berlangsung selama beberapa jam. Gastrin ini dihasilkan oleh
bagman atas (duodenum) usus halus dan dibawa dalam sirkulasi
menuju lambung.
(2) Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang
dihasilkan duodenum. Hormon ini, yang dibawa dalam sirkulasi
menuju lambung, disekresi sebagai respons terhadap asiditas lambung
dengan pH di bawah 2 dan jika ada makanan berlemak.
Hormonhormon ini meliputi gastric inhibitory polipeptide (GIP),
sekretin,
kolesistokinin
(cholecystokinin
(CCK),
dan
hormon
pembersih enterogastron.
d. Digesti dalam lambung. Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak.
1) Digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh
asam klorida (disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim proleolitik, yang
hanya dapat bekerja dengan pH di bawah 5. Enzim ini menghidrolisis protein
menjadi polipeptida. Lambung janin memproduksi renin, enzim yang
mengkoagulasi protein susu, dan menguraikannya untuk membentuk dadih
(curd).
2) Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu
menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar pH
yang rendah.
3) Karbohidrat. Amilase dalani saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja
pada pH netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam
lambung sampai asiditas lambung menembus holus. Lambung tidak
mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat
2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat
dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.
1) Duodenum adalah bagian yang terpendek (25 cm sampai 30 cm). Duktus empedu dan duktus
pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum beberapa sentimeter di bawah
mulut pilorus.
2) Yeyunum adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kurang lebih 1 sampai 1,5 m.
3) Ileum (2 m sampai 2,5 meter) merentang sampai menyatu dengan usus besar.
b.
Motilitas. Gerakan usus harus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif, dan
mendorong zat sisa
memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan secara refleks
dikendalikan oleh SSO.
1) Segmentasi
irama
adalah
gerakan
pencampuran
ulama.
Segmentasi
d.
2.2.3.5 PRANKEAS
a) Anatomi
(1) Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik kurvatur
besar lambung. Sel-sel endokrin (pulaupulau Langerhans) pankreas
mensekresi hormon insulin dan glukagon (Lihat Bab 10. IV A-D). Selsel eksokrin (asinar) mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan
berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi.
teraktivasi
dari
kimotripsinogen
oleh
tripsin.
2.2.3.6 HATI
Hati dan sekresi Empedu
a) Anatomi hati. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah
kerangka iga. Beratnya 1500 g (3 Ibs) dan pada kondisi hidup berwarna merah
tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi
dan arteri hepatika dan darah yang tidak terokrigenasi tetapi kaya akan nutrien
dan vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.
(1) Lobus kanan hati lebih besar dan lobus kirinya dan memiliki tiga
bagian utama: lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.
(2) Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dan lobus kiri. Di antara
kedua lobus terdapat porta hepatic, jalur masuk dan keluar pembuluh
darah. saraf dan duktus.
(3) Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis
untuk membentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid
terletak di antara lempenglempeng sel. Saluran portal, masing-masing
berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika, dan duktus empedu
membentuk sebuah lobulus portal.
b) Fungsi utama hati
(1) Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi
dan absorpsi lemak.
2.2.3.7 EMPEDU
(7) Anatomi sekresi empedu
b) Fungsi; Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terusmenerus disekresi oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam duodenum.
Di antara waktu makan, sfingter Oddi menutup dan cairan empedu
mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks Pelepasan cairan ini
dirangsang oleh CCK; Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya
dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit. Dengan demikian, kandung ini
mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati
Usus Besar
dengan
panjang 12 sampai 13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka
ke eksterior di anus.
a) Mukosa saluran anal tersusun dan kolumna rektal (anal), yaitu lipatanlipatan vertikal yang masing-masing berisi arteri dan vena.
b) Sfingter anal internal otot polos (involuriter) dan sfingter anal eksternal
otot rangka (volunter) mengitari anus.
c. Fungsi usus besar
1) Usus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dan kimus yang tersisa dan
mengubah kimus dan cairan menjadi massa semi padat.
2) Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon
pencernaan.
3) Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi
sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari.
(K.
RefleksMuntah
Medulla Oblongata
Aktifasi
Serabut
afferen
Sal.cerna
mual
proyektil
massa mendorong feses masuk ke dalam rectum, secara normal timbul keinginan
untuk defekasi, termasuk refleks kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus.
Pendorongan massa feses yang terus menerus melalui anus dicegah oleh kontraksi
dari; sfingter ani internus, penebalan otot polos sirkuler sepanjang beberapa
sentimeter yang terletak tepat di sebelah dalam anus, dan sfingter ani eksternus yang
terdiri dari otot lurik, volunteer yang mengelilingi sfingter internus dan meluas ke
sebelah distal. Sfingter ani eksternus diatur oleh serat serat saraf dalam nervus
pudendus yang merupakan bagian dari saraf somatic, sehingga atas pengaruh
volunter, involunter sfingter biasanya secara terus menerus mengalami kontriksi
kecuali bila ada impuls kesadaran yang menghambat kontriksi.
b. Refleks defekasi
Defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Satu diantaranya yaitu refleks intrinsic
yang diperantarai oleh system saraf enterik setempat.
c. Proses refleks defekasi;
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
3.2
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/12790060/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_PENCERNAN
http://www.academia.edu/7694490/ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_SISTEM
http://www.academia.edu/16696310/7_Sistem_Pencernaan_Pada_Manusia
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20097/3/Chapter%2520II.pdf
http://blog.unnes.ac.id/ayukwitantri/2016/02/17/sistem-pencernaan-pada-manusia/
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://repository.usu.ac.id/bitstram/123456789/34591/3/Chapter%2520II.pdf