You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam zaman yang modern ini audio (music) adalah hobi dari
sebagian

banyak

manusia,

amaka

dari

itu

dilakukan

sebuah

percobaankarakteristik dasar penguat, bukan hanya pada audio saja,


tetapi pada rangkaian yang membutuhkan system penguat, seperti sonar
system, pembangkit frekwensi dan banyak lagi.
I.2 Tujuan Percobaan
1. Mencari impedansi

masukan

dan

keluaran

sebuah

penguatan transistor bipolar dengan konfigurasi CE


2. Menentukan penguatan tegangan suatu penguat CE
3. Dapat memahami prinsp kerja dari system penguatan pada
transistor.
I.3 Waktu Dan Tempat Percobaan
Tanggal :
06 Desember 2015
Waktu
:
10.45 Wib
Tempat
:
Laboraturium Dasar Elektronika
Kampus Utama Umsu. JL.

Kapt.

Muchtar Basri No. 3 Medan. 20238

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Teori Umum
Penguat (amplifier) adalah rangkaian elektronika yang dipakai

untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio,
amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I)
dan tegangan (V) listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tegangan
yang lebih besar (daya lebih besar) di bagian outputnya.
Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istrilah Gain nilai
dari Gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekwensi audio , Gain
power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input.
Jadi Gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (POUT)
dengan daya dibagian inputnya (PIN) dalam bentuk fungsi frekwensi.
Ukuran dari Gain (G) ini biasanya memakai decibel (dB) dalam bentuk
rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut :
G (dB)

10 Log

Pout
)
Pin

POUT adalah power atau daya pada bagian output dan P IN adalah
daya pada bagian inputnya.
Dalam bagian amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi
menjadi dua kelompok bagian penting yaitu bagian penguat sugnal
tegangan (V) kebanyakan menggunakan susunan transistor parallel dan
masing masing transistor berdaya besar dan menggunakan sirip
pendingin untuk membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang
meggunakan transistor simetris komplementer.

II.1.1

Impedansi Masukan
Rangkaian penguat di perlihatkan di halaman berikut.

Impedansi masuk Zin atau Rin suatu penguat didefinisikan sebagai


perbandingan

antara

tegangan

sinyal

masukan

terhadap

arus

masukannya.

R1

Rc
C2

Rx1 C1
Rx2

Ix

V0

R2

V
I

. (1)

Ada dua cara untuk mengukur impedansi masukan. Cara


pertama adalah dengan menghubungkan suatu resistor
diketahui resistansinya. Tegangan jatuh di

Rx1

Rx1

yang

dapat diukur. Arus Ix =

Iin, dan dapat kita peroleh dengan menghitung melalui hukum ohm.
Tegangan sinyal masukan kita peroleh dari pengukuran tegangan antara
terminal B dengan C. dari hasil Rin dapat di hitung.
Cara kedua adalah dengan menghubungkan resistor variable
Rx1

pada terminal A-D. resistor

Rx1

diubah dengan tegangan

antara terminal B-C setengah harga Vs. besar resistansi

Rx1

sama

dengan impedansi masukan yang di cari.


Impedansi masuk penguat CE (common emitter) ini dapat
dinaikan dengan menambahkan resistor umpan-balik (degeneratif) RE
kaki emitter transistor. Yang perlu di perhatikan adalah penambahan
kapasitor pelolos (bypass) Ce yang biasanya di pakai untuk
menghilangkan efek degenerasi bagi sinyal bolak-balik.
II.1.2

Impedansi Keluaran
Impedansi keluaran Zo suatu penguat dapat ditentukan dengan

menambahkan resistor variable

Rx2

. Tegangan keluaran Vo kemudian

diukur dalam keadaan tanpa beban. Beban variable

Rx2

kemudian

dihubungkan dan diatur hingga diperoleh tegangan keluaran = separuh


nilai tegangan tanpa beban tadi. Besar resistansi pada beban sekarang,
adalah sama dengan besar impedansi Zo penguat yang dicari.
Pada pengukuran impedansi masukan dan keluaran ini harus di
perhatikan agar bentuk sinyal tidak mengalami distori atau cacat.
II.1.3

Penguat Daya (P) Dan Tegangan (V)


Penguat tegangan didefinisikan sebagai :
Vout
AV = Vin . (2)
Dengan pengukuran yang sudah dilakukan, kita dapat

menghitung besarnya penguatan tegangan.


Penguatan daya didefinisikan sebagai :
Pout
P =
....
Pin
(3)
Dengan masukan dan keluaran dapat dihitung bila tegangan
masukan, tegangan keluaran, impedansi masukan dan impedansi

keluaran diketahui. Dengan masukan nilai-nilai diatas, dapat kita peroleh


besar penguatan daya penguat CE tersebut. Penguat daya biasanya
dinyatakan dalam dB.
P.daya (dB) = 10 log

II.2

( PP ) .. (4)
out

Teori Tambahan
Penguat CE (Common Emitor) dalah penguat yang kaki emitor

transistor di groundkan, lalu input di masukkanke basis dan ouput


diambil pada kaki kolektor, penguat CE juga mempunyai karakter sebgai
penguat tegangan.
Penguat CE mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Sinyal outputnya berbalik 1800 terhadap sinyal input
2. Sering dipakai pda penguat frekwensi rendah (terutama pada
sinyal frekwensi audio)
3. Empunyai stabilitas yang rendah karena bergantung pada suhu
dan bias transistor
4. Sangat mungkin terjadi osilasi kerena adanya umpan balik
positif, sehingga sering dipasang umpan balik negative untuk
mencegahnya.
Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan arus beban, maka
VBE (tegangan antar basis emitor) bertambah, dan arus bertambah pula,
sehingga garis beban dan VCE (tegangan kolektor emitor) berkurang,
akibatnya V0 (output) bertambah besar melawan turunnya V0 oleh arus
beban sehingga output V0 akan tetap. Emitor menjadi bagian utama untai
masukan dan keluaran. Resistansi keluarannya adalah resistansi didalam
penguat yang terlihat oleh beban. Resistansi keluaran diperoleh dengan
membuat VS = 0 dan RL (tahanan beban) sama dengan tak terhingga.
Dengan mnghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran,
maka arus mengalir kedalam penguat.

II.2.1

Transistor
Transistor adalah lat ujtik mengaktifkan dan menonaktifkan arus

pada rangkaian atau biasa disebut saklar pada suatu rangkaian. Bisanya
transistor digunakan untuk menjadi sebuah logika 0 dan 1 sebab
yang berlogika 0 berarti arus nonaktif dan logika 1 arus sedang aktif.
Berdasarkan strukturnya transistor terdiri atas dua struktur , yaitu PNP
dan NPN yang masing masing memiliki 3 kaki (kolektor emitor
basis).

C
B
E
Transistor NPN

E
B
C
Transistor PNP

II.2.2

Resistor
Resistor adalah komponen eektronika yang berfungsi untuk

mengahambat arus listrik, dalam suatu rangkaian elektronika. Resistror


memiliki berbagai macam nilai resistansi tergantung pada kode warna
yang dimilikinya

Simbol Resistor (1)


II.2.3

Kapasitor
Kapasitor adalah komponen pasif yang befugsi menyimpan

energy listrik atau muatan listrik dalam waktu yang tidak tentu. Fungsi
fungsi kapasitor diantaranya dapat memilih gelombang radio pada toner,
sebagai paerata arus pada rectifier dan juga sebagai filter pada catu daya.
Satuannya dalah Farad (F).

Simbol Kapasitor (2)


II.2.4

Function Generator
Function

generator

merupakan

alat

elektronika

yang

menhasilkan atau membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga,


ramp, segi empat, dan pulsa.
Function generator tersiri dari generator utama dan generator
mudalasi.
1. Generator Utama, menyediakan gelombang sinus, kotak,
atau gelombang segitiga dengan rangkuman frekwensi
0.01 Hz 13 MHz

2. Generator mudalasi, menghasilkan gelombang sinus,


kotak, dan segitiga dalam rangkuman frekwensi 0,01 Hz
10 KHz
Biasanya function generator dipakai bersama dengan osiloskop.

Gambar Function Generator (3)


II.2.3

Osiloskop
Osiloskop merupakan lat ukur yang berfungsi mengukur nilai

frekwensi, perioda, tegangan, arus, amplitude dan besaran pendukung


melalui gelombang yang terlihat pada layar dan parameter yang ada di
dalam layar osiloskop.

Gambar Osiloskop (4)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1.

Peralatan Percobaan Dan Fungsinya

Kit Praktikum

Berfungsi

sebagai

bahan

percobaan

karakteristik

dasar

penguat

Osiloskop

Berfungsi untuk mengukur nilai


frekwensi,
arus,

perioda,

amplitude

tegangan,

dan

besaran

pendukung

Function Generator

Berfungsi untuk membangkikan


atau

menghasilkan

gelombang

berbentuk sinus, segitiga, ramp,


segiempat dan pulsa

Catu Daya

Berfungsi memberikan tegangan


AC dan DC pada kit praktikum

Multitester Digital

Berfungsi untuk mengukur


besaran arus, tegangan, dan
tahanan pada rangkaian
percobaan

Kabel Penghubung

Berfungsi untuk menghubungkan


antara terminal yang satu dengan
terminal yang lainnya

III.2.

Rangkaian Percobaan

III.3.

Prosedur percobaan
1. Merangkai kit praktikum seperti gambar diatas
2. Memasang J1, menghubungkan R1 = . di emitor
transistor, membrikan suplay daya pada VCC sebesar 12 Volt
3. Memeasukkan VS = . m VPP (peak to peak). Menjaga agar
VS konstan selama melakukan percobaan.
4. Menghubungkan CE = 10 F yang di parallel dengan R1 =
.
5. Menghubungkan output sinyal ke osiloskop
6. Memcatat hasil percobaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1

Data Hasil Percobaan


Data Percobaan 1
Input

VIN

Volt/
Div

VOUT

Vosc

Time/
Div

Tosc

P
(Daya)

43 mV

4,7

50 mV

2,8

1 mS

140 mV 10,25 dB

53 mV

47

50 mV

2,8

1 mS

170 mV 10,11 dB

Data Percobaan 2
Onput
VIN

Volt/
Div

VOUT

Vosc

Time/
Div

Tosc

P
(Daya)

43 mV

4,7

1V

4,2

1 mS

1,8

4,2 V 39,79 dB

53 mV

47

1V

2,2

1 mS

1,8

2,2 V 32,36 dB

Modul

Karakteristik Dasar Penguat

Kelompok

CM

Nama

1.

Nino Wananda (1407220065)

2.

Joko Sugianto (1407220073)

3.

Agung Sasongko (1407220074)

4.

Rahmad Syair (1407220031)

5.

Supratomo (1407220114)

Diketahui
Asisten Laboraturium

(DEWARTA SITEPU)

IV.2 Analisa Data

Percobaan 1

1. Diketahui

Ditanya

Jawab
a. VOUT

:
=
=
=

b.

PIN

VIN
=
43 mV =
R
=
4,7
Volt/Div
=
50 mV =
Vosc
=
2,8
Time/Div
=
1 mS
=
Tosc
=
2
a. VOUT =..?
b. P
=..?
c. F
=..?
Volt/Div
0,05 V
0,14 V

x
x

0,043 V
0,005 V
0,001 S

VOSC
2,8

( Vin )
R

(0,0043 V )
4,7

0,000393404 w

0,001849V
4,7

POUT

( Vout )
R

(0,14 V )
4,7

0,0196V
4,7
=
4170,21w

0,004170212 w

393,4 w

10 Log

10 Log

Pout
)
Pin

4170,21W
)
393,4 W

=
c.

=
=
=
=

10 Log x (10,60 W)
10,25 dB
Time/Div
x
Tosc
0,001 s
x
2
0,002 s
1
1
=
T
0,002 s

500 Hz
2. Diketahui

Ditanya

Jawab
a. VOUT

:
=
=
=

b.

PIN

VIN
=
53 mV =
R
=
47
Volt/Div
=
50 mV =
Vosc
=
3,4
Time/Div
=
1 mS
=
Tosc
=
2
a. VOUT =..?
b. P
=..?
c. F
=..?
Volt/Div
0,05 V
0,17 V

x
x

0,053 V
0,005 V
0,001 S

VOSC
3,4

( Vin )
R

(0,0053 V )
47

0,000059765 w

0,002809V
47

59,765

POUT

( Vout )
R

(0,17 V )
47

0,0289V
47
=

0,000614893 w

10 Log

10 Log

614,893w

Pout
)
Pin

614,893W
)
59,765W

=
c.

=
=
=
=

10 Log x (10,28 W)
10,11 dB
Time/Div
x
Tosc
0,001 s
x
2
0,002 s
1
1
=
T
0,002 s

500 Hz

Percobaan 2

1. Diketahui

Ditanya

VIN
=
43 mV =
R
=
4,7
Volt/Div
=
1V
Vosc
=
4,2
Time/Div
=
1 mS
=
Tosc
=
1,8
a. VOUT =..?
b. P
=..?
c. F
=..?

0,043 V

0,001 S

Jawab

a. VOUT

=
=
=

b.

PIN

Volt/Div
1V
4,2 V

x
x

VOSC
4,2

( Vin )
R

(0,0043 V )
4,7

0,000393404 w

0,001849V
4,7

POUT

( Vout )
R

(4,2 V )
4,7

393,4 w

17,64 V
4,7

3,75 w

10 Log

10 Log

Pout
)
Pin

3753191,489 W
)
393,4 W

=
c.

3753191,489 w

=
=
=
=

10 Log x (9540,39 W)
39,79 dB
Time/Div
x
Tosc
0,001 s
x
1,8
0,0018 s

1
T

1
0,0018 s

555,5 Hz
2. Diketahui

Ditanya

Jawab
a. VOUT

:
=
=
=

b.

PIN

VIN
R
Volt/Div
Vosc
Time/Div
Tosc

=
=
=
=
=
=

53 mV
47
1V
2,2
1 mS
1,8

0,053 V

0,001 S

a. VOUT =..?
b. P
=..?
c. F
=..?
Volt/Div
1V
2,2 V

x
x

VOSC
2,2

( Vin )
R

(0,0053 V )
47

0,000059765 w

0,002809V
47

POUT

4,84 V
47

( Vout )
R

(2,2 V )
47

59,765

0,102978723 w

10 Log

10 Log

102978,7

w
P

Pout
)
Pin

102978,7 W
)
59,765W

=
=
c.

=
=
=

555,5 Hz

10 Log x (1723,06 W)
32,36 dB
Time/Div
0,001 s
0,0018 s
1
=
T

x
x

Tosc
1,8
1
0,0018 s

IV.3 Grafik Hasil Percobaan


Percobaan 1 (input)

VIN

43 mV

4,7

Volt/Div

50 mV

Vosc

2,8

Time/Div

1 mS

Tosc

VIN

53 mV

47

Volt/Div

50 mV

Vosc

3,4

Time/Div

1 mS

Tosc

VIN

43 mV

4,7

Volt/Div

1V

Vosc

4,2

Time/Div

1 mS

Tosc

1,8

VIN

53 mV

47

Volt/Div

1V

Vosc

2,2

Time/Div

1 mS

Tosc

1,8

Percobaan 2 (output)

IV.4 Lampiran (Tugas)


1. Berapakah nilai tahanan dari gelang resistor berwarna merah, hitam,
jingga, coklat, dan emas?
2. Tuliskan fungsi dari transistor yang ada pada modul praktikum?
3. Tuliskan dan gambarkan tabel warna resistor?
Jawaban
1. Pita 1 :
Merah
:
2
(sebagai Satuan)
Pita 2
:
Hitam
:
0
(sebagai puluhan)
Pita 3
:
Jingga
:
3
(sebagai ratusan)
Pita 4
:
Coklat
:
101
(sebagai pengali)
Pita 5
:
Emas
:
5%
(Toleransi)
Jadi, nilai tahanan resistor tersebut adalah :
R
=
203 x 101
=
2030 5%
2. Fungsi transistor sesuai keterangan di dalam modul adalah :
Sebagai penguat amplifier
Sebagai pembangkit frekwensi rendah maupun tinggi
Sebagai switching (saklar)
Pengatur stabilitas tegangan dan menguatkan arus dalam
rangkaian

3. Tabel Warna Resistor

WARNA GELANG 1 GELANG 2 GELANG 3 PENGALI TOLERANSI

Hitam
Coklat

0
1

0
1

0
1

1
101

1%

Merah
Jingga
Kuning
Hijau

2
3
4
5

2
3
4
5

2
3
4
5

102
103
104
105

2%
0,5%

Biru

106

0,25%

Ungu
Abu - Abu
Putih
Emas
Perak
Tanpa

7
8
9

7
8
9

7
8
9

10-1
10-2

0,05%
5%
10%

20%

Warna

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Di dalam melakukan pratikum ini menghasilkan data hasil
percobaan

dari

persamaan

impedansi

masukan

dan

impedansi

keluaran.Dalam suatu penguat, impedansi masukan yang besar adalah


suatu hal yang diharapkan, pada percobaan impedansi masukan telah
menghasilkan impedansi masukan yang besar dibandingkan impedansi
keluaran,

sedangkan

pada

percobaan

dari

impedansi

keluaran

menghasilkan impedansi keluaran yang kecil.


Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya impedansi
masukan yang besar akan berpengaruh pada penguat dalam menguatkan
sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dan sumber sinyal masukan tidak
terbebani terlalu besar, sedangkan impedansi keluaran yang kecil akan
sangat diharapkan karena akan menimbulkan seluruh tegangan keluaran
pada beban keluaran (RL).
V.2 Saran
1. Saran saya selaku peserta praktikum adalah agar alat alat
praktikum dilengkapi dan diganti dengan yang baru, karena
alat praktikum yang sekarang sudah tidak layak pakai
2. Materi praktikum sebaiknya diperdalam lagi agar dapat
menambah wawasan peserta praktikum
3. Didalam modul percobaan agar dicantumkan

kerangka

penyusunan laporan, agar peserta praktikum dapat mengerti


dalam menyusun laporan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2010,

rangkaian

penguat

operasional.

http;//aspic.com/index.php/fisika/141.rangkaian

(online),
penguat

operasional.
Giancoli, douglas C.,2001, fisika jilid I (terjemahan), Jakarta :

erlangga.
Hadi dan khairul saleh, 2010, modul pratikum elektronika

analog, Palembang ; unsri.


Zamroni, dkk, 2004, acuan pelajaran fisika, Jakarta ; yudisthira.

You might also like