You are on page 1of 9

HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan
seperti dari psikologi, perkembangan kita akan mengetahui pada umur berapa anak mulai berbicara
dan mulai mampu berpikif abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada
kebanyakan anak, di samping itu akan diketahui pula pada umur berapa anak tertentu akan
memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus. Kedua, pengetahuun tentang psikologi
perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu
dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman Kanak-kanak tidak mau sekolah lagi karena
diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila anak selalu ingin
merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola
anak mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak
akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila anak
umur dua tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus
mengkhawatirkannya? .Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak umur tiga atau empat tahun? Apa
yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya
yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang menunjukkan sikap jagoan? Jawaban akan
lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada anak atau remaja.
Keempat atau terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri
sendiri. Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan psikologi,
proses-proses yang akan dialami pada kehidupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi, pengetahuan
ini akan membantu kita memahami apa yang kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita
lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan teman- teman lain. Berikut ini adalah beberapa
hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1. Masa Perkembangan Yang Cepat Pada anak terjadi pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat
dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dialami species lain. Perubahan flsik, misalnya
pada tahun pertama lebih cepat dari pada tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga
pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan bahasa,
kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya.
2. Pengaruh yang lama, Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa
dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan kuat
terhadap perkembangan individu pada masa- masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi
berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini sangat banyak ditentukan oleh perkembangan kita
sebagai anak.
3. Proses yang kompleks, Sebagai peneliti yang mencoba memalnmi perilaku orang dewasa yang
kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih
sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat
yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang
sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergunakan mengikuti aturan-aturan
tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatu
pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan mempelajari proses kemampuan berbahasa.
Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan
mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut para
peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara orang dewasa yang
lebih kompleks.
4. Nilai yang ditempatkan Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya
dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-perianyaan teoritis berdasarkan hasil
penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya
penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitan dengan orang

tua tentang peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan
masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik.
Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat
mempengaruhi pbla pendidikan atau pengajaran.
5. Masalah yang menarik Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta
menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua talnin untuk mempelajari bahasa ibunya dan
kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakterstik atiak yang
sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak
yang merupakan mister! dan menarik. Dalari hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai
pertanyaan-pertanyaan dai pada jawabannya. .
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap
perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang
mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh
lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya
temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari factor
faktor lingkungan maupun keturunan (genetik). Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor
genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik
menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang
dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang
paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
1. Kecerdasan. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu
diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai
peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di
antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical
twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik,
karena itu kecerdasan (IQ) s^harusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak
sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting
pada identical ftivm yang dibesarkan pada aua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan
IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical t\vins yang
dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara sekandung
yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik tentang definisi
kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku
merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya
menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu niemecahkan masalah sehari-hari.
penycsuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek
kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen.
Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak
mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan
bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah
terhadap kecerdasan. Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 person.
Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan
bahwa penganih itu berkisar sekitar 50 persen.
2. Temperamen. Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons.
Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif
menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian
anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak
demikian. Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak
acuh. .Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang. Menurut Thomas

& Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkr>n:
a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan
pengalaman baru.
b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat
untuk
menerima
pengalaman-pengalaman
baru.
c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang
negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahvva temperamen
adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalamanpengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh
lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut.
Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau
konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada kesesuaian hubtingan antara anak dengan
orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua. Orang tua
dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini
akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat inemberi
pengaruh yang menenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang
walau
anak
menjauh
atau
berkeras
kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh
ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman
masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.
3. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan
kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan
cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah k:ta akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu
hanya karena lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena
pengaruii lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara
keduanya. terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus
sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada kelur.rga yang sama dapat terjadi
perbedaan kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. .
Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang
sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong
anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian
yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas
rata-rata.
Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam
perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan
yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan
1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan
genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh
lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan
menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan
kesehalan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause
tidak dapat diabaikan.
B. FASE-FASE PERKEMBANGAN
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita
tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, sctiap orang melalui jalan-jalan yang
umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun,

tenggelam pada -permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok
dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat
terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat
pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses:
proses
biologis,
proses
kogmtif
dan
proses
sosial.
Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang
tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahanperubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam
perkembangan.
Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran,
kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainnn bayi yang digantung, menghubungkan dua kata
menjadi kalimat, menghafal. puisi dan memecahkan soal-soal matematik mencerminkan peranan
proses-proses
kognitif
dalam
perkembangan
anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan
orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian.
Senyuman bayi srbagai respons terhadap sentuhan ibunya, sikap agiesif anak laki-laki terhadap
teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses
sosial
dalam
perkembangan
anak.
Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat
jalinan yang kuat. Anda akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses-proses
kognilif. Akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi
perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak
yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa
dan
raga.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial.
Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus
hidupnya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan
waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima
yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan
fase remaja. Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu suatu
fase itu dimulai dan berakhir.
1.Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan
masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu
organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam
waktu
Iebih
kurang
sembilan
bulan.
2.Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa
ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis
yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3.Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi
sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr
melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan
kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri
ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
4.Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira
umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolr.h dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian
pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa

dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18
sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan
perbandingan ukuran bagian-bagian badan, bcrkembangnya karakteristik seksual seperti
membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan sua.a. Pada fase ini
dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya Iebih !ogis,
abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar.keluarga.
Pada saat ini para ahli perkenibangan tidak lagi berpendapat b.ilnva perubahan-perubahan akan
berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi
sepanjang
hayat.
Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri

Bag 2
POLA-POLA PERKEMBANGAN AFEKTIF PADA MANUSIA
Seorang ahli teori psikoanalisa dan sekaligtis seorang pendidik, Erik H. Erikson mengemukakan
bahwa perkembangan manusia adalah sinfesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas
sosial. Teorinya itu kemudian diterbitkan sebagai bukunya yang pertama dengan judul Childhood
and Society. Dikemukakannya prla bahwa perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan
manusia. Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas delapan tahap.
1. Trust vs Mistnis/Kepercayaan dasar (0;0 -1;0) Bay! yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia
bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya,
diajak main dan bicara, akan turnbiih perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman
dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat
ia menggantungknn nasibnya. Jika pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap, tidak
memadai sebagaimana mestinya, serta terkandung di dalarnnya sikap-sikap menolak, akan
turnbuhlah pada bayi itu rasa takut serta ketidak-percaya.in yang mendasar terhadap dunie
sekelilingnya dan terhadap orang-orang di sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada
tingkat-tingkat ptrkembanpan berikutnya.
2.

Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1;0 3;0) Pada tahap ini Erikson melihat
munculnya autonomy. Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris
dan mental anak. Pada saat ini bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutupmembuka menjatuhkan, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan. Anak sangat
bangga dengan kemampuannya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua
sebaiknya menyadari bahwa anak butuh melakukan sendir hal-hal yang sesuai dengan
kemampuannya menurut langkah dan waktunya; sendiri. Anak kemudian akan
mengembangkan perasannya bahwa ia dapat mengendalikan otot-ototnya, dorongdorongannya, serta mengendalikan diri dan lingkungannya. Jika orang dewasa yang
mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan selalu membantu mengerjakan segala
sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakannya sendiri oleh anak itu, maka akan tumbuh
pada anak itu rasa; malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlalu melindungi dan selalu
mencela hasil pekerjaan anak-anak, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang
berlebihan sehingga anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri,
Jika anak,meninggalkan masa perkembangan ini dengan autonomi yang lebih kecil daripada
rasa malu dan ragu, ia akar mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomi pada masa
remaja dan masa dewasanya. Sebaliknya anak yang dapal melalui masa ini dengan adanya
keseimbangan serta dapat mengatasi rasa malu dan ragu dengan rasa outonomus, maka ia
sudah siap menghadapi siklus-siklus kehidupan berikutnya. Namun demikian keseimbangan
yang diperoleh pada masa ini dapat berubah ke arah positif maupun negatif oleh perisliwaperistiwa di masa selanjutnya.

3.

Initiatives vs Guilt/Inisiatif (3;0 5;0) Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan
geraknya. la dapat mengendarai sepeda roda.tiga, dapat lari, memukul, memotong. Inisialif

anak akan lebih terdorong dan terpupuk bila orang tua member! respons yang baik terhadap
keinginan anak untuk bebas dalam melaknkan. kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan bukan
lianya bereaksi atnu nienirn anak-anak lain.-Hal ynng sama terjadi pada kemampuan anak
nnluk menggunakan bahasa dan kegiatan fantasi. Dimensi sosial pada tahap ini mempunyai
dua ujung:: inisiative guilt- Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan untuk
berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yang yang memadai dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya (intelectual full/live), maka inisiatifnya akan
berkembang dengan pesat.
4. Industry vs litferioriry/Produkttvltns (6;0 11 ;00)
Anak
mulai
mampu
berpikir
deduktif,
bermain
dan
belajar
menurut
peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense of
industry sense of inferiority Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan
dengan benda-benda yang praktis. dan mengerjakannya sampai selesai sehingga
menghasilkan sesuatu. Derdasarkan hasilnya mereka dihargai dan di mana perlu diberi
hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat dikembangkan.
Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan
meneakup juga lembaga-iembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam
perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan
inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan mempunyai pengalaman sekolah yang
kurang memuaskan walaupun sifat indtistri dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat
menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak mampu). Keseimbangan industry dan inferiority
bukan hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang
dewasa lain yang berhubungan dengan anak itu
5. Identity vs Role Confusion/Identitas (12;0 18;0)
Pada saat ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. la mempunyai perasaanperasaan dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan-perubahan itubuhnya.
Pandangan dan pemikirannya tentang dunia sekelilingnya mengilami perkembangan. la
mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain. la berpikir puh apa yang dipikirkan orang
lain tentang dirinya. la mulai mengrrti tentang keluarga yang ideal, agama dan masyarakat,
yang
dapat
diperbandingkannya
dengan
apa
yang
dialaminya
sendiri.
Menurut Erikson pada tahap ini dimensi interpersonal yang muncul adalah:
ego identity -4 > role confusionis. Pada masa ini remaja harus dapat mengirtegrasikan
apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang dirinya sebagai anak, siswa, teman,
anggota pramuka, dan lain sebagainya menjadi suatu kesatuan sehingga menunjukkan
kontinuitas dengan masa lalu dan siap menghadapi masa datang. . Peran orang tua yang pada
masa lalu berpengaruh secara langsung pada krisis perkembangan, maka pada masa ini
pengaruhnya tidak langsung. Jika anak mencapii masa remaja dengan rasa terima kasih
kepada orang tua, dengan penuh kepercayaan, mempunyai autonomy, berinisiatif, memiliki
sifat-sifat industry, maka kesempatannya kepada ego indentiti sudah berkembang.
6. Intimacy vs Isolation/Keakraban (19;0 25;0)
Yang dimaksud dengan intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri adalah
juga kemampuan untuk berbagai rasa dan memperhatikan orang lain. Pada tahap ini pun
keberhasilan tidak bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini tidak
terdapat di antara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang
disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagai rasa dan saling
memperhatikan.
7. Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut (25;0 45;0)
Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain di luar keluarganya
sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat

generasi ifi liidnp. Generativily ini bukan hanya terdapat pada orang tua (ayah dan ibu),
tetapi terdapat pula pada individu-individu yang secara aktif memikirkan kesejahteraan
kaum muda serta berusaha membuat tempat bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup.
Orang yang tidak berhasil mencapai gereralivily berarti ia berada dalam keadaan self
absorption dengan hanyr memutuskart perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan dan
kesenangan pribadinya saja.
8. Integrity vs Despair/Integritas (45;0 )
Pada tahap ini usaha-tisaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelepgkapan, dan
merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu. Integrity timbul dari
kemampupn individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan kepuasan.
Sedangkan kebalikannya adalah despair, yaitu keadaan di mana individu yang menengok ke
belakang dan meninjau kembali kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan
kehilangan arah, serta disadarinya bahwa jika ia memulai lagi sudah terlambat. Sebagai
rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan perkembangan afektif manusia
merupakan perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan
afektif suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap tahap
berikutnya. Jika anak mencapai tahap ketiga yang bergaul dengan anak bukan hanya orang
tuanya saja melainkan uiga orang dewasa lainnya di sekolah, yaitu guru. Guru yang
membimbing dan mengasuh peserta didiknya pada berbagai aspek tingknt kelas perlu
memahami dan menyadari sikap, kebutuhan dan perkembangan mereka.
D.
POLA
PERKEMBANGAN
KOGNITIF
DARI
JEAN
PIAGET
Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan
perkembangan umurnya Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan
dengan
perkembangan
kecerdasan
peserta
didik.
Piaget mengemukakan proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa melalui
empat
tahap
perkembangan,
yakni:
1. Tahap sensor motor (0;0 2;0).
Kegialan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat ai.ak mencapai kematangan dan
mulai. memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan
menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antaru
benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
2. Tahap praoperasional (2;0 7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan
untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang dianbil
hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan annlisis rasional. Anak biasanya
mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang
besar. Menurut pendapat mereka pesavat terbang adalah benda keci! yang berukuran 30 cm;
karena hanya itulah yang nampak pada mereka saal mereka menengadah dan melihatnya
terbang di angkasa.
3. Tahap operasional konkrit (7;0 II;0)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis
untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah
permasalahan yang konkret. Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas
sekolal yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anal sering
kali menjadi friistasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suati kata dalam tulisan
tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedi; jawabannya.
4. Tahap operasional formal (11; -15;0)

Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara
berpikir terhadap permasalahan dari semua kategor baik yang abstrak maupun yang konkret.
Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan buah piiirannya, dapat membentuk ide-ide,
berpikir
tentang
masa
depan
secara
realistis.
Sebelum menekuni tugasnya membimbing dan mengajar, guru atau calon gun sebaiknya
memahami teori Piaget atau ahli lainnya tentang pola-pola perkembangan kecerdasan
peserta didik. Dengan demikian men;ka memiliki landasan untuk mengembangkan harapanharapan yang realistik mengenai perilaku peserta didiknya
E.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN
perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu
periode tertentu dalam, kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat
memberiknn kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan
menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarrkat dan kesulitan untuk
tugas
perkembangan
berikutnya.
Tugas
perkembangan
pada
masa
kanak-kanak
1.
Belajar
berjalan.
2.
Belajar
makan
makanan
padat.
3.
Belajar
mengendalikan
gerakan
badan.
4.
Mempelajari
peran
yang
sesuai
dengan
jenis
kelaminnya.
5.
Memperoleh
stabilitas
fisiologis.
6. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7. Belajar inenghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang
lain.
8.
Pelajar
membedakan
yang
henar
dan
salah.
Tugas
perkembangan
masa
anak
1.Mempelajari
keterampilan
fisik
yang
diperlukan
untuk
permainan
tertentu.
2.Menibentuk sikap tertentu terhadap dfri sendiri sebagai organisme yang
sedang
tumbuh.
3.Belajar
bergaul
secara
rukun
dengan
teman
sebaya.
4.Mempelajari
peranan
yang
sesuai
dengan
jenis
kelamin.
5.Membina keterampilan dasar dalarr membaca, menulis dan berhitung.
6.Mengembangkan
konsep-konsep
yang
diperlukan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
7.Membentuk
kata
hati,
mbralitas
dan
nilai-nilai.
8.Memperoleh
kebebasan
diri.
9.Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga sosial.
Tugas
perkembangan
masa
Remaja
1. Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari
keduajenis
kelamin.
2.
Memperoleh
peranan
sosial
dengan
jenis
kelamin
individu.
3.
Menerima
fisik
dari
dan
menggunakan
badan
secara
efektif.
4. Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantupgan diri dari orang tua dan orang
dewasa
lainnya.
5.
Melakukan
pemilihan
dan
persiapan
untuk
jabatan.
6.
Memperoleh
kebebasan
ekonomi.
7.
Persiapan
perkavvinan
dan
kehidupan
berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektuai dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai
warga
negara
yang
baik.
9. Memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.
Tugas
perkembangan
masa
dewasa
awal
.

1.Memilih
pasangan
hidup.
2.Belajar
hidup
dengan
suami
atau
istri.
3.Memulai
kehidupan
berkeluarga.
4.Membimbing
dan
merawat
anak.
5.Mengolah
rumah
tangga.
6.Memulai
suatu
jabatan.
7.Menerima
tanggung
javvab
sebagai
warga
negara.
8.Menemukan
kelompok
sosial
yang
cocok
dan
menarik.
Tugas-tugas
perkembangan
masa
setengah
baya
1.Memperoleh
tanggung
jawab
sosi?l
dan
warga
negara.
2.Membangun
dan
mempertahankan
sandar
ekonomi.
3.Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia.
4.Membina
kegiatan
pengisi
waktu
serggang
orang
dewasa.
5.Membina
hubungan
dengan
pasanga.i
hidup
sebagai
pribadi.
6.Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri.
7.Menyesuaikan
diri
dengan
pertambuhan
umur.
Tugas-tugas
perkembangan
orang
tua
1.Menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik.
2.Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan.
3.Menyesuaikan
diri
terhadap
meninggalnya
suami/istri.
4.Menjalin
hubungan
dengan
perkumpulan
manusia
usia
lanjut.
5.Memenuhi
kewajiban
sosial
dan
sebagai
warga
negara.
6.Membangun
kehidupan
fisik
yang
memuaskan.
Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu hams sejalan dengan
perkembangan aspek-aspek. lainnya, yaitu fisik, nsikis serta emosional, moral dan sosial.
Dikemukakannya perkembangan yang dicapai individu pada masa kanak-kanak, masa
anr-.k, masa remaja, nasa dewasa awal, masa setengah baya dan masa tua.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama,
membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai seholah. Pendidikan dapat dimengerti
sebagai usaha masyarakat,- melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugastugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman.
waktu unttik melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai
kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan
masyarakat,
maka
dapat
dikatakan
bahwa
saal
untuk
mengajar
individu yang bersangkutan (the-teachable moment) telah tiba. Bila mengajarnya pada saat
yang
tepat
maka
liasil
pengajaraft
yang
optimal
dapat
dicapai.
Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri

You might also like