Professional Documents
Culture Documents
HISTOLOGI
SISTEM MUSKULOSKE
LETAL
28
TuesdayAUG 2012
ANATOMI
Ekstremitas Superior
Ossa Membri Superioris
Cingulum membri superior
Os clavicula
Os scapulae
Ossa extremitas superioris libera
Regio Brachium
Os Radius
Os Ulna
Regio Manus
Articulatio humeroradialis
Articulatio humeroulnaris
Articulatio radiocarpalis
Otot Flexor:
M. Pronator Teres, mempunyai dua caput yaitu caput ulnare dan humerale.
M. Flexor carpiradialis.
M. Palmaris longus.
Lapisan III, terdiri dari M. Flexor digitorum profundus dan M.policis longus yang
dipersarafi oleh N. Medianus ramus intercosius anterior dan N. Ulnaris.
Lapisan IV, terdiri dari M. Pronator longus yang dipersarafi oleh N. Medianus
ramus intercosius anterior.
Otot Ekstensor
Dangkal:
M. Brachioradialis
M. Supinator
Golongan dorsal
Dangkal:
M. Onconeus
Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan
menjadi:
1.
2.
Sendi pelana : persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke
segala arah.
Contoh : hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
3.
4.
5.
Sendi luncur : persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar.
Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.
Sendi engsel : persendian yang memungkinkan gerakan satu arah.
Contoh: articulatio cubiti.
HISTOLOGI
Tulang pada anak-anak dan dewasa ada dua jenis tulang kompak / kortikal, yang menyusun
lapisan luar dari hampir semua tulangdan merupakan 808% dari tulang tubuh dan tulang
trabekular atau spongiosa disebelah dalam tulang kortikal yang menyusun 20% sisa tulang tubuh.
TULANG RAWAN
bening, licin
2. Elastis
Sel-sel
kondrosit, kondroblas
kolagen, elastin
Subtansi dasar
tidak terkalsifikasi
TULANG
yang kejur(kaku)
tidak teratur
2. Tulang kompakta
tampak padat
TULANG
Kimia tulang terdiri dari :
1.
Air 14 44%
2.
3.
Tulang
1.
Penanda tulang
Lekukan atau lubang yang merupakan tempat lewat syaraf atau pembuluh darah
OSIFIKASI :
Meliputi pengendapan garam garam tulang dalam matriks oleh keseimbangan kimia fisika ionion : Ca HPO ,dan PO
++,
METABOLISME TULANG
Kalsifikasi tulang rawan didahului dengan penimbunan glikogen
Seperti halnya dngan jaringan tubuh lain, unsur-unsur tulang selalu bertukar dngan
unsur-unsur
dalam
plasma.
Proses deminerlisasi tulang : terjadi bila intake Ca & P tidak cukup atau hilang dari
tubuh
vitamin
D
D
akan
menyebabkan
menurunkan
fosfatase
RICKET
Alkalis
1.
A.
B.
C.
2.
A.
3.
A.
4.
A.
5.
A.
B.
deminerallisasi
C.
tulang larut
Kalsitonin
6.
A.
7.
A.
Growth Hormon
8.
A.
B.
C.
JARINGAN OTOT
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat
berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan
memendek.
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati
di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara
refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat.
Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.
PERSENDIAN
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi
oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong,
terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang
menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh
ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi
gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk
melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi
mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik,
maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal
inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap
tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal
kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
FISIOLOGI
Morfologi otot
Otot tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun sistem otot. Hampir seluruh
otot rangka berawal dan berakhir di tendo, dan serat-serat otot rangka tersusun sejajar diantara
ujung-ujung tendo, sehingga daya kontraksi tiap unit akan saling menguatkan. Setiap sel otot
merupakan satu sel otot yang berinti banyak, memanjang, silindrik dan diliputi oleh membran sel
yang dinamakan sarkolemma. Diantara sel-selnya tidak terdapat sinsitium. Serat-serat otot
tersusun atas miofibril yang terbagi menjadi filamen-filamen yang tersusun dari protein-protein
kontaktil.
Proses Kontraksi dan Relaksasi Otot Rangka
Tahap kontraksi
Pelepasan ion kalsium dari sisterna retikulum sarkoplasmik dan difusi ion kalsium ke
filamen tebal dan filamen tipis
Pengikatan ion kalsium oleh troponin C membuka tempat pengikatan miosin di molekul
aktin
Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada
filamen tebalmenghasilkan pemendekan.
Tahap relaksasi
1.
2.
3.
Jenis-Jenis Kontraksi
Pemeriksaan Radiologi
Pada antebrachium dan articulatio cubiti dapat dilakukan pemeriksaan dari posisi lateral maupun
anterior-posterior baik dengan menggunakan sinar X, MRI, maupun Ctscan.
2.
3.
4.
5.
Fraktur Colles, deformitas fraktur ini berbenuk seperti sendok makan. Pasien terjatuh
dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh serta lengan berputar ke dalam
(endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi)
Fraktur Smith, merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior, karena itu sering disebut
reverse Colles fracture. Biasa terjadi pada orang muda. Pasian jatuh dengan tangan menahan
badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi.
Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intrakular.
Fraktur Galeazzi, fraktur radius distalserta dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien
jatuh dengan tangan terbuka menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi
pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.
Fraktur Montegia, merupakan fraktur segitiga proximal ulna disertai dislokasi sendi
radius ulna proximal. Terjadi karena trauma langsung.
Dislokasi
Keluarnya/bercerainya kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan
yang memerlukan pertolongan segera. Dislokasi sendikecil dapat direposisi ditempat kejadian
tanpa anastesi.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif.Suprohaita.Wardhani, Wahyu Ika.Setiowulan, Wiwiek. Kapita Selekta Kedokteran
Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius.2000.
Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.2003.
Junquiera, Luiz Carlos, Carneiro, Jose. Histologi Dasar Teks dan Atlas. Jakarta:EGC.2007.
www.wikipedia.com
Putz,R,Pabst,R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid I. Jakarta:EGC.2007.
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak (immobilisasi).
Tujuan Pembidaian:
1.
2.
3.
4.
5.
Mempercepat penyembuhan.
Macam-Macam Bidai:
1.
Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, aluminium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat
dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam
keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat
di lapangan.
Contoh: bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
2.
Bidai traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya
dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah
tulang paha.
Contoh: bidai traksi tulang paha.
3.
Bidai improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.
Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.
Contoh: majalah, Koran, karton dan lain-lain.
4.
1.
2.
Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang.
3.
a.
Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan
berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm.
b.
Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang terbentuk bulat atau untuk
menggantung bagian anggota badan yang cedera.
c.
d.
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak
tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung tangan.
Cara membalut dengan mitela:
Salah satu sisi mitela dilipat 3 4 cm sebanyak 1- 3 kali.
Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan di luar bagian yang akan dibalut, lalu
ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan.
Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan atau
diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada
tempat dan kepentingannya.
ANAMNESIS:
Keluhan:
Nama:
Agus
Umur:
18 Tahun
eriksaan fisik: pembengkakan, nyeri tekan dan nyeri pada cruris sinistra 1/3 tengah, artikulatio
humeri sinistra tidak bisa digerakkan dan terlihat bengkak.
Pemeriksaan penunjang
1.
X.ray
2.
3.
4.
Tormogram
5.
6.
7.
Foto polos
LEARNING OBJECTIVE
1. TRAUMA DAN PENANGANANNYA
Definisi Trauma
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan
untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para
Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau
suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat
negative, dalam istilah psikologi disebut post-traumatic syndrome disorder.
2. HISTOLOGI TULANG
Tulang adalah jaringan ikat khusus sebagai unsur pokok yang membentuk kerangka
manusia yang dapat menyangga struktur otot, melindungi organ vital di dalam
tubuh (otak dalam tengkorak,rongga dada, menampung sumsum tulang sebagai
tempat pembentukan sel - sel darah), sebagai cadangan ca,fosfat,ion lain dalam
cairan tubuh yang fungsinya mekanik & metabolik pada kerangka serta membentuk
sistem pengungkit yang dapat menyebabkan otot rangka berkontraksi untuk
gerakan tubuh.
MACAM MACAM TULANG :
A. MENURUT SUSUNAN
Tulang kompakta :
Masa kompak dan keras.
Tulang spongiosa
Balok- balok tulang.
Bentuk dan tebal bermacam macam.
Bersilangan dan berhubungan.
Ruang diantara tulang.
B. MENURUT BENTUK.
Tulang panjang, terdiri dari tiga bagian :
Tulang pendek :
- Pendek- pendek.
- Spongiosa banyak
- Kompakta sedikit
- Sumsum merah.
- Vertebra, phalanx dll.
Tulang pipih:
- Bentuk pipih.
- Kompakta tebal
- Sumsum Merah.
- Tulang Tengkorak, Sternum, Panggul, Skapula.
KLASIFIKASI FRAKTUR
A. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar
1.
Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah fraktur dengan kulit ekstremitas yang terlibat telah
ditembus. Artinya ada hubungan antara fragmen-fragmen tulang dengan dunia luar.
Konsep penting yang perlu diperhatikan adalah ada atau tidaknya kontaminasi oleh
lingkungan pada tempat terjadinya fraktir tersebut.
Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
2.
B.
1.
Fraktur komplit
Fraktur komplit adalah fraktur yang mengenai seluruh korteks
2.
Fraktur inkomplit
Fraktur inkomplit adalah fraktur yang mengenai satu sisi korteks saja
Fraktur kominutif
Fraktur kominutif adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan
dengan lebih dari dua fragmen tulang.
2.
Fraktur segmental
Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam
ini sulit ditangani. Biasanya satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah
menjadi sulit untuk menyembuh, dan keadaan ini mungkin memerlukan pengobatan
secara bedah.
3.
Fraktur transversal
Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahannya tegak lurus terhadap
sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang
patah direposisi atau direduksi kembali ke tempatnya semula, maka segmensegmen itu akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai atau gips.
4.
Fraktur oblik
Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
5.
Fraktur spiral
Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstremitas. Yang menarik adalah bahwa jenis
fraktur rendah energy ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan
fraktur semacam ini sering cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.
6.
7.
Fraktur Kompresi
Fraktur kompresi terjadai ketika dua tulang menumbuk tulang ke-tiga yang berada
di antaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. Fraktur pada
korpus vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram. Pandangan lateral dari
tulang punggung menunjukkan pengurangan tinggi.
beratnya
samapi
fragmen
tulang
d.
e.
5. PENATALAKSANAAN
1.
Terapi konservatif
a.
Proteksi saja
Misal mitela untuk fraktur collum chirorgicong humeri dengan kedudukan baik
b.
c.
d.
e.
2.
Terapi operatif
Latar belakang
Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh.
Tanpa tulang
tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek
mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh
badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek
fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya.
Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang
sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang
bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga
menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.
Insiden Kejadian
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh
dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma
dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah
diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah
hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau
terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan
Peterson. Patah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik
keluar (outstreched hand) hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena
trauma bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari
kecelakaan lalu lintas.
Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. Pada anak-anak
sekitar 1016 % dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar
2,65 %.
Definisi
Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya
disebabkan oleh tekanan. Peristiwa ini dapat Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi
dan berbeda-beda pada daerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan dibahas
mengenai patah tulang bagian klavikula .
Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau
hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau
proksimal klavikula.
Etiologi Faktur Klavikula ( Sarwono Prawirohardjo, 2005)
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan
apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang dapat juga
disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur
clavicula yaitu :
1.
Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
selama proses melahirkan.
2.
3.
Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya
pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4.
Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan clan lain-lain.
Patofisiologi
Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan
embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang
skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga membentuk hubungan
antara anggota badan atas dan Thorax. Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke
luar, dan ke belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan
sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula
bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC).
Patah tulang clavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula
adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan.
Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk
patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang
keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang
akan menyebabkan fraktur.
Fraktur lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas
sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu
sisi ke sisi lain.
Fraktur tidak lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan
garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks
yang utuh). Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan
dengan dunia luar, meliputi:
Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang
tidak menonjol malalui kulit.
Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.
Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun
1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula
menjadi 3 kelompok.
1.
kejadian 75-80%).
Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
Umumnya terjadi pada pasien yang muda.
2.
Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament
coracoclavicular masih melekat pada fragmen.
Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.
Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal
berpindah keatas.
3.
Cara Penanganan
Pada prinsipnya penangan patah tulang clavikula adalah untuk mencapai penyembuhan
tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk.
Kebanyakan patah tulang clavikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa
operasi. Perawatannonoperative dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah
tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan
cara reduksi tertutup dan imobilisasi.
Modifikasi spika bahu (gips Clavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap
klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan
mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakanstrap klavikula, ketiak harus diberi
bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan
arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3
distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling
dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan
terputusnya ligamen korakoklavikular , akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani
dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna.
Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus
menghindari aktivitas yang berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan pemantauan
yang dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan
kemudian setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. Pemeriksaan foto
rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat
proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke 4 sampai minggu ke 6
(pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang). Tanda klinis penyatuan
tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan
bahu secara penuh, dan kekuatan kembali
normal.
Fraktur terbuka.
Fraktur comminuted.
Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri.
Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti
acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan NSAIDs seperti ibuprofen. G.
Prognosis Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.
Komplikasi
Komplikasi akut:
Pneumouthorax
Haemothorax
Komplikasi lambat :
Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan
PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 14 april 2014
Tanggal masuk : 13 april 2014
Ruang /kelas : cempaka kelas 3
Nomor register : 2014 55 12 28
Diagnosa medis : Fraktur Clavicula Sinistra
1.
Identitas Klien
Resume
Klien tiba di RSUD Pasar Rebo Poli Bedah Orthopaedy dengan diagnose Fraktur Clavikula
Sinistra. Riwayat kecelakaan 1 (satu) minggu yang lalu, sebelumnya klien berobat ke klinik
dan di rontgen ternyata ada fraktur kemudian klien disarankan untuk ke dokter spesialis
bedah orthopaedy. Di poli bedah orthopaedy klien disarankan untuk operasi dan
Riwayat Kesehatan
(GAMBAR)
Didalam kelurga tidak ada penyakit yang pernah diderita yang menjadi factor resiko.
Riwayat Psikososial dan spiritual
Klien dekat dengan istri dan keluarga
Pila komunikasi terbuka pembuatan musyawarah
Kegiatan kemasyarakatan aktif dalam karang taruna
Dampak penyakit klien terhadap keluarga : keluarga menjadi cemas dan khawatir.
Klien ingin segera berkumpul dengan keluarganya dirumah.
Mekanisme koping terhadap stress yaitu minum obat.
Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan tidak ada
Aktifitas agama yang dilakukan yaitu berdoa dan sholat
Pengkajian Fisik :
Pemeriksaan fisik umum :
BB 53kg sebelum sakit 53 kg.
TB 160 cm
Keadaan umum : sedang, tidak ada pembesaran getah bening
Sistem penglihatan :
posisi mata simetris
Sistem urogenital
Balance cairan : intake 4000ml, output 3700ml
BAK warna kuning jernih
tidak ada distensi kandung kemih
Sistem Integumen
Turgor kulit elastis
Temperatur kulit hangat
Warna kulit kemerahan
Keadaan kulit baik
Ada luka operasi di bahu kiri
Kondisi luka kondisi tertutup
Tidak ada kelainan kulit
Daerah pemasangan infuse tidak Plebitis
Keadaan rambut baik dan bersih
System Musculoskeletal
Adanya kesulitan dalam bergerak
Nyeri pada tulang dan sendi
Adanya fraktur di clavikula sinistra, bengkak
Tonus otot baik
Kekuatan otot Gambarff
Data Penunjang