Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Kesehatan Lingkungan
1.1.1
sanitasi
yang
berhubungan
dengan
keadaan
lingkungan
itu
tidak
berfungsi
lagi
dalam
menunjang
manusia dapat memanfaatkan sumber daya dengan dilakukan secara terkendali dan
lingkungannya maupun menciptakan sumberdaya untuk dibudidayakan. (Hasibuan
puspa melati, 2006).
Usaha penambangan merupakan usaha melakukan kegiatan eksplorasi,
eksploitasi, produksi, dan penjualan. Penggolongan bahan-bahan galian adalah
sebagai berikut :
1. Golongan a, merupakan bahan galian strategis, yaitu strategis untuk
perekonomian Negara serta pertahanan dan keamanan Negara.
2. Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup
orang banyak, Contohnya besi, tembaga, emas, perak dan lain-lain.
3. Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena
sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Contohnya marmer, batu kapur, tanah liat, pasir, yang sepanjang tidak
mengandung unsur mineral.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Penambangan menyebutkan bahawa penambangan rakyat adalah suatu
usaha penambangan bahan-bahan galian dari semua golongan a, b dan c yang
dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan
alat-alat sederhana untuk pencairan sendiri.
Penambangan rakyat dilakukan oleh rakyat, artinya dilakukan oleh
masyarakat yang berdomisili di area penambangan secara kecil-kecilan atau
gotong royong dengan alat-alat sederhana. Tujuan mereka adalah untuk
dilakukan yaitu dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana (manual) hingga
menggunakan alat berat (mekanik).
Kegiatan penambangan bahan galian golongan c yang paling sering dilakukan
adalah penambangan pasir dan batu. Pasir dan batu merupakan salah satu
bahan/material utama dalam kegiatan konstruksi jalan, bangunan bertingkat tinggi
ataupun perumahan sederhana. Bahan galian tersebut termasuk dalam bahan galian
golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis (A) dan
bahan galian vital (B), namun merupakan sumberdaya alam yang memiliki peran
penting dalam mendukung kegiatan pembangunan suatu wilayah. Aktivitas
penambangan pasir dan/atau kerikil memiliki potensi untuk merusak lingkungan
yang hampir sama dengan bahan galian yang lain, hal ini dikarenakan
penambangan pasir dan batu adalah penambangan yang secara teknis mudah
dilakukan karena dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana (manual)
hingga menggunakan alat berat (mekanik). Begitu pula jika ditinjau dari luas area
tambang yang dapat dilakukan dari skala perorangan (<100 m2) hingga industri
(>1.000 Ha). Sumberdaya yang melimpah dan dapat dieksploitasi dengan mudah
sehingga tidak diperlukan modal besar untuk dapat melakukan kegiatan
penambangan mengakibatkan harga bahan galian ini dinilai dengan harga murah,
selain itu juga mengakibatkan penambangan pasir menjadi penambangan yang
paling berkembang luas di banyak tempat di Indonesia, baik yang memilki izin
(legal) maupun yang tanpa izin (illegal) (Hermien Roosita, 2007).
Dalam rangka penyelamatan lingkungan hidup agar tetap lestari dan terjaga
dan dapat lebih banyak memberikan mafaat bagi manusia, maka perlu dilakukan
langkah-langkah :
1. penyuluhan secara intensif tentang pentingnya penyelamatan lingkungan, yang
bisa memberikan manfaat besar bagi manusia
2. penambangan harus diatur dengan peraturan daerah atau peraturan bupati, untuk
melindungi alam dan jiwa penambang
3. perlu dilakukan pengkajian amdal untuk mengkaji kemanfaatan atau untung
rugi bagi penambang, pemerintah daerah, dan lingkungan.
1.5 Pencemaran Udara
Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupannya. Untuk itu kualitas
udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan
masyarakat (Ricki M. Mulia, 2005).
Menurut Chambers (1976:13-14) dan Masrers (1991:270) yang dimaksud
dengan pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau
kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehinggga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur)
serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material.
Selain itu pencemaran udara dapat pula dikatakan sebagai perubahan atmosfer oleh
karena masuknya bahan kontamnan alam atau buatan ke dalam atmosfer tersebut
(H.J Mukono, 2003).
2) Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gasgas
vulkanik.
3) Proses pembusukan sampah organik, dll.
2. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1) Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
2) Debu/serbuk dari kegiatan industri.
3) Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
2.6 Debu
Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan (H.J Mukono, 2003).
Semua debu apabila terdapat dalam jumlah yang berlebihan untuk jangka
waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan patologis pada manusia. Debudebu dengan komposisi yang berbeda mempunyai efek yang berbeda.
Sifat-sifat debu adalah :
1. Sifat pengendapan
Adalah sifat debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya grafitasi
bumi. Namun karena kecilnya kadang-kadang debu ini relatif tetap berada di
udara. Debu yang mengendap dapat mengandung proporsi partikel yang lebih
dari pada yang ada di udara.
hingga 500 mikron. Konsentrasi partikel debu yang tinggi dalam udara, lamanya
paparan berlangsung akan mempengaruhi partikel yang mengendap di paru
semakin banyak. Beberapa orang yang mengalami paparan debu yang sama baik
jenis maupun ukuran partikel, konsentrasi maupun lamanya paparan berlangsung,
tidak selalu menunjukkan akibat yang sama. Secara umum partikel yang
mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan, dan manusia.
Baku mutu udara ambien untuk debu sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Penegnedalian Pencemaran
Udara yaitu 230 g/Nm3 selama 24 jam dengan metode analisis Gravimetric.
2.7 Pengukuran Kadar Debu
Pengukuran kadar debu menggunkana alat Environmental Particle Air
Monitor EPAM-5000.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Hubungkan alat dengan sumber listrik
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON.
3. Pasangkan inlet partikulat material (sensor) pada alat, sesuai dengan jenis
pengukuran yang dipilih.
4. Masuk ke menu Special Function, tekan Enter
5. Masuk ke pilihan Sistem Options, tekan Enter
6. Masuk ke pilihan Extended Options, tekan Enter
7. Masuk ke pilihan Size Select, dan pilih arah panah bawa atau atas untuk
memilih jenis pengukuran yang akan digunakan,tekan Enter
Kerangka Berpikir
Penambangan Bahan Galian
C
Dampak positif
Membuka
lapangan
kerja
Dampak negatif
Kondisi Lingkungan
Meningktka
n
pendapatan
Asli daerah
Pencemaran
lingkungan
Pencemaran
udara
Kerusakan
lingkungan
Kerusakan jalan
Hilangnya
tanaman penutup
/pelindung tanah
Debu
Perubahan tata
guna lahan
Kerangka Konsep
Dampak terhadap
Lingkungan
Penambangan
Bahan Galian
Golongan C
(Pasir dan Batu)
Pengukuran
Kadar Debu