You are on page 1of 22

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor
PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang ambang batas faktor fisika dan kimia di
tempat kerja, tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya. Peraturan tersebut tempat kerja memiliki potensi bahaya yang dapat
menyebabkan suatu kecelakaan atau penyakit, baik yang bersifat langsung maupun
secara continue.
Suatu tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan gairah kerja, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktifitas kerja. Sedangkan tempat kerja yang tidak
dikendalikan

dengan

baik

dapat

menyebabkan bertambahnya

beban

kerja.

Kenyamanan dari suatu tempat kerja di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah iklim kerja. Maka pada makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai
pengertian Iklim kerja, parameter iklim kerja, pengaruh iklim kerja terhadap tenaga
kerja, penilaian kesehatan akibat iklim kerja dilingkungan pekerja, serta pengendalian
dan penanggulanganterhadap pengaruh iklim kerja.
I.2. Tujuan dan Manfaat
I.2.1 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui pengertian Iklim kerja


Untuk mengetahui parameter iklim kerja
Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja terhadap tenaga kerja
Untuk mengetahui penilaian kesehatan akibat iklim kerja dilingkungan pekerja
Untuk mengetahui pengendalian dan penanggulanganterhadap pengaruh iklim
kerja

I.2.2 Manfaat

Dengan adanya pembuatan referat ini, dapat memberikan pengetahuan serta wawasan
baru untuk mampu menerapkan teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan
kenyataan yang sebenarnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Iklim Kerja
Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembapan udara, kecepatan
gerakan dan suhu radiasi.Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan
produksi panas oleh tubuh yang disebut tekanan panas. (Ramdan, 2007)
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembapan udara,
kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja.Cuaca kerja yang
tidak nyaman, tidak sesuai engan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas

kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja. Suhu udara
dianggap baik untuk orang Indonesia adalah berkisar 24C samapai 26C dan selisih
suhu didalam dan siluar tidak boleh lebih dari 5C. Batas kecepatan angin secara
kasar yaitu 0,25 sampai 0,5m/dtk. (Subaris, 2007)
Iklim kerja diartikan sebagai persepsi tentang kebijakan, praktek-praktek dan
prosedur-prosedur organisasional yang dirasa dan diterima oleh individu-individu
dalam organisasi, ataupun persepsi individu terhadap tempatnya bekerja. Iklim
kerja menyangkut lingkungan yang ada atau yang dihadapi individu yang
berada dalam suatu organiasi yang mempengaruhi seseorang yang melakukan tugas
atau suatu pekerjaan. Individu dalam suatu organisasi menganggap iklim
kerjamerupakan sebuah atribut, dimana atribut ini digunakan dalam perwujudan
bagi keberadaan mereka

di dalam organisasi. Iklim kerja berada pada tingkat

individu dan organisasi, disaat iklim kerja masuk pada tatanan individu, maka hal ini
disebut iklim psikologikal (psychological climate) sedangkan apabila penilaian
terhadap

iklim tersebut telah dirasakan oleh banyak individu di dalam sebuah

organisasi maka akan disebut iklim kerja organisasional (Aluguro, 2004).


Iklim kerja didasarkan kepada kualitas lingkungan internal organisasi
yang berlangsung lama, dipengaruhi oleh anggotanya, dan mempengaruhi tingkah
laku anggotanya sehingga bisa digambarkan ke dalam sebuah atribut yang
membedakan antara organisasi yang satu

dengan

organisasi

lainnya.

Bisa

dikatakan bahwa iklim kerja menjadi sesuatu yang khas dan hanya dimiliki
oleh masing-masing organisasi. Iklim kerja terbentuk dari situasi hubungan
antara atasan dengan bawahan yang tidak ditentukan oleh kebijakasanaan,
prosedur, maupun gaya pribadi atasan tersebut, melainkan oleh seiringnya
perwujudan secara halus dan benar-benar tidak disadari.
Ada dua pendapat yang berkaitan tentang iklim kerja:

1. Iklim kerja merupakan sebuah perangkat yang mampu menggambarkan


keadaan sebuah

organisasi,

membedakannya

dengan

yang

lain

dan

mempengaruhi keadaan individu di dalam organisasi tersebut.


2. Kualitas lingkungan internal ternyata memiliki jangka waktu lebih lama
dan membedakannya dengan yang lain. Iklim kerja berasal dari perilaku dan
hal-hal yang menjadi kebiasaan di dalam organisasi, serta dirasakan pula oleh
anggota organisasi. Keadaan ini berperan untuk menafsirkan situasi dan
berlaku sebagai sumber penekanan dalam hal pengarahan aktivitas.
Berbagai macam
bahwa iklim
organisasi,

kerja

definisi tentang iklim kerja dapat menjadi pemahaman

erat

individu dalam

kaitannya

dengan

organisasi,

dan

tiga

hal:

karakteristik

lingkungan
khas

internal

antara

satu

organisasi dengan organisasi lainnya.


Di dalam praktiknya, penting untuk menciptakan sebuah iklim kerja yang
tepat dan menyediakan sumber daya yang efektif sehingga menjauhkan organisasi
dari halhal negatif dan dapat merangsang motivasi karyawan untuk terus
bekerja. Sumber daya pekerjaan yang terkait dengan hal seperti: kerja keras dan
teamwork sangat membantu untuk menghasilkan tujuan dan cita-cita perusahaan.
Iklim kerja merupakan karakteristik dari lingkungan kerja yang dapat dirasakan
anggota. Iklim kerja merupakan hasil dari tindakan yang sudah dilakukan
karyawan baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar dan sepertinya
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Mereka pun menyatakan keunikan di
dalam organisasi terbentuk bersama dengan tindakan-tindakan yang dilaksanakan di
dalam manajemen, sehingga tindakan apapun akan menentukan bagaimana iklim
kerja pada organisasi tersebut sehingga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi
tingkah laku pekerja.
Kualitas kehidupan kerja di masing-masing individu adalah tidak sama.
Kualitas kehidupan kerja yang memadai adalah keadaan karyawan yang mampu

memenuhikebutuhan-kebutuhan mereka yang penting dalam organisasi dan ini


akan sangat bergantung pada perlakuan dari organisasi kepada mereka. Apakah
organisasimemperlakukan mereka dengan fair, adil, ataupun suportif. Sementara
itu kesempatan pengembangan diri, kesempatan dalam mewujudkan diri untuk
menjadiorang yang mereka mampu mewujudkan, komunikasi dan hubungan
saling terbuka diantara sesama karyawan, kesempatan bagi semua karyawan
untuk bersuara dan mengambil keputusan penting yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka juga menjadi pengaruh terhadap apa yang terjadi dengan
lingkungan mereka hingga permasalahan lingkungan yang sehat dan aman serta
kompensasi yang fair.
2.2 Macam-macam Iklim kerja
Salah satu hal yang mempengaruhi kepatuhan terhadapperaturan keselamatan
tersebut adalah iklim keselamatan.Iklim keselamatanmerupakan persepsi atas
kebijakan, prosedur, dan praktek yang terkait dengankeselamatan.
a. Iklim Kerja Panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat
disebabakan oleh gerakan angin, kelembapan, suhu udara, suhu radiasi dan sinar
matahari

(Budiono,

2008).Panas

sebenarnya

merupakan

energi

kinetik

gerakmolekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuhsebagai hasil


samping metabolisme dan panas tubuh yangdikeluarkan kelingkungan sekitar.
Agar tetap seimbang antarapengeluaran dan pembentukan panas maka
tubuhmengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh ke lingkungansekitar melalui
kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi danevaporasi.
Berdasarkan proses pertukaran panas tubuh, rasa nyaman seseorang
terhadap suhu panas atau dingin di lingkungannya ditentukan oleh 4 faktor
komponen fisik udara atmosfer, yaitu :
1. Pertukaran panas tubuh oleh proses konduksi dan konveksi yang
bergantung pada suhu udara.
2. Pertukaran panas tubuh oleh proses konveksi yang bergantung pada
pergerakan udara.

3. Pertukaran panas tubuh oleh proses radiasi yang bergantung pada suhu
benda-benda yang terdapat di sekeliling permukaan tubuh.
4. Kehilangan panas tubuh oleh proses evaporasi yang bergantung pada
kelembapan relatif udara.
Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksiakan menghilangkan panas
dari tubuh apabila benda-bendasekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah
panaskepada

tubuh

apabila

benda-benda

sekitar

lebih

panas

dari

tubuh manusia.
Konveksi, adalah petukaran panas dari badan denganlingkungan melalui
kontak udara dengan tubuh. Pada prosesini pembuangan panas terbawa oleh udara
sekitar tubuh.Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetikdengan
panjang gelombang lebih panjang dari sinarmatahari.
Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akancepat menguap
bila udara diluar badan kering dan terdapataliran angin sehingga terjadi pelepasan
panas dipermukankulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhubadan
bisa

menurun.

Terhadap

paparan

cuaca

kerja

panas,

secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinyadengan maksimal, dan bila


usaha tersebut tidak berhasil akantimbul efek yang membahayakan.
Faktor luar seperti kadar kelembaban dan angin akan mempengaruhi
tahanan pakaian terhadap aliran panas. Pakaian yang lembab akanmempunyai
tahanan yang lebih rendah. Kecepatan aliran udara yang lebih tinggi akan
cenderung mengempiskan pakaiaan, mengurangi ketebalannya dan ketahanannya
juga. Sementara pada pakaian yang terbuka, angin dapatmenghilangkan lapisan
udara hangat yang ada didalam Kecuali jika dipergunakan sebagai pelindung
bahaya kimia atau bahaya lainnya.Isolasi perorangan cenderung mengatur
sendiri, orang menambah atau membuang lapisan pakaian sesuai dengan
perasaan kenyamanannya. Lama pemajanan dapat beragam sesuai dengan jadwal
kerjaatau istirahat, lebih baik dengan masa istirahat yang diambil dalam
lingkungan yang kurang ekstrem (Harrington, 2005). Orang-orang Indonesia pada

umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29C-30C


dengan kelembapan sekitar 85%-95%. Aklimitisasi terhadap panas berarti suatu
proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama berada
di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan
panas.
b. Iklim Dingin
Pajanan suhu lingkungan yang terlalu dingin disebut cold stress.Pengaruh
suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya
koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap
kesehatan dapat mengakibatkan penyakit terkenal yang disebut dengan chilblains,
trench foot dan frostbite.
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin
dilakukan melalui seleksi pekerja yang fit dan penggunaan pakaian pelindung
yang baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara
periodik (budiono, 2008).
2.3 Faktor-faktor Iklim keselamatan Kerja
Griffin and Neal mengukur keselamatan yang terdiri dari lima sistem meliputi:
1. Management Value (Nilai Manajemen)
Nilai manajemen menunjukkan seberapa besar manajer dipersepsikan
menghargai keselamatan di tempat kerja, bagaimana sikap manajemen
terhadap keselamatan, dan persepsi bahwa keselamatan penting.
2. Safety Communication (Komunikasi Keselamatan)
Komunikasi keselamatan diukur dengan menanyakan dimana isu-isu
keselamatan dikomunikasikan.
3. Safety Practices (Praktek Keselamatan)
Yaitu sejauh mana pihak manajemen menyediakan peralatan
keselamatan dan merespon dengan cepat terhadap bahaya-bahaya yang
timbul.
4. Safety Training (Pelatihan Keselamatan)
Pelatihan adalah aspek yang sangat krusial dalam sistem personalia
dan mungkin metode yang sering digunakan untuk menjamin level

keselamatan yang memadai di organisasi karena pelatihan sangat penting


bagi pekerja produksi.
5. Safety Equipment (Peralatan Keselamatan)
Peralatan keselamatan mengukur tentang kecukupan peralatan
keselamatan, seperti alat-alat perlengkapan yang tepat disediakan dengan
mudah.
2.4 Pengukuran Iklim Kerja
Lingkungan kerja yang panas diukur dengan beberapapengukuran seperti suhu
kering, suhu basah, suhu bola, kecepatanangin dan kelembaban udara.Gabungan dari
pengukuran

suhubasah,

suhu

kering,

suhu

bola,

kelembaban

udara

dan

kecepatanangin disebut dengan iklim kerja.


Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur
suhu basa, termometer kata untuk mengukur kecepatan kecepatan udara dan
termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja
dapat menggunakan Questemp yaitu suatu alat digital untuk mengukur tekanan
panas dengan parameter Indek Suhu Bola Basah (ISBB). Alat ini dapat mengukur
suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi.Pengukuran tekanan panas di
lingkungan kerja dilakukan dengan meletakkan alat pada ketinggian 1,2m (3,3 kaki)
bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6m (2kaki) bila tenaga kerja duduk dalam
melakukan pekerjaan. Pada saat pengukuran reservoir (tandon) termometer suhu
basah diisi dengan aquadest dan waktu adaptasi alat 10menit (Tim Hiperkes, 2006).
Pengukuran suhu basah dan suhu kering menggunakan peralatan yang sama
yaitu thermometer suhu udara, perbedaannya terletak pada pemasangan kain katun
pada bola (bulb) thermometer tersebut. Suhu basah menunjukkan keadaan uap air dan
angin di udara.Suhu bola atau suhu radiasi merupakan pengukuran suhu akibat
adanya radiasi panas di lingkungan. Radiasi panas bisa berasal dari sinar matahari,
proses produksi ataupun proses metabolisme tubuh. Kelembaban udara mengukur
banyaknyanya uap air yang berada di udara sedangkan kecepatan gerakan udara
atauangin merupakan pengukuran terhadap gerakan udara.

Suhu Kering (Dry bulb temperature) adalah suhu yangditunjukkan oleh


termometer suhu kering.Suhu basah alami(Natural Wet bulb temperature) adalah suhu
yang ditunjukkantermomoter suhu basah.Suhu bola (Globe Temperature) adalahsuhu
yang ditunjukkan oleh temperatur bola. (Hiperkes, 2005)Suhu tubuh manusia dapat
dipertahankan

secaramenetap

(Thermoregulatorysystem).Suhu

oleh
menetap

suatu
ini

sistem
adalah

pengatur

akibat

suhu

keseimbangan

diantarapanas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan


pertukaran panas diantara tubuh denganlingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan
diperoleh hasil bahwaproduktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang
palingtinggi pada temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27derajat Celsius
(Sritomo Wigjosoebrata, 2008).
Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja
adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 9 berbunyi :Indeks suhu Basah
dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang disingkat ISBB adalah
parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan
antara suhu udara kering,suhu basah alami dan suhu bola.
Pada lampiran 1 dari Kepmenaker tersebut tentang NilaiAmbang Batas untuk
iklim kerja tersaji pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah Dan Bola
(ISBB) yang Diperkenankan
Pengaturan waktu kerja setiap ISBB (0C)
Beban Kerja
jam
Waktu kerja
Waktu
Ringan Sedang
istirahat
Bekerja terus 30,0
26,7
menerus
(8jam/hari)

Berat
25,0

10

75% kerja
50% kerja
25% kerja

25% istirahat
50% istirahat
75% istirahat

30,6
31,4
32,2

28,0
29,4
31,1

25,9
27,9
30,0

a. Beban kerja ringan membutuhkan kaloiri 100 200 kilo kalori/jam.


b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 350 kilo kalori/jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 500 kilo kalori/jam.
Adapun formula yang digunakan adalah :
1. Indeks Suhu Basah dan Bola untuk luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering.
2. Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan
tanpapanas radiasi :
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola.
Lingkungan kerja yang panas lebih banyak menimbulkan permasalahan
daripada lingkungan kerja yang dingin.Hal ini karena umumnya manusia lebih mudah
melindungi dirinya dari pengaruh suhuudara yang rendah daripada suhu udara yang
tinggi.
2.5 GangguanKesehatan dan Penyakit Akibat Pajanan Lingkungan
A. Gangguankesehatan dan penyakit akibat pajanan lingkungan panas
1. Kelelahan
Orang bekerja maksimal 40 jam/minggu atau 8 jamsehari. Setelah 4 jam
kerja seseorang harus istirahat, karenaterjadi penurunan kadar gula dalam darah.
Tenaga kerja akan merasa cepat lelah karena pengaruh lingkungan kerja
yang tidak nyaman akibat tekanan panas.
Kelelahan adalah suatu keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh :
Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
Kelelahan fisik umum
Kelelahan syaraf
Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai faktor secara
menetap
Gejala keletihan kerja adalah adanya perasaan letih, penurunan kesiagaan,
persepsi yang lambat dan lemah disamping penurunan kerja fisik dan

11

mental.Keletihan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu keletihan otot dan


kelelahan umum.Keletihan otot adalah merupakan tremor pada otot (perasaan
nyeri pada otot).Sedangkan keletihan umum biasanya ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan karena monotoni,
intensitas, lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status
kesehatan dan keadaan gizi.
ILO mengutarakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya keletihan
kerja adalah adanya monotoni pekerjaan, adanya intensitas dan durasi kerja
mental dan fisik yang tidak proporsional; faktor lingkungan kerja, cuaca dan
kebisingan; faktor mental seperti tanggung jawab, ketegangan dan adanya
konflik-konflik; serta adanya penyakit-penyakit, kesakitan dan nutrisi yang tidak
memadai. Pengukuran perasaan keletihan secara subjektif dengan menggunakan
IFRC (Industrial Fatige Research Committee) dari Jepang, yang merupakan salah
satu pengukuran dengan menggunakan kuesioner, yang dapat mengindentifikasi
tingkat keletihan subjektif.
2.5.1 Jenis Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan proses,
waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan.
Berdasarkan proses, meliputi:
1. Kelelahan otot (muscular fatigue)
Kelelahan otot adalah tremor pada otot atau perasaan nyeri yang
terdapat pada otot.Hasil percobaan yang dilakukan para peneliti pada otot
mamalia, menunjukkan kinerja otot berkurang dengan meningkatnya
ketegangan otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respon
tertentu.Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan
melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot secara
fisiologis, dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya
tekanan fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan.
2. Kelelahan Umum
Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton, intensitas dan

12

lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status


kesehatan dan keadaan gizi.Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari
yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan
subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi
30-40% dari tenaga aerobik. Pengaruhpengaruh ini seperti berkumpul didalam
tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah.
Gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan
terasa aneh.Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena
munculnya gejala kelelahan terebut.Tidak adanya gairah untuk bekerja baik
secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa mengantuk.
Berdasar waktu terjadi kelelahan, meliputi:
1) Kelelahan akut
Disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh organ tubuh secara
berlebihan dan datangnya secara tiba-tiba.
2) Kelelahan kronis
Merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam jangka waktu
yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti
perasaan kebencian yang bersumber dari terganggunya emosi.Selain itu
timbulnya keluhan psikosomatis seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa,
kelesuan umum, meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala,
perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak jantung yang tidak
normal, dan lain-lain.
Berdasar penyebab kelelahan, meliputi:
1) Kelelahan fisiologis
Merupakan kelelahan yang disebabkan karena adanya faktor
lingkungaan fisik, seperti penerangan, kebisingan, panas dan suhu.
2) Kelelahan psikologis
Terjadi apabila adanya pengaruh hal-hal diluar diri yang berwujud
pada tingkah laku atau perbuatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
seperti suasana kerja, interaksi dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.
2. Heat cramps, dapat terjadi sebagai akibat bertambahnya keringat
yang

menyebabkan

hilangnya

garam

natrium

dari

sehingga bisa menyebabkan kejang otot, lemah dan pingsan.

dalam

tubuh,

13

3. Heat exhaustion, biasanya terjadi karena cuaca yang sangat panas


terutama

bagi

mereka

panas.

Penderita

badan

normal

yang

biasanya

atau

belum

keluar

subnormal,

beradaptasi

keringat

tekanan

tehadap

banyak

darah

tetapi

menurun,

udara
suhu
denyut

nadi lebih cepat.


4. Heat syncope. Kesadaran menurun secara mendadak akibat kehilangan cairan
yang berlebihan oleh pengeluaran keringan dan terjadinya hipotensi serebri,
yaitu insufisiensi aliran darah ke otak untuk sementara pada saat berdiri.,
akibat terjadinya vasodilatasi pembuluh darah kulit secara serentak sehingga
darah menumpuk ditungkai.
5. Kelainan kulit
a) Heat edema, biasanya terjadi pada pekerja yang baru bekerja
dilingkungan yang panas tanpa melaksanakan periode aklimatisasi.
Paling sering terlihat dipergelangan kaki. Kembali menjadi normal
secara spontan setelah 1 atau 2 hari berada di lingkungan yang lebih
dingin.
b) Erythema ag igne. Nodul-nodul hiperkeratosis yang berlanjut menjadi
luka bakar.
c) Intertrigo rash. Eritema disekitar ketiak, liputan siku, lutut, dan leher
akibat keringat yang berlebihan.
d) Heat rash (miliaria). Obstruksi saluran kelenjar keringat, sehingga
terjadi retensi keringat yang mengakibatkan timbulnya warna
kemerahan dan papel-papel kecil di permukaan kulit.
6. Heat stroke dan hiperpireksia, terjadi karena pengaruh suhu panas yang
sangat hebat, sehingga suhu badan naik, kulit kering dan panas. Gejalanya
yaitu kulit memerah, kering karena tubuh tidak mampu lagi menghasilkan
keringat, suhu tubuh mungkin lebih dari 41C, lemah, sakit kepala, rasa
berputar, nadi cepat, kadang-kadang timbul kejang, kesadaran menurun
sampai koma. Gejala hiperpireksia hampir sama dengan heat stroke, tetapi
pada hipereksia, kulit masih terasa lebih basah.
B. Gangguan kesehatan dan penyakit akibat pajanan lingkungan dingin

14

1. Chilblains, merupakan penyakit akibat pajanan lingkungan dingin atau


basah pada suhu 0-16C selama beberapa jam. Pada daerah kulit yang
terpajan tampak pembengkakan, kemerahan, terasa nyeri, dan kesemutan.
2. Immersion foot, terjadi pada pekerja yang kaki atau tangannya terendam
air untuk beberapa hari atau minggu pada suhu >10C. Cedera terutama
mengenai jaringan saraf perifer dan otot, sehingga timbul gejala seperti
rasa kesemutan, baal, gatal, nyeri, pembengkakan pada kaki atau tangan
yang terpajan. Bila progresi berlanjut, kulit yang tadinya kemerahan akan
berubah menjadi kebiruan atau ungu, dapat timbul vesikel atau bahkan
dapat berkembang menjadi gangren.
3. Trench foot, gejalanya sama seperti Immersion foot.Terjadi pada suhu
<10C, tetapi umumnya gejala timbul lebih cepat (beberapa jam atau hari).
4. Frostnip, merupakan cedera pembekuan yang paling ringan. Biasanya
terjadi akibat bagian akral dari tubuh (cuping telinga, hidung, pipi, jari-jari
tangan atau kaki) terpajan oleh cuaca yang dingin. Bagian kulit yang
terpajan berubah warna menjadi putih, biasanya terasa baal. Lapisan kulit
ditempat ini menjadi keras, sedangkan lapisan jaringan bagian dalam tetap
lunak.
Frostnip, dapat dicegah dengan menggunakan penutup kepala, sarung
tangan atau kaki, atau sepatu kerja.dapat diatasi dengan pemanasan
ringan. Jangan digosok dan jangan dihangatkan dengan botol air panas
karena kulit akan mengelupas.
5. Frosbite, merupakan pembekuan bagian tubuh tertentu seperti jari tangan,
jari kaki, hidung atau telinga. Sinyal radang dingin meliputi- kurangnya
rasa di daerah bencana; kulit yang muncul lilin, dingin untuk disentuh,
atau berubah warna (memerah, putih atau abu-abu, kuning atau biru).
Frostbite umumnya terjadi pada suhu 0C (32F).
Macam-macam frostbite
a) Frosbite Permukaan
Anggota tubuh yang terkena forstbite : Kulit dan sebagian
lapisan bawahnya.

15

Indikasi : Kulit terasa keras dan berwarna abu-abu putih, terasa


sakit dan lama kelamaan menghilang.
b) Frosbite Dalam
Anggota tubuh yang terkena forstbite : kulit, otot, bahkan
tulang.
Indikasi : Seluruh bagian yang terkena menjadi keras dan kaku
seperti papan, mati rasa.
2.6 Pengendalian dan Penanggulangan Terhadap Pengaruh Iklim Kerja
Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab dari
heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan :
1. Pengendalian secara umum
a.
Training (pendidikan/latihan)
Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon
tenaga

kerja

sebelum

ditempatkan

yang

dilaksanakan

secara

berkala(periodik).
b.
Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.
Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh
perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh panas.
Termasuk pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene adalah :
1. Pengandalian cairan
2. Aklimatisasi
3. Self determination
Diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana
tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah
merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
4. Diet
Makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat
berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui
ginjal atau keringat.
5. Gaya hidup dan status kesehatan
6. Pakaian kerja
Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya
dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang
terbuat dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi.

16

2.

Pengendalian secara khusus


Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
a.
Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
1) Mengurangi beban kerja
2) Menurunkan suhu udara
Bila suhu udara di atas 104F (40C), tenaga kerja mendapat
tambahan pans secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah 90F
(32C), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata. Suhu
udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan cara
pengenceran dan pendinginan secara aktif.
3) Menurunkan kelembaban udara
Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan
tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan
kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan
kecepatan penguapan dengan pendinginan.
4) Menurunkan panas radiasi
Bila suhu globe lebih dari 109F (43C) panas radiasi
merupakan sumber tekanan panas secara nyata.Sesunggunhnya
lembaran logam atau permuakaan benda yangdapat digunakan
sebagai perisai sangat banyak, dibawah ini adalah daftar logam atau
b.

permuakaan benda yang padat digunakan sebagai perisai.


Pengendalian secara administrative
Adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk

membatasi resiko pemajanan.


c.
Perlindungan perorangan
Adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan (setiap
pekerja). Untuk tekanan panas, perlindungan perorangan terutama berupa
suatu pakaian pendingin, namun juga dapat termasuk pakaian yang dapat
memantulkan panas radiasi yang tinggi dalam lingkungan tempat kerja
panas. (Soeripto 2008)
Pengendalian kerja berdasarkan hirarki control untuk iklim kerja
terdiri dari :
1) Engineering control

17

Isolasi Sumber Panas


Radiation shielding
Local exhaust ventilation
Localized cooling at work station
Ventilasi umum (general ventilation)
2) Administrative Controll
Permeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan secara
khusus
Pengadaan air minum harus disediakan dalam jumlah yang
memadai
Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan
Pengaturan lamanya kerja dan istirahat
3) Alat Pelindung Diri
APD yang dipakai antara lain :
Kacamata (goggles)
Topi
Celemek
Pakaian kerja yang dilapisi dengan alumunium
Sarung tangan dari kulit atau gaunlets
Sepatu kerja

Pengendalian Iklim Kerja Panas


Pengendalian iklim kerja (panas) dilakukan dengan mengatur waktu kerja
sehubungandengan tingkat paparan iklim kerja (panas) seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengendalian iklim kerja (panas)
ISBB (oC)
Beban Kerja

Pengaturan waktu kerja setiap jam


Waktu Kerja
75%
50%
25%

Waktu Istirahat
25%
50%
75%

Ringan

Sedang

Berat

30,6
31,4
32,2

28,0
29,4
31,1

25,9
27,9
30,0

18

Perhitungan
o Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering
o Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
Pengendalian Kebisingan
Pengendalian kebisingan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan
dengan tingkat paparan kebisingan, seperti pada Tabel 2.
Tabel 2.

Pengendalian kebisingan
Intensitas kebisingan

Waktu pemaparan per hari


dB(A)
4
2
1

Jam

88
91
94

30
15
7,5
3,75
1,88
0,94

Menit

97
100
103
106
109
112

28,12
14,06
7,03
3,52
1,76
0,88
0,44
0,22
0,11

Detik

115
118
121
124
127
130
133
136
139

19

CATATAN Tidak boleh terpapar lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
Pengendalian Getaran Getaran Tangan
Pengendalian getaran tangan-lengan dilakukan dengan mengatur waktu kerja
sehubungan dengan tingkat paparan getaran tangan-lengan, seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengendalian getaran tangan-lengan
Nilai percepatan pada sumbu yang dominan
Jumlah waktu pemaparan
per hari kerja

meter per detik kuadrat (m/det2) Grav 2


(m/det )

2 jam dan kurang dari 4 jam 6

0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8

0,81

kurang dari 1 jam

1,22

CATATAN

12

1 grav = 9,81

m/det2
Pengendalian Radiasi Sinar Ultra Ungu
Pengendalian radiasi sinar ultra ungu dilakukan dengan mengatur waktu kerja
sehubungan dengan tingkat paparan radiasi sinar ungu, seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengendalian radiasi sinar ultra ungu

Masa pemaparan per hari

Iradiasi Efektif (Eeff)


W/cm2

4
2
1

Jam
Jam
Jam

0,2
0,4
0,8

30

Menit

1,7

20

15
10
5
1

Menit
Menit
Menit
Menit

3,3
5
10
50

30
10
1
0,5
0,1

Detik
Detik
Detik
Detik
Detik

100
300
3000
6000
30000

Pencegahan masalah panas yang berhubungan dengan kesehatan, dapat dilakukan


dengan cara :
o Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai dengan
pengeluaran keringat yang meningkat, penurunan denyut jantung dan suhu
tubuh. Proses ini biasanya memerlukan waktu 7 - 10 hari dan aklimatisasi ini
dapat menghilang dengan cepat apabila pekerja tidak masuk selama satu
minggu. Aklimatisasi bertujuan untuk membiasakan diri kita terhadap cuaca
terutama pada periode waktu kerja fisik yang lama.
o Pemeliharaan cairan tubuh
Cairan yang masuk kedalam tubuh harus tetap dipelihara dengan mempelajari
aktifitas fisik. Dapat dialakukan dengan cara jangan mengandalkan rasa haus
sebagai indikator kekurangan cairan dan menghindari alkohol karena akan
sering

kencing

sehingga

akan

meningkatkan

dehidrasi

dan

dapat

mempengaruhi penurunan panas tubuh.


o Diet yang tepat
Memakan makanan ringan, menjauhi makanan berat. Semakin sedikit yang
dimakan,semakin
makanannya.
o Pakaian yang tipis

sering

mendapatkan

keseimbangan

pencernaan

21

Menggunakan pakaian yang tipis, pakaian warna lembut/muda, memakai


pakaian longgar sperti katun yang dapat dilewati gerak udara keseluruh tubuh.

Daftar Pustaka
Ardyanto, Denny.Jurnal kesehatan lingkungan. Potret Iklim Kerja Dan Upaya
Pengendalian Lingkungan Pada Perusahaan Peleburan Baja Di Sidoarjo vol.1,
no.2, januari 2005
M, Soeripto. 2008. Higiene Industri. Jakarta. FKUI.
Admin. 2006. Heat Stress. http://www.cdc.gov/niosh/topics/heatstress/. Diakses
pada tanggal 15 November 2013.
Admin._____.Heat
Stress. http://www.hse.gov.uk/temperature/heatstress/index.htm.
pada tanggal 02 Juni 2012.

Diakses

22

Admin.

2005.

Heat

InContruksion. http://www.cpwr.com/hazpdfs/hazheat.pdf.

Stress
Diakses

pada

tanggal 15 November 2013.


S, Ikhram Hardi. 2011. Bahaya Potensial Tekanan Panas Di Lingkungan
Kerja.
bahaya-

http://makalahkesehatankerja.info/artikel-kesehatan-kerjapotensial-

tanggal 15 November 2013.

tekanan-panas-di-lingkungan-kerja/. Diakses pada

You might also like