You are on page 1of 24

TEORI MENUA ( AGIENG PROSES )

1. TEORI BIOLOGI
a. Teori Genetic Clock
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam
genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika
jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan
Martono (1999) dari teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan
membelah sel dalam kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error
catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktoraktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat
kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif
pada

DNA

sel

somatik,

akan

menyebabkan

terjadinya

penurunan

kemampuan fungsional sel tersebut.


Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species
tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang
telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita
berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan
atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan
bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat
adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang;
47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk
beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan
wanita 82 tahun (WHO, 1995) Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam
tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur
sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel
dalam kultur dengan umur spesies.
b. Teori Error
Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah
hipotesis Error Castastrophe (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut
Dysr, 2016

Page 1

menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang


kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme
yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
c. Teori Autoimun
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri
(Self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada
permukaan sel, maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel
yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein
(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya
prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan
Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun,
sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994
dikutif dari Nuryati, 1994)
d. Teori Free Radical
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh
manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan
Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif ,
sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen
(1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua
umur makin banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi ,
kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati.

e. Wear &Tear Teori


Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat
merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya
malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami
kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan
kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh
sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil lolos dari
Dysr, 2016

Page 2

proses perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur biologis yang penting, saat itu
kerusakan organ terjadi.
Karena laju metabolisme terkait secara langsung pada pembentukan radikal bebas,
sehingga ilmuwan memiliki hipotesis bahwa tingkat kecepatan produksi radikal bebas
berhubungan dengan penentuan waktu rentang hidup. Pembatasan kalori dan efeknya
pada perpanjangan rentang hidup mungkin berdasarkan pada teori ini. Pembatasan
kalori telah terbukti dapat meningkatkan masa hidup pada tikus percobaan. Sepanjang
masa hidup, tikus-tikus tersebut telah mengalami penurunan angka kejadian
kemunduran fungsional, dan mengalami lebih sedikit kondisi penyakit yang berkaitan
dengan peningkatan umur, berkurangnya kemunduran fungsional tubuh, dan
menurunnya insidensi penyakit yang berhubungan dengan penuaan. Kelebihan usaha
dan stress menyebaban sel tubuh rusak.
f. Teori Cross Link
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan
elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan rigiditas
sel, crosslink diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan aenyawa antara
molekul-molekul yang normalnya terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua atau usang,
reaksi kimianya menyebakan kurang elastis dan hilangnya fungsi. Contoh crosslink
jaringan ikat terkait usia meliputi penurunan kekuatan daya rentang dinding arteri,
tanggalnya gigi, tendon kering dan berserat.

g. Teori Tugas Perkembangan


Beberapa ahli teori sudah menguraikan proses maturasi dalam kaitannya dengan
tugas yang harus dikuasai pada tahap sepanjang rentang hidup manusia. Hasil penelitian
Ericson mungkin teori terbaik yang dikenal dalam bidang ini. Tugas perkembangan
adalah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap
spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan
tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang
dijalani dengan integritas. Pada kondisis tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia
telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk disibukkan
dengan rasa penyesalan atau putus asa. Minat yang terbaru dalam konsep ini sedang

Dysr, 2016

Page 3

terjadi pada saat ahli gerontologi dan perawat gerontologi memeriksa kembali tugas
perkembangan lansia.
2. Teori Sosiologi
a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara
langsung.
b. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya
suatu pola prilaku yang meningkatkan stress.
c. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan
dengan masyarakat, hubungan dengan individu lain.
d. Teori Stratifikasi usia, karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan
mempercepat proses penuaan.
3. Teori Psikologis
a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai aktualisasi
menurut penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang
sempurna.
b. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
c. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada
tingkat maksimumnya.
d. Development Task Theory,

Tiap

tingkat

kehidupan

mempunyai

tugas

perkembangan sesuai dengan usianya.


4. Konsep Model Florence Nightingle
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan
sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan.Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat,
udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian
rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup,
Dysr, 2016

Page 4

jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan
secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan
keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila
dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang

kondisi

penyakitnya.

Selain

itu

membicarkan

kondisi-kondisi

lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

Definisi Penuaan
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena
lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan tetapi proses
menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.

Dysr, 2016

Page 5

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga
tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa
penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya
2.2. Teori-Teori Penuaan
A. Teori Biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan
fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan
dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan
kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Seiring dengan
brekembangnya kemampuan kita untuk menyelidiki komponen-komponen yang kecil dan
sangat kecil, suatu pemahaman tantang hubungan hal-hal yang memengaruhi penuaan
ataupun tentang penyebab penuaan yang sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah
mengalami peningkatan. Walaupun bukan suatu definisi penuaan, tetapi lima karakteristik
penuaan telah dapat diidentifikasi oleh para ahli. Teori biologis juga mencoba untuk
menjelaskan mengapa orang mengalami penuaan dengan cara berbeda dari waktu kewaktu
dan faktor apa yang memengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan
kematian atau perubahan seluler. Suatu pemahaman tentang perspektif biologi dapat
memberikan pengetahuan kepada perawat tentang faktor resiko spesifik dihubungkan
dengan penuaan dan bagaimana orang dapat dibantu untuk meminimalkan atau
menghindari resiko dan memaksimalkan kesehatan.
1) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupakan bagian molekul yang
sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan ekstraseluler kuat yang dapat menciptakan
reaksi dengan protein, mengibah bentuk dan sifatnya, molekul ini juga dapat bereaksi
dengan lipid yang berada dalam membran sel, mempengaruhi permeabilitasnya atau dapat
berikatan dengan organel sel. Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan karena
terjadinya akumulasi kerusakan irreversibel akibat senyawa pengoksidasi. Dimana radikal
bebas dapat terbentuk dialam, tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi bahanbahan organik seperti karbohidrat dan protein.
2) Teori Genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama disebabkan oleh pembentukan
gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik. Menurut teori genetike,
penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu
Dysr, 2016

Page 6

ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang
hidup dan panjang usia telah ditentukan sebelumnya. Teori genetika terdiri dari teori asam
deoksiribonukleat (DNA), teori krtepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori
glikogen. Teori-teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi
tidak terartur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul
DNA menjadi bersilangan (crosslink) denga unsur yang lain sehingga mengubah informasi
genetik. Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya
mengakibatkan sistem dan organ tubuh gagal untuk berfungsi. Bukti yang mendukung
teori-teori ini termasuk perkembangan radikal bebas, kolagen, dan lipofusin. Selain itu,
peningkatan frekuensi kanker dan penyakit autoimun yang dihubungkan dengan
bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi atau kesalahan terjadi pada tingkat
molekular dan selular.
3) Teori Cross Link
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin,
komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan rigiditas sel,
crosslink diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan aenyawa antara molekulmolekul yang normalnya terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua atau usang, reaksi
kimianya menyebakan kurang elastis dan hilangnya fungsi. Contoh crosslink jaringan ikat
terkait usia meliputi penurunan kekuatan daya rentang dinding arteri, tanggalnya gigi,
tendon kering dan berserat.
4) Teori Wear and Tear
Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak
sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ
tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan
suatu jadwal.
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan
kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem
enzim pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil lolos dari proses
perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur biologis yang penting, saat itu kerusakan
organ terjadi.
Karena laju metabolisme terkait secara langsung pada pembentukan radikal bebas,
sehingga ilmuwan memiliki hipotesis bahwa tingkat kecepatan produksi radikal bebas
berhubungan dengan penentuan waktu rentang hidup. Pembatasan kalori dan efeknya pada
perpanjangan rentang hidup mungkin berdasarkan pada teori ini. Pembatasan kalori telah
terbukti dapat meningkatkan masa hidup pada tikus percobaan. Sepanjang masa hidup,
tikus-tikus tersebut telah mengalami penurunan angka kejadian kemunduran fungsional,
Dysr, 2016

Page 7

dan mengalami lebih sedikit kondisi penyakit yang berkaitan dengan peningkatan umur,
berkurangnya kemunduran fungsional tubuh, dan menurunnya insidensi penyakit yang
berhubungan dengan penuaan.
5) Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan
dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organisme
asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai
penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun,
terjadilah peningkatan dalam respons autoimun tubuh. Ketika orang mengalami penuaan,
mereka mungkin mengalami penyakit autoimun seperti artritis reumaoid dan alergi
terhadap makanan dan faktor lingkungan yang lain. Penganjur teori ini sering memusatkan
pada peran kelenjar timus. Berat dan ukuran kelenjar timus menurun seiring dengan
bertambahnya umur, seperti halnya kemampuan tubuh untuk diferensiasi sel T. karena
hilangnya diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yang tua dan tidak beraturan
sebagai benda asing dan menyerangnya. Pentingnya pendekatan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan terhadap npelayanan kesehatan, terutama
pada saat penuaan terjadi tidak dapat diabaikan. Walaupun semua orang memerlukan
pemeriksaan rutin untuk memastikan deteksi dini dan perawatan seawal mungkin, tetapi
pada orang lanjut usia kegagalan melindungi sistem imun yang telah mengalami penuaan
melalui pemeriksaan kesehatan ini dapat mendorong ke arah kematian awal dan tidak
terduga. Selain itu, program imunisasi secara nasional untuk mencegah kejadian dan
penyebaran epidemi penyaki, seperti pneumonia dan influenza diantara orang lanjut usia
juga mendukung dasar teoritis praktik keperawatan.
6) Teori Neuroendokrin
Diskusi sebelumnya tentang kelenjar timus dan sistem imun serta interaksi antara sistem
saraf dan sistem endokrin menghasilkan persamaan yang luar biasa. Pada kasus selanjutnya
para ahli telah memikirkan bahwa penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan
dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh
sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan
reproduksi.
Salah satu area neurologis yang mengalami gangguan secara universal akibat penuaan
adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan bereaksi terhadap
perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respon ini kadang-kadang
diinterpretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan. Pada
umumnya, sebenarnya yang terjadi bukan satupun dari hal-hal tersebut, tetapi orang lanjut
Dysr, 2016

Page 8

usia sering dibuat untuk merasa seolah-olah mereka tidak kooperatif atau tidak patuh.
Perawat dapat memfasilitasi proses pemberian perawatan dengan cara memperlambat
instruksi dan menunggu respon mereka.
7) Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari industri,
cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan.
Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari lingkungan
lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan.
Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek ini
terhadap penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara
faktor lingkungan dan penuaan yang dipercepat. Ilmu pengetahuan baru mulai untuk
mengungkap berbagai faktor lingkungan yang dapat memengaruhi penuaan.
B. Teori Psikososiologis
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang
menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis.
Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau nonfisik dikombinasikan dengan
perubahan psikologis.
Masing-masing individu, muda, setengah baya, atau tua adalah unik dan memiliki
pengalaman, melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan, dan melalui banyak peristiwa.
Salama 40 tahun terakhir, beberapa teori telah berupaya untuk menggambarkan bagaimana
perilaku dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat memengaruhi reaksi manusia
sepanjang tahap akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses penuaan yang sukses
contoh dari teori ini termasuk teori kepribadian.
1) Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam tahun-tahun
akhir kehidupannya yang telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori
kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan
harapan atau tugas spesifik lansia. Jung mengembangkan suatu teori pengembangan
kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ektrovert atau introvert ia
berteori bahwa keseimbangan antara keddua hal tersebut adalah penting kesehatan.
Didalam konsep intoritas dari Jung, separuh kehidupan manusia berikutnya digambarkan
dengan memeiliki tujuannya sendiri yaitu untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri
melalui aktivitas yang dapat merefleksikan diri sendiri.
2) Teori Tugas Perkembangan
Beberapa ahli teori sudah menguraikan proses maturasi dalam kaitannya dengan tugas
yang harus dikuasai pada tahap sepanjang rentang hidup manusia. Hasil penelitian Ericson
Dysr, 2016

Page 9

mungkin teori terbaik yang dikenal dalam bidang ini. Tugas perkembangan adalah aktivitas
dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam
hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia
adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan
integritas. Pada kondisis tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati
kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk disibukkan dengan rasa
penyesalan atau putus asa. Minat yang terbaru dalam konsep ini sedang terjadi pada saat
ahli gerontologi dan perawat gerontologi memeriksa kembali tugas perkembanagn lansia.
3) Teori Disengagement
Teori disengagement (teori pemutusan hubungan), dikembangkan pertama kali pada awal
tahun 1960-an, menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat
dan tanggung jawabnya. Menurut ahli teori ini, proses penarikan diri ini dapat diprediksi,
sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang
sedang tumbuh. Lansia dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan
tanggung jawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat pengurangan kontak
sosial bagi lansia adalah agar ia dapat menyediakan waktu untuk merefleksikan pencapaian
hidupnya dan untuk menghadapi harapan yang tidak terpenuhi, sedangkan manfaatnya bagi
masyarakat adalah dalam rangka memindahkan kekuasaan generasi tua pada generasi
muda.
Teori ini banyak menimbulkan kontroversi, sebagian karena penelitian ini dipandang cacat
dan karena banyak lansia yang menentang postulat yang dibangkitkan oleh teori untuk
menjelaskan apa yang terjadi didalam pemutusan ikatan atau hubungan. Sebagai contoh,
dibawah kerangka kerja teori ini, pensiun wajib menjadi kebijakan sosial yang harus
diterima. Dengan meningkatnya rentang waktu kehidupan alami, pensiun pada usia 65
tahun berarti bahwa seorang lanjut usia yang sehat dapat berharap untuk hidup 20 yahun
lagi. Bagi banyak individu yang sehat dan produktif, prospek diri suatu langkah yang lebih
lambat dan tanggung jawab yang lebih sedikit merupakan hal yang tidak diinginkan.
Jelasnya, banyak lansia dapat terus menjadi anggota masyarakat produktif yang baik
sampai mereka berusia 80 sampai 90 tahun.
4) Teori Aktivitas
Lawan langsung dari teori disengagement adalah teori aktivitas penuaan, yang berpendapat
bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst yang
pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk
penyesuaian diri yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Sejak saat itu, berbagai
penelitian telah memvalidasi hubungan positif antara mempertahankan interaksi yang
Dysr, 2016

Page 10

penuh arti dengan oranglain dan kesejahteraan fisik dan mental orang tersebut. Gagasan
pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang dengan pentingnya perasaan dibutuhkan
oleh orang lain. Kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi
kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang
penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia
secara negatif memengaruhi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan
pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehilangan
dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.
5) Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga di kenal sebagai suatu teori perkembangan, merupakan suatu
kelanjutan dari dua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian
pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan
terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping
individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana
seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan. Ciri
kepribadian dasar dikatakan tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut.
Selanjutnya, ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada saat orang tersebut
bertambah tua. Seseorang yang menikmati bergabung dengan orang lain dan memiliki
kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya hidupnya ini sampai usianya lanjut.
Orang yang menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin
akan menemukan kepuasan dalam melanjutkan gaya hidupnya ini. Lansia yang terbiasa
memiliki kendali dalam membuat keputusan mereka sendiri tidak akan dengan mudah
menyerahkan peran ini hanya karena usia mereka yang telah lanjut. Selain itu, individu
yang telah melakukan manipulasi atau abrasi dalam interaksi interpersonal mereka selama
masa mudanya tidak akan tiba-tiba mengembangkan suatu pendekatan yang berbeda
didalam masa akhir krhidupannya.
Ketika perubahan gaya hidup dibebankan pada lansia oleh perubahan sosial-ekonomi atau
faktor kesehatan, permasalahan mungkin akan timbul. Kepribadian yang tetap tidak
diketahui selama pertemuan atau kunjungan singkat kadang-kadang dapat menjadi fokal
dan juga menjadi sumber kejengkelan ketika situasi mengharuskan adanya suatu perubahan
didalam pengaturan tempat tinggal. Keluarga yang berhadapan dengan keputusan yang
sulit tentang perubahan pengaturan tempat tinggal untuk seorang lansia sering memerlukan
banyak dukungan. Suatu pemahaman tentang pola kepribadian lansia sebelumnya dapat
memberikan pengertian yang lebih diperlukan dalam proses pengambilan keputusan ini.

Dysr, 2016

Page 11

DAFTAR PUSTAKA
Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.
Sutisna Hilawan (1992), Patologi. Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I.
AGEING
Proses menua
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena
lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.
Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam
nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga
tubuh mati sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal
pencapain puncak maupun menurunnya
TEORI-TEORI PROSES MENUA
TEORI BIOLOGI
TEORI SELULER
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel
tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh
dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah,
jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton,
1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan
menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena
rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan
Dysr, 2016

Page 12

mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan
memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita
cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang
buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.
TEORI GENETIK CLOCK
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu.
Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan
replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal.
Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan
mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
(misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi
20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa
waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82
tahun (WHO, 1995)
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini
Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma,
maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus.
Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi,
kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
SINTESIS PROTEIN (kolagen dan elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan
elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein
dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin
pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang
lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang
kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia.
(Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan

Dysr, 2016

Page 13

permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya
penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.
KERACUNAN OKSIGEN
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi,
tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.
Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran
sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora &
anagnostakos, 1990)
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan
lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi
zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting
bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari
kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang
mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
SISTEM IMUN
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun
demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya
sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition).
Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka
hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami
perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan
beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada
banyak jaringan.
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacammacam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada
proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker
leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur (Suhana, 1994)

Dysr, 2016

Page 14

Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam
pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam
kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi
terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan
proses penyakit. (kronik dan akut)
TEORI PSIKOLOGIS
TEORI PELEPASAN
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu
proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan
diri dari masyarakat.
TEORI AKTIVITAS
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi
mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuauian.
ASPEK PSIKOLOGIS AKIBAT LANJUT USIA
Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu pengertian yang
umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memori dan
kecerdasan mental yang kurang.
Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada lansia dalam
kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata tidak mendukung
gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai cara berbeda dalam
memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya dengan baik walaupun
kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia mengalami
kemunduran mental yang substansil atau luas.
KEPERIBADIAN, INTELEGENSIA, DAN SIKAP
Meskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya ini tetap
dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun mengalami
kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan
pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak diungkapkan secara signifikan dan
bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu
berbeda dengan sering bertentangan dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua
kelompok lansia sering kali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih
stabil dan sedikit sulit untuk berubah. Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda
dari orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan

Dysr, 2016

Page 15

bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian. Hal ini
mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan.
BATASAN LANJUT USIA
Beberapa pendapat mengenai batasan umur lansia.
MENURUT ORGANISASI KESEHATAN DUNIA
Lanjut usia meliputi:
Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
MENURUT Prof. Dr. Ny. SUMIATI AHMAD MOHAMMAD
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
0-1 tahun = masa bayi
1-6 tahun = masa prasekolah
6-10 tahun = masa sekolah
10-20 tahun = masa pubertas
40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)
MENURUT Dra. Ny. JOS MASDANI (psikolog UI)
Lanut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi
empat bagian
Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia
MENURUT Prof. Dr. KOESMANTO SETYONEGORO
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;
Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.
Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun
Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
70-75 tahun (yaoung old)
75-80 tahun (old)
Lebih dari 80 (very old)
MENURUT UU No. 4 Tahun 1965
Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai jompo atau
lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain
(sekarang tidak relevan lagi)
MENURUT UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai
berikut;
BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi:
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
Birren and Jenner (1997) membedakan usia menjadi tiga;
Usia biologis;

Dysr, 2016

Page 16

Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan
hidup dan mati
Usia psikologis
Yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
kepada situasi yang dihadapinya.
Usia sosial
Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sebungan dengan usianya.
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA
Perubahan-perubahan fisik
Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
Jumlah sel otak menurun.
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
Sistem persarafan
Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya)
Cepatnyan menurun hubungan persarafan
Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.
Kurang sensitif terhadap sentuhan
Sistem pendengaran
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.
Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan
penglihatan.
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
dan susah melihat dalam cahaya gelap
Hilangny daya akomodasi
Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
Sistem kardiovaskuler
Dysr, 2016

Page 17

Elastisitas dinding aorta menurun


Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
Sistem pengtaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu
menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya.
Yang sering ditemui antara lain;
Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35o ini akibat metabolisme
yang menurun
Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.
Sistem respirasi
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat,
kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring
degan bertambahnya usia.
Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur
30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera
pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang
rasa asin, asam, dan pahit.
Eofagus melebar
Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu
mengosongkan menurun.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran
darah.
Dysr, 2016

Page 18

Sistem reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus
Atrofi payudara
Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan
secara beransur-ansur
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik),
yaitu;
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang,
reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.
Sistem genito urinaria
Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah
yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron
(tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan
mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.
Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun
sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
Atrofi vulva
Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
Kulit kasar dan bersisik,
Mekanisme proteksi kulit menurun
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
Kulit kepala dan rambut menipis
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi pendek
Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
Perubahan mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Dysr, 2016

Page 19

Perubahan fisik, organ perasa


Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan.
Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk
Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.
Berkurangnya keterampilan psikomotor.
Perubahan psikososial:
f. Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain :
1) Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan
dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil
tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang
dijelaskan Florence N.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif.
2) Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N, sebagai
contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhan
lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan
kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
3) Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau
kebutuhan.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak
dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang
optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang gaduh,
membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor
yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada
kemampuan koping individu.
5. Teori Kejiwaan sosial
a) Aktifitas atau kegiatan ( activity theory )
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah secara langsung. Teri ini
menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut dalam
banyak kegiatan sosial
Dysr, 2016

Page 20

Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia
pertengahan ke lanjut usia
b) Kepribadian berlanjut ( continuity theory )
Dasar kepribadian aatau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang
terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang
dimiliki.
c) Teori Pembebasan ( Disengagement theory )
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara bengangsurangsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
terjadi kehilangan ganda ( tripel loss ), yakni 1) kehilangan peran 2) hambatan kontak
sosial 3) berkurangnya kontak komitmen
Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
1. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan
(lingkungan fisik, psikis dan sosial).
2. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang
berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
3. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
a) Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
b) Ventilasi
c) Pembuangan sampah
d) Pencemaran lingkungan
e) Komunikasi sosial, dll
4. Diagnosa keperawatan
Berrbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
a) Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
b) Penyesuaian terhadap lingkungan.
c) Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
5. Implementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan
perkembangan individu.
6. Evaluasi
Dysr, 2016

Page 21

Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.


. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar datadata yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungnya individu pasien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi
juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

d. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep


Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
1) Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
2) Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3) Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
4) Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

Dysr, 2016

Page 22

Dysr, 2016

Page 23

Dysr, 2016

Page 24

You might also like