You are on page 1of 43

Alinyemen Horizontal

Alinyemen horizontal :
proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal.
Dasar-dasar perencanaan alinyemen horizontal
1. Gaya sentrifugal
Gaya sentrifugal yang terjadi F = m x a
F = gaya sentrifugal
m = massa = G/g
G = berat kendaraan
g = gaya gravitasi bumi
a = percepatan sentrifugal = V2/R
V = kecepatan kendaraan
R = jari-jari lengkung lintasan.

G V2
F=
gR

Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal tersebut


dapat berasal dari :
a. Gaya gesekan melintang antara ban kendaraan
dengan permukaan jalan.
b. Komponen berat kendaraan akibat kemiringan
melintang permukaan jalan.
Besarnya koefisien gesekan melintang dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti jenis dan kondisi ban,
tekanan ban, kekasaran permukaan perkerasan,
kecepatan kendaraan dan keadaan cuaca.

Kemiringan melintang pada lengkung


horizontal (superelevasi)
Kemiringan melintang jalan pada lengkung horizontal yang
bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan
guna mengimbangi gaya sentrifugal disebut superelevasi.

Superelevasi maksimum dibatasi oleh beberapa keadaan :


a. Keadaan cuaca (hujan, salju)
b. Keadaan medan (datar, bukit, gunung)
c. Keadaan lingkungan (dalam kota, luar kota)
d. Komposisi lalu lintas (kendaraan berkecepatan rendah)
Untuk keperluan praktis, umumnya digunakan nilai e maks 6%,
8%, 10% dan 12%.

Rumus umum lengkung horizontal

Ketajaman lengkung horizontal dinyatakan dengan


besarnya radius dari lengkung tersebut atau
besarnya derajat lengkung.
Derajat lengkung adalah besarnya sudut lengkung
yang menghasilkan panjang busur 25 m.

Untuk kemiringan maksimum (e maks) dan f maks, maka pada


kecepatan tertentu, jari-jari minimum adalah :

Lengkung Peralihan(Ls)
Lengkung peralihan adalah lengkung yang
disisipkan di antara bagian lurus dan bagian
lengkung yang berjari-jari tetap. Fungsinya
adalah untuk mengantisipasi perubahan
alinyemen jalan dan bentuk lurus (R yang tak
berhingga) sampai pada bentuk lengkung
dengan R tetap sedemikian rupa sehingga gaya
sentrifugal yang bekerja dapat berubah secara
berangsur.

Landai relatif
Landai relatif adalah besarnya kelandaian akibat
perbedaan elevasi tepi perkerasan sebelah luar sepanjang
lengkung peralihan.

Diagram Superelevasi

Bentuk lengkung horizontal

Nilai-nilai Batas Perencanaan Alinyemen Horizontal


Dengan pertimbangan faktor keselamatan dan kelelahan
pengemudi, maka panjang maksimum bagian jalan yang
lurus (terutama jalan antar kota) ditempuh tidak lebih dari
2,5 menit sesuai dengan tabel berikut :

Fungsi

Panjang bagian lurus maksimum (m)


Datar

Bukit

Pegunungan

Arteri

3000

2500

2000

Kolektor

2000

1750

1500

Pedoman umum perencanaan alinyemen horizontal


- Pada alinyemen jalan yang relatif lurus dan panjang
jangan tiba-tiba terdapat lengkung yang tajam yang
akan mengejutkan pengemudi.
- Sedapat mungkin menghindari tikungan ganda, yaitu
gabungan tikungan searah dengan jari-jari yang
berlainan.
- Hindarkanlah sedapat mungkin lengkung yang berbalik
dan mendadak.
- Sebaiknya hindarkan lengkung yang tajam pada
timbunan yang tinggi.

PELEBARAN PERKERASAN PADA TIKUNGAN


Di tikungan diperlukan pelebaran ke arah
dalam, karena kendaraan mempunyai
panjang tertentu yang menyebabkan
tidak samanya lintasan roda depan dan
belakang jika membelok akibat adanya
tonjolan pada bagian depan kendaraan
terhadap roda dan adanya pergeseran
roda terhadap kendaraan.

Pandangan Bebas di Tikungan


adalah pandangan bebas pengemudi dari
halangan benda-benda di tepi jalan

1. Jarak pandangan lebih kecil dari panjang


tikungan (Jh < Lt)
2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang
tikungan (Jh > Lt)

You might also like