Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 6
Nama Kelompok :
1. Made Oka Candra Andreana
(1406305116 / 24)
2. I Kadek Widhiadnyana
(1406305117 / 25)
(1406305119 / 27)
4. Ni Made Dwiadnyani
(1406305143 / 32)
5. Ni Putu Suratningsih
(1406305147 / 33)
BAB I
PEMBAHASAN KASUS
Sejak didirikan pada 5 Desember 1933, Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi
salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice
Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama
yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Tujuan perusahaan yaitu bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik
setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang
lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila
digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan
cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan perusahaan untuk tumbuh sekaligus
mengurangi dampak lingkungan.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan.
Kami
memberikan
prioritas
pada
mereka
dalam
pengembangan
profesionalisme,
masyarakat. Dengan demikian akan mendorong munculnya produk baru dengan mutu yang
baik dan harga yang terjangkau, khususnya untuk produkproduk yang banyak dibutuhkan
oleh masyarakat Indonesia.
Unilever masih belum memiliki penilaian kinerja yang terintegrasi. Yang ada
baru performance apprasial saja. Sistem performance management yang baik seharusnya
memiliki performance planning, coaching saat proses berlangsung, serta performance
review. Kondisi tersebut sulit dicapai di Indonesia karena budaya di negeri ini kurang akrab
dan
tidak
adanya
aspek
kesetaraan
atasan
bawahan.
Padahal,
performance
management yang terintegratif dapat berlangsung di luar negeri karena adanya aspek
kesetaraan antara atasan dan bawahan, sehingga mereka dapat berinteraksi dalam
menentukan target yang harus dicapai. Di Unilever, aspek tawar menawar target baru
berlaku di level direktur. Belum berlaku untuk kepala departemen ke bawah. Sehingga
performance planning yang efektif memang belum berjalan.
Visi dan Misi Unilever Indonesia
a. Visi
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan
setiap orang Indonesia setiap harinya.
b. Misi
1. Bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
2. Membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup
melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
3. Menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila
digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
4. Senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami
tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Strategi Pemasaran Produk PT. Unilever Indonesia
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever memiliki strategi
strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain :
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Periklanan
Promosi penjualan
Hubungan masyarakat dan publisitas
Penjualan secara pribadi
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
1. Identifikasi Lingkungan Internal
Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, ditambah dengan peluang ancaman eksternal dan pernyataan
misi yang jelas, memberi landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi
ditetapkan dengan tujuan untuk mendayagunakan kekuatan serta mengatasi kelemahan
internal.
Kekuatan sebuah perusahaan yang tidak dapat dengan mudah ditandingi atau ditiru
oleh pesaing dinamakan kompetensi khusus. Membangun keunggulan kompetitif melibatkan
kemampuan
untuk
memanfaatkan
kompetensi
khusus.
Sebagai
contoh,
Siemens
beragam produk yang inovatif. Strategi sebagian dirancang untuk memperbaiki kelemahan
perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan dan mungkin bahkan menjadi kompetensi
khusus.
2. Proses Analisis dan Diagnosis Lingkungan Internal
2.1 Proses Melaksanakan Audit Internal
Perwakilan manajer dan karyawan dari seluruh perusahaan perlu dilibatkan dalam
penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Audit internal membutuhkan
pengumpulan
dan
pemaduan
informasi
mengenai
manajemen,
pemasaran,
yang
efektif
di
antara
para
manajer
manajemen,
pemasaran,
a. Sumber daya fisik, sumber daya ini mencakup seluruh pabrik dan perlengkapannya,
lokasi, teknologi, bahan mentah, dan mesin.
b. Sumber daya manusia, sumber daya ini mencakup seluruh karyawan, pelatihan,
pengalaman, inteligensi (kecerdasan), pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.
c. Sumber daya organisasional, sumber daya ini mencakup struktur perusahaan, proses
perencanaan, sistem informasi, paten, merek dagang, hak cipta, basis data (database),
dan semacamnya.
Alasan dasar RBV adalah bahwa paduan, jenis, jumlah, dan hakikat sumber daya
sebuah perusahaan harus dipertimbangkan sebagai yang pertama dan utama dalam
memilih dan menetapkan strategi yang dapat menuntun pada keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan. Pengelolaan yang strategis menurut RBV melibatkan pengembangan
dan eksploitasi sumber-sumber daya dan kapabilitas unik perusahaan, dan upaya untuk
terus-menerus mempertahankan serta memperkuat berbagai sumber daya tersebut. Agar
bernilai suatu sumber daya hendaknya memiliki tiga karakteristik yang dapat digunakan
oleh sebuah perusahaan untuk menerapkan strategi yang meningkatkan efisiensi dan
kefektifan dan membawanya pada keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Tiga
karakteristik tersebut antara lain :
a. Langka
Sumber daya yang langka adalah sumber daya yang tidak dimiliki oleh perusahaanperusahaan pesaing. Jika banyak perusahaan memiliki sumber daya yang sama,
perusahaan-perusahaan tersebut kemungkinan akan menerapkan strategi serupa,
sehingga tak satu pun di antara mereka memiliki keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan.
b. Sulit Untuk Ditiru
Jika perusahaan-perusahaan tidak dapat dengan mudah memperoleh sumber daya,
maka sumber daya tersebut punya kemungkinan lebih besar daripada sumber daya
yang bisa ditiru untuk membawa pada keunggulan kompetitif.
c. Tidak Mudah Dicarikan Penggantinya
Meminjam dari model lima kekuatan Porter, sejauh bahwa tidak ada pengganti yang
layak, sebuah perusahaan akan mampu mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Namun demikian, bahkan jika suatu perusahaan pesaing tidak dapat dengan sempurna
meniru sumber daya perusahaan lain, perusahaan tersebut masih dapat mencapai
5
pengungkit
yang
dapat
digunakan
para
penyusun
strategi
untuk
yang efektif adalah mereka yang pintar bernegosiasi dengan birokrat pemerintah yang
sanggup menginspirasi pekerja.
3. Penentuan Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan
Audit internal membutuhkan pengumpulan dan pemaduan informasi mengenai
manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan
(litbang), serta operasi sistem informasi manajemen perusahaan.
3.1 Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas pokok, yaitu :
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan jembatan yang penting antara masa kini dan masa depan
yang mampu meningkatkan kemungkinan tercapainya hasil yang diinginkan.
Perencanaan memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi serta menarik manfaat
dari berbagai peluang eksternal sekaligus meniminalkan dampak dari ancamanancaman eksternal. Perencanaan juga mencakup pengembangan misi, peramalan
kejadian dan tren masa depan, penetapan tujuan, serta pemilihan strategi untuk
dijalankan.
b. Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai upaya yang terkoordinasi dengan cara
menentukan tugas dan hubungan otoritas. Fungsi pengorganisasian manajemen dapat
dikelompokkan ke dalam tiga aktivitas, yaitu : pemecahan tugas ke dalam pekerjaan
(spesialisasi
kerja),
penggabungan
pekerjaan
ke
dalam
departemen
daya
manusia
mencakup
berbagai
aktivitas
seperti
perekrutan,
di
organisasi
mempunyai
tanggung
jawab
pengendalian,
seperti
3.2 Pemasaran
Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengorganisasian,
penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.
Ada tujuh fungsi pemasaran, antara lain :
a. Analisis Konsumen
Analisis konsumen pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat, dan keinginan
konsumen melibatkan pengadaan survei konsumen, penganalisisan informasi
konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengembangan profil konsumen
dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal. Informasi yang dihasilkan oleh
analisis konsumen bisa jadi sangat penting dalam pengembangan pernyataan misi
yang efektif. Pembeli, penjual distributor, tenaga penjualan, manajer, penjual grosir,
peritel, pemasok, dan kreditor semuanya dapat berpartisipasi dalam proses
pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi secara tepat kebutuhan dan keinginan
konsumen.
b. Penjualan Produk atau Jasa
Penerapan strategi yang berhasil umumnya bergantung pada kemampuan sebuah
organisasi untuk menjual produk atau jasa tertentu. Penjualan meliputi banyak
8
riset pemasaran menggunakan berbagai skala, instrumen, prosedur, konsep, dan teknik
untuk mengumpulkan informasi. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua fungsi
bisnis yang pokok dari sebuah organisasi. Orgnisasi yang mempunyai keterampilan
riset pemasaran yang bagus memiliki kekuatan besar untuk menjalankan strategi
generik.
g. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait
dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah diperlukan untuk membuat analisis biayamanfaat, yaitu :
1. Mengitung total biasa yang terkait dengan suatu keputusan.
2. Memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut.
3. Membandingkan total biaya dengan total manfaat.
12
perusahaan
tidak
mempunyai
pilihan
lain
kecuali
terus
mengembangkan produk baru dan memperbaiki produk yang sudah ada karena kebutuhan
dan selera konsumen yang berubah, teknologi-teknologi baru, siklus hidup produk yang
memendek, serta meningkatnya persaingan domestik dan asing.
3.6 Sistem Imformasi Manajemen
Informasi merupakan fondasi dari semua organisasi untuk menghubungkan semua
fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan bahan untuk mendukung semua keputusan
manajerial. Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja sebuah
bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Dengan demikian, sistem
informasi
manajemen
yang
efektif
mengumpulkan,
mengodekan,
menyimpan,
lunak komputer pribadi (personal computer - PC), mampu membuat analisis perencanaan
dan menghasilkan strategi yang dapat di jalankan sebuah perusahaan. CheckMATE
menggabungkan teknik-teknik perencanaan strategis yang paling modern.
Prosedur prosedur analitis khusus yang tercakup dalam program CheckMATE
adalah analisis Strategic Position and Action Evaluation (SPACE), analisis StrengthsWeaknesses-Opportunities-Threats (SWOT), analisis Internal-Eksternal (IE) dan analisis
Grand Strategic Matrix.
4. Analisis dan Diagnosis Lingkungan Internal dan Membuat Tabel IFAS
4.1 Analisis Rantai Nilai
Menurut porter, bisnis sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai
rantai nilai (value chain), dimana total pendapatan dikurangi total biaya semua aktivitas
yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang
menghasilkan nilai.
VCA mengacu pada proses menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
organisasi dari pembelian bahan baku, produksi barang, hingga penjualan. VCA bertujuan
untuk mengindentifikasi dimana keunggulan biaya rendah atau kelemahan yang terjadi,
serta mendapatkan dan mempertahankan kekuatan kompetitif dengan menjadi efisien dan
efektif sepanjang rantai nilai pada aktivitas organisasi. Menjalankan VCA mendukung
mengevaluasi RBV untuk aset dan kemampuan perusahaan sebagai sumber kompetensi
yang unik.
4.2 Penentuan Tolak Ukur
Penentuan tolak ukur adalah alat analisis yang digunakan untuk menentukan
apakah aktivitas-aktivitas rantai nilai sebuah perusahaan kompetitif bila dibandingkan
dengan pesaing, dengan begitu maka kondusif untuk memenangkan pangsa pasar. Bagian
tersulit dari tolok ukur adalah cara untuk memperoleh akses kedalam aktivitas rantai nilai
perusahaan-perusahaan lain yang terkait dengan isu biaya.sumber-sumber yang lazim di
gunakan untuk informasi tolak ukur meliputi laporan yang dipublikasikan, publikasi
dagang, pemasok, distributor, konsumen, kreditor, pemegang saham dan perusahaan
pesaing yang bersedia membuka dirinya.
4.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Langkah terakhir dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal adalah
penyusunan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix). Alat perumusan strategis ini
15
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional
bisnis dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan
diantara area tersebut.
Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam 5 langkah, yaitu :
a. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses
audit internal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal termasuk kekuatan maupun
kelemahan organisasi. Daftar terlebih dahulu kekuatannya, kemudian kelemahannya.
Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan presentase, rasio, dan angka-angka
perbandingan.
b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai
1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada semua faktor tertentu memnandakan
signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Faktor yang
dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus
diberikan bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
c. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor
tersebut sangat lemah, lemah, kuat atau sangat kuat. Kekuatan harus mendapatkan
peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2.
d. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi
masing masing variabel.
e. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot total
organisasi.
16
BAB III
KETERKAITAN ANTARA MATERI DAN KASUS
Lingkungan internal merupakan lingkungan dalam perusahaan. Apabila suatu
perusahaan ingin melaksanakan analisis dan diagnosis terhadap lingkungan internal maka
perusahaan yang bersangkutan perlu mengetahui kekuatan (strenghts) dan kelemahan
(weaknesses) yang dimilikinya. Apabila dikaitkan dengan kasus, PT. Unilever Indonesia
memiliki beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan dalam
rangka mencapai tujuannya. Beberapa faktor tersebut antara lain :
a. Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1. Kualitas produk yang baik
2. Promosi produk yang menarik
3. Menghasilkan produk yang bervariasi
4. Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
5. Memiliki modal yang kuat
b. Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1. Harga produk yang relatif mahal dibanding competitor
2. Perusahaan masih belum memiliki penilaian kinerja yang terintegrasi
3. Perusahaan kurang memahami budaya yang berlaku di Indonesia
4. Perusahaan belum menjalankan performance planning yang efektif
5. Tidak adanya aspek kesetaraan atasan bawahan
Setelah berhasil menganalisis kekuatan dan kelemahan dari perusahaan maka langkah
dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal adalah penyusunan Matriks Evaluasi
17
Faktor Internal. Berdasarkan kasus dari PT. Unilever Indonesia maka dapat disusun tabel
Matriks Evaluasi Faktor Internal sebagai berikut :
Faktor-faktor Internal Utama
Kekuatan
1 Kualitas produk yang baik
2 Promosi produk yang menarik
3 Menghasilkan produk yang bervariasi
4 Memiliki tenaga kerja yang terampil
Bobot
dan
Peringkat
Skor
0,13
0,10
0,12
0,07
4
3
4
3
0,52
0,30
0,48
0,21
0,08
0,24
0,13
0,26
competitor
Perusahaan masih belum memiliki penilaian kinerja
0,10
0,20
yang terintegrasi
Perusahaan kurang
memahami
yang
0,08
0,08
berlaku di Indonesia
Perusahaan belum
menjalankan
performance
0.09
0,09
0,10
1,00
0,20
2,58
budaya
Dalam penyusunan Matriks Evaluasi Faktor Internal, skor bobot total berkisar antara
1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot
total di bawah 2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor yang
secara signifikan berada di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Apabila
dikaitkan dengan kasus, dapat disimpulkan bahwa posisi internal PT Unilever Indonesia
digolongkan ke dalam kelompok kuat, di mana skor total sebesar 2,58.
Apabila digambarkan ke dalam Matriks IFAS maka akan terlihat sebagai berikut :
18
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Analisis lingkungan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan oleh perusahaan
untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan baik dari
sisi internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu perusahaan juga dapat mengenali apa
saja hal hal yang menjadi kekuatan perusahaan serta kelemahan kelemahan perusahaan
yang mesti diperbaiki guna meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan melakukan analisis
tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi apa yang harus dilakukan guna menghadapi
berbagai keadaan yang terjadi di perusahaan. Menentukan strategi tersebut dapat
menggunakan Tabel IFAS untuk analisis lingkungan internal dan table EFAS untuk analisis
lingkungan eksternal. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan strategi terbaik serta
menghindari kebijakan yang bisa merugikan perusahaan.
4.2Saran
Semestinya setiap perusahaan wajib melakukan analisis lingkungan ini baik itu
analisis internal perusahaan maupun analisis eksternal perusahaan. Dengan mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di perusahaan maka perusahaan dapat
menentukan strategi strategi yang paling tepat akan diterapkan diperusahaan yang nantinya
19
akan menguatkan pondasi perusahaan untuk menghadapi tantangan tantangan yang ada
serta mencapai tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (Dono Sunardi, Penerjemah). 2010. Manajemen Strategis. Edisi ke 12.
Jakarta: Salemba Empat.
Web Resmi Unilever. https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/our-history/ [Diakses
pada tanggal 3 Oktober 2016].
20