Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama
: Munfarid
NIM
: 135060400111035
Kelas
:A
No. Urut
:8
PROKAL.CO, SAMARINDA. Medi (30) karyawan tambang batu bara tewas dalam
kecelakaan kerja. Karyawan subkontraktor PT Mitra Indah Lestari (MIL) di
perusahaan tambang batu bara PT Energi Cahaya Industritama (ECI) ini merupakan
korban kedua di lubang yang sama.
Sebelumnya pada lubang tambang di Kelurahan Bukuan, Palaran, itu, telah
menewaskan bocah bernama Nadia Zaskia.
Bocah berusia 8 tahun itu tewas di salah satu lubang tambang milik perusahaan yang
tak ditutup dan direklamasi 2014 silam.
Tewasnya Medi bukan kali pertama dialami karyawan tambang di lokasi kerja
mereka. Februari lalu, tiga nyawa juga terenggut tertimpa longsor di lokasi tambang
di Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar).
Dengan kejadian yang menimpa Medi, berarti sudah empat karyawan di Kaltim yang
tewas akibat longsoran di lokasi tambang batu bara.
Pada kejadian Selasa (8/3) lalu, seorang rekan Medi bernama Agus Pawon (31),
selamat.
Fakta ini membuktikan jika pertambangan di Kaltim semakin ganas. Semakin banyak
korban yang sudah ditelan akibat aktivitas ini. Tidak hanya warga sekitar yang
tenggelam di kolam bekas galian tambang, tapi juga karyawannya sendiri.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim menekan kepada pemerintah dan
perusahaan. Jatam mendesak dilakukan reklamasi terhadap bekas lubang tambang
yang masih menganga. Sebaliknya, keamanan pekerja tambang harus lebih
ditingkatkan oleh perusahaan bersangkutan.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan Jatam Kaltim, Medi merupakan anak kedua
dari sembilan bersaudara. Medi telah bekerja di PT MIL sejak lima tahun silam
sebagai operator ekskavator.
Medi bermukim di Palaran. Dia tinggal di rumah kos. Sedangkan tempat
kelahirannya, di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kendati berasal dari luar pulau
Kalimantan, namun orangtua Medi bernama Ece berada di Tarakan, Kalimantan Utara
(Kaltara). Selain orangtua Medi, di Tarakan juga tinggal istri dan dua anaknya, serta
beberapa anggota keluarganya yang lain.
Keluarga Medi rencananya akan menyambangi Samarinda. Saat ini jenazah Medi
masih berada di di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) IA Moeis. Medi akan
dikebumikan di kampung halamannya di Pinrang.
Aspek keselamatan karyawan juga harus diperhatikan perusahaan, kata Merah
Johanysyah, Dinamisator Jatam Kaltim.
Saat ini kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit. Setelah hasilnya kami
kantongi, maka penyidikan akan kami lanjutkan, tandas Kasat Reskrim Polresta
Samarinda, Kompol Sudarsono. (rm-3/nha)
ANALISA KASUS
1. Identifikasi Kondisi Bahaya (Potensi)
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja maupun dapat menyebabkan hilangnya
jiwa dari pekerja akibat pekerjaan yang dilakukan. Potensi bahaya adalah segala
sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera,
sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan
dengan proses dan sistem kerja.
Dalam studi kasus ini, dilihat dari kondisi awal, potensi bahaya yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja terdiri dari beberapa faktor, yaitu:
Faktor manusia
a. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri secara lengkap.
b. Pekerja bertindak tidak aman.
c. Perusahaan sering membandel dan menyalahi peraturan izin lingkungan
dan pertambangan Menteri ESDM RI Nomor 38 tahun 2014 tentang
penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan minerba, yaitu
Pasal 2 huruf b mencegah kecelakaan tambang, penyakit akibat kerja dan
kejadian berbahaya.
Faktor Teknis
a. Adanya getaran dari mesin alat berat yang menimbulkan gerakan
terjadinya longsoran di areal tambang batubara.
Faktor lingkungan
a. Lokasi tambang batubara memliki kondisi kemiringan lereng tanah yang
sangat curam.
b. Material di areal tambang batubara yang mudah longsor.
2. Sumber Bahaya / Kecelakaan
Dalam studi kasus ini, sumber bahaya/kecelakaan disebabkan oleh sikap
penambang,
kebijakan
perusahaan
dan
kondisi
lingkungan
kerja yang
Untuk perusahaan, diwajibkan untuk taat pada peraturan yang berlaku dan
menerapkan SMK3 (Standar Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Daftar Bacaan:
http://www.kliksamarinda.com/berita-2267-ini-kesaksian-bencana-longsor-di