You are on page 1of 3

17.

Kondisi nonstokiometri mungkin terjadi jika 1 ion bisa menghasilkan lebih dari 2
valensi
Contoh saja Besi Oksida (FeO) dimana Fe dapat bervalensi 2+ dan 3+ tergantung
temperatur dan Oksigen di udara
Pembentukan Fe3+ akan mengganggu kenetralan kristal karena menyebabkan
kelebihan 1 ion positif sehingga menyebabkan point defect
Fenomena ini dapat diatasi dengan pengkosongan Fe2+ (atau menghilangkan 2
ion positif) untuk 2 ion Fe3+ yang terjadi
Sehingga kristal tidaklah stokiometrik karena akan terdapat ion O lebih banyak
daripada ion Fe; Tetapi kristal tetap netral
18.
Jelaskan 2
mekanisme
reaksi
terminasi
beserta
reaksinya
pada polomer adisi.
Terminasi= reaksi akan berhenti jika ada radikal bertemu radikal bebas.
1. Kombinasi= dua senyawa radikal bergabung menjadi panjang ( 1 senyawa)

2. Disp
ropo
rsion
asi= salah satu H+ misalnya pindah ke radikal lainnya tapi tidak terjadi
penggabungan senyawa radikal. 2 senyawa tetap jadi 2 senyawa. Senyawa
yang kehilangan H+ akan terbentuk rangkap.

19.
Range
berat Range
molekular
tengah berat
(gram/mol)
molekular
8.000-20.000
14.000
20.000-32.000
26.000
32.000-44.000
38.000
44.000-56.000
50.000
56.000-68.000
62.000
68.000-80.000
74.000
80.000-92.000
86.000

Xi

0,05
0.15
0.21
0,28
0.18
0.1
0.03
total

Xi.range(gra
m/mol)
700
3900
7980
14.000
11.160
7.400
2580
47720(a)

Wi

0,02
0,08
0.17
0.29
0.23
0.16
0.05

Wi.range
(gram/mol)
280
2080
6460
14.500
14.260
11.840
4300
53720(b)

C. Jika derajat polimerisasinya=477, maka polimer tersebut adalah


Deraat polimerisasi=Xi. Range/BM
477=47720/BM
BM=100.042 gram/mol
Maka Polimer yang dimaksud adalah politetrafluoro etilen, karena BMnya =
2x12+19x4=100 gram/mol.
20. (soal pilihan sesuai tugas masing-masing)
21.
1. Bilangan koordinasinya. Makin besar biloksnya maka makin banyak anion dan
menyebabkan kation juga membesar sehingga ukuran ion akan membesar pula
2. Perubahan muatan ion . Jika atom kehilangan elektron, maka ukuran ion akan
mengecil. Pada energi yang sama jika elektronnya hilang maka ikatan anionkation makin kuat dan ukuran ion mengecil.
22.
The Melting Point. Biasanya pada temperatur dimana viscositasnya adalah 10 Pas (100P). Gelas berfasa cair pada point ini
The Working Point. Point ini terjadi pada temperatur dimana viskositasnya adalah
104 P, sehingga gelas dapat mudah dibentuk pada viskositas ini
The Softening Point. Temperatur dimana viskositas 4 X 107 P, yaitu adalah suhu
maksimum dimana glass masih bisa dibentuk
The Annealing point, Temperatur dimana viskositasnya 10 13 P. Pada suhu ini,
difusi atom sangatlah rapat sehingga residu stress bisa dihilangkan kurang lebih
selama 15 menit
The strain point, terjadi pada Suhu dimana viskositasnya 3 X 1014 P. Untuk suhu
dibawah strain point ini, glass akan rawan pecah sebelum deformasi plastiknya.
Suhu transisi glass berada di atas Strain point
PEMBENTUKAN GLASS BIASANYA PADA RANGE WORKING SAMPAI
SOFTENING

You might also like