Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas:
a.
b.
c.
d.
Apa saja sifat-sifat dan reaksi dari Alkana, Alkena dan Akuna?
e.
b.
c.
Memaparkan rumus umum dan cara tata nama yang benar dari Alkana, Alkena dan Akuna.
d.
Memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat beserta kegunaan dari Alkana, Alkena dan
Akuna dalam kedupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu senyawa dikatakan senyawa Hidrokarbon apabila senyawa yang tersusun oleh atom karbon
(C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon terbagi menjadi 3 kelompok yaitu hidrokarbon alifatik,
hidokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatik. yang termasuk hidrokarbon alifatik yaitu alkana,
alkena dan alkuna alisiklik yaitu sikloalkana dan sikloalkena aromatik yaitu benzena dan
turunannya.
Rumus Lewisnya:
Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen
dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga,
seperti pada etana, etena dan etuna.
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan
terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik).
Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon.
Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus CH3 maka akan terbentuk etana
(CH3CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus CH3 maka akan terbentuk
propana (CH3CH2CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon berantai atau
siklik.
1.
Atom karbon primer
adalah atom-atom karbon
yang mengikat satu atom
karbon tetangga.
2.
Atom
karbon
sekunder adalah atom-atom
karbon yang mengikat
dua
atom
karbon
tetangga.
3.
Atom
tersier adalah
atom karbon
mengikat tiga
karbon tetangga.
karbon
atomyang
atom
2.1 Alkana
2.1.1 Rumus Umum Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka
dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana mempunyai rumus :
CnH2n + 2
Dari rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat ditentukan
demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak bercabang yang sering disebut
sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama
Rumus molekul
Nama
Rumus molekul
metana
CH4
heksadekana
C16H34
etana
C2H6
heptadekana
C17H36
propana
C3H8
oktadekana
C18H38
butana
C4H8
nonadekana
C19H40
pentana
C5H12
eikosana
C20H42
heksana
C6H14
heneikosana
C21H44
heptana
C7H16
dokosana
C22H46
oktana
C8H18
trikosa
C23H48
nonana
C9H20
tetrakosana
C24H50
dekana
C10H22
pentakosana
C25H52
undekana
C11H24
keksakosana
C26H54
dodekana
C12H26
heptakosana
C27H56
tridekana
C13H26
oktaoksana
C28H58
tetradekana
C14H30
nonakosana
C29H60
pentadekana
C15H32
trikontana
C30H62
1.
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n(normal). Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana
2.
a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain.
Rantai induk diberi nama alkana.
b. Penomoran.
Berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di
nomor 4. Sehingga dipilih penomoran dari ujung bawah.
c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus
alkil dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
d. Tabel Nama Alkil
e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama
cabang nama rantai induk:
3.
a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai induk yang
mempunyai cabang lebih terbanyak.
b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.
Sifat fisik
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik
untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan
alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud
cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom
C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
Alkana
Rumus
Metana
CH4
-162
-183
gas
Etana
C2H6
-89
-172
gas
Propana
C3H8
-42
-188
gas
Butana
C4H10
-138
Gas
Pentana
C5H12
36
-130
0.626 (cairan)
Heksana
C6H14
69
-95
0.659 (cairan)
Heptana
C7H16
98
-91
0.684 (cairan)
Oktana
C8H18
126
-57
0.703 (cairan)
Nonana
C9H20
151
-54
0.718 (cairan)
Dekana
C10H22
174
-30
0.730 (cairan)
Undekana
C11H24
196
-26
0.740 (cairan)
Dodekana
C12H26
216
-10
0.749 (cairan)
Ikosana
C20H42
343
37
Padat
Triakontana
C30H62
450
66
Padat
b.
Tetrakontana
C40H82
525
82
Padat
Pentakontana
C50H102
575
91
Padat
Heksakontana
C60H122
625
100
Padat
Sifat kimia
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya
berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C 4H10mempunyai dua kemungkina struktur
ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada kerangka
struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-atom
karbonnya yaitu:
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada
rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera ditabel bawah
ini:
Jumlah atom C
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
Rumus molekul
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
Jumlah isomer
18
35
75
Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku
utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC)
Jumlah C
Nama
Penggunaan
< 30
1-4
Fraksi gas
30 - 180
5 -10
Bensin
180 - 230
11 - 12
Minyak tanah
230 - 305
13 - 17
305 - 405
18 - 25
Sisa destilasi :
a.
b.
Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi.
Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 8% CH4).
Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara.
Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya bagi
lingkungan dan beracun.
2.2 Alkena
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan
rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu
ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsionalmanapun, maka akan membentuk
suatu kelompok hidrokarbon.
Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawaaromatik seringkali juga
digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga tidak
dianggap sebagai alkena.
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk,
sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang).
Contoh:
1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan
suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu
akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil
dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada
alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
Contoh:
Propena
2kloropropena
c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul molekul sederhana (monomer) menjadi
molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 -> CH2 CH2 -> [ CH2 CH2 ]n
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C 4H8 sama seperti
senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu isomer struktur dan
isomer geometri.
a. Isomer Struktur
Isomer posisi
Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam
molekul yang sama.
b. Isomer geometri
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika diputar
akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar sehingga
mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran, ikatan rangkap
menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut, ada dua isomer untuk 2-butena
(CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
c. Isomer Fungsional
Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6)
2.3 Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Salah satunya
adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam perdagangan atau sebagai pengelasan.
Bagaimana rumus umum alkuna? Masih ingatkah Anda dengan senyawa alkadiena? Perhatikan
rumus struktur senyawa-senyawa di bawah ini!
Alkuna
Alkena
Bagaimana jumlah atom C dan H pada kedua senyawa di atas? Ternyata untuk alkuna dengan
jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 6. Sedangkan untuk alkena dengan jumlah
atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 8.Jadi, rumus umum alkuna adalah:
CnH2n 2
o Oktuna, C8H14
o Nonuna, C9H16
o Dekuna, C10H18
2) Alkuna rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang berikatan
rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh:
nama cabang
nomor C yang berikatan rangkap tiga
nama rantai induk (alkuna)
Contoh:
3metil1butuna
(bukan 2metil3butuna)
4metil2heksana
(bukan 3metil4heksana)
Contoh
1. Tulislah nama senyawa berikut ini.
jawab:
4metil2pentuna
2metil3heksuna
2. Tulislah rumus struktur dari:
a. 2,2dimetil3heksuna
b. 3etil1heptuna
Jawab:
a. 2,2dimetil3heksuna
b. 3etil1heptuna
Contoh:
Reaksi penjenuhan etena oleh gas hydrogen
a. Isomer Posisi
c. Isomer Fungsi
untuk penerangan
Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan
oksigen maka dapat mencapai suhu 3000 C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk
melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk
bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk
menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian
sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.
2.4 Sikloalkana
2.4.1 Pengertian dan Rumus Umum
Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom-atom karbonkarbonnya tertutup (membentuk cincin), sehingga termasuk hidrokarbon siklik. Karena sifat-sifat
sikloalkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana
dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Rumus umum sikloalkana CnH2n.
Dengan pasangan-pasangan elektron yang saling berdekatan, terjadi tolak menolak antara
pasangan-pasangan elektron yang menghubungkan atom-atom karbon. Ini membuat ikatan-ikatan
lebih mudah terputus.
Dalam pemberian nama sikloalkana selalu digunakan awalan siklo-. Sebagai contoh, sikloalkana
yang mengandung 3 atom C dinamakan siklopropana, yang mengandung 4 atom C dinamakan
siklobutana, dan seterusnya. Pada sikloalkana yang mengandung substituen, pemberian namanya
adalah dengan terlebih dahulu menyebut nama substituen tersebut, diikuti dengan nama
sikloalkananya.
Sebagai contoh, siklopentana yang mengandung sebuah substituen metil diberi nama
metilsiklopentana. Bila substituennya lebih dari sebuah diperlukan penomoran dan dengan
memperhatikan urutan alfabetik huruf pertama masing-masing substituen. Sebagai contoh, 1,4dimetilsikloheksana, 4-etil-1-metilsikloheksana, dan 1-tersierbutil-4-metilsikloheksana.
o 1,1,2-tribromo siklo butana, berarti dalam siklobutana terdapat 3 gugus cabang brom, Br; 2
cabang terletak.
o 1,1,2-trietil-3-metil siklo heksana; berarti sikloheksana memiliki 4 gugus chabang, 3 cabang
adalah gugus etil.
Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya saja atom-atom
karbon tergabung dalam sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah siklopropana.
Jika menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas, akan terlihat bahwa jumlah
atom C dan H tidak lagi memenuhi rumus umum C nH2n+2. Dengan tergabungnya atom-atom karbon
dalam sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang.
Dua atom hidrogen yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk sebuah
sikloalkana adalah CnH2n.
Sikloalkana juga mempunyai gugus cincin. Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah struktur
cincin yang sebagai "cincin yang berkerut".terlihat seperti ini:
Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana sesuai dengan bentuknya yang
sedikit menyerupai sebuah kursi.
Sifat Sikloalkana
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hidrogen (H) dan atom karbon (C).
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 3 golongan
besar, yaitu: Senyawa alifatik dan senyawa siklik serta senyawa aromatik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu
memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi
menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan
tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga
dinamakan alkuna.
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu
mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan
aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai
benzena.
3.2 Saran
Sebaiknya penggunaan senyawa harus digunakan sebaik-baiknya, karena setiap senyawa itu
mempunyai manfaat dan bahaya.
a.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Budi, Mahardiani. Ani. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: CV.HaKa MJ
Purba Michael. 2004. Kimia untuk SMA. Jakarta: Erlangga
Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia - Berikut ini adalah materi
lengkapnya :
1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika
suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab
massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah
pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik
leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding
alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik
didih makin rendah. [1]
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan
oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan
senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin
(berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]
3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H
pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi
adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih
sederhana. [1] Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.
800 - 900 oC
CH3 - CH = CH2 + H2
propana
propena
800 - 900 oC
CH2 = CH2
propana
etena
metana
a. Sifat
Fisik
CH4
Alkena
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena
sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk
ikatan . Ikatan tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif
sebagian.
2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin
bertambah jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
b. Sifat Kimia Alkena
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena
terutama
terjadi
pada
ikatan
rangkap
tersebut.
Reaksi-reaksi
a)
alkena
Reaksi
sebagai
Adisi
(penambahan
berikut.
atau
penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara
mengikat
atom
lain.
Zat-zat
yang
dapat
(1)
mengadisi
Gas
alkena
adalah
hidrogen
:
(H2)
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan
rangkap
berubah
menjadi
ikatan
tunggal.
[2]
a)
b)
(2)
CH2 =
CH2 =
CH
CH2 (etena)
CH3 (propena)
Halogen (F2,
H2
+
H2
Cl2,
CH3
CH3
CH3 (etana)
CH2
Br2,
CH3 (propana)
dan
I 2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2]
a)
b)
(3)
Asam
halida
(HCl,
HBr,
HF,
dan
HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida
akan
terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.
Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada atom
C
yang
paling
panjang.
[2]
a)
b.
Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H,
sehingga simetris.
Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H,
sehingga
tidak
simetris.
Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya
1 atom H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.
b)
Reaksi
1)
Pembakaran
C2H4 +
2)
(oksidasi
sempurna
Pembakaran
C2H4 +
c)
Pembakaran
O2
alkena
2
tidak
sempurna
O2
Reaksi
dengan
oksigen)
alkena
menghasilkan
CO
H2O
CO
dan H2O.
H 2O
Polimerisasi
Contoh
Polimerisasi
n
CH2 =
etena
CH2
menjadi
CH2
CH2
polietena
[
CH2
CH2 ]n
1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.
2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C
harga
Mr
makin
besar
maka
titik
didihnya
makin
tinggi.
b. Sifat
Kimia
Alkuna
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah
pereaksi
untuk
penjenuhan
ikatan
rangkap.
Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk
jumlah
ikatan
rangkap
yang
sama.
Contoh
Reaksi
penjenuhan
CH2 =
etena
CH2 (etena) +
oleh
H2
a)
gas
hidrogen
CH3
CH3 (etana)
Oksidasi
[2]
4O2
3CO2 +
2H2O
b)
Alkuna
Adisi H2 [2]
mengalami
dua
kali
adisi
oleh
H2
untuk
menghasilkan
Contoh
HC C CH3
propuna
alkana.
:
H2
H2C = CH CH3
propena
H2
propana
d)
Adisi
Asam
halida
[2]
Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagaimana pada alkena.
Anda sekarang sudah mengetahui Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna.
Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Referensi Lainnya :
[1] Harnanto, A. dan Ruminten. 2009. Kimia 1 : untuk SMA/MA Kelas X. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 194.
[2] Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.