Professional Documents
Culture Documents
1. Psikofarmakologi
1) Antipsikotik digunakan untuk mengobati penyakit mental serius seperti skizofrenia .
Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi agresi dan masalah perilaku lainnya yang
serius pada anak-anak, termasuk anak-anak dengan ASD. obat ini dapat membantu
mengurangi perilaku repetitif, hiperaktivitas, dan masalah perhatian.
2) Antidepresan, seperti fluoxetine ( Prozac ) atau sertraline ( Zoloft ), digunakan untuk
mengobati depresi dan kecemasan dan dapat mengurangi perilaku repetitif . Beberapa
antidepresan juga dapat membantu mengendalikan agresi dan kecemasan pada anak-anak
dengan ASD.
3) Stimulan seperti methylphenidate ( Ritalin ) aman dan efektif dalam mengobati orang
dengan attention deficit hyperactivity disorder ( ADHD ). Methylphenidate telah terbukti
efektif mengobati hiperaktivitas pada anak-anak dengan ASD juga. Tapi tidak banyak
anak-anak dengan ASD menanggapi pengobatan, dan mereka yang telah menunjukkan
efek samping lebih dari anak-anak dengan ADHD dan tidak ASD.
2. Metode TEACCH untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan prilaku adaptif anak
autis
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meingkatkan kemampuan kognitif
dan prilaku adaptif anak autis.adalah metode TEACCH (Treatment and Education of
Autistic and Related Communication Handicapped Children and Adults), yang
dilaksanakan di Universtas North Carolina, metode ini memberi banyak pemahaman dan
pelatihan bagi guru untuk bekerja dengan anak-anak autis. Metode ini juga mempunyai
kumpulan asesmen pendidikan dan materi kurikulum yang dipadukan dengan seluruh
program dan pendekatan pendidikan mereka. Salah satu program aplikasi metode
TEACCH adalah dengan menggunakan system komunikasi visual, yang mana anak
berkomunikasi dengan setiap orang melalui gambar dan foto. Hal ini karena ketertarikan
anak autis terhadap obyek (gambar) lebih tinggi daripada terhadap manusia. Proses
timbal balik dalam suatu system komunikasi dengan gambarpun dibuat lebih mudah
sehingga lebih mudah divisualisasi. seorang anak autis membawa gambar untuk meminta
pertolongan, kemudian guru menghampiri, anak menunjuukkan gambar minta dan kue,
kemudian gurunya memberikan kue.
berikut karakteristik sosial telah diobservasi selama observasi yang meliputi proximity,
(kedekatan), objects and body use (penggunaan benda dan tubuh), social response
(respon sosial), social initiation (permulaan sosial), interfering (behavior), menyentuh
prilaku dan adaptation to change (menyesuaikan terhadap perubahan).
a. Kedekatan (proximity)
Pada proximity, observasi dilakukan tentang toleransi bagian tubuh, arah adalah aspek
lain dari: apakah kita menatap dengan benar ketika sedang berbicara dengan anak autis?
Apakah dia (anak autis) melihat kita ketika kita bicara kepadanya? Apakah dia
memahami aktivitas? (missal: area rekreasi untuk bermain, atau sudut ruangan untuk
bekerja).
b. Penggunaan benda dan tubuh (objects and body use)
Apakah anak autis memiliki anyak gerakan yang aneh? (missal: jalan berjinjit)? Apakah
dia memahami bahwa sendok adalah alat yang digunakan untuk makan dengan atau tanpa
bunyi ketika menggunakannya?
c. Respon sosial
Bagaimana reaksi anak autis ketika orang lain tersenyum atau mengucapkan salam? Atau
ketika teman atau saudaranya mengajak bermain? Apakah anak autis dapat berjabatan
tangan?
d. Inisiasi social
Apakah anak autis dapat mengucapkan selamat pagi pada dirinya sendiri di pagi hari? Itu
dapat menjadi suatu keterampilan hubungan masyarakat yang sangat penting di kemudian
hari ketika dia sudah bekerja. Kemampuan prilaku adaptif ini dapat menentukan sikap
karyawan lain untuk menghargai dan menerima orang autis. Apakah orang autis dapat
menjelaskan bahwa dia kebingungan, belum mengerti sesuatu atau bahwa dia tidak
mempunyai garpu dan sendok?
e. Interfering behavior
Apakah anak autis menunjukkan agresi terhadap dirinya sendiri atau orang lain?
f. Adaptation to change . Apakah anak autis merasa terganggu ketika program atau posisi
benda yang ada di lingkungannya berubah? Apakah dia mampu menggeneralisir
keterampilan dan prilaku yang adaptif pada aktivitas situasi lain?
Karakteristik itu semua diamatai dalam berbagai situasi yang relevan dengan kehidupan
anak autis, waktunya tersetruktur, ketika sedang bermain, waktu makan, selama perjalanan,
ketika bertemu dengan orang lain.
Beberapa penanganan untuk membantu anak autisme antara lain:
Terapi Tingkah laku
Berbagai jenis terapi tingkahlaku telah dikembangkan untuk mendidik penyandang autisme,
mengurangi tingkahlaku yang tidak lazim dan menggantinya dengan tingkahlaku yang bisa
diterima dslsm masyarakat Terapi ini sangat penting untuk membantu penyandang autisme untuk
lebih bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Terapi wicara
Terapi wicara seringkali masih tetap dibutuhkan untuk memperlancar bahasa anak. Menerapkan
terapi wicara pasda anak autisme berbeda daripada anak lain. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan yang cukup mendalam tentang gangguan bicara pada anak autisme.
Pendidikan kebutuhan khusus
Pendidikan pada tahap awal diterapkan satu guru untuk satu anak. Cara ini paling efektif karena
anak sulit memusatkan perhatiannya dalam suatu kelas yang besar. Secara bertahap anak
dimasukan dalam kelompok kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal.
Penggunaan guru pendamping sebaiknya tidak terlalu dominan, yang diharapkan adalah anak
dengan gangguan autisme dapat secara terus menerus belajar dengan anak-anak lainnya dalam
satu pembelajaran bersama. Pola pendidikan yang terstruktur baik di sekolah maupun di rumah
sangat diperlukan bagi anak ini. Mereka harus dilatih untuk mandiri, terutama soal bantu diri.
Maka seluruh keluarga di rumah harus memakai pola yang sama Agar tidak membingungkan
anak.
Terapi okupasi
Sebagian individu dengan gangguan
motorik halus yang kurang baik. Terapi okupasi diberikan untuk membantu menguatkan,
memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus seperti tangan. Otot jari tangan penting
dilatih terutama untuk persiapan menulis dan melakukan segala pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan motorik halus.