You are on page 1of 4

KASUS

Pasien C seorang anak laki-laki berumur 11 thn memiliki tinggi badan 120
cm dan berat badan 51 kg mengeluh bahwa dia merasa pusing, badan terasa lemas
dan sedikit sesak, kurang nafsu makan, merasa sakit di daerah perut bagian kanan.
Pasien C juga mengaku bahwa ia memiliki pola hidup yang kurang baik, seperti
sering begadang pola makan tidak teratur, sering mengkonsumsi fast food, jarang
berolahraga.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien C memiliki suhu tubuh
normal yaitu 37 oC serta tekanan darah yang relatif tinggi yaitu 130/80 mmHg.
Pemeriksaan laboratorium pasien C menunjukkan nilai yang normal, yaitu kadar
kolesterol total 180 mg/dL, kadar kolesterol LDL 90 mg/dL, kadar trigiserida 140
mg/dL, dan kolesterol HDL 50 mg/dL.
Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosa pasien C
mengalami hipertensi, memiliki kelebihan bobot badan atau obesitas serta
menderita maag.
Kemudian dokter meresepkan obat sebagai berikut:
1. Captopril 12,5 mg 1x1 tab
2. Sibutramin 15 mg 1x1 kapsul
3. Ranitidine tab 2x1 tab
4. Neurosanbe tab 1x1 tab
Analisis Kasus
Analisis Kasus dengan Metode SOAP
Subjektif

Objektif

Pasien berumur 11 tahun

Pemeriksaan fisik

Merasa pusing, badan terasa lemas

Tinggi badan : 120 cm

dan sedikit sesak, kurang nafsu

Berat badan : 51 Kg

makan, merasa sakit di daerah perut

BMI : 35,42 Kg/m2

bagian kanan.

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Pola hidup yang kurang baik, seperti

Pemeriksaan laboratorium

sering begadang pola makan tidak

kadar kolesterol total 180 mg/dL

teratur, sering mengkonsumsi fast

(normal)

food, jarang berolahraga.

kadar kolesterol LDL 90 mg/dL


(normal)

kadar trigiserida 140 mg/dL


(normal)

kolesterol HDL 50 mg/dL (normal)

Diagnosis
Pasien mengalami obesitas (kelebihan berat badan) hal ini ditandai dengan nilai
BMI > 30 Kg/m2 (Sukandar, 2011). Anak dengan nilai tekanan darah >120/80
mmHg dianggap sebagai prehipertensi (Sekarwarna dkk., 2011)
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committe 7
Kategori
Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi tahap 1
Hipertensi tahap 2

Sistol (mmHg)
< 120
120 139
140 159
160

Diastole (mmHg)
< 80
80 89
90 -99
100

Analisis Drug Related Problem


1. Obat Tanpa Indikasi : Tidak ditemukan
2. Indikasi yang Tidak Terobati : Tidak ditemukan
3. Salah pemberian obat/ kemungkinan terapi tambahan untuk meningkatkan
efek :
Neurosanbe memiliki komposisi vitamin B complex sehingga
penggunaannya kurang tepat untuk pasien C yang memiliki nilai BMI
35,42 Kg/m2 atau obesitas, karena vitamin B complex dapat menstimulasi
saraf yang dapat merangsang nafsu makan. Sehingga disarankan
penggunaan neurosanbe diganti dengan suplemen yang mengandung
Vitamin C karena dilihat dari riwayat pasien yang mempunyai pola hidup
yang kurang baik sehingga Vitamin C dibutuhkan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki
nafsu makan yang sulit dikendalikan, memerlukan penurunan berat badan

dalam waktu singkat untuk alasan medis, memiliki kadar HDL rendah,
atau tidak memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan sibutramin
(terutama kelainan jantung atau tekanan darah tinggi) (Purwono, 2011).
Namun, obat ini dianggap tidak tepat apabila diberikan pada pasien ini.
Karena sibutramin hanya disetujui untuk digunakan pada remaja obesitas
(lebih tua dari 16 tahun) dan tidak pada anak yang berusia 11 tahun.
Sehingga disarankan untuk mengganti sibutramin dengan orlistat. Orlistat
merupakan obat yang bekerja dengan cara menghambat lipase pankeas dan
meningkatkan pembuangan fese yang mengandung trigliserida. Orlistat
dapat mengurangi bobot badan, kadar kolesterol total dan kadar kolesterol
LDL. Selain itu, golongan obat ini relatif aman karena tidak bekerja secara
SSP (Purwono,2011).
4. Dosis terlalu tinggi :
Dosis Sibutramin yang diberikan untuk pasien terlampau tinggi.
Sehingga diperlukan penyesuaian dosis untuk anak umur 11 tahun. Dosis
maksimal sibutramin untuk orang dewasa yaitu 15 mg sehari. Penyesuaian
dosis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus clark yaitu :
= (Dosis x bobot dalam pon) / 150
(1 kg = 2,2 pon)
= 15 mg x (51 kg x 2,2) / 150
= 11,22 mg sehari
5. Dosis terlalu rendah: Tidak ditemukan
6. Efek samping obat :
-Captopril dapat menyebabkan Batuk Kering
-Adanya efek samping pada masing-masing obat hipotensi, konstipasi,
diare dapat diatasi dengan meminum obat sesuai dosis yang dianjurkan.
7. Interaksi Obat :
Antasida memiliki interaksi terhadapa ranitidin dimana dapat menurunkan
efektivitas dari rantidin. Masalah ini dapat diatasi dengan cara meminum
ranitidin 1 jam sebleum antasida dan diberi jarak waktu penggunaannya.
Selain itu, pemberian antasida nampaknya kurang efektif karena memiliki
interaksi dengan captopril, dimana proses absorpsi captopril menjadi
terhambat yang berdampak pada bioavailibilitasnya yang rendah, dan
menyebabkan konsentrasi efektif minimumnya dalam darah tak tercapai.
Hal ini bisa diatasi dengan cara tidak memberikan captopril dan antasida

secara bersamaan serta harus ada jarak waktu yang cukup antara saat
konsumsi antasida dan captopril.

You might also like