You are on page 1of 9

I

Judul Percobaan

: TERMOKIMIA

II

Hari/Tanggal Percobaan

: Jumat, 14 November 2014/10.00 WIB

III

Selesai Percobaan

: Jumat, 14 November 2014/12.40 WIB

IV

Tujuan Percobaan

: - Membuktikan bahwa reaksi kimia disertai dengan


penyerapan atau pelepasan kalor
- Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam
berbagai reaksi kimia

Tinjauan Pustaka
Termokimia merupakan salah satu kajian khusus dari Termodinamika yaitu
kajian mendalam mengenai hubungan antara kalor dengan bentuk energi lainnya.
Dalam termodinamika, kita mempelajari keadaan sistem yaitu sifat mikroskopis yang
dimiliki materi, seperti energi, temperatur, tekanan, dan volume. Keempat sifat
tersebut merupakan fungsi keadaan yaitu sifat materi yang hanya bergantung pada
keadaan sistem, tidak memperhitungkan bagaimana cara mencapai keadaan tersebut.
Artinya, pada saat keadaan sitem mengalami perubahan, besarnya perubahan hanya
bergantung pada kondisi awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada cara mencapai
keadaan tersebut.
Hukum Termodinamika I disusun berdasarkan konsep hukum kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam Hukum
Terdinamika I, kita akan mempelajari hubungan kalor, usaha (kerja), dan perubahan
energi dalam ( U ). Secara sistematis dapat ditulis dengan persamaan sebagai
berikut :
U = Q + W
Dengan U adalah perubahan energi dalam, Q adalah kalor, dan W adalah usaha
(kerja).
Termokimia adalah kajian tentang perpindahan kalor yang terjadi dalam reaksi
kimia (kalor yang menyertai suatu reaksi kimia). Aliran kalor yang terjadi dalam
reaksi kimia dapat dijelaskan melalui konsep sistem-lingkungan. Sistem adalah bagian
spesifik (khusus) yang sedang dipelajari oleh kimiawan yang berarti reaksi kimia
yang sedang di uji cobakan (reagen-reagen yang sedang di campurkan) dalam tabung
reaksi. Ada tiga jenis sistem, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem
terisolasi. Sistem terbuka, mengizinkan perpindahan massa dan energi kalor dengan
lingkungan. Sistem tertutup, hanya mengizinkan perpindahan kalor dengan
lingkungan. Sistem terisolasi, tidak mengizinkan perpindahan massa dan kalor dengan
lingkungan. Lingkungan adalah area di luar sistem yang mengelilingi sistem.
Dalam termokimia, terdapat dua macam reaksi yang menggunakan kalor baik
itu menyerap atau melepas kalor. Reaksi tersebut adalah reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang memancarkan (melepaskan) kalor.
Saat reaktan berubah menjadi produk, sehingga energi dibebaskan pada perubahan
reaktan menjadi produk dengan perubahan entalpi menjadi (-) sedangkan reaksi
endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor pada perubahan reaktan menjadi produk
dengan perubahan entalpi (+).

1 | Page

H adalah joule per mol atau kilojoule per mol. Hubungan kalor
reaksi (Q), jumlah mol zat yang bereaksi (n), dan entalpi reaksi ( H dapat
dinyatakan dalam persamaan :
H=Q /n
Jumlah kalor dari hasil reaksi kimia dapat diukur dengan alat yang disebut
kalorimeter. Jumlah kalor yang di serap kalorimeter untuk menaikkan suhu satu
derajat disebut tetapan kalorimeter dengan satuan J/K.
Satuan

VI

Cara Kerja
Percobaan 1 (Penentuan Tetapan Kalorimeter)

25 ml air

25 ml air

Dimasukkan kedalam
kalorimeter dengan pipet ukur
Dicatat temperaturnya

- Dipanaskan dalam gelas


kimia sampai kenaikan
suhu kira-kira 10

dari
suhu kamar
- Dicatat temperaturnya
T1

T2

Di kocok dan dicatat temperatur


maksimum yang konstan
T

Dihitung tetapan kalorimeter


K

Percobaan II (Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4)


25 ml CuSO4

2 gram serbuk Zn

Dimasukkan kedalam kalorimeter


Dicatat temperaturnya

- Di timbang
- Dimasukkan kedalam
kalorimeter yang berisi
larutan CuSO4
T2

T1

Di catat temperatur
maksimumnya yang konstan
2 | Page

Hr

T4

Dihitung kalor penetralan yang diukur

Percobaan III (Penentuan Kalor Penetralan HCl NaOH


10 ml HCl 1 M

10 ml NaOH 1 M

Dimasukkan kedalam kalorimeter


Dicatat temperaturnya

- Diukur dan diatur


temperatur sehingga sama
Dengan temperatur HCl
T2

T5

T6

Di campurkan dan dicatat temperatur


sehingga sama dengan temperatur
HCl

Dihitung kalor penetralan yang teratur

Hn

VII
No
1

Hasil Pengamatan
Keadaan Sebelum
Larutan H2O tidak berwarna

Keadaan Sesudah
T1 = 32
T2 = 40
T = 35

K = 78,75
Warna akhir : tidak berwarna (tidak terjadi
perubahan)
Endapan : tidak ada endapan
T3 = 32
T4 = 45

Serbuk Zn berwarna putih dan larutan


CuSO4 berwarna biru5

Hr

= - 41548,4 J/mol

Warna akhir = biru tua menjadi biru (-)


Endapan = terdapat endapan warna merah
bata

3 | Page

T5 = 32
T6 = 35

Larutan HCl dan NaOH tidak berwarna

Hr= - 46429 J/mol

VIII
NO
1

Dugaan dan Reaksi

Warna akhir : tidak berwarna (tidak terjadi


perubahan
Endapan : tidak terdapat endapan

Dugaan
Untuk
menentukan
tetapan
kalorimeter antara air biasa
dengan air panas akan terjadi
penurunan suhu.
Peristiwa yang akan terjadi
adalah reaksi eksoterm dan
endoterm.
Terjadi kenaikan
terbentuk endapan

suhu

Reaksi
H2O(l) + H2O(l)

dan
Zn(s) + CuSO4(aq)

Cu(s) + ZnSO4(aq)

Terjadi kenaikan suhu


NaOH(aq) + HCl(aq)

IX

2H2O

NaCl(aq) + H2O(l)

Analisis Data / Perhitungan


a. Percobaan 1
T1 = 32 = 305 K

Kenaikan suhu = T1 Tair

T2 = 40 = 313 K

= 305 303

Tx = 30 = 303 K

=2K

Kalor jenis air = 4,2 J/gr K


Massa jenis air = 1,0 gr/ml

Penurunan suhu = T2 Tair


= 313 303
= 10 K
Massa air panas = ml x

T2 T1 = 313 - 305
=8K
Massa air = ml x

= 25 ml x 1,0 gr/ml

q1 = massa air dingin x kalor jenis air x kenaikan suhu

= 25 gram
q3 = q2 q1
4 | Page

= 25 gram x 4,2 J/gr K x 2 K


= 210 J

= 840 J 210 J
= 630 J

q2 = massa air panas x kalor jenis air x penurunan suhu


= 25 gram x 4,2 J/gr K x 8 K
= 840 J
q3
k = (T 2T 1)
J/K
=

630
8K

= 78,75 J/K
b. Percobaan 2
Volume CuSO4 = 25 ml = 0,025 l
Molar CuSO4 = 1 M
Massa Zn = 2 gram
Ar Zn = 65,4
Mr Zn SO4 = 161, 4
T3 = 32 = 305 K

Kenaikan suhu = T4 T3
= 318 305
= 13 K
Kalor jenis larutan = 3,52 J/gr K
Mol CuSO4 = molar x volume
= 1 x 0,025

T4 = 45 = 318 K

= 0,025 mol
Mol Zn =
=

M=
R=

Zn(s) + CuSO4(aq)
0,03
0,025
0,025 0,025

Cu(s) + ZnSO4(aq)
0,025 0,025 +

S=

0,005

0,025

2 gr
65,4

= 0,030581 mol = 0,03 mol

0,025

Massa ZnSO4 = mol ZnSO4 x Mr ZnSO4


= 0,025

massa Zn
Ar Zn

x 161,4

Hr =
=-

q6
0,05

1208, 39
= - 48335, 6
0,025

J/mol
= 4,035 gr
q4 = K x (T4 T3)
= 78,75 (13)
= 1023, 75 J
q5 = massa larutan x kalor jenis larutan x kenaikan suhu
= 4,035 gr x 3,52 J/gr K x 13 K
5 | Page

= 184,64 J
q6 = - (q5 + q4)
= - (184,64 + 1023,75) J
= - 1208,39 J
c. Percobaan 3
Volume larutan NaOH = 10 ml
Massa jenis larutan = 1,03 gr/ml
Kalor jenis laarutan = 3,69 J/gr K
T6 = 45 = 308 K

Kenaikan suhu = T6 T5
= 308 - 305
=3K

T5 = 32 = 305 K
Volume HCl = 10 ml
NaOH(aq) + HCl(aq)
M=
R=

0,01
0,01

0,01
0,01

NaCl(aq) + H2O(l)
0,01

0,01
+

S=

n NaOH = V x M
= 10 x 1
= 10 mmol
= 0,01 mol

0,01

0,01

n HCl = V x M
= 10 x 1
= 10 mmol
= 0,01 mol

q7 = massa larutan x kalor jenis larutan x kenaikan suhu


= ( x V x kalor jenis larutan x kenaikan suhu
= (1,03 gr/ml x 20 ml) x 3,69 J/gr K x (308 K 305 K)
= 228,04 Joule
q8 = K x (T6 T5)
= 78,75 x (3 K)
= 236, 25 Joule
Hn =

=X

q9 = - (q7 + q8)
= - (228,04 + 236,25) J
= - 464,29 Joule
q9
0,01

464,29
0,01

= - 46429 J/mol

Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu percobaan penentuan tetapan kalorimeter, terjadi
pencampuran antara 25 ml air murni yang bersuhu (T1) 32

dengan 25 ml air
6 | Page

yang telah dipanaskan sehingga suhu menjadi T2 40 . Dari dua jenis air dengan
suhu yang berbeda tersebut dicampurkan ke dalam kalorimeter sehingga
menghasilkan suhu campuran (Tx) sebesar 30 . Perubahan suhu yang terjadi
setelah pencampuran tersebut disebabakan karena perbedaan suhu antara T1 dan T2
sehingga menghasilkan suhu campuran sebesar 30 . Pada percobaan ini
diperoleh nilai tetepan kalorimeter sebesar 78,75 joule K-1. Hal ini berarti bahwa
kalorimeter menyerap kalor sebanyak 78,75 joule K-1
Pada percobaan kedua yaitu percobaan penentuan kalor reaksi Zn-CuSO 4, terjadi
pencampuran antara 10 ml CuSO4 yang bersuhu T3 320C dengan 2 gr serbuk Zn.
Sehingga menghasilkan suhu campuran (T4) sebesar 450C. Pada percobaan ini, fungsi
serbuk Zn adalah sebagai katalis. Oleh karena itu reaksi yang terjadi adalah reaksi
eksoterm.
Pada percobaan penentuan kalor penetralan HCl-NaOH, 10 ml HCL 1 M yang
bersuhu T5 32

dicampurkan dengan 10 ml NaOH 1 M kemudian dicampurkan

dan dimasukkan ke dalam kalorimeter. Suhu campuran (T6) yang dihasilkan sebesar
45 . Kenaikan suhu tersebut menunjukkan terjadinya reaksi eksoterm.

XI

Kesimpulan
Percobaan 1
k = 78,75 J/K

Percobaan 2
Hr
=-

q6
0,05

1208, 39
= - 48335, 6 J/mol
0,025

Percobaan 3
Hn =

=-

q9
0,01
464,29
0,01

= - 46429 J/mol
7 | Page

XII

Daftar Pustaka
1. Purba.Michael.2006.Kimia untuk SMA kelas XI.Jakarta:Erlangga
2. Polban.Himka.2011.dhahnd371.wordpress.com/2011/12/15/termokimia/diakses
12 November 2014
3. Tim Kimia Dasar.2014.Petunjuk Praktikum Kimia Umum.Surabaya:UNESA

8 | Page

Surabaya, 14 November 2014


Mengetahui,

Praktikan,

Dosen/Asisten Pembimbing

(..........................................)

(............................................)

9 | Page

You might also like