Professional Documents
Culture Documents
Jakarta,
Desember 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PEMAKETAN
1. Pemaketan pengadaan barang/jasa pemerintah
2. Contoh-contoh pemaketan
3. Kegiatan: pengadaan alat kesehatan dan alat
penunjang kesehatan
4. Menyatukan paket
5. Dapatkah pemaketan pekerjaan yang nilainya untuk
pelelangan diubah menjadi pengadaan langsung
6. Pemaketan untuk pekerjaan di beberapa desa
7. Pemaketan dan klasifikasi bidang
8. Pemecahan paket pengadaan tidak selalu dilarang
9. Pemaketan pengadaan rumah layak huni
10. Pengadaan dengan pengadaan langsung atau
dilakukan dengan pelelangan?
11. Pemaketan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi
12. Pemaketan pekerjaan konstruksi untuk satu lokasi
13. Pemaketan untuk alat kesehatan dengan katalog LKPP
14. Pemaketan di satu kode rekening untuk pengadaan
obat dan alat kesehatan
15. Pengadaan para sopir dengan pengadaan langsung
atau pelelangan untuk anggaran yang besar?
ii
2
5
8
9
10
11
13
14
16
17
18
20
21
23
24
25
26
26
27
27
29
30
31
32
33
33
35
35
36
37
39
39
40
43
46
47
48
48
49
52
52
53
55
56
57
58
58
59
59
60
60
60
61
62
62
66
BAB III PENGADAAN KENDARAAN BERMOTOR DARI ECATALOGUE LKPP SECARA E-PURCHASING
1. Pengadaan sepeda motor
2. Pengadaan mobil ambulance
3. Update harga e-catalogue lkpp mengenai kendaraan
(april 2014)
4. Bila harga e-catalogue kendaraan di awal januari 2014
belum tersedia
5. Kendaraan roda empat tidak ada di e-catalogue maka
siapa penyedianya?
6. Harga kendaraan di e-catalogue masih data harga
lama
7. Pengadaan kendaraan yang daerah kami tidak ada
dealer?
8. Pengadaan langsung kendaraan pemerintah
9. Pengadaan ambulance sebagai csr dari BUMD
10. Pengadaan kendaraan yang tidak ada di e-catalogue
11. Pengadaan sepeda motor
12. Sepeda motor di e-catalogue lkpp tidak ada
13. Pengadaan karoseri dan e-purchasing
14. Pengadaan kendaraan sampah untuk banyak
kelurahan
15. Keuntungan adanya e-catalogue dan e-purchasing
16. Di e-catalogue inaproc untuk pengadaan kendaraan
hanya chassis saja
17. Pengadaan kendaraan yang tidak ada di e-catalogue
LKPP
v
68
69
69
70
70
71
71
72
73
73
74
75
75
76
77
78
79
18.
19.
20.
21.
22.
79
80
80
81
82
83
83
86
87
88
91
92
93
94
94
95
96
96
97
98
99
100
102
104
E-CATALOGUE LKPP
101
106
107
110
111
112
114
114
115
115
116
116
117
118
120
121
122
123
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
viii
124
124
125
126
126
126
127
128
128
128
130
138
140
141
BAB I
BAB I PEMAKETAN
2. Langkah kedua
Kegiatan-kegiatan tersebut yang melalui penyedia
dipecah lagi, lalu dikelompokkan berdasarkan jenis
pengadaannya, yaitu :
a. barang
b. pekerjaan konstruksi
c. jasa konsultansi
d. jasa lainnya
3. Langkah ketiga
Jenis-jenis pengadaan tersebut dipecah lagi dan
dikelompokkan ke dalam ruang lingkup kompetensi penyedia
(Dikelompokkan kepada bidang/subbidang penyedia).
Contoh untuk pengadaan barang ada beberapa
kompetensi sebagai berikut:
Pengadaan Alat tulis kantor (ATK), AC (pendingin
ruangan) dan Motor Roda Dua.
Berdasarkan contoh di atas ada 3 kompetensi penyedia,
berarti ada tiga penyedia yang berbeda yang kita perlukan
berdasarkan kompetensi penyedia.
Ada penyedia ATK, yang tentunya bukan penyedia AC
sehingga diperlukan penyedia AC, demikian juga diperlukan
penyedia sepeda motor (dealer).
4. Langkah keempat
4. MENYATUKAN PAKET
Apakah Paket Pekerjaan Pengadaan dengan nilai HPS Rp.
2,4 M dapat digabung dengan paket Pemasangan (Trafo) dengan
nilai HPS Rp. 1 milyar? Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dalam
pelelangan dan pekerjaan, karena keduanya harus memiliki SLO
(Sertifikat Layak Operasi), jika dibuat paket terpisah maka
dikhawatirkan biaya SLO akan menjadi lebih besar.
Berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 Pasal 24, terdapat
beberapa ketentuan sebagai berikut :
ayat (2), Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyakbanyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi,
persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis.
ayat (3) huruf b, Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA
dilarang menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut
sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran
nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil
Berdasarkan hal tersebut di atas, bilamana sifat dan jenis
pekerjaannya yang dimaksud sama atau dalam satu kesatuan
tanggung jawab dari satu penyedia, maka dapat disatukan dalam
satu paket pelelangan.
5. DAPATKAH PEMAKETAN PEKERJAAN YANG NILAINYA
UNTUK PELELANGAN DIUBAH MENJADI PENGADAAN
LANGSUNG
Pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) dan Rumah Jaga
dengan pagu Rp. 266 juta, Pertanyaannya, apakah boleh paket ini
diadakan dengan metode Pengadaan Langsung?
Dapat disampaikan bahwa paket tersebut di dalamnya tidak
tersedia dana untuk pembuatan gambarnya, dan pekerjaan ini
diarahkan untuk menjadi percontohan kepada masyarakat
pembuatan KJA yang sesuai dengan SNI.
Tanggapan;
10
Contoh:
a. Pembangunan Kolam ikan Desa Subur Rp.175.000.000,00
b. Pembangunan Kolam ikan Desa Suka Makmur
Rp.175.000.000,00
c. Pembangunan Kolam ikan Desa Sukajadi Rp.175.000.000,00
d. Pembangunan Kolam ikan Desa Sukakreasi Rp.175.000.000,00
Jawaban:
Bedakan fungsi pos penganggaran dengan kebutuhan akan
pengadaan barang/jasa. Jika di dalam 1 rekening ada beberapa
paket, hal itu tidak menjadi masalah.
Jika setelah dilakukan pengkajian pekerjaan dengan
memperhatikan prinsip efektif dan efisien, lebih baik dikerjakan
pada masing-masing lokasi, maka dapat dilakukan pemecahan
paket berdasarkan lokasi atau kelompok lokasi yang berdekatan.
Pasal 24 Ayat 3 Point a
Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang:
Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di
beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat
efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah
masing-masing.
7. PEMAKETAN DAN KLASIFIKASI BIDANG
Pokja ULP Prov akan melaksanakan lelang dengan pagu Rp.
800.000.000,00 untuk paket pekerjaan pengadaan bahan dan
12
dengan
pelelangan/pengadaan
13
15
17
Tanggapan:
Agar dilakukan pemaketan pekerjaan berdasar jenis
pengadaannya yaitu pengadaan barang, konstruksi, jasa lainnya
atau konsultansi.
Selanjutnya misal untuk pengadaan barang dikelompokkan
berdasar kompetensi penyedia. Misal paket untuk penyedia
mebeler, paket untuk pengadan komputer dsb.
Berikutnya untuk paket pengadaan mebeler apabila nilainya
s.d. Rp. 200 juta dapat dilakukan dengan pengadaan langsung,
sedangkan apabila nilainya di atas Rp. 200 juta maka dilakukan
dengan pelelangan.
11. PEMAKETAN
KONSTRUKSI
UNTUK
PENGADAAN
PEKERJAAN
18
19
44
juta
dengan
28
juta
dengan
ALAT
KESEHATAN
DENGAN
UNTUK
20 orang x 12 bulan x Rp. 2.500.000,- = Rp. 600.000.000,Ditinjau dari anggaran yang dialokasikan, apakah upah/gaji
ini diproses melalui Lelang Sederhana atau dapat dibayarkan
langsung setiap bulannya kepada yang bersangkutan?
Pengadaan tersebut dilakukan dengan pemaketan
berdasarkan prinsip efektif dan efisiein yaitu pemaketan
kepada penyedia badan usaha atau akan dilakukan kepada
masing-masing sopir.
Bila diadakan dengan penyedia badan usaha maka
dilakukan dengan pelelangan sederhana.
Namun bila kepada masing-masing sopir dapat dilakukan
dengan pengadaan langsung mengingat nilai paket masingmasing sopir dibawah Rp. 200 juta.
Pengadaan langsung ke masing-masing sopir dilakukan
dengan memperhatikan kompetensi antara lain kesehatan dan
memiliki SIM.
Perikatan dengan masing-masing sopir dilakukan dengan
kontrak harga satuan/SPK harga satuan dengan memperhatikan
upah minimum provinsi.
Pembayaran dapat dilakukan perbulan.
24
mengurangi
31
32
diulang
Penunjukan langsung
dilakukan secara swakelola
dialihkan untuk kegiatan lain saja.
Dalam hal akan diulang, sebelum diulang agar dievaluasi
terlebih dahulu kenapa gagal. Apakah HPSnya terlalu kecil?
Adakah persyaratan yang tidak tepat sehingga tidak bisa dipenuhi
oleh para penyedia? Atau adakah kesalahan lain seperti
kesalahan pemaketan dan sebagainya.
Setelah dilakukan evaluasi dan Dokumen Pengadaan
diperbaiki, selanjutnya dilakukan pelelangan kembali.
Apabila setelah pelelangan ulang, tidak ada satu penyedia
pun yang memasukkan penawaran, silahkan Saudara
mencermati pasal 84 ayat 6, atau jika penyedianya ternyata
hanya ada satu, dilakukan dengan penunjukan langsung dengan
klarifikasi teknis dan negosiasi kewajaran harga.
33
untuk
37
38
39
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
honor tim;
belanja ATK;
belanja bahan komputer;
konsumsi rapat;
biaya perjalanan dinas;
sewa hotel;
biaya operasional kendaraan dinas;
biaya langganan dan daya (listrik, air, dan telepon).
Contoh:
Suatu kegiatan dalam DPA dengan judul kegiatan : Operasional
dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor. Total anggaran:
Rp. 876.800.000,00 (Delapan ratus tujuh puluh enam juta delapan
40
dalam
44
BAB II
45
PENGADAAN
PENUNJUKAN LANGSUNG
LANGSUNG
DENGAN
b.
KONSULTANSI?
Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
47
4. BAGAIMANA
PROSES
PENGADAAN
LANGSUNG
PEKERJAAN KONSTRUKSI/KONSULTANSI/JASA LAINNYA?
Proses Pengadaan Langsung Pekerjaan Konstruksi/
Konsultansi/Jasa Lainnya dilakukan sebagai berikut:
48
49
c)
Pasal 45 ayat 3
PA/KPA dilarang menggunakan metode Pengadaan Langsung
sebagai alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi
beberapa paket dengan maksud untuk menghindari Seleksi.
6. TANDA BUKTI
LANGSUNG
PERJANJIAN
DALAM
PENGADAAN
Pengadaan
Langsung
Barang
Jasa Lainnya
Konstruksi
Bukti
Pembelian
Bukti
Pembelian
Kuitansi
Kuitansi
Kuitansi
SPK
SPK
SPK
Konsultansi
SPK
PENGADAAN
LANGSUNG
DENGAN
LANGSUNG
DENGAN
55
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
jumlah barang/jasa,
spesifikasi
kewajaran harga pasar
jaminan purna jual (bila ada).
60
21. MEKANISME
LANGSUNG
PEMBAYARAN
PADA
PENGADAAN
b.
d.
66
BAB III
67
BAB III
PENGADAAN KENDARAAN BERMOTOR DARI E-CATALOGUE
LKPP SECARA E-PURCHASING
1. PENGADAAN SEPEDA MOTOR
Dinas kami akan mengadakan pengadaan sepeda motor.
Penyedia (Dealer) sesuai e-catalogue LKPP tidak ada, bila beli ke
dealer sesuai dealer e-catalogue LKPP dapat dilakukan dari
daerah lain dengan ditambah biaya kirim.
Harga dealer tersebut Rp. 13.000.000,- (tiga belas juta rupiah) dan
biaya kirim Rp. 740.000,- (tujuh ratus empat puluh ribu rupiah).
Ada dealer di kota kami yang tidak termasuk di e-catalogue LKPP
namun harganya Rp. 13.400.000,- (tiga belas juta empat ratus ribu
rupiah).
Bagaimana pengadaan untuk sepeda motor ini ?
E-catalogue LKPP adalah untuk kemudahan pengadaan
dengan efektifitas dan efisiennya.
Dalam hal e-catalogue tersebut tidak dapat dilakukan di suatu
daerah dan pengadaan dengan nilai di bawah Rp. 200.000.000,(dua ratus juta rupiah) di luar e-catalogue dapat dilakukan lebih
murah, maka silahkan dilakukan diluar e-catalogue.
Kami menyarankan dalam hal, ketika harganya sama antara
e-catalogue LKPP dengan yang bukan e-catalogue LKPP
sebaiknya dilakukan dengan e-catalogue secara e-purchasing
dalam rangka pengendalian, monitoring dan pengembangan
sistem pengadaan nasional. Bahwa pada prinsipnya untuk barang
di luar e-catalogue dapat melakukan proses pengadaan sesuai
ketentuan Perpres.
68
LKPP
MENGENAI
71
ADANYA
E-CATALOGUE
DAN
E-
PENGADAAN
atau main dealer. Dalam hal kendaraan yang perlu dibuat oleh
karoseri maka pengadaannya dilakukan dengan penyedia
karoseri.
18. HARGA UNTUK
CATALOGUE
KENDARAAN
BELUM
ADA
DI
E-
79
KENDARAAN
DIRUBAH
WARNA
KENDARAAN
SECARA
E-
80
82
Tanggapan:
a. bisa, disarankan dilakukan secara e-catalogue dengan epurchasing.
b. bila tidak ada di e-catalogue dilakukan dengan penyedianya
adalah dealer/main dealer.
c. pengadaan langsung dilakukan dengan negosiasi harga,
apalagi bila pengadaan lebih dari satu.
d. harga yang terjadi tidak boleh lebih tinggi dari harga untuk
pembelian pribadi (harga pasar).
84
BAB IV
85
BAB IV
PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN DARI
E-CATALOGUE LKPP SECARA E-PURCHASING
25. PENGADAAN ALAT KESEHATAN
a. Apakah harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah
termasuk ongkos kirim sampai Kabupaten kami
b. Apakah harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah
termasuk uji fungsi alat (teknisi datang ke tempat kami), serta
biaya training ?
c. Apakah harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah
termasuk garansi dan jaminan ketersediaan suku cadang ?
d. Apakah dalam satu kode rekening dokumen anggaran bisa
banyak kontrak ?
e. Bagaimana pengadaan alkes yang belum ada di e-catalogue
LKPP ?
Tanggapan:
a. Harga yang tercantum di e-catalogue sudah termasuk biaya
kirim dan uji fungsi alat (tetapi ada beberapa yang tidak
termasuk, maka K/L/D/I diharapkan melakukan konfirmasi
harga tersebut kepada penyedia).
b. Bila belum termasuk, agar dibuat kontrak/SPK terpisah.
c. Harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah termasuk
garansi dan jaminan ketersedian suku cadang
d. Dalam satu kode rekening bisa banyak kontrak e-catalogue ,
dikarenakan penyedianya berbeda sesuai kebutuhan.
e. pengadaan alkes yang belum ada di e-catalogue LKPP
disarankan agar dilakukan dengan memilih jenis alat
kesehatan yang mempunyai fungsi yang sama sesuai
kebutuhan pada e-catalogue LKPP, dengan melakukan
86
87
Tanggapan:
a. Selama ada penjelasan dari PT. xxx yang berkontrak payung
(pabrikan) bahwa terdapat kendala dalam penyediaan obat.
Hal tersebut diperbolehkan, namun bila tidak ada respon
pelayanan sesuai kontrak payung LKPP dengan penyedia,
agar berkirim surat ke dit catalog LKPP
b. dalam hal obat diperlukan segera karena tidak tersedia obat
untuk kepentingan pelayanan maka dapat dilakukan dengan
pengadaan langsung/penunjukan langsung
c. untuk kebutuhan obat yang tidak mendesak dan nilai
pengadaan di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
dilakukan pelelalangan sederhana/pelelangan umum
d. dalam hal pengadaan tidak dapat dilakukan secara epurchasing dibuktikan dengan pernyataan penyedia catalog
maka pengadaan dilakukan diluar e-catalogue dengan harga
mengikuti harga pasar.
27. PENGADAAN-PENGADAAN DI RUMAH SAKIT
Kalau dalam pelelangan ulang pemilihan penyedia kedua
kalinya untuk pekerjaan Pengisian Tabung Oksigen dan
Pemilihan Penyedia yang ketiga kalinya untuk pekerjaan
pengadaan makanan dan minuman pasien rawat inap ternyata
kembali mengalarni kegagalan karena tidak ada yang
memasukkan penawaran, apa yang harus dilakukan?
Selanjutnya
kepada penyedia
pelelangan ulang
dilakukan sambil
UNTUK
yang terbentuk dari proses pelelangan bisa melebihi dari harga ecatalogue, dengan catatan harga HPS telah dibuat sesuai dengan
prosedur.
Satu kode rekening anggaran (akun) dapat dilakukan
banyak pemaketan sehingga akan banyak kontrak dengan
berbagai penyedia.
Dalam hal satu kode rekening (akun) dengan satu penyedia
maka dilakukan dengan satu kontrak (walaupun transaksinya
banyak) e-catalogue merupakan salah satu pilihan, dimana
penunjukan langsung dapat dilakukan. Ketentuan e-catalogue
ada di Pasal 38 perpres 70/2012.
29. BILA HARGA E-CATALOGUE OBAT DI AWAL JANUARI 2014
BELUM TERSEDIA
Pelayanan Bagaimana bila harga di e-catalogue untuk obat
sedang di update?
Pelayanan kepada masyarakat tidak boleh terhenti, karena
masalah pengadaan.
Dalam hal harga e-catalogue obat belum tersedia,
pengadaan dilakukan untuk kebutuhan 2 minggu atau satu bulan
dengan pengadaan langsung/penunjukan langsung, dengan
negosiasi kewajaran harga.
Diharapkan harga e-catalogue obat akan segera ada.
30. STOK DI E-CATALOGUE TIDAK DAPAT DIPESAN LAGI
Pengadaan di e-catalogue secara e-purchasing disusun
atas dasar kebutuhan nasional.
92
PT Kimia Farma
PT Indo Farma
PT Novapahrin
PT Phapros
PT Kalbe Farma
Tidak ada di catalog
Dengan demikian akan ada 6 penyedia. Bagaimana
pengadaan dan kontraknya? Pengadaan yang sudah ada ecatalogue maka dilakukan pengadaan dengan e-purchasing,
berdasarkan hal ini, maka ada 5 penyedia.
Sedangkan yang tidak ada di e-catalogue dilakukan
pelelangan atau pengadaan langsung berdasarkan besaran
nilainya. Misalnya terpilih penyedia PT. X, kontrak dilakukan
dengan masing-masing penyedia, sehingga ada 6 kontrak.
96
Apabila alat kesehatan yang dibutuhkan terdapat dalam ecatalogue , maka dapat dilakukan dengan e-purchasing. Terkait
dengan karakteristik alat kesehatan tersebut, apabila dalam
praktek bisnisnya dapat dipenuhi dalam satu kompentesi
penyedia, maka pemaketan dilakukan dalam satu paket. Bila
tidak dapat dipenuhi dalam satu kompentesi penyedia maka
pemaketan pengadaan dilakukan sesuai kompetensi penyedia.
Berdasarkan hasil pemaketan, bila nilai paket di atas Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan tidak tersedia di ecatalogue LKPP maka dilakukan dengan pelelangan.
39. PENGADAAN OBAT GENERIK/OBAT PATEN
a. Apa diperbolehkan pengadaan obat generik yang tidak ada
dalam e-catalogue dilakukan secara Penunjukan Langsung
atau harus tender?
b. Apa diperbolehkan memisah pengadaan obat generik dan
paten dalam 1 (satu) rekening? atau harus ditender semua?
Tanggapan:
a. bila penyedianya hanya satu, dilakukan penunjukan
langsung.
b. bila penyedianya banyak dan nilainya dibawah Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) maka dilakukan dengan
pengadaan langsung.
c. bila penyedianya banyak dan nilainya di atas Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) maka dilakukan dengan
pelelengan sederhana.
100
101
103
104
BAB V
105
BAB V
PENGADAAN DENGAN E-CATALOGUE LKPP SECARA
E-PURCHASING
43. AUDITOR TENTANG PPH UNTUK E-CATALOGUE
Pada tahun 2013 kami ada pengadaan kendaraan.
Disini ada perbedaan pemahaman antara kami dengan auditor
dalam memaknai redaksi "Harga Off The Road Plat Merah sudah
termasuk PPN dan PPh" yang tercantum pada harga e-catalogue
LKPP.
Auditor beranggapan LKPP memasukkan PPh dalam harga
off the road plat merah, padahal komponen PPh tidak boleh
dianggarkan.
Sehingga HPS kami (yang berdasarkan e-catalogue)
dianggap oleh auditor terdapat pula komponen PPh sehingga
kami dianggap melanggar Perpres 70.
Mohon informasi.
Tanggapan:
Harga sudah termasuk pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
Semua instansi dalam membuat HPS tidak boleh memasukan
PPh.
Sedangkan semua instansi dapat menggunakan harga ecatalogue untuk negosiasi dalam pengadaan secara e-catalogue.
Yang didalam e-catalogue sudah dimasukkan anggaran PPN dan
tidak perlu ditambahkan PPh lagi.
106
c. standar
d. ahli /konsultan
e. e-catalogue INAPROC
Dalam menyusun spesfikasi melalui brosur atau penjelasan
produk kita bisa melihat dari brosur atau penjelasan produk yang
menjelaskan kemampuan teknis dari barang atau jasa yang
diperlukan. Lebih baik lagi bila ada beberapa brosur sehingga
kita dapat membandingkan untuk mencari standar minimal dari
kinerja yang diharapkan atas suatu produk atau jasa.
Bentuk dari brosur dari suatu produk atau penjelasan
produk bisa berwujud daftar barang dan jasa yang dikeluarkan
oleh suatu pabrikan atau catalogue produk.
Brosur atau daftar produk dapat diperoleh dari lembar
promosi atau buku catalogue produk. Publikasi produk banyak
ditemui di bagian pemasaran, di buku telepon atau di publikasi
internet.
Menyusun spesifikasi berdasar kinerja, dilakukan atas
identifikasi atau keperluan kinerja tertentu yang kita
harapkan.Setelah ditemukan kinerja yang diharapkan maka kita
membuat kriteria teknis untuk mencapai kinerja tersebut. Contoh
diperlukan kinerja mengangkut sampah seberat 50 ton sehari
maka diperlukan secara teknis adanya kendaraan tertentu yang
harus dapat didetailkan secara teknis kriteria atau spesifikasinya
yang mampu menyelesaikan sampah sebesar 50 ton dalam
sehari.
Spesifikasi secara standar dapat diperoleh dari standar
yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalanya dari
SNI (Standar Nasional Indonesia) atau standar pembangunan
jalan dari Kemen PU.
108
109
Nama alat
XXX spesifikasi zzzz
XXX spesifikasi zzzz
XXX spesifikasi zzw
XXX spesifikasi zmzy
XXX spesifikasi zznk
Penyedia
PT A
PT B
PT C
PT D
PT E
Harga Rp.
$
$
$
$
$
90.000
91.500
92.200
92.800
93.050
110
Daftar harga dapat dilihat pada e-catalogue dalam aplikasi epurchasing. Bila belum/tidak tercantum dalam e-catalogue
maka pengadaannya melalui pelelangan kepada usaha non
kecil yaitu pabrikan, dealer, distributor resmi yang memiliki
garansi barang, bukan PT / CV yang sehari-hari tidak
menjual produk ini.
120
Tanggapan;
Dalam pengadaan melalui e-catalogue/e-purchasing, tidak
harus memilih yang murah. Yang dipilih adalah yang diperlukan
dan yang berkualitas. Jangan lupa untuk melakukan negosiasi
harga.
57. PENGADAAN DENGAN
PURCHASING
E-CATALOGUE
MELAUI
E-
122
123
PPK
Pokja ULP menyampaikan ke PPK
PPK login dan input data
Cetak lampiran kontrak
Tandatangan dengan penyedia
60. SPESIFIKASI YANG DIPERLUKAN BERBEDA DENGAN YANG
ADA DI KATALOG
Di katalog tersedia armroll dengan kapasitas 10 kubik,
sedangkan kebutuhan SKPD yang tercantum dalam RUP dan
KAK kapasitas 6 kubik, bagaimana menyikapi kondisi ini?
Pilihannya;
A. lakukan revisi RUP/KAK sesuai dengan e-catalogue,
sehingga dapat dilakukan dengan pengadaan di catalog (epurchasing) atau
B. yang dibutuhkan adalah sesuai KAK, yang tidak ada di ecatalogue maka dilakukan pengadaannya dengan
dealer/main dealer melalui:
a. pelelangan bila nilainya diatas Rp 200 juta
b. pengadaan langsung bila nilainya dibawah Rp 200 juta
c. penunjukan langsung bila penyedianya tunggal
61. PENGADAAN ALAT BERAT
Apakah pengadaan alat berat harus menggunakan pihak ke tiga?
Dan apakah ada daftar harga LKPP untuk alat berat?
Kemudian untuk penentuan HPS bagaimana caranya?
Pengadaan alat berat harus melalui pemilihan penyedia.
124
Daftar harga dapat dilihat pada e-catalog dalam aplikasi epurchasing. Bila belum/tidak tercantum dalam e-catalog maka
pengadaannya melalui pelelangan kepada usaha non kecil yaitu
pabrikan, dealer, distributor resmi yang memiliki garansi barang,
bukan PT / CV yang sehari-hari tidak jualan produk ini.
Perhitungan HPS sebagaimana disebutkan dalam Perpres
Nomor 70 Tahun 2012 Pasal 66.
HPS adalah harga beli dari para pembeli atau harga jual dilevel
agen, distributor resmi dan pabrikan (tidak perlu ditambah
keuntungan, karena harga jual adalah harga untung).
62. HARGA DI CATALOG INAPROC (INFO PER 20 MEI 2013)
Untuk pengadaan kendaraan, harga kendaraan masih
merupakan acuan HPS sehingga diperlukan untuk dibuat HPS
dan kemudian dilakukan negosiasi.
Pengadaan untuk alat pertanian dan bandwith internet,
harga yang tertayang merupakan HPS sehingga masih dilakukan
negosiasi.
Mengapa ada negosiasi harga? Karena ketika dimasukan
dalam katalog harga tersebut, bukan hasil pelelangan oleh LKPP
sehingga masih diperlukan negosiasi. Selanjutnya silahkan
kunjungi, http://116.66.204.151/e-katalogkb/pricelist/index.php/katalog/daftar_katalog_umum
Untuk pengadaan obat, harga merupakan harga transaksi
sehingga tidak diperlukan adanya negosiasi harga. Untuk katalog
obat, ketika dimasukkan dalam katalog untuk obat dilakukan
125
127
dan lain sebagainya menandakan bahwa trend belanja secara online bukan hanya sebagai gaya hidup tapi merupakan kebutuhan
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Situs-situs yang memfasilitasi
belanja on-line tersebut bukan hanya sekedar menawarkan
produk, tapi juga bagaimana menawarkan kemudahan bagi
masyarakat untuk berbelanja tanpa harus menghabiskan waktu
dan tenaga. Sesuatu yang pastinya masih terjadi jika melakukan
belanja secara konvensional. Disamping itu pula, situs-situs
tersebut juga menampilkan variasi dari produk yang ditawarkan,
baik barang maupun jasa, lengkap dengan harga yang
dipublikasikan.
Tidak berhenti sampai disitu, bahkan pembeli dapat
menghubungi pihak penjual karena situs-situs tadi juga
mempublikasikan informasi tentang pihak penjual. Lengkap
dengan nomor kontak yang dapat dihubungi. Kemudahankemudahan inilah yang diyakini banyak pihak bahwa belanja online kelak akan menjadi fenomena tersendiri di masyarakat yang
semakin lama makin modern dan maju. Tidak hanya di dominasi
oleh kelas atas, bahkan masyarakat kelas menengah dan bawah
pun akan terbiasa untuk berbelanja secara on-line.
Dengan semakin murahnya harga perangkat gadget, tarif
pulsa dari perusahaan telekomunikasi yang semakin kompetitif,
maka makin menciptakan kemudahan yang lebih besar bagi
masyarakat untuk melakukan belanja on-line dimana pun dan
kapan pun tanpa harus dibatasi waktu dan tempat. Tak perlu lagi
harus pergi ke pasar, toko, bahkan swalayan atau menghabiskan
waktu luang dengan berbelanja, karena perkembangan teknologi
telah memudahkan siapa pun untuk berbelanja secara on-line
tanpa harus mengeluarkan tenaga extra. Tidak heran jika para
produsen yang menguasai produk atau jasa yang sudah terkenal
pun ramai-ramai menyediakan sistem yang memungkinkan
masyarakat untuk membeli produk mereka secara on-line!
131
Belanja Pemerintah
Harus diakui, bahwa faktanya disektor pemerintahan,
bagaimana pemerintah melakukan belanja barang dan jasa atau
lazimnya sering disebut pengadaan barang/jasa pemerintah
(PBJP) terkesan jalan ditempat.Belum ada sebuah terobosan
yang dianggap cukup berarti. Di masyarakat, kegiatan belanja
barang dan jasa secara on-line sudah bukan lagi menjadi sekedar
gaya hidup namun telah menjadi fenomena tersendiri. Hal
tersebut, yang sayangnya, belum menjadi tren di kalangan
organisasi pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Belum
menjadi tren belanja secara on-line khusus untuk PBJP dirasakan
sebagai fakta yang dianggap sebagai sektor yang terbelakang.
Keterbelakangan di sektor PBJP semakin diperparah oleh
pemberitaan berbagai media tentang bagaimana PBJP dipandang
sebagai lahan basah bagi sebagian oknum pejabat pemerintah
untuk melakukan korupsi. Kasus Wisma Atlet, Hambalang dan
terakhir korupsi alat-alat kesehatan di Tangerang Selatan yang
sedang dalam penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
makin menambah cerita pilu tentang PBJP. Belum lagi
berkembang sebuah mind set di tengah masyarakat bahwa
PBJP identik dengan arisan penyedia barang/jasa tertentu,
pengaturan tender, bagi-bagi anggaran pusat maupun daerah dan
sebagainya. Sehingga menyebabkan kegiatan PBJP seolah-olah
menjadi kegiatan yang bukan lagi dipandang sebelah mata tetapi
menjadi tidak menarik untuk dikembangkan atau digarap dan
dikembangkan secara lebih serius.
Hal tersebut dperparah dengan sinisme yang berkembang
di masyarakat bahwa PBJP identik dengan proses yang rumit,
ribet, merepotkan dan cenderung menyulitkan. Disatu sisi,
maraknya pemberitaan kasus-kasus korupsi di PBJP membuat
beberapa kalangan di pemerintahan cenderung menghindar atau
bahkan memutuskan untuk tidak terlibat dalam proses PBJP.
132
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
138
Pasal 1 ayat 41
E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui
sistem katalog elektronik.
Pasal 106 ayat 2
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik dilakukan dengan
cara e-tendering atau e-purchasing.
Pasal 110
(1) Dalam rangka E-Purchasing, sistem katalog elektronik (ECatalogue) sekurang-kurangnya memuat informasi teknis
dan harga Barang/Jasa.
Penjelasan: E-purchasing diselenggarakan dengan tujuan :
a. terciptanya proses Pemilihan Barang/Jasa secara
langsung melalui sistem katalog elektronik (E-Catalogue)
sehingga memungkinkan semua ULP/ Pejabat
Pengadaan dapat memilih Barang/Jasa pada pilihan
terbaik; dan
b. efisiensi biaya dan waktu proses Pemilihan Barang /Jasa
dari sisi Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna
Barang/Jasa.
(2) Sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diselenggarakan oleh LKPP.
(2a)
katalog
139
harus
140
141
= bukti pembelian
= kuitansi
= SPK
= surat perjanjian/kontrak
142