You are on page 1of 4

Nama : Kristian Ade Chandra

NPM : 1506800634
Kelas : A / ekstensi 2015
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN SALURAN PERNAFASAN
Bernafas merupakan suatu kebutuhan bagi manusia untuk mempertahankan
kehidupan dengan cara menghirup dan menghembuskan udara. Proses ini melibatkan
berbagai organ yang ada didalam tubuh, yaitu organ saluran pernapasan. Secara
struktural sistem respirasi terbagi menjadi dua bagian, sistem respirasi bagian atas
dan sistem respirasi bagian bawah. Organ pada bagian atas antara lain hidung,
pharynx, dan bagian penyambung, sedangkan organ bagian bawah terdiri dari larynx,
trachea, bronkus, dan paru-paru. Secara fungsional saluran pernapasan terbagi
menjadi zona konduksi dan zona respirasi (Tortora, 2012).
Bagian sistem respirasi atas pertama tempat masuknya udara adalah hidung.
Terdiri dari bagian luar dan bagian cavum nasal (Tortora, 2012).. Bagian luar hidung
adalah yang dapat dilihat, bagian ini tersusun atas kerangka kerja tulang, kartilago
hialin yang tertutup otot dan kulit serta dilapisi membrane mukosa. Bagian hidung
tersebut antara lain semptum nasal, naris eksternal, tulang hidung, konkha, dan sinus
paranasal. Cavum nasal merupakan bagian luas di dalam tulang wajah letaknya
dibawah tulang hidung dan diatas rongga mulut, dilapisi otot dan membrane mukosa.
Bagian depan menyatu dengan bagian hidung luar (Nares Eksternal), bagian belakang
menyatu dengan pharynx yang disebut Choanae (Nares Internal). Di dalam rongga
hidung terdapat rambut (vibrissae) yang berguna untuk menyaring udara. Rongga
hidung dilapisi oleh jaringan epitelium bersilia dengan sel goblet. Tiga fungsi bagian
dalam hidung adalah (1) menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara ;(2)
mendeteksi rangsang olfaktori; (3) mengubah getaran suara.
Bagian selanjutnya adalah faring. Faring merupakan organ tabung muscular

berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai
esophagus (Sloane, 2004). Faring terbagi menjadi nasofaring , orofaring, dan
laringofaring. Nasofaring merupakan bagian atas faring yang terhubung dengan
bagian belakang rongga nasal. Terdapat dua tuba eusctacius yang menghubungkan
nasofaring dengan telinga tengah yang berguna untuk menyeimbangkan tekanan
udara pada kedua sisi telinga. Bagian belakang dinding nasofaring terdapat kelenjar
adenoid yang disebut paringeal tonsil, nodus limfe yang mengandung makrofag.
Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak, panjangnya antara palatum
lunak sampai bagian bawah lidah sampai permukaan tulang hyoid. Pada bagian
bawah belakang lidah terdapat lingual tonsil. Selanjutnya adalah laringofaring yang
merupakan gerbang menuju laring dan esophagus.
Laring merupakan tabung pendek berbentuk tabung pendek seperti kotak
triangular dan ditopang oleh Sembilan kartilago; tiga berpasangan, tiga tidak
berpasangan (Sloane, 2004). Tiga kartilago yang tidak berpasangan yaitu (1) kartilago
tiroid, (2) kartilago krikoid, (3) epiglottis. Sedangkan kartilago yang berpasangan
yaitu (1) kartilago aritenoid, (2) kartilago kornikulata, (3) kartilago kuneiform.
Laring disebut juga dengan Voice Box karena terdapat pita suara yang ketika udara
melewatinya akan bergetar dan menghasilkan suara (Sherwood, 2009). Sewaktu
menelan pita suara ini menutup pintu masuk menuju trakea.
Bagian selanjutnya setelah laring adalah trakea. Trakea atau batang
tenggorokan adalah suatu tuba (saluran) fleksibel dengan diameter sekitar 2,5cm
dimulai dari anterior vertebra C6 dan berakhir di mediastinum pada vertebra T5
(Martini, 2012). Trakea dilapisi oleh jaringan epitelium respiratorik (kolumnar
bertingkat dan bersilia) yang mengandung banyak sel goblet. Trakea ini terdiri dari 16
20 kartilago berbentuk huruf C (cincin), yang menjaga trakea tetap terbuka. Celah
dalam cincin kartilago yang tidak lengkap ini terdapat dibagian belakang untuk
membantu ekspansi esophagus ketika menelan makanan (Sanders, 2007).

Saluran peranpasan bagian bawah selain larynx, trakea, adalah bronkus, dan
paru-paru. Bronkus ini merupakan percabangan dari trakea yang masuk ke paru
paru, terdapat dua yaitu kanan dan kiri. Bronkus primer sebelah kanan lebih pendek,
tebal dan lurus dibandingkan bronkus primer kiri, hal ini dikarenakan letak arkus
aorta yang membelokkan trakea bawah ke kanan (sitasi dalam Sloane, 2004).
Bronkus tersebut kemudian akan bercabang lagi membentuk bronkus sekunder dan
tersier yang mempunyai diameter kecil. Bronkus yang sampai memasuki paru disebut
ekstrapulmonar sedangkan yang berada setelah paru (terletak didalam paru) disebut
intrapulmonar. Tiap cabang bronkus tertier membentuk bronkiolus. Bronkiolus
kemudian bercabang lagi menjadi terminal bronkiolus. Di dalam bronkiolus terdapat
Clara Cells. Sel clara ini berfungsi untuk melindungi dari bahaya toksin dan
karsinogen, menghasilkan surfaktan, berfungsi sebagai stem sel yang mampu menjadi
bermacam sel epitel (Tortora, 2012).
Percabangan bronkus yang telah dijelaskan diatas ada didalam paru paru.
Paru paru organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara yang berada
didalam rongga toraks (Sloane, 2004). Menurut Martini (2012), paru paru
mempunyai lobus yang jelas dipisahkan oleh celah yang dalam (fissura). Bagian
kanan terdiri dari tiga lobus sedangkan kiri dua lobus. Bagian kanan lebih lebar dari
kiri karena kebanyakan pembuluh besar dan jantung menuju rongga torasik kiri. Akan
tetapi paru sebelah kiri lebih panjang dari paru kanan karena gerakan diafragma sisi
kanan menyesuaikan dengan massa hati. Tiap paru memiliki bagian puncak yang
disebut apeks, bagian dasar yang terletak diatas diafragma disebut permukaan
diafragmatik, mediastinal yang memisahkan kedua paru, dan bagian kostal. Saat
bernapas paru paru mengembang dan mengempis, agar tidak terjadi gesekan dengan
organ lain maka paru paru ini mempunyai membrane penutup yang
membungkusnya yaitu pleura. Pleura ini terbagi menjadi dua, bagian luar disebut
pleura parietal, bagian dalam disebut pleura viseral. Antara pleura parietal dan viseral
terdapat rongga yang disebut rongga pleura, disini terdapat cairan pelumas hasil dari
sekresi sel sel pleural. Cairan inilah yang mencegah gesekan atau friksi.

Didalam paru terminal bronkiolus membentuk cabang mikoskopik yang


disebut bronkiolus respiratori, disinilah zona respirasi dimulai. Respirasi terjadi
karena pertukaran gas oleh alveoli. Bronkiolus respiratori terbagi lagi menjadi
beberapa duktus alveolar yang terdiri dari epitel skuamosa sederhana.
Di sekitar duktus alveolar terdapat banyak alveoli dan kantong alveolar.
Kantong alveolar terdiri dari kumpulan alveoli. Dinding dari alveoli terbentuk dari
dua tipe sel epitel alveolar, yaitu sel alveolar tipe I dan tipe II (Septal Sel). Sel tipe I
merupakan tempat pertukaran gas sedangkan sel tipe II mengeluarkan surfaktan. Di
dalam alveoli terjadi pertukaran gas dengan cara difusi.
Setelah kita mempelajari organ dan sel tersebut diatas, kita dapat
menyimpulkan bahwa saluran nafas kita berbentuk seperti pipa (tube) dan ukurannya
semakin mengecil ketika sampai di dalam paru paru. Saluran ini berfungsi untuk
mengantarkan udara dari dan ke luar paru paru. Proses mengambil udara dari luar
dan mengeluarkan CO2 dari dalam tubuh inilah yang disebut dengan respirasi.
Respirasi meliputi dua proses, respirasi internal dan rerspirasi eksternal (Sherwood,
2009).
Respirasi internal merupakan pertukaran gas antara darah di dalam sistem
kapiler dan jaringan sel. Di dalam sel, terjadi reaksi metabolik dimana sel
mengkonsumsi O2 dan menghasilkan CO2 selama produksi ATP, proses ini disebut
juga respirasi seluler. Sedangkan respirasi eksternal mencakup keseluruhan proses
pertukaran gas dimana udara masuk ke dalam tubuh. Oksigen masuk dan bertukar
dengan CO2 di dalam alveolus dan darah di dalam kapiler paru melalui proses difusi.

You might also like