You are on page 1of 24

51

BAB 4
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Sampel


Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling

berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Objek penelitian berjumlah 35 perusahaan


manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2013. Dari 35 perusahaan tersebut, semuanya menerbitkan laporan keuangan
dan atau laporan tahunan yang telah diaudit dua tahun berturut-turut yaitu tahun
2012-2013 untuk tahun yang berakhir 31 Desember dan menggunakan satuan mata
uang Rupiah. Dari 35 perusahaan tersebut, terdapat 2 perusahaan yang belum
membentuk komite audit dua tahun berturut-turut, yaitu PT Tri Banyan Tirta Tbk
(ALTO) dan PT Wismilak Inti Makmur (WIIM).
Selain itu, terdapat 16 perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan
manajerial, yaitu PT Akasha Wira International Tbk (ADES), PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk (AISA), PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA), PT Davomas Abadi Tbk
(DAVO), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Mayora Indah Tbk (MYOR),
PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
(HMSP), PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA), PT Darya Varia
Laboratoria Tbk (DVLA), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Schering Plough Indonesia
Tbk (SCPI), PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBB), dan PT Mustika Ratu
Tbk (MRAT).
Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 perusahaan selama 2 tahun
sehingga total observasi yang akan diolah adalah 34 observasi. Daftar perusahaan
manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi
sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1.

52

Berikut ini adalah tabel rincian pengambilan sampel penelitian:

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel


No.
1.

Kriteria Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam

Jumlah

Jumlah

Perusahaan
35

Data
70

35

70

17

34

sektor barang konsumsi yang terdaftar di


2.

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2013


Menerbitkan laporan keuangan dan atau
laporan tahunan yang telah diaudit dua tahun
berturut-turut yaitu tahun 2012-2013 untuk
tahun yang berakhir 31 Desember dan

3.

menggunakan satuan mata uang Rupiah


Memiliki data-data terkait dengan penelitian
yaitu, ukuran dewan komisaris, dewan
komisaris independen, komite audit, dan
kepemilikan manajerial.
Total data yang dapat dijadikan sampel

34

penelitian.
Sumber: Dari data-data yang diolah

Berdasarkan kriteria pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa dari 70 data
yang menjadi objek penelitian hanya 34 data yang dapat dijadikan sampel penelitian.
Hal ini didukung dengan adanya 36 data yang gagal menjadi sampel karena tidak
memenuhi kriteria.
Tabel 4.2 di bawah ini merupakan 17 nama perusahaan yang telah
memenuhi kriteria disertai dengan bidang usahanya. 17 perusahaan ini yang akan
digunakan pada pengujian berikutnya.

Tabel 4.2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi


Periode 2012-2013

53

No.

Kode

Nama Perusahaan

Bidang Usaha

1.
2.
3.

INDF
PSDN
SKLT

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.


PT. Prashida Aneka Niaga Tbk.
PT. Sekar Laut Tbk.

Makanan dan Minuman


Makanan dan Minuman
Makanan dan Minuman

4.

STTP

Makanan dan Minuman

5.

ULTJ

PT. Siantar Top Tbk.


Ultrajaya Milk Industry and Trading

Makanan dan Minuman

6.

Company Tbk.
GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

7.

KAEF

PT. Kimia Farma Tbk.

Farmasi

8.
9.

KLBF
MERK

PT. Kalbe Farma Tbk.


PT. Merck Tbk.

Farmasi
Farmasi

10.

PYFA

PT. Pyridam Farma Tbk.

Farmasi

11.

TSPC

PT. Tempo Scan Pasific Tbk.

Farmasi
Kosmetik dan Barang

12.

MBTO

PT. Martina Berito Tbk.

Keperluan Rumah

Rokok

Tangga
Kosmetik dan Barang
13.

TCID

PT. Mandom Indonesia Tbk.

Keperluan Rumah
Tangga
Kosmetik dan Barang

14.

UNVR

PT. Unilever Indonesia Tbk.

Keperluan Rumah
Tangga
Peralatan Rumah Tangga

15.

KDSI

PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.

16.

KICI

17.

LMPI

PT. Kedaung Indah Can Tbk.


PT. Langgeng Makmur Industry

Tbk.
Sumber: Dari data-data yang diolah

4.2

Hasil Uji Statistik

4.2.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Peralatan Rumah Tangga


Peralatan Rumah Tangga

Variabel yang digunakan dalam pengujian statistik deskriptif ini adalah


variabel yang diukur dalam skala rasio. Variabel tersebut meliputi Ukuran Dewan
Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial,
ROA dan ROE.

54

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N

Range

Minimum

Maximum

Sum

Mean

UDK

34

138

DKI

34

,4667

,3333

,8000

14,216
6

KA

34

103

KM

34

,2308

,0000

,2308

1,0057

ROA

34

,4600

-,0147

,4453

3,7636

ROE

34

1,3317

-,0298

1,3019

6,8281

Valid N
(listwise)

34

4,06
,
41813
6
3,03
,
02957
9
,
11069
5
,
20082
7

Std.
Deviation

1,594
,
123782
6
,388
,
066506
0
,
104775
4
,
286242
8

Variance

2,542
,015
,151
,004
,011
,082

Sumber: Dari data-data yang diolah

Untuk variabel dependen ROA dengan jumlah data (n) sebanyak 34


mempunyai nilai rata-rata (mean) 0,110695 dan standar deviasi sebesar 0,1047754
atau 10,47754%. Variabel ROA memiliki nilai minimal -0,0147 (LMPI, 2013) dan
maksimal 0,4453 (UNVR, 2013) serta range sebesar 0,4600 dengan variance
sebesar 0,011 dan total keseleruhan (sum) sebesar 3,7636. Sedangkan untuk variabel
dependen ROE dengan jumlah data (n) sebanyak 34 mempunyai nilai rata-rata
(mean) 0,200827 dan standar deviasi sebesar 0,2862428 atau 28,62428%. Variabel
ROE memiliki nilai minimal -0,0298 (LMPI, 2013) dan maksimal 1,3019 (UNVR,
2013) serta range sebesar 1,3317 dengan variance sebesar 0,082 dan total
keseluruhan (sum) sebesar 6,8281.
Untuk variabel independen ukuran dewan komisaris dengan jumlah data (n)
sebanyak 34 mempunyai jumlah rata-rata (mean) 4,06 atau 4 orang dan standar
deviasi sebesar 1,594 atau 159,4% dengan jumlah minimal 2 orang (LMPI dan STTP
tahun 2012 dan 2013) dan maksimal 8 orang (INDF tahun 2012 dan 2013). Variabel
ukuran dewan komisaris memiliki range 6 orang dan variance sebesar 2,542 dengan
total keseluruhan (sum) 138 orang.
Untuk variabel dewan komisaris independen dengan jumlah data (n) sebanyak
34 mempunyai jumlah rata-rata (mean) 0,418136 dan standar deviasi sebesar

55

0,1237826 atau 12,37826% dengan jumlah minimal 0,3333 atau sebesar 33,33% dari
keseluruhan dewan komisaris (PSDN, SKLT, ULTJ, KLBF, MERK, PYFA, MBTO
dan KICI tahun 2012 s.d. 2013 serta GGRM tahun 2013) dan maksimal 0,8000 atau
sebesar 80% dari keseluruhan dewan komisaris (UNVR tahun 2012 dan 2013).
Variabel dewan komisaris independen memiliki range 0,4667 dan variance sebesar
0,015 dengan total keseluruhan 14,2166.
Untuk variabel komite audit dengan jumlah data (n) sebesar 34 mempunyai
jumlah rata-rata (mean) 3,03 atau 3 orang dan standar deviasi sebesar 0,388 atau
38,8% dengan jumlah minimal 2 orang (MBTO tahun 2012 dan 2013) dan maksimal
4 orang (INDF dan TCID tahun 2012 serta TCID tahun 2013). Variabel komite audit
memiliki range 2 orang dan variance 0,151 dengan total keseluruhan (sum) 103
orang.
Untuk variabel kepemilikan manajerial dengan jumlah data (n) sebanyak 34
mempunyai nilai rata-rata (mean) 0,29579 dan standar deviasi sebesar 0,0665060
atau 6,65060 dengan nilai minimal 0,0000 (KAEF, MERK, UNVR tahun 2012 dan
2013) dan nilai maksimal 0,2308 (PYFA tahun 2012 dan 2013). Variabel kepemilikan
manajerial memiliki range 0,2308 dan variance 0,004 dengan total keseluruhan
(sum) 1,0057.
4.2.2

Hasil Uji Asumsi Klasik


Seperti yang dikatakan pada bab sebelumnya bahwa dalam penelitian ini akan

dilakukan beberapa pengujian dengan menggunakan bantuan SPSS 20 dan Microsoft


Excel 2007. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Uji asumsi klasik regresi yang dilakukan pada model regresi ini terdiri atas uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas


Seperti diketahui bahwa uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

56

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk itu dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test yang di dasarkan pada :
Asym. Sig > 0.05

: data berdistribusi normal

Asym. Sig < 0.05

: data berdistribusi tidak normal

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ROA


One-Sample KolmogorovSmirnov Test
Unstandardized
Residual

34

N
Mean
Normal
Parametersa,b

Std.
Deviation
Absolute

Most
Extreme
Differences

,0000000
,
0825937
7
,141

Positive

,141

Negative

-,063

Kolmogorov-Smirnov Z

,822

Asymp. Sig. (2-tailed)

,509

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Sumber: Dari data-data yang diolah


Hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) pada Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,509. Hal ini berarti bahwa
nilai probabilitas signifikansi residual lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
dinyatakan bahwa data residual terdistribusi dengan normal.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ROE


One-Sample KolmogorovSmirnov Test
Unstandardized
Residual

57

34

N
Mean
Normal
Parametersa,b

Most
Extreme
Differences

Std.
Deviation
Absolute

,0000000
,
1842314
2
,111

Positive

,111

Negative

-,065

Kolmogorov-Smirnov Z

,649

Asymp. Sig. (2-tailed)

,794

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Sumber: Dari data-data yang diolah


Hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) pada Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,794. Hal ini berarti bahwa
nilai probabilitas signifikansi residual lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
dinyatakan bahwa data residual terdistribusi dengan normal.
4.2.2.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Pada pengujian multikolonieritas ini variabel independen yang digunakan
adalah ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit dan
kepemilikan manajerial. Berikut adalah hasil uji multikolinieritas pada model regresi
penelitian yang diolah dengan SPSS versi 20.

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas ROA


Coefficientsa
Model

Collinearity Statistics

58

Tolerance

VIF

(Constant)

UDK

,777

1,287

DKI

,943

1,061

KA

,839

1,191

KM

,867

1,153

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Dari data-data yang diolah

Tabel 4.6 memberikan informasi mengenai nilai tolerance dan VIF dari
hasil uji multikolonieritas dari masing-masing variabel. Berikut nilai tolerance dan
VIF yang dijabarkan per variabel :
Nilai tolerance untuk variabel ukuran dewan komisaris sebesar 0,777 dengan
nilai VIF 1.287. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel
ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Nilai tolerance untuk variabel dewan komisaris independen sebesar 0,943
dengan nilai VIF 1,061. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada
variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari
10.
Nilai tolerance untuk variabel komite audit sebesar 0,839 dengan nilai VIF
1,191. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini
karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Nilai tolerance untuk variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,867 dengan
nilai VIF 1,153 Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel
ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas ROE


Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance

VIF

59

(Constant)

UDK

,777

1,287

DKI

,943

1,061

KA

,839

1,191

KM

,867

1,153

a. Dependent Variable: ROE

Sumber: Dari data-data yang diolah

Tabel 4.7 memberikan informasi mengenai nilai tolerance dan VIF dari
hasil uji multikolonieritas dari masing-masing variabel. Berikut nilai tolerance dan
VIF yang dijabarkan per variabel :
Nilai tolerance untuk variabel ukuran dewan komisaris sebesar 0,777 dengan
nilai VIF 1.287. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel
ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Nilai tolerance untuk variabel dewan komisaris independen sebesar 0,943
dengan nilai VIF 1,061. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada
variabel ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari
10.
Nilai tolerance untuk variabel komite audit sebesar 0,839 dengan nilai VIF
1,191. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel ini
karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Nilai tolerance untuk variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,867 dengan
nilai VIF 1,153 Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikorelasi pada variabel
ini karena nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
4.2.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada Scatterplot
Pada analisis ini penulis menggunakan metode pengujian heteroskedastisitas
yaitu uji grafik scatterplot. Pengujian grafik scatterplot dilihat dari penyebaran titiktitik yang mewakili data. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA

60

Sumber: Dari data-data yang diolah

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROE

61

Sumber: Dari data-data yang diolah


Gambar 4.1 dan gambar 4.2 menunjukkan tidak ada pola yang teratur yang
terlihat pada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
jadi dapat disimpulkan dari uji heteroskedastisitas dengan metode scatterplot bahwa
model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
4.2.2.4 Hasil Uji Autokorelasi
Untuk menguji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Run Test. Jika
probabilitas (Asymp. Sig) lebih besar daripada 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi.
Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka terjadi autokorelasi

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Run Test ROA


Runs Test

62
Unstandardized
Residual

-,01714

Test Valuea
Cases < Test Value

17

Cases >= Test Value

17

Total Cases

34

Number of Runs

15
-,871

Z
Asymp. Sig. (2tailed)

,384

a. Median

Sumber: Dari data-data yang diolah

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Run Test ROE


Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea

-,04001

Cases < Test Value

17

Cases >= Test


Value

17

Total Cases

34

Number of Runs

17

Z
Asymp. Sig. (2tailed)

-,174
,862

a. Median

Sumber: Dari data-data yang diolah

Hasil uji autokorelasi pada tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai signifikansi
(Asymp. Sig) Run Test sebesar 0,384 lebih besar dari 0,05 dan pada tabel 4.9
menunjukan bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig) Run Test sebesar 0,862 lebih besar
dari 0,05 Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model penelitian
ROA dan ROE.

4.2.3

Hasil Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk mengecek kembali data yang telah melalui

tahap asumsi klasik sebelumnya. Analisis data pada model regresi ini meliputi

63

analisis regresi linier berganda, analisis korelasi ganda (R), dan analisis determinasi
2

(R ).
4.2.3.1 Hasil Uji Persamaan Regresi
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengukur besaran
dan signifikansi pengaruh yang timbul dalam korelasi antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu ROA dan ROE, sedangkan variabel independen yang digunakan meliputi
ukuran dewan komisaris, dewan komisaris indepeenden, komite audit dan
kepemilikan manajerial. Variabel-variabel tersebut kemudian disatukan dalam model
regresi berikut.

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi ROA


Unstandardized
Coefficients
Model

Std. Error

-,130

,131

UDK

,015

,011

DKI

,496

,128

KA

-,010

,043

KM

,100

,248

(Constant)

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Dari data-data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh model persamaan regresi berikut ini :


ROA = +1UDK + 2DKI + 3KA + 4KM
ROA = -0,130 + 0,015UDK + 0,496DKI + (-0,010KA) + 0,100KM

Dari hasil output coefficients yang disajikan dalam Tabel 4.9 dapat
disimpulkan bahwa :
a : Jika variabel ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite
audit dan kepemilikan manajerial sama dengan nol maka variabel ROA

64

sebesar -0,130.
b1 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (UDK) sebesar
0,015 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel
ukuran dewan komisaris akan meningkatkan variabel ROA sebesar 0,015.
b2 : Nilai koefisien regresi variabel dewan komisaris independen (DKI) sebesar
0,496 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel
ukuran dewan komisaris akan meningkatkan variabel ROA sebesar 0,496.
b3 : Nilai koefisien regresi variabel komite audit (KA) sebesar -0,010
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel komite audit
akan menurunkan variabel ROA sebesar 0,010.
b4 : Nilai koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar 0,100
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel kepemilikan
manajerial akan meningkatkan variabel ROA sebesar 0,100 .

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi ROE


Unstandardized
Coefficients
Model

Std. Error

,291

,040

,024

DKI

1,756

,285

KA

-,077

,096

KM

,491

,552

UDK
1

-,478

(Constant)

a. Dependent Variable: ROE

Sumber: Dari data-data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh model persamaan regresi berikut ini :


ROE = +1UDK + 2DKI + 3KA + 4KM
ROE = -0,478 + 0,40UDK + 1,756DKI + (-0,077KA) + 0,491KM
Dari hasil output coefficients yang disajikan dalam Tabel 4.10 dapat
disimpulkan bahwa :
a : Jika variabel ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite
audit dan kepemilikan manajerial sama dengan nol maka variabel ROE

65

sebesar -0,478.
b1 : Nilai koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (UDK) sebesar 0,40
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel ukuran
dewan komisaris akan meningkatkan variabel ROE sebesar 0,40.
b2 : Nilai koefisien regresi variabel dewan komisaris independen (DKI) sebesar
1,756 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel
ukuran dewan komisaris akan meningkatkan variabel ROE sebesar 1,756.
b3 : Nilai koefisien regresi variabel komite audit (KA) sebesar -0,077
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel komite audit
akan menurunkan variabel ROE sebesar 0,077.
b4 : Nilai koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar 0,491
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 (satu) satuan variabel kepemilikan
manajerial akan meningkatkan variabel ROE sebesar 0,491 .
4.2.3.2 Hasil Uji Koefisien Korelasi (Uji R) dan Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien korelasi ini akan menunjukkan seberapa besar hubungan yang
terjadi antara variabel independen (ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
independen, komite audit dan kepemilikan manajerial) terhadap variabel dependen
ROA dan ROE.
Koefisien determinasi merupakan variasi total dalam variabel dependen yang
dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Hasil

pengujian koefisien

determinasi digambarakan dalam tabel 4.11 :

Tabel 4.12 Hasil Uji R dan Uji R2 ROA


Model Summaryb
Model

R Square

,615a

,379

a. Predictors: (Constant), KM, KA, DKI, UDK

Adjusted R
Square

,293

Std. Error
of the
Estimate

,
088106
0

66

b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Dari data-data yang diolah


Dari hasil output model summary yang disajikan pada Tabel 4.12 diketahui
Nilai R pada penelitian ini adalah sebesar 0,615. Angka ini menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris, dewan
komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial dengan variabel
dependen yaitu ROA berkorelasi cukup kuat karena berada di klasifikasi 0,41 s.d.
0,70. Selain itu, hubungan antara variabel independen dan variabel dependen bersifat
positif, artinya pergerakan antara variabel independen dengan variabel dependen
bersifat searah, dengan kata lain kenaikan dan penurunan variabel independen diikuti
oleh kenaikan dan penurunan variabel dependen.
Nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,293. Hal ini berarti 29,3% variasi dari
variabel dependen yaitu ROA bisa dijelaskan oleh variabel independen yaitu ukuran
dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan
manajerial. Sedangkan sisanya 70,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Nilai Standard Error of Estimate (SEE) adalah 0,0881060,
satuan yang digunakan adalah ROA, artinya semakin kecil nilai SEE akan membuat
model regresi dalam penelitian ini semakin tepat dalam memprediksi variabel
dependen yaitu ROA.

Tabel 4.13 Hasil Uji R dan Uji R2 ROE


Model Summaryb
Model

R Square

,765a

,586

Adjusted R
Square

,529

Std. Error
of the
Estimate

,
196526
8

a. Predictors: (Constant), KM, KA, DKI, UDK


b. Dependent Variable: ROE

Sumber: Dari data-data yang diolah


Dari hasil output model summary yang disajikan pada Tabel 4.13 diketahui
Nilai R pada penelitian ini adalah sebesar 0,765. Angka ini menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris, dewan
komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial dengan variabel
dependen yaitu ROE berkorelasi tinggi karena berada di klasifikasi 0,71 s.d. 0,90.

67

Selain itu, hubungan antara variabel independen dan variabel dependen bersifat
positif, artinya pergerakan antara variabel independen dengan variabel dependen
bersifat searah, dengan kata lain kenaikan dan penurunan variabel independen diikuti
oleh kenaikan dan penurunan variabel dependen.
Nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,586. Hal ini berarti 58,6% variasi dari
variabel dependen yaitu ROE bisa dijelaskan oleh variabel independen yaitu ukuran
dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan
manajerial. Sedangkan sisanya 41,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Nilai Standard Error of Estimate (SEE) adalah 0,1965268,
satuan yang digunakan adalah ROE, artinya semakin kecil nilai SEE akan membuat
model regresi dalam penelitian ini semakin tepat dalam memprediksi variabel
dependen yaitu ROE.
4.2.4

Hasil Uji Hipotesis

4.2.4.1 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel ukuran dewan
komisaris, dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial
yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel ROA dan ROE yang mewakili kinerja perusahaan.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji F yaitu apabila nilai signifikansi F <
0,05 maka secara simultan variabel independen good corporate governance yang
proporsikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite
audit dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja
perusahaan yang diwakili ROA dan ROE.

Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ROA


ANOVAa
Model

Sum of
Squares

Mean
Square

df

Regression

,137

,034

Residual

,225

29

,008

Total

,362

33

Sig.

4,417

,007b

68

a. Dependent Variable: ROA


b. Predictors: (Constant), KM, KA, DKI, UDK

Sumber: Dari data-data yang diolah

Ha5 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan ukuran dewan
komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
manajerial berpengaruh simultan terhadap Return on Assets (ROA)

Hasil uji F pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa secara keseluruhan yaitu
ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit dan
kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi ROA yang mewakili kinerja perusahaan
secara signifikan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi F sebesar 0,007 lebih kecil
dari nilai 0,05. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan signifikan untuk
memprediksi pengaruh variabel independen yang ada terhadap variabel dependen.

Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ROE


ANOVAa
Model

Sum of
Squares

Mean
Square

df

Regression

1,584

,396

Residual

1,120

29

,039

Total

2,704

33

Sig.

10,252

,000b

a. Dependent Variable: ROE


b. Predictors: (Constant), KM, KA, DKI, UDK

Sumber: Dari data-data yang diolah

Ha10 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan ukuran dewan
komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan manajerial
berpengaruh simultan terhadap Return on Equity (ROE)

Hasil uji F pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa secara keseluruhan yaitu
ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit dan
kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi ROE yang mewakili kinerja perusahaan
secara signifikan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil

69

dari nilai 0,05. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan signifikan untuk
memprediksi pengaruh variabel independen yang ada terhadap variabel dependen.
4.2.4.2 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh yang ditimbulkan
oleh variabel ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit
dan kepemilikan manajerial terhadap variabel ROA dan ROE secara parsial, melalui
besar probabilitas yang terlihat pada kolom sig. pada tabel 4.16 dan 4.17.

Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ROA


Coefficientsa
Unstandardized Coefficients

Standardized
Coefficients

Beta

Model

-,130

,131

UDK

,015

,011

DKI

,496

KA
KM

(Constant)

Std. Error

Sig.

-,996

,327

,228

1,375

,180

,128

,586

3,884

,001

-,010

,043

-,037

-,232

,819

,100

,248

,063

,402

,690

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Dari data-data yang diolah

Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ROE


Coefficientsa
Model

Standardized
Coefficients

Beta

Std. Error

-,478

,291

,040

,024

DKI

1,756

KA
KM

(Constant)
UDK
1

Unstandardized Coefficients

Sig.

-1,640

,112

,225

1,660

,108

,285

,759

6,167

,000

-,077

,096

-,105

-,802

,429

,491

,552

,114

,888

,382

70

a. Dependent Variable: ROE

Sumber: Dari data-data yang diolah


Pengaruh secara parsial antara ukuran dewan komisaris terhadap kinerja
perusahaan (ROA) (Ha1)
Ha1 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan ukuran dewan
komisaris berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).
Dari hasil output tabel 4.16 dapat di lihat nilai sig. ukuran dewan komisaris
0,180 > 0,05. Dengan demikian Ha1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan Good
Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris
tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini dikarenakan semakin
besar jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan menyebabkan semakin sulit
pengambilan suatu keputusan dan dapat menimbulkan konflik karena perbedaan
pendapat antar dewan komisaris.

Pengaruh secara parsial antara dewan komisaris independen terhadap kinerja


perusahaan (ROA) (Ha2)
Ha2 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan proporsi dewan
komisaris independen berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).
Dari hasil output tabel 4.16 dapat di lihat nilai sig. dewan komisaris
independen 0,001 < 0,05. Dengan demikian Ha2 diterima, sehingga dapat
disimpulkan Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan dewan
komisaris independen berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini sejalan
dengan pernyataan Haniffa dan Cooke (2002) dalam Noviawan dan Septiani (2013)
yang menyatakan semakin banyak dewan komisaris independen dapat menekan
dewan komisaris secara keseluruhan untuk meningkatkan kualitas pengungkapan
laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen.

Pengaruh secara parsial antara komite audit terhadap kinerja perusahaan


(ROA) (Ha3)
Ha3 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan komite audit
berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)

71

Dari hasil output tabel 4.16 dapat di lihat nilai sig. komite audit 0,819 > 0,05.
Dengan demikian Ha3 ditolak, sehingga dapat disimpulkan Good Corporate
Governance (GCG) yang diproksikan dengan komite audit tidak berpengaruh
terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Samani (2008) dalam Noviawan dan Septiani (2013). Variabel
komite audit tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA) dapat disebabkan
karena jumlah komite audit di perusahaan hanya sebatas untuk memenuhi peraturan
Surat Edaran Bapepam No. SE-03/PM/2000 Tanggal 5 Mei 2000 yang menyatakan
bahwa komite audit sekurang-kurangnya 3 orang anggota sehingga komite audit
tidak dapat dengan maksimal menjalankan fungsinya dalam melakukan tinjauan
terhadap reliabilitas dan integritas penyajian informasi laporan keuangan perusahaan
dikarenakan perusahaan kurang mempertimbangkan kemampuan, efektifitas serta
komplektisitas perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata (mean) komite
audit yaitu sebesar 3,03.

Pengaruh secara parsial antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja


perusahaan (ROA) (Ha4)
Ha4 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)
Dari hasil output tabel 4.16 dapat di lihat nilai sig. kepemilikan manajerial
0,690 > 0,05. Dengan demikian Ha4 ditolak, sehingga dapat disimpulkan Good
Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini bertentangan dengan
pernyataan Syafruddin, 2006 dalam Noviawan dan Septiani, 2013 yang menyatakan
bahwa dengan adanya kepemilikan manajerial maka manajer puncak dapat lebih
konsisten dalam menjalankan perusahaan, sehingga tercipta keselarasan kepentingan
antara manajemen dengan pemegang saham dan dapat meningkatkan kinerja.
Variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)
dapat disebabkan karena jumlah kepemilikan manajerial yang masih relatif kecil
pada perusahaan sampel sehingga manajer memiliki kontrol yang kecil pada
perusahaan dan belum dapat memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan.

72

Berdasarkan Tabel 4.3, rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 0.029579


(kurang dari 5%).

Pengaruh secara parsial antara ukuran dewan komisaris terhadap kinerja


perusahaan (ROE) (Ha6)
Ha6 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan ukuran dewan
komisaris berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE)
Dari hasil output tabel 4.17 dapat di lihat nilai sig. ukuran dewan komisaris
0,108 > 0,05. Dengan demikian Ha6 ditolak, sehingga dapat disimpulkan Good
Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris
tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE). Hal ini dikarenakan semakin
besar jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan menyebabkan semakin sulit
pengambilan suatu keputusan dan dapat menimbulkan konflik karena perbedaan
pendapat antar dewan komisaris.

Pengaruh secara parsial antara dewan komisaris independen terhadap kinerja


perusahaan (ROE) (Ha7)
Ha7 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan dewan
komisaris independen berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE)
Dari hasil output tabel 4.17 dapat di lihat nilai sig. dewan komisaris
independen 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ha7 diterima, sehingga dapat
disimpulkan Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan dewan
komisaris independen berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso, 2012 dalam Arifani, 2013 yang
menyatakan Semakin besar jumlah komisaris independen maka keputusan yang
dibuat dewan komisaris lebih mengutamakan kepada kepentingan perusahaan,
sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh secara parsial antara komite audit terhadap kinerja perusahaan


(ROE) (Ha8)

73

Ha8 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan komite audit
berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE)
Dari hasil output tabel 4.17 dapat di lihat nilai sig. ukuran dewan komisaris
0,429 > 0,05. Dengan demikian Ha8 ditolak, sehingga dapat disimpulkan Good
Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan komite audit tidak
berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE). Hal ini bertentangan dengan
pernyataan Arifani (2013) yang menyatakan semakin banyak komposisi komite audit
maka kinerja keuangan akan terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat.
Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) dapat
disebabkan karena jumlah komite audit di perusahaan hanya sebatas untuk
memenuhi peraturan Surat Edaran Bapepam No. SE-03/PM/2000 Tanggal 5 Mei
2000 yang menyatakan bahwa komite audit sekurang-kurangnya 3 orang anggota
sehingga komite audit tidak dapat dengan maksimal menjalankan fungsinya dalam
melakukan tinjauan terhadap reliabilitas dan integritas penyajian informasi laporan
keuangan

perusahaan

dikarenakan

perusahaan

kurang

mempertimbangkan

kemampuan, efektifitas serta komplektisitas perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat


dari rata-rata (mean) komite audit yaitu sebesar 3,03.

Pengaruh secara parsial antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja


perusahaan (ROE) (Ha9)
Ha9 : Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE)
Dari hasil output tabel 4.17 dapat di lihat nilai sig. ukuran dewan komisaris
0,382 > 0,05. Dengan demikian Ha9 ditolak, sehingga dapat disimpulkan Good
Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE). Hal ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosyada (2012) dalam Arifani (2013). Dalam
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
kepemilikan saham manajerial terhadap kinerja keuangan (ROE). Variabel
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) dapat
disebabkan karena jumlah kepemilikan manajerial yang masih relatif kecil pada
perusahaan sampel sehingga manajer memiliki kontrol yang kecil pada perusahaan

74

dan belum dapat memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan Tabel


4.3, rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 0.029579 (kurang dari 5%).

You might also like