Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologi
Rektum panjangnya 15 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula mula
mengikuti cembungan tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian
membelok kebelakang pada ketinggian tulang ekor dan melintas
melalui dasar panggul pada fleksura perinealis. Akhirnya rektum
menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus.
Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang dibentuk oleh
lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum
dan bagian anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis
berjalan ektraperitoneal. Haustra (kantong) dan tenia (pita) tidak
terdapat
pada
rektum,
dan
lapisan
otot
longitudinalnya
3. Etiologi
Penyebabnya tidak jelas, tapi masih dihubungkan dengan adanya
factor genetic atau keturunan dan factor risiko yang ada. factor risiko
hemoroid menurut Setiati,Alwi,Sudoyo,dkk (2015) antara lain :
- Factor mengedan pada buang air yang sulit
Pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban
duduk, terlalu lama duduk di jamban sambal membaca atau pun
sambal merokok).
Peningkatan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor
perubahan hormonal)
Usia tua
Konstipasi kronik
Diare kronik/diare akut yang berlebihan
Kurang minum air dan kurang makan-makanan berserat (sayur dan
buah)
Hubungan sexs peranal
Kurang olahraga atau imobilisasi.
Kehamilan
Obesitas
c Konstipasi dan
mengejan
dalam jangka
Duduk
terlalu
yang lama
Sering angkat
beban berat
Kondisi
penuaan
pleksus
hemoroidalis
Prolaps
vena
hemorhoidalis
Membesar di
spinchter
Rupture vena
Intoleransi
aktivitas
Anemia
Perdarahan
Operasi
(hemoroidektomi)
Pre operasi
Ansietas
Membesar di luar
rectum
Vena
menegang
Resiko syok
(hipovolemi)
Continuitas jaringan
rusak
Ujung saraf rusak
Port dentre
kuman
Nyeri di
5.
Tanda Gejala / ManifestasiPelepasan
Klinis
persepsikan
prostaglandin
Resiko infeksi
Gangguan
rasa nyaman
Gangguan defekasi
sebagai
berikut :
nyeri
- Benjolan/dubur secara insfeksi
dubur
Sakit dan sulit buang air besar
Dubur terasa panas
Perdarahan melalui dubur dll
6. Komplikasi
Menurut Setiati,Alwi,Sudoyo,dkk (2015), komplikasi yang uncul yaitu
perdarahan banyak yang menimbulkan anemia dan presyok / syok
serta infeksi. Sedangkan menurut Silvia & Willson (2005), adalah
perdaran, thrombosis, dan strangulasi. Strangulasi yaitu hemoroid yang
prolapse dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid menurut setiati Setiati,Alwi,Sudoyo,dkk
(2014) terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.
Penatalaksanaan medis terdiri dari non farmakologis, farmakologis,
dan tindakan minimal invasive.
a. Penatalaksanaan medis nonfarmakologis
bertujuan
untuk
d. Tindakan bedah terdiri dari dua tahap yaitu pertama yang bertujuan
untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan
kedua untuk mengangkat jaringan yang sudah lanjut.
Sedangkan menurut Nurarif & Kusuma (2015) Penatalaksanaan
konservatif yaitu:
a. Koreksi konstipasi jika ada, meningkatkan konsumsi serat,
laksatif, dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan
konstipasi seperti kodein
b. Perubahan gaya hidup lainnya seperti meningkatkan konsumsi
cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan sat
buang air besar
c. Kombinasi antara anestesi local, kortikosteroid, dan antiseptic
dapat mengurangi gejala gatal-gatal dan rasa tak nyaman pada
hemoroid.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian & Pemeriksaan Diagnostik
a. Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa
terbakar, dan nyeri beserta karakteristiknya.
Apakah ini terjadi selama defekasi ?
Berapa lama ini berakhir ?
Adakah nyeri abdomen dihubungkan dengan hal itu ?
Apakah terdapat perdarahan dari rectum ?
Seberapa banyak ?
Seberapa sering ?
Apa warnanya ?
Adakah mucus atau pus ?
Pertanyaan lain berhubungan dengan pola eliminasi dan
penggunaan laksatif ;
Riwayat diet, termasuk masukan serat ;
Jumlah latihan ;
Tingkat aktivitas ;
Pekerjaan (khususnya bila mengharuskan duduk atau berdiri
lama) ;
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan colok dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma
rectum. Pada hemoroid interna tidak dapat diraba sebab
tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak
nyeri
Anoskop
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak
menonjol keluar
Proktosigmoidoskopi
Diperlukan untuk memastikan
bahwa
keluhan
bukan
dikeluarkan
Anjurkan klien untuk tidur miring
Rasional: untuk merangsang usus dan merangsang
keinginan defekasi
Anjurkan klien untuk latihan relaksasi sebelum defekasi
Rasional: membnatu merilekskan otot-otot perineal
abdomen
yang
memungkinkan
berkontriksi
atau
mengalami spasme
Berikan analgesik
Rasional: untuk menghilangkan nyeri
pada klien
Berikan pengharum ruangan
Rasional : agar klien merasa nyaman
Berikan penjelasan terkait pembedahan
Rasional : untuk menghilangkan kecemasan pada klien
Berikan support dan dukungan kepada klien
Rasional : untuk meningkatkan coping klien dan membuat
klien lebih kuat
Intervensi :
kenyamanan
Berikan kompres basah dan petroleum disekitar area anal
Rasional : untuk mencegah maserasi kulit
Anjurkan klien untuk rendam duduk 2-3 kali/hari
Rasional : untuk menghilangkan rasa sakit/ nyeridengan
merelaksasikan spasme sfingter
Ajarkan tehnik relaksasi dengan Tarik nafas dalam
Rasional : untuk mengurangkan rasa nyeri
untuk
perut,
meningkatkan
masukan
cairan,
urinarius
Rasional : untuk mendorong berkemih spontan
Menerapkan kateterisasi intermiten yang sesuai
Rasional : melatih kandung kemih
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2001). Buku ajar keperawatan medical-bedah. Ed. VIII.
Jakarta : EGC.
Nurararif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda Nic-Noc. Jilid II. Jogjakarta : Mediaction.
Setiati, S. Alwi, I. Sudoyo, A. W. dkk. (2015). Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Jilid II. Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing.
Price, S. A. & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi : konsep klinis proses-proses
penyakit. Edisi VI. Jakarta : EGC