You are on page 1of 6

SUDUT HUKUM | Bahwa pada dasarnya advokat mempergunakan hampir sebagian besar dari

waktunya untuk memberikan nasehat hukum, baik secara lisan maupun tertulis dalam membantu
para kliennya, baik untuk menghindari timbulnya sengketa-sengketa maupun untuk penyelesaian
sengketa-sengketa. Salah satu bentuk dari nasehat hukum yang diberikan oleh seorang advokat
bagi kliennya adalah melalui Pendapat Hukum (Legal Opinion).

Istilah Legal Opinion dalam bahasa latin disebut dengan Ius Opinio, dimana Ius artinya Hukum
dan Opinio artinya pandangan atau pendapat. Legal opinion adalah istilah yang dikenal dalam
sistem hukum Common Law (Anglo Saxon), sedangkan dalam sistem hukum Eropa Kontinental
(Civil Law) dikenal dengan istilah Legal Critics yang dipelopori oleh aliran Kritikus Hukum.

Bahwa sebelum kita lebih jauh membahas tentang Legal Opinion, ada baiknya terlebih dahulu
kita mengetahui apa defenisi dari Legal Opinion. Sampai saat ini tidak ada defenisi yang baku
mengenai Legal Opinion di Indonesia. Tetapi apabila mengacu pada literatur yang telah ada
sebelumnya dan yang telah berlaku secara internasional, defenisi Legal Opinion adalah:

A written document in which an attorney provides his or her understanding of the law as applied
to assumed facts. The attorney may be a private attorney or attorney representing the state or
other governmental antity. A party may entitled to rely on a legal opinion, depending on factors
such as the identity of the parties to whom the opinion was addressed and the law governing
these opinion ( Blacks Law Dictionary, Edisi VII, Henry Campbell Black).

(Sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan padanan aplikasi bagi para pengacara atau
pengertian pendapat hukum yang berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para pihak
terkait sesuai dengan fakta-faktanya. Seorang pengacara bisa saja secara pribadi mewakili
berbagai aspek peraturan entita hukum yang mengatur tentang hal itu. Salah satu pihak berhak
untuk meyakinkan pendapat hukum, tergantung dari faktor-faktor identitas para pihak terkait
yang dibuat oleh seorang pengacara melalui pendapat hukum dan undang-undang yang
mengaturnya).

Setelah melihat defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Legal Opinion secara
umum adalah suatu dokumen tertulis yang dibuat oleh advokat untuk kliennya dimana advokat
tersebut memberikan/ menuangkan pandangan atau pendapat hukum sebagaimana yang
diterapkannya terhadap suatu fakta hukum tertentu dan untuk tujuan tertentu.

Kamus Blacks Law Dictionary tidak dikenal istilah Legal memorandum, kamus tersebut
hanya menyebutkan bahwa memorandum adalah:

An informal note or instrument embodying something that the parties desire to fix in memory by
the aid of written evidence, or thet is to serve as the basis of a future formal contract or deed. a
brief written statement outlinning the terms of agreement or transaction. informal interoffice
communication.

Sebuah catatan informal atau instrumen mewujudkan sesuatu bahwa pihak-pihak berkeinginan
untuk memperbaiki dalam memori dengan bantuan bukti tertulis, atau utamanya adalah untuk
melayani sebagai dasar dari kontrak formal atau perbuatan masa depan. Pernyataan tertulis
singkat menguraikan Syarat-syarat perjanjian atau transaksi. Komunikasi informal antar kantor.

Legal memorandum atau Office Memorandum selalu mengandung unsur-unsur:


Catatan singkat (brief written statement)
Tidak formal (informal)
Untuk kepentingan kalangan sendiri/sesame partner di kantor (interoffice)
Jadi, suatu memorandum hanya diperuntukkan penggunaannya sebagai media tulisan antara
atasan dan bawahan, atau sesame rekan dalam satu kantor. Dan legal opinion adalah pendapat
hukum yang disusun secara formal dan dialamatkan kepada pihak lain diluar kantor.

Kamus hokum Blacks Law Dictionary mendefinisikan Opinion sebagai:


A document prepared by an attorney for his client, embodying his understanding of law as
applicable to a state of fact submitted to him for the purpose
Maksudnya bahwa objek dari legal opinion itu timbul dari adanya suatu fenomena polemic atau
dilematis dari implikasi hokum itu sendiri, serta mempunyai akses yang sangat luas dalam
masyarakat, sehingga diperlukan suatu bentuk penjabaran yang konkret, actual dan factual untuk
mengeliminasi topic persoalan yang menjadi perbincangan dalam masyarakat.

Perubahan Status Perusahaan Menjadi Go Public


Prosedur apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk go public sampai pada proses
mendapatkan Initial Public Offering?
Jawaban :
Initial Public Offering atau penawaran umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan
oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
undang-undang.
Lebih lanjut, Penawaran Umum hanya dapat dilakukan oleh Emiten yang telah menyampaikan
pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam-LK untuk menawarkan atau menjual Efek kepada
masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif.
Merujuk pada pengertian di atas, maka tata cara yang harus dilakukan oleh Emiten dalam proses
penawaran umum adalah sebagai berikut :
a.

Tahan Persiapan Internal

Pada tahap persiapan internal, perusahaan yang akan melakukan penawaran umum terlebih
dahulu harus melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tujuan diadakannnya agenda
RUPS, tak lain adalah Direksi meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka
penawaran umum.
Dengan adanya persetujuan dari pemegang saham yang ditetapkan dalam RUPS, maka setiap
perusahaan yang akan melakukan penawaran umum wajib melakukan perubahan anggaran dasar
terkait dengan status perseroan yang tertutup menjadi Perseroan Terbuka.
Hasil perubahan anggaran dasar dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris dalam Bahasa
Indonesia. Dari perubahan anggaran dasar yang dinyatakan dalam akta notaris tersebut, mulai
berlaku sejak tanggal efektif pernyataan pendaftaran yang diajukan oleh Emiten kepada
Bapepam-LK.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya Emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta
lembaga dan profesi penunjang pasar modal.
Peran dan tugas dari Penjamin Emisi serta lembaga dan profesi penunjang adalah sebagai
berikut:
(i) Penjamin Emisi: menyiapkan berbagai dokumen, menyiapkan prospektus dan memberikan
penjaminan atas penerbitan,
(ii) Akuntan Publik: melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon Emiten,

(iii) Penilai: melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar
dari aktiva tetap,
(iv) Konsultan Hukum: memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion) dan
(v) Notaris: membuat akta-akta berubahan anggaran dasar, akta-akta perjanjian dalam rangka
penawaran umum dan notulen-notulen rapat.
b.

Tahap mengajukan pernyataan pendaftaran

Pada tahap ini, dokumen yang wajib disampaikan kepada Bapepam-LK harus dapat
dipertanggung jawabkan oleh Emiten, akan kecukupan dan kebenaran informasi.
Setelah diterimanya pernyataan pendaftran oleh Bapepam-LK, dalam jangka waktu 45 hari
Bapepam-LK dapat menentukan pernyataan efektif. Tetapi, dalam jangka waktu 45 hari itu,
Bapepam-LK tidak menutup kemungkinan dapat meminta perubahan dan atau tambahan
informasi dari Emiten, apabila masih ada kekurangan kecukupan informasi.
Jadi, pernyataan pendaftaran baru bisa dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK apabila:
Perubahan dan atau tambahan informasi yang diminta oleh Bapapem-LK telah dipenuhi;
Perubahan dan atau tambahan informasi dimaksud telah memenuhi persyaratan.
c.

Tahap penawaran umum

Setelah Bapepam-LK menyatakan efektif atas pernyataan pendaftaran dan diumumkannya


Prospektus Ringkasan, maka perusahaan dapat melakukan penawaran umum, dengan masa
penawaran 3 hari kerja.
Dengan berakhirnya masa penawaran umum, maka Emiten akan melakukan penjatahan saham
kepada para investor. Penjatahan dapat dilaksanakan paling lambat 2 hari kerja setalah
berakhirnya masa penawaran umum.
d. Tahap pencatatan saham di Bursa Efek
Langkah selanjutnya, saham yang ditawarkan dicatat di lantai bursa. Dalam pencatatan,
pencatatan paling paling lambat 3 hari kerja setelah tanggal penjatahan dan Emiten wajib
menyampaikan laporan hasil penawaran umum kepada Bapepam-LK, paling lambat 3 hari kerja
setelah penjatahan saham.
Demikian sejauh yang kami ketahui. Semoga bermanfaat.
Dasar Hukum:
1.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2.

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

3.
Peraturan Bapepam No.IX.J.1 tentang Perubahan Anggaran Dasar setiap Perseroan yang
akan melakukan Penawaran Umum Efek bersifat Ekuitas.
4.
Peraturan Bapepam No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum
5.
Peraturan Bapepam No.IX.A.3 tentang Tata Cara Untuk Meninta Perubahan dan atau
Tambahan Informasi atas Pernyataan Pendaftaran.

Permasalahan yang ditemui dalam membuat Legal opinion


Bahwa dalam proses pembuatan Legal Opinion, advokat dapat menemukan beberapa
permasalahan. Adapun beberapa contoh permasalahan yang ditemukan dalam prakteknya
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Advokat tidak dapat memastikan apakah keterangan dan informasi yang diberikan oleh klien
dan pihak-pihak yang terkait adalah keterangan yang benar dan jujur atau tidak.
Keakuratan suatu Legal Opinion tergantung pada jujur atau tidaknya klien memberikan
informasi, keterangan atau data-data yang diperlukan sebagai bahan dalam pembuatan Legal
opinion. Dalam hal klien memberikan keterangan lisan, maka advokat akan berasumsi bahwa
keterangan lisan tersebut adalah benar.
Pada dasarnya, klien bertanggung jawab atas kebenaran data-data, dokumen-dokumen dan
keterangan yang diberikannya kepada advokat yang ditunjuk untuk memberikan Legal Opinion.
Apabila klien memberikan informasi/keterangan, data-data dan dokumen yang salah kepada
advokat, maka akibatnya advokat tersebut juga akan salah dalam memberikan opininya melalui
Legal Opinion. Ini tidak jauh berbeda dengan seorang pasien dan dokter, dimana apabila pasien
salah menerangkan keluhan yang dideritanya maka dokter juga akan salah mendiagnosa penyakit
pasiennya dan dapat dipastikan akan memberi resep atau obat yang salah pula pada pasien
tersebut.
b. Advokat tidak dapat memastikan apakah seluruh dokumen-dokumen yang diberikan dalam
bentuk fotokopi sesuai dengan aslinya atau tidak.
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka jika dipergunakan dokumen fotokopi, advokat harus
menyatakan bahwa advokat tersebut tidak meneliti serta memeriksa dokumen asli dari dokumen-

dokumen fotokopi tersebut, dan karenanya advokat mengasumsikan bahwa dokumen-dokumen


fotokopi tersebut adalah benar sesuai dengan aslinya.
c. Advokat hanya memberikan Legal Opinion didalam yurisdiksi Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Advokat memiliki keterbatasan secara hukum yakni advokat tersebut hanya memiliki
kewenangan untuk memberikan Legal Opinion didalam yurisdiksi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Jadi advokat yang berpraktek dalam wilayah Republik Indonesia tidak berkompeten
untuk menyampaikan pendapat hukum yang didasarkan pada hukum selain hukum yang berlaku
di negara Indonesia.
Hal-hal yang telah dikemukakan di atas merupakan beberapa permasalahan yang dapat ditemui
advokat dalam proses pembuatan Legal Opinion.

You might also like