You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan adalah sebab utama yang sebagian besar disebabkan perdarahan pasca
salin.Hal ini menunjukan adanya managemen persalinan kala III dan IV yang kurang
adekuat.Bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan diharapkan agar meningkaatkan mutu
dan kualitas pelayanan asuhan kebidanan, serta lebih peka untuk menidentifikasi tanda
bahaya dalam persalinan agar dapat dengan segera ditangani demi mendukung penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI).
Episiotomy adalah torehan dari perineum untuk memudahkan persalinan dan
mencegah rupture perienium totalis (Rohana dkk, 2011: 240). Pada proses penjahitan
robekan perlu diperatikan bahwa saat menjahit laserasi atau episiotomi harus digunakan
benang yang panjang dan diusahakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan
pendekatan dan hemostatis.
Karna pada saat menjahit mungkin timbul rasa sakit yang berlebihn maka perlu
digunakan anastesi lokal untuk mengurangi hal tersebut.Setelah diberi anastesi lokal perlu
diuji apakah bahan anastesi sudah bekerja caranya dengan menyentuh luka dengan jarum
yang tajam atau dengan cubitan dengan forcep atau cunam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan anastesi lokal dan episiotomi?
2. Apa saja tipe-tipe anastesi lokal?
3. Apa sajakah indikasi dan kontraindikasi anastesi lokal?
4. Bagaimana teknik dan langkah-langkah melakukan anastesi?
5. Bagaimana teknik menjahit perinium?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu anastesi lokal dan episiotomi
2. Untuk mengetahui tipe-tipe anastesi lokal
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi anastesi lokal
4. Untuk mengetahui teknik melakukan anastesi
5. Untuk mengetahui teknik menjahit perinium

BAB II
PEMBAHASAN

2.1Anastesi Lokal dan Prinsip Penjahitan Perineum


A. Pengertian Anastesi
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an"tidak, tanpa" dan
aesthetos "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Salah satu anestesilokal yang
sering dilakukan adalah anastesi lokal dalam penjahitan perineum. Pembiusan lokal
atau anestesi lokal dalam penjahitan perineum adalah salah satu jenis anestesi yang
hanya melumpuhkan bagian tubuh manusia yaitu perineum dan tanpa menyebabkan
manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi
pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan
operasi. Pemilihan teknik anestesi lokal dalam penjahitan perineum adalah suatu hal
yang kompleks, memerlukan kesepakatan dan pengetahuan yang baik antara pasien
dan faktorfaktor pembedahan. Dalam beberapa kelompok

populasi pasien,

pembiusan regional ternyata lebih baik daripada pembiusan total.


Terjadinya robekan atau laserasi pada perineum perlu segera di tangani secara
hati-hati dan benar,kalau tidak segera di tangani akan sangat membahayakan kondisi
ibu karena kemungkinan terjadi infeksi pada luka robekan sangat besar,karena pada
saat jarum masuk jaringan tubuh juga akan terjadi luka.pada proses penjahitan
robekan perlu di perhatikan bahwa saat menjahit laserasi atau episiotomi harus di
gunakan benang yang panjang dan di usahakan sedikit mungkin jahitan itu mencapai
tujuan pendekatan dan hemostastis.
Karena saat menjahit mungkin timbul rasa sakit yang berlebihan maka perlu di
gunakan anastesi lokal untuk mengurangi hal-hal tersebut.setelah di berikan anastesi
lokal perlu di uji apakah bahan anastesi sudah bekerja caranya dengan menyentuh
luka dengan jarum yang tajam atau dengan mencubit dengan forsep.jika ibu merasa
tidak nyaman ulangi pemberian anastesi lokal.anastesi lokal standart yang di gunakan
adalah lidokain 1% tanpa epinefrin(silokaian),jika tidak tersedia gunakan lidokain 2%
yang di larutkan dengan air steril atau normal dengan perbandingan 1:1.hati-hati pada
saat menberikan anastesi lokal jangan sampai masuk ke dalam pembuluh darah karena
dapat menyebabkan ibu menjadi kejang bahkan dapat menebabkan kematian.

Melakuan anastesi lokal pada setiap ibu yang memerlukan penjahitan atau
episiotomi merupakan asuhan sayangibu.jika ibu menjalankan tindakan episiotomi
dengan anastesi lokal,lakukan pemeriksaan pada luka untuk mengetahui bahwa bahan
anastesi masih bekerja.
B. Tipe Anastesi
1. Pembiusan total yaitu hilangnya kesadaran total
Pembiusan lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan
(pada sebagian kecil daerah tubuh).
2. Pembiusan regional yaitu hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas daritubuh ol
eh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yangberhubungan dengannya.
C. Indikasi Anastesi Lokal
1. Tindakan pembedahan yang menyebabkan rasa nyeri seperti pencabutan gigi,
gingivektomi,

bedah

periodontal,

pulpektomi,

poulpotomi,

alveloplasty,

bonegrafting, implant gigi, gingivoplasti, perawatan fraktur rahang, pengembalian


gigiavulse, removal tumor dan kista.
2. Mengurangi rasa nyeri saat penetrasi jarum pada mukosa mulut ( untuk
anestesitopical)
3. Inisisi abses
4. Pasien yang sangat sensitive mencetak rahang
5. Mengurangi nyeri pasca operasi
D. Kontraindikasi Anastesi Lokal
1. Adanya infeksi akut pada daerah operasi (karena dapat menyebabkan
penyebaraninfeksi

melalui rusaknya daya pertahanan alami dan jarang dapat

menimbulkanefek anastesi)
2. Penderita penyakit gangguan

darah

yang

langka

seperti

hemofilia,

penyakitChrsitmas atau penyakit von Willebrand (karena akan timbul resik


terjadinyaperdarahan di daerah injeksi atau suntikan)
3. Terdapat inflamasi pada daerah tempat penyuntikan
4. Keadaan lingkungan periodontal yang tidak memungkinkan

pemberian

anestesilokal yang sempurna


5. Anak-anak di bawah umur yang tidak mengenal dan tidak mengerti akibat
anestesi.
6. Pada penderita yang lemah saraf dan penakut
7. Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan lebar, misalnya pada
keadaantrismus, fraktur tulang rahang, ankilosis temporomandibula, dll
8. Pasien yang alergi terhadap bahan anestesi lokal
9. Pasien dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol (misal diabetes
tidakterkontrol)

10. Pasien yang tidak kooperatif


11. Kurangnya tenaga terampil

yang

mampu mengatasi

atau

mendukung

tekniktertentu.
12. Jika dibutuhkan anestesi segeraatau tidak cukup waktu untuk anestesi lokal
untukbekerja secara sempurna.
13. Kurangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
14. Efek merugikandari berbagai anastesi local modern terhadap kehamilan belum
terbukti.

Tetapi

efekoksitoksik

diperkirakan

ringan,

vasokonstriktor

sehingga

dapat

relypressin

menganggu sirkulasi

mempunyai
fetus

dan

mempercepat kelahiran. Umumnya anastesi pada ibu hamil cukup aman asalkan
diberikan dengan hati-hati. Namun sebaiknya dibatasai perawatan yang hanya
diperlukan saja, operasi dan restorasi ditunda setelah persalinan.
E. Manfaat Anastesi
1. Salah satu dari penerapan asuhan sayang ibu, penjahitan sangat menyakitkan
pasien,dengan pemberian anestesi local maka rasa sakit ini dapat diatasi.
2. Memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pasien sehingga proses adaptasi
psikologis masa

nifas tidak terganggu dengan pengalaman yang tidak

menyenangkan saat persalinan.


3. Memberikan konsep yang positif tentang bidan bagi pasien.
F. Teknik atau Langkah-langkah Anatesi
Peralatan dan bahan dalam melakukan anestesi lokal dalam penjahitan perineum
adalah handscoon, spuit, dan lidocain 1%. Bila tidak terdapat lidocain 1% maka
turunkan konsentrasinya dengan menggunakan aquabidest sehingga menghasilkan
lidocain 1%. Teknik dalam melakukan anestesi lokal dalam penjahitan perineum
adalah sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan bahan dalam bak instrumen. Alat dan bahan tersebut meliputi
handscoon, spuit dan lidocain 1%. Spuit yang digunakan tergantung daripada
luasnya luka. Dapat menggunakan spuit 3 cc, 5 cc, atau 10 cc.
2. Cuci tangan dengan menggunakan teknik 7 langkah yaitu pertama membasahi
kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir,
mengambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut,
kedua mengusap dan menggosok kedua punggung tangan secara bergantian,
ketiga membersihkan sela jari, keempat membersihkan ujung jari secara
bergantian dengan mengatupkan, kelima menggosok dan memutar kedua ibu jari
secara bergantian, keenam meletakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian
gosok perlahan, dan ketujuh membersihkan kedua pergelangan tangan secara

bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh


bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk.
3. Menggunakan satu buah handscoon steril pada tangan yang dominan.
4. Ambil spuit dari bak instrumen dengan tangan yang menggunakan handscoon.
5. Ambil lidocain 1% dengan tangan yang tidak menggunakan handscoon.
6. Masukkan lidocain tersebut dalam spuit.
7. Buang ampul lidocain pada tempat sampah medis.
8. Simpan spuit yang berisi lidocain dalam bak intrumen.
9. Memakai handscoon pada tangan yang non dominan.
10. Lakukan penyuntikkan pada daerah perineum yang akan dijahit. Pastikan tidak
ada darah saat aspirasi.
11. Buang spuit pada tempat sampah tajam.
12. Tunggu hingga satu menit.
13. Pastikan lidocain telah bereaksi dengan cara mencubit bagian yang telah diberi
lidocain dengan pinset, kemudian lakukan penjahitan.
Langkahlangkah diatas merupakan teknik anastesi lokal dalam penjahitan
perineum yang wajib dilakukan sebelum melakukan penjahitan perineum.

G. Prinsip penjahitan Perineum


Bidan memiliki penglihatan yang baik terhadap lapang kerja penjahitan perineum.
Posisi pasien memungkinkan bidan dapat dengan nyaman dan leluasa melakukan
penjahitan, yaitu litotomi. Jika diperlukan dapat ditambahkan pengganjal dibawah

bokong dengan ketebalan beberapa cm.


Penggunaan cahaya yang cukup terang
Anatomi dapat dilihat dengan jelas
Teknik yang steril
Menggunakan sarung tangan ekstra diatas sarung tangan steril yang telah
dikenakan sebelumnya. Tujuannya untuk menghindari kontaminasi ketika
melakukan pemeriksaan rectum, dan setelah selesai melakukan pemeriksaan

rectum sarung tangan ekstra ini segera dibuang


Mengatur posisi kain steril di area rectum dan dibawahnya sampai dibawah
ketinggian meja atau tempat tidur untuk mengupayakan area yang tidak
terkontaminasi jika benang jatuh ke area tersebut dan menyeka apapun yang

terdapat ditempat tersebut


Tindakan cepat
Aseptik dan antisepsis pada daerah episiotomi
Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti robekan derajat III dan IV
Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut cromic 2-0

Mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka episiotomi sampai pada batas vagina
Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui jaringan vagina
Jahit otot perineum dengan benang 2-0 secara interuptus
Jahit kulit secara intruptus dan subkutikuler dengan benang 2-0
Bekerja hati-hati
Hati-hati jangan sampai kasa/kapas tertinggal dalam vagina
Penjelasan dan pendekatan yang peka terhadap perasaan ibu selama tindakan
Pentingnya tindak lanjut jangka panjang untuk menilai teknik dan pemilihan

bahan untuk penjahitan


Pencegahan trauma lebih lanjut yang tidak perlu pada jaringan insisi.
Penggunaan jarum bermata (berlubang) yang menggunakan dua helai benang

menembus jaringan
Penggunaan jarum dan benang dengan ukuran yang lebih besar dari pada yang

diperlukan
Penggunaan jarum potong traumatic yang tidak tepat, bukan jarum bundar
atraumatik Jarum potong berbentuk segitiga dan setiap sisinya memiliki sisi
pemotong. Jarum ini akan menyebabkan trauma yang lebih besar dari pada jarum
yang berbentuk bundar. Jarum bundar ini memiliki titik runcing dan akan

melewati jaringan lunak lebih mudah dengan trauma yang lebih sedikit
Jumlah pungsi (penusukan) jarum berlebihan yang tidak perlu terjadi, dapat
disebabkan oleh salah satu hal dibawah ini:
1. Penempatan jahitan yang salah sehingga perlu diangkat atau dijahit lagi
2. Terlalu banyak jahitan dan terlalu rapat
3. Stranggulasi jaringan karena jahitan yang terlalu ketat. Stranggulasi jaringan
mengurangi kekuatan jaringan dan jika jahitan terlalu ketat menyebabkan
sirkulasi tidak adekuat bahkan dapat menyebabkan jaringan tanggal (lepas)
tindakan berulang menyentuh dan membersihkan luka yang tidak perlu.

2.2Penjahitan Luka Episiotomi/ Laserasi


A. Pengertian Penjahitan Luka episiotomi/ Laserasi
Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang dimulai dari
cincin vulva kebawah, menghindari anus dan muskulus spingter dimana insisi
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada
septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum
untuk melebarkan orifisium ( lubang / muara ) vulva sehingga mempermudah jalan
keluar bayi dan mencegah ruptur perinii totalis.
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis (Santoso, 2005).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu
persalinan (Mohtar, 1998).
Keterangan :
-

Perineum adalah : daerah yang terletak antara vulva (organ genetalia eksterna
wanita) dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm, atau antara bagian bawah vagina
dengan bagian atas anus. Perineum meregang pada saat persalinan kadang perlu

dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah robekan.


Rupture Perinii adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat
proses persalinan, berbeda dengan episiotomy, robekan ini sifatnya traumatic
karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat janin lewat. Adanya
tindakan epistomi ini bertujuan salah satunya untuk mencegah terjadinya ruptur
perini.

Secara umum prosedur untuk menjahit episiotomi sama dengan menjahit


laserasi perineum. Jika episiotomi sudah dilakukan, lakukan penilaian secara hati-hati
untuk memastikan lukanya tidak meluas Sedapat mungkin, gunakan jahitan jelujur.
Jika ada sayatan yang terlalu dalam hingga mencapai lapisan otot, mungkin
diperlukan penjahitan secara terputus untuk merapatkan jaringan.
B. Komplikasi Penjahitan Luka episiotomi/Laserasi
Nyeri post partum dan dyspareunia.
Rasa nyeri setelah melahirkan lebih sering dirasakan pada pasien bekas
episiotomi, garis jahitan (sutura) episiotomi lebih menyebabkan rasa sakit.
Jaringan parut yang terjadi pada bekas luka episiotomi dapat menyebabkan

dyspareunia apabila jahitannya terlalu erat.


Nyeri pada saat menstruasi pada bekas episiotomi dan terabanya massa .
Trauma perineum posterior berat.
Trauma perineum anterior
Cedera dasar panggul dan inkontinensia urin dan feses
Infeksi bekas episiotomi, Infeksi lokal sekitar kulit dan fasia superfisial akan

mudah timbul pada bekas insisi episiotomi.


Gangguan dalam hubungan seksual. Jika jahitan yang tidak cukup erat,
menyebabkan akan menjadi kendur dan mengurangi rasa nikmat untuk kedua
pasangan saat melakukan hubungan seksual.

C. Tujuan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi


- Untuk mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga proses penyembuhan
bisa terjadi, proses penyembuhan itu bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi
-

hasil dari pertumbuhan jaringan.


Untuk menghentikan perdarahan

D. Derajat Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi


Derajat I: laserasi mengenai mukosa vagina dan kulit perineum, tidak perlu
dijahit.
Derajat II: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum dan jaringan otot
perineum
Derajat III: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum, jaringan otot
perineum dan otot spinkter ani.
Derajat IV: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum, jaringan
perineum dan otot spinkter ani yang meluas hingga dinding depan rektum.
Bila laserasi jalan lahir berada pada derajat III dan IV: Rujuk segera

E. Macam-macam penjahitan episiotomi:


MATRAS (JAHITAN SATU-SATU)
JELUJUR
Beda Penjahitan Jelujur dan Cara Matras (satu-satu) :

JELUJUR
o Benang yang digunakan lebih sedikit
o Menggunakan sedikit waktu Menggunakan sedikit waktu
o Lobang infeksi lebih sedikit
o Rasa sakitnya sedikit bagi ibu ( setelah penjahitan)
MATRAS
o Benang digunakan lebih banyak
o Membutuhkan waktu yang lebih banyak
o Lobang infeksi banyak
o Rasa sakit setelah penjahitan lebih banyak

F. Alat dan Bahan Penjahitan


a. Bak instrumen berisi :
- Nald folder (Needle holder) 1 buah
- Suture Needle dari bentuk 2/3 circle `1 buah
- Pincet 1 buah
- Benang
- Kasasteril
- Tampon
- Spuit 5 ml 1 buah
- Duk steril
b. Bahan lain :
- Anestesi lokal lidokain 1% : 2 buah
- Sarung tangan steril 1 buah
- Cairan desinfektan povidon iodin 10% dalam kom kecil
- Kapas DDT
- Lampu sorot
- Neirbeken
G. Langkah-langkah hecting perineum
Persiapan ibu
a. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
b. Pasang duk steril di bawah bokong ibu
c. Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva ibu
d. Letakkan neirbeken di dekat ibu
e. Pastikan tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan
air mengalir
f. Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
g. Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik
dengan lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT

h. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada tangan kiri


i. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu
arah dari vulva ke perineum
j. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa

laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua.


Persiapan Anestesi
a. Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan
b. Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut
bawah vulva
c. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
d. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum
e. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik

sepanjang luka pada mukosa vagina


f. Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
g. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan
Penjahitan Perineum
a. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa
vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih
pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
b. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin
himen
c. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina
lalu ke belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi
kemudian ditarik keluar pada luka perineum
d. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka
untuk mengetahui letak ototnya.
e. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit
kearah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler
f. Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di
belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong
benangnya
g. Masukkan jari ke dalam rektum
h. Periksa kembali
i. Cuci area genital dan kompres dengan kasa betadin

H. Jenis-jenis Benang
Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
a. Alami ( Natural) :
1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba.

10

Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7 - 1 9 hari dan
akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
2. Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut,
namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu
absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan (Synthetic)
Benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin (merk
dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron merk dagang Monocryl atau
Monosyn), dan Polydioxanone (merk dagang PDS II). Benang jenis ini
memiliki daya pengikat lebih lama, yaitu 2-3 minggu, diserap secara

lengkap dalam waktu 90-120 hari.


Benang yang tak dapat diserap (nonabsorbable suture)
a. Alamiah (Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein
organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil
produksi ulat sutera.
b. Buatan (Synthetic)
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon (merk dagang
Ethilon atau Dermalon). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly
propylene ( merk dagang Prolene ).

I. Penjahitanepisiotomi/laserasi
Ada berbagai teknik untuk penjahitan episiotomy dan laserasi. Pada masa
lalu, banyak orang yang menggunakan jahitan satu-satu. Sekarang banyak yang
menggunakan jahitan jelujur (bersambung) karena memiliki kelebihan tertentu yaitu :
a. Sedikit memberikan rasa sakit bagi ibu (setelah penjahitan).
b. Mudah dipelajari karena hanya melibatkan satu jenis teknik panjahitan saja.
c. Jumlah jahitannya pun hanya sedikit.
J. Langkah- langkah penjahitan dengan teknik jelujur untuk rupture perineum tingkat
dua dan episiotomy
Sentuhlah dengan jari anda seluruh area lukanya (syatannya). Lihatlah dengan
jelas dimanapun caklukanya tempatkan jahitan yang pertama 1 cm di atas pun
cakluka di dalam vagina tersebut. Pegang pinset ditangan yang lainnya.
Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui jaringannya. Jangan sekali-kali
menggunakan jari tangan untuk meraba jarumnya karena berbahaya. Hal itu
bisa berakibat terjadinya robekan kecil pada sarung tangan karena tusukan
jarum dan sangat berpotensi untuk mendapatkan infeksi yang dibawa oleh

11

darah seperti misal HIV dan hepatitis B. Ikatlah jahitan tersebut dengan simpul

mati dan pendekkan ujung simpul sampai kira-kira 1 cm.


Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur sampai cincin

hymen yang berada di bawahnya.


Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai kebelakang cincin
hymen, dan ditarik keluar pada luka perineum. Perhatikan berapa dekatnya

jarum ke puncak lukanya.


Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat
kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Biasanya akan tampak sedikit
lebih merah dan rasanya agak keras apabia disentuh. Penting sekali untuk
menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka karena pada waktu sudah

mencapai ujung luka, berarti lapisan otot yang dalam telah menutup.
Setelah mencapai ujung yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum dan
mulai lah menjahit ke arah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk
menutup jaringan subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler persis dibawah
lapisan kulit. Jaringan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna
yang sama dengan mukosa vagina. Lalu buat jahitan lapis kedua. Perhatikan
sudut jarumnya. Jahitan lapisan kedua ini akan meninggalkan lebar luka kirakira 0,5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses

penyembuhan berlangsung.
Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka pada perineum kembali ke
vagina di belakang cincin hymen untuk diamankan, diikat dan dipotong

benangnya.
Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benarbenar kuat, buatlah 1 kali simpul mati. Potong kedua ujung benang, dan
hanya disisakan masing-masing 1 cm. Jika ujungnya dipotong terlalu pendek,
jahitannya mungkin akan terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh episiotomy akan

menjadi longgar dan terlepas.


Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang tertinggal,
kasa, tampon, atau alat di dalam vagina ibu. Cucilah alat kelamin ibu dengan

air bersabun. Keringkan dan buatlah ibu merasa nyaman.


Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan daerah perineum
dengan sabundan air 3 sampai 4 kali sehari. Kalau tidak, ibu harus menjaga
agar perineumnya tetapkering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan
memasukkan benda apapun ke dalam vaginanya. Dan mintalah agar ibu
kembali dalam waktu satu minggu agar dapat memeriksanya kembali.

12

Teknik Penjahitan Perineum

BAB III

13

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh. Salah satu anestesilokal yang sering dilakukan adalah anastesi lokal dalam
penjahitan perineum. Pembiusan lokal atau anestesi lokal dalam penjahitan perineum
adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan bagian tubuh manusia yaitu
perineum dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran.
Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang dimulai dari
cincin vulva kebawah, menghindari anus dan muskulus spingter dimana insisi
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada
septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum
untuk melebarkan orifisium ( lubang / muara ) vulva sehingga mempermudah jalan
keluar bayi dan mencegah ruptur perinii totalis.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini
kedepannya.

14

You might also like