You are on page 1of 4

REFLEKSI KASUS HIDUP

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Bagian Ilmu


Kedokteran Forensik di RSUP DR.Sardjito

Diajukan kepada:
dr. Beta , SpF

Disusun Oleh:
Annisa Fitriani (20110310083)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

REFLEKSI KASUS HIDUP

I. DESKRIPSI KASUS
A. IDENTITAS
Nama
`
: An. RA
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 4 tahun 8 bulan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Alamat
: Sukoagung, Purworejo
Tanggal Pemeriksaan
: 13 Juli 2016
Jam Pemeriksaan
: 10.30
Peristiwa
: Kasus Lain
B. INFORMASI KASUS
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun mengalami luka tembak pada hari
Selasa, tanggal 12 Juli 2016 pukul 15.00 WIB. Menurut keterangan Ayah korban,
sebelumnya,

korban

sedang

bermain

bersam

a kakaknya yang berusia 16 th untuk berburu kelelawar di hutan dekat rumahnya di


Sukoagung, Purworejo. Korban tidak sengaja tertembak oleh senapan berisi peluru
gotri yang dibawa oleh kakaknya. Awalnya pasien langsung dibawa ke RSUD
Purworejo untuk mendapatkan penanganan. Pasien kemudian dirujuk ke RSUP Dr.
Sardjito karena keterbatasan alat di rumah sakit Purworejo.
Berdasarkan pemeriksaan, pasien dalam keadaan compos mentis, lemah dan
tampak kesakitan. Pada nadi teraba frekuensinya 80x/ menit, respirasi 28x/menit dan
suhunya 37C. Pada bagian kepala didapatkan pupil mata isokor, conjunctiva anemis
(+/+), dan tidak didapatkan sclera ikterik. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan
adanya jejas dan kelenjar limfe tidak teraba. Pada pemeriksaan dada tampak
perkembangan paru kanan tertinggal dibanding paru kiri, tampak luka pada dada
kanan 5 cm dari sumbu tengah setinggi tulang rusuk ke 4. Taktil fremitus (+/+), pada
perkusi didapatkan sonor, suara dasar vesikuler kanan menurun dan tidak ditemukan
suara tambahan pada pemeriksaan jantung. Pada pemeriksaan perut tampak simetris,
datar, bising usus (+). Pada ekstremitas tidak ditemukan adanya jejas maupun
edema. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hemoglobin 8,2 g/dL dan angka leukosit
20,1 x 103 Ul . Pada pemeriksaan foto polos thorax didapatkan hematothorax dextra,
II.

tampak corpus alienum peluru pada hemithorax dextra setinggi SIC IX


MASALAH YANG DIKAJI
Bagaimana kasus ini bila ditinjau dari aspek medikolegal ?

III.

ANALISIS
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka maka kewajiban

dokter di dalam membuat Visum et Repertum yaitu menentukan secara objektif adanya luka
dan bila ada luka dokter harus menentukan derajatnya.
Derajat luka menurut istilah medis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Luka Ringan (Derajat 1)
Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan,
jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya. Sesuai pasal 352 ayat 1, maka hukumannya
pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
2. Luka Sedang (Derajat 2)
Luka yang dapat menimbulkan penyakit, atau halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan/ pekerjaan mata pencahariannya untuk sementara waktu saja. Sesuai pasal 351 ayat 1
maka diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
3. Luka Berat (Derajat 3)
Menurut pasal 90, luka berat berarti:
a. Penyakit atau luka yang tak bisa diharapkan sembuh dengan sempurna
b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut
c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
d.
e.
f.
g.
h.

pencaharian
Kehilangan salah satu panca indera
Cacat besar
Mengakibatkan kelumpuhan
Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih
Mengakibatkan keguguran atau matinya janinn dalam kandungan

Sesuai pasal 351 ayat 2 maka diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun.

Dalam Pasal 360 KUHP ayat 1 berbunyi, Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya)
menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
Dalam Pasal 360 KUHP ayat 2 berbunyi, Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya)
menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau
pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah
IV.KESIMPULAN
Pada kasus ini termasuk dalam kriteria luka berat sesuai dengan pasal 90 KUHP.
Sehingga apabila pelaku kelalaian atau kesalahan tersebut dituntut dapat dikenai pasal
360 KUHP ayat 1 yang menunjukan barangsiapa seseorang melakukan sebuah kelalaian
yang mengakibatkan orang lain terluka akan mendapat sanksi pidana berupa ancaman 5
tahun penjara atau kurungan 1 tahun terhadap apa yang semestinya dia lakukan terhadap
tanggung jawab tersebut.
Masalah apakah nanti hukumannya sesuai tuntutan JPU sebanyak 5 tahun penjara atau
kurang atau dibebaskan, itu kewenangan Majelis Hakim yang menyidangkan perkara
tersebut dengan melihat fakta-fakta di persidangan, hal-hal yang memberatkan ataupun
hal-hal yang meringankan, pertimbangan hukum, dll sesuai dengan Hukum Acara di
persidangan.
V. REFERENSI
Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI. 1997.
Nurhantari Y, et al. Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
2011
R. Soesilo, Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentarkomentarnya lengkap pasal demi pasal, (Bogor:1980)

You might also like