You are on page 1of 4

Quotes : -hahhaTidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa.

Memahami lebih baik kesehatan jiwa


membuat hidup jadi lebih menyenangkan. (Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ)
A. PENDAHULUAN :

Skizofrenia merupakan gangguan kronik yang sering menimbulkan relaps.


Kejadian relaps yang terjadi pada pasien skizofrenia ditimbulkan oleh berbagai
faktor. Tatalaksana pasien skizofrenia saat ini adalah meliputi berbagai aspek
mulai dari pemberian obat antipsikotik sampai terapi psikososial. Terapi
psikososial yang cukup efektif adalah psikoedukasi keluarga. Psikoedukasi
keluarga dapat mengurangi terjadinya relaps pada pasien skizofrenia
Terapi yang diberikan bertujuan untuk mencapai keadaan remisi pada semua
gejala dengan memaksimalkan kapasitas fungsi dan optimalisasi kualitas hidup.
Meskipun pengobatan dengan antipsikotik efektif mengurangi angka terjadinya
relaps tetapi 30% - 40% pasien mengalami relaps pada satu tahun setelah keluar
dari rumah sakit meski mereka tetap meminum obat. Mengkombinasikan antara
pengobatan antipsikotik dengan pendekatan psikososial merupakan suatu cara
yang efektif dibandingkan hanya dengan obat saja dalam mencegah terjadinya
relaps pada pasien skizofrenia.
B. KOMPONEN DARI TERAPI PSIKOSOSIAL
Komponen dari terapi psikososial antara lain adalah :
Psikoedukasi keluarga dan pasien : pasien, keluarga dan orang dekat di
sekitar pasien perlu belajar sebanyak mungkin tentang apa itu skizofrenia,
bagaimana pengobatannya sehingga terbentuk pengetahuan dan ketrampilan
yang berguna untuk mencegah timbulnya relaps.
Kolaborasi membuat keputusan : penting bagi pasien, keluarga, dan klinisi
untuk memutuskan bersama tentang terapi dan tujuannya. Apabila pasien sudah
mulai membaik, dia dapat menjadi bagian dalam pembuatan keputusan ini.
Monitoring gejala dan pengobatan : monitoring yang hati-hati dapat
meyakinkan pasien untuk minum dan mengidentifikasi secara dini tanda-tanda
timbulnya relaps sehingga pencegahan dapat dilakukan..
Terapi suportif : termasuk dukungan emosi dan meyakinkan serta mendorong
prilaku sehat pasien dan membantu pasien menerima keadaannya.
Peer support / self help group : adanya sebuah kelompok yang memiliki
jadwal bertemu yang reguler tergantung pada kebutuhan dan perhatian dari
kelompok tersebut. Pembicara dapat diundang untuk memberikan pengetahuan,
terjadi juga diskusi dan sharing yang dapat saling menguatkan.

Pelayanan yang lain yang juga dapat diberikan pada pasien antara lain adalah :
Mengatur jadwal pertemuan kembali dengan dokter
Assertive community treatment
Rehabilitasi :

rehabilitasi psikososial : membantu pasien melatih


ketrampilan dengan tujuan mendapatkan atau
mempertahankan pekerjaan
rehabilitasi psikiatri : mengajarkan pasien ketrampilan yang
membuatnya dapat meraih tujuan dalam pekerjaan,
pendidikan, sosialisasi dan tempat tinggal
rehabilitasi pekerjaan : latihan bekerja dan program training
yang dapat membantu pasien untuk menjadi pekerja penuh
waktu

C. PSIKOEDUKASI KELUARGA
Kepedulian masyarakat akan kesehatan khususnya kesehatan jiwa akan
meningkatkan peran serta mereka untuk bertanggung jawab terhadap
program pelayanan kesehatan jiwa masyarakat (Florez, 2001).
Anggota keluarga diperlukan memberikan perawatan di rumah khususnya
pencegahan tersier pada skizofrenia (Tomaras, 2000), serta melakukan
fungsinya. 1, 5
Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu bentuk dari intervensi keluarga
yang merupakan bagian dari terapi psikososial.
Tujuan dari program psikoedukasi adalah menambah pengetahuan tentang
gangguan jiwa anggota keluarga sehingga diharapkan dapat menurunkan angka
kambuh, dan meningkatkan fungsi keluarga (Stuart & Laraia, 1998).
Tujuan ini akan dicapai melalui serangkaian kegiatan edukasi tentang penyakit,
cara mengatasi gejala, dan kemampuan yang dimiliki keluarga. 3,5,7
Pekkala dan Merinder (2001) menemukan bahwa program psikoedukasi
menurunkan kambuh atau rawat ulang dari 9 bulan menjadi 18 bulan.
Sedangkan Dyck, et al (2000) menemukan bahwa kelompok keluarga yang
mendapat program psikoedukasi lebih efektif merawat gejala negatif daripada
kelompok standar.

Secara umum, program komprehensif dari psikoedukasi adalah sebagai


berikut:
a. Komponen didaktik, berupa pendidikan kesehatan, yang menyediakan
informasi tentang penyakit dan sistem kesehatan jiwa
b. Komponen ketrampilan, yang menyediakan pelatihan tentang komunikasi,
penyelesaian konflik, pemecahan masalah, asertif, manajemen perilaku dan
manajemen stres
c. Komponen emosional, memberi kesempatan ventilasi dan berbagi perasaan
disertai dukungan emosional. Mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan, khusus
pada keadaan krisis
d. Komponen sosial, peningkatan penggunaan jejaring formal dan non formal.
Peningkatan kontak dengan jejaring sumber daya dan sistem pendukung yang
ada di masyarakat akan menguntungkan keluarga dan klien 5
Hal hal yang dilakukan pada saat melakukan psikoedukasi keluarga antara
lain 8 :
Mengidentifikasi bagaimana reaksi anggota keluarga terhadap keadaan pasien
yang menderita gangguan jiwa.
Mengidentifikasi faktor penyebab gangguan jiwa yang diderita oleh pasien.
Mengidentifikasi tanda dan gejala prodormal gangguan jiwa yang terjadi pada
pasien.
Mengajarkan kepada keluarga bagaimana strategi koping yang dapat
diterapkan.
Menjelaskan kepada keluarga tentang psikobiologi penyakit jiwa, diagnosis dan
pengobatannya, reaksi keluarga, trauma keluarga, pencegahan kambuh,
guideline keluarga.
Melakukan pemecahan masalah secara terstruktur

DAFTAR PUSTAKA
1. Hertz MI, Lamberti JS, Mintz J, Scott R, ODell SP, Mc Cartan L, et al. Program for
Relapse Prevention in Schizophrenia. A Controlled Study. Arch Gen Psychiatry.
2000;57:277-283.
2. Geddes J. Prevention of Relapse in Schizophrenia. The New England Journal of
Medicine. Volume 346:56-58.
3. Dixon LB, Lehman AF. Family Interventions for Schizophrenia. Schizophrenia Bulletin
1995, 21(4):631-643.
4. Mahgerefteh S, Pierre JM, Wirshing DA. Treatment Challenges in Schizophrenia :
Multifaceted Approach to Relapse Prevention. Available at:
http://www.psychiatrictimes.com/show Article/185303210 Accessed February 27, 2008.
5. Keliat, BA. Pemberdayaan Kliean dan Keluarga dalam Merawat Klien Skizofrenia
dengan Prilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, 2001. Jakarta: University
of Indonesia, 2003. Dissertation.
6. Maguire G, Yu B. Solution for Recovery and Wellness. Available at :
http://www.medscape.com. Accessed February 27, 2008.
7. Anonymous. Family Psychoeducation for Schizophrenia Lowers Relapse Rate, is Cost
Effective. Schizophrenia Daily News Blog February 24, 2007.
8. Anonymous. Family Psychoeducation Implementation Resource Kit Draft Version
2003. Available a : http://www.medscape.com Accessed March 2, 2008.
9. Kluge CR, Walz GP, Bauml J, Kissling W. Psychoeducation in Schizophrenia-Results
of All Psychiatric Institutions in Germany, Austria, and Switzerland. Available at:
http://schizophreniabulletin.oxfordjournals.org/misc/terms.shtml Accessed February 27,
2008.
10. Pekkala E, Merinder L. Psychoeducation for Schizophrenia. Cochrane Database of
Systematic Reviews 2002, Issue 2. Available at : http://www.medscape.com. Accessed
February 27, 2008.
11. Mino Y, Shimodera S, Inoue S, Fujita H, Fukuzawa K. Medical Cost Analysis of
Family Psychoeducation for Schizophrenia. Psychiatry and Clinical Neurosciences
Volume 61 Issue 1 p 20-24, February 2007.

You might also like