You are on page 1of 10

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI

DISUSUN OLEH
Riska fadilah
141211927

PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2015

ANATOMI DAN FISIOLOGI IMUN DAN HEMATOLOGI


DARAH
Darah membentuk 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter pada
wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis yaitu elemen selular khusus :
a. Eritrosis ( sel darah merah )
b. Leukosit ( sel darah putih )
c. Trombosit ( keeping darah )
Pergerakan darah yang terus menerus sewaktu darah mengalir melalui pembuluh
darah menyebabkan sel-sel darah relatif tersebar di plasma. Sel darah putih dan trombosit
yang tidak berwarna dan kurang padat dibandingkan eritrosit, termamfatkan dalam suatu
lapisan tipis berwarna krim yang dinamai buffy coat diatas kolom sel darah merah dan
lapisan membentuk kurang dari 1% volume darah total. (Watson, 2002)
PLASMA
Plasma karena merupakan cairan terdiri dari 90% air.
Air plasma adalah medium transport untuk banyak bahan inorganic
dan organik.
Air plasma berfungsi sebagai medium bagi bahan-bahan yang dibawa oleh
darah. Karena air juga memiliki kapasitas besar untuk menahan panas.
Maka plasma dan menyerap dan menyebarkan dan sebagian besar dari
panas yang dihasilkan oleh proses metabolism didalam jaringan ,

sementara suhu darah hanya mengalami sedikit perubahan . (Watson,2002)


Banya pungsi plasma dilaksanakan oleh protein plasma
Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma yang tidak
sekedar terangkut dalam plasma. Kompenen penting dalam keadaan
normal tetap berada dalam plasma dan melakukan banyak fungsi. Fungsi
penting tersebut adalah:

1. Tidak seperti konstituen plasma yang larut dalam air plasma, protein
plasma tersebar (terdispersi) sebagai kaloid.
2. Protein plasma ikut berperan dalam plasma menyangga perubahan pH.
3. Tiga kelompok protein plasma-albumin , globulin, dan fibrinogen berbagai
sifat fisika dan kimiawinya. (Watson ,2002)
ERITROSIT

Setiap militer adalah mengandung sekitar 5 milyar critrosit ( sel


darah merah atau SDM) secara rerata, yang secara klinis sering dilaporkan
dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta sel per militer kubik.
Struktur eritrosit sangat sesuai untuk fungsi utamanya mengangkut o2 dalam darah.
Sumsum tulang terus-menerus menganti eritrosit yang tua.
Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari ginjal.
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit.
Fungsi utama leukosit adalah sebagai agen pertahanan diluar darah.
Terdapat lima jenis leukosit : kelima jenis leukosit masuk kedalam dua kategori utama,
tergantung pada gambaran nucleus dan ada tidaknya granula dalam stoplasma dilihat
dengan mikroskop.( Watson,2002)
PROSES PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH
Eritrosit atau yang umumnya di sebut sebagai sel darah merah merupakan salah satu
komponen darah yang memberikan warna merah dengan cara pengikatan hemoglobin
eritroait oleh oksigen. Di dalam darah kita eritrosit berfungsi sebagai pengangkut
hemoglobin yang membawa oksigen dari paru paru menuju ke jaringan organ perifer
dan mengeluarkan karbondioksida dari jaringan / organ perifer menuju paru paru untuk
di keluarkan. Sehingga ketika jumlah eritrosit di dalam darah mengurang maka
seseorang akan tampak pucat karena kekurangan oksigen yang disebut gejala anemia
(kekurangan darah ). ( www. Dokterkreatif.com/2014)

BENTUK SEL DARAH MERAH


Bentuk eritrosil normalnya mempunyai diameter 7,8 m dengan tebal 2,5 m dan
volume sekitar 90 95 m. Bentuk eritrosit seperti lempeng cakram dan bikonkaf.
Namun bentuk ini bisa berubah menjadi lonjong karena eritrosit bersifat lentur dan tidak
mudah pecah karena agar bisa melewati pembuluh kapiler yang ukurannya lebih kecil
dari pada eritrosit. . ( Watson,2002)

JUMLAH NORMAL SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)


1. Jumlah eritrosit pada pria : 5.20000 300.00 mm. ( ada juga yang memberikan
standar normal jumlah eritrosit pria : 4.5 6.0 juta /mm )

2. Jumlah eritrosit pada wanita : 4.7000.000 300.00 mm. ( ada juga yang memberikan
standar normal jumlah eritrosit wanita : 4.0 5.5 juta /mm )
Secara fisiologis setiap 1 gram hemoglobin akan mampu mengikat 1.34 mm oksigen.
Pada pria maximal dalam 100 mm darah akan dapat membawa sekitar 20 mm
oksigen, sedangkan pada wanita akan mampu membawa 19 mm oksigen. .
(Watson,2002)

Ada 5 faktor yang dapat menurunkan oksigenasi tubuh :


Volume darah menurun.
Anemia.
Hemoglobin rendah.
Aliran darah kurang.
Penyakit paru.
( Watson,2002)

Proses pematangan sel darah merah ( eritrosit)


Pematangan sel darah merah ( eritrosit ) didalam darah sangat tergantung pada
pemasukan nutrisi dari makanan kedalam tubuh seseorang. Pada pematangan ini ada dua
vitamin terpenting untuk proses pematangan eritrosit yaitu :
Asam volat.
Vitamin B 12.
Dari kedua vitamin tersebut akan membentuk timidin trifosfat yang akan membangun
inti DNA eritrosit. Kekurangan kedua vitamin tersebut akan menjadikan abnormalitas
pematangan dan inti sel DNA eritrosit. . ( Watson,2002)

Proses pembentukan hemoglobin didalam eritrosit


Hemoglobin merupakan unsur penting yang berada di dalam eritrosit. Dengan adanya
hemoglobin eritrosit dapat menghantarkan oksigen ke semua orga tubuh. Secara fisiologis
tubuh mensintesis didalam siklus krebs mulai dari fase proeritroblas sampai retikulosit

didalam fase pembentukan eritrosit. Dalam pembentukan hemoglobin akan di awali


dengan susunan 2 suksinil KOA yang akan bergabung dengan + 2 glisin.
Metabolism zat besi ( fe ) dalam tubuh
Tubuh mendapatkan zat besi dari intake makanan yang masuk kedalam tubuh. Ada
banyak sekali jenis makanan yang mengandung zat besi, seperti : daging, kacang
kacangan, tempe , tahu, dll. makan menjadikan appotransferin menjadi transferin yang
akan beredar di dalam sirkulasi darah. Zat besi dengan transferin terikat dengan ikatan
longgar kemudian akan masuk kedalam eritroblas dengan cara endositosis. Kemudian di
dalam mitokondria transferin akan melepaskan zat besi untuk pembentukan heme. .
( Watson,2002)
Penghancuran sel darah merah ( eritrosit ) yang sudah tua
Masa hidup eritrosit didalam tubuh sekitar 120 hari. Eritrosit merupakan sel yang tidak
mempunyai inti, mitokondria, dll. Namun memiliki enzim enzim sitoplasma yang akan
memetabolisme glukosa dan membentuk edeno trifosfat yang mempunyai kemampuan
seperti berikut :
Pertahanan kelenturan eritrosit saat melewati kapiler yang berukuran lebih kecil.
Pertahanan transport ion melalui membran.
Pertahanan hemoglobin agar membentuk zat besi dengan bentuk fero bukan feri.
Pencegahan oksidasi protein di eritrosit.
Jika massa hidup eritrosit habis, maka membran eritrosit akan menipis dan akan
dihancurkan di kapiler limfa yang berukurang sangat kecil. Kemudian zat b esi dalam
eritrosit tua yang sudah dihancurkan akan dilepaskan dan dicerna oleh sistem fagositmonosit, sehingga besi akan dibebaskan dan disimpan dalam bentuk feritin didalam hati
dan sumsum tulang. . ( Watson,2002)
Pertahanan tubuh
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing atau
sel abnormal yang berpotensi merugikan.
a. Mempertahankan tubuh dari patogen invasive ( mikroorganisme penyebab
penyakit misalnya bakteri dan virus).
b. Menyingkirkan sel yang aus dan jaringan yang rusak oleh trauma atau
penyakit , memudahkan jalan untuk penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
c. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal atau mutan yang berasal dari tubuh .
fungsi ini dinamai immune surveillance , merupakan mekanisme pertahanan
internal utama terhadap kanker.
d. Melakukan respon imun yang tidak pada tempatnya yang dapat menyebabkan
alegi.

Bakteri dan virus patogenetik adalah sasaran utama system imun


Leukosit adalah sel efektor system imun.
Fungsi leukosit
a. Neutrofil adalah memiliki mobilitas tinggi yang dapat menelan dan
menghancurkan bahan yang tidak diinginkan.
b. Eosinofil adalah mengeluarkan bahan kimia yang menghancurkan
cacing parasitic dan berperan dalam reaksi alergik.
c. Basofil adalah mengeluarkan histamin dan heparin serta juga berperan
dalam reaksi alergik.
d. Monosit adalah berubah menjadi makrofag yaitu spesialis fagositik
besar yang berada di jaringan.
e. Limfosit
( Watson,2002)
Respon imun mungkin bawaan dan nonspesifik , atau adaftif dan spesifik.
System imun bawaan yang membentuk lini pertahanan terhadap sel
atipikal ( se lasing mutan atau cedea ) didalam tubuh , mencakup

peradangan , interferon, sel natural killer, dan system komplemen.


Peradangan adalah suatu respons nonspesifik tehadap invasi benda asing
atau kerusakan jaringan yang terutama diperantarai oleh fagosit
professional ( neutrofil dan monist yang berubah menjadi magrofag) serta

berbagai sekresinya.
Sel fagositik menghancurkan sel asing dan sel rusak dengan dengan
fagositosis dan pengeluaran bahan-bahan kimia mematikan.
Vasodilitasi dan peningkatan permeabilitas kapiler local , yang dipicu oleh
histamin , ditempat invasi atau cedera memungkinkan peningkatan
penyaluran leukosit fagositik precursor protein plasma inaktif yang
penting bagi proses pradangan. . ( Watson,2002)

Imunitas
System imun adaftif tidak saja mengenal molekul asing yang berbeda
dari molekul diri-sehingga sehingga reaksi imun destruktif tidak
menghancurkan tubuh sendiri tetapi juga dapat membedakan antara
jutaan molekul asing yang berbeda.

Terdapat dua kelas besar respon imun didapat : imunitas yang


diperantai oleh ati bodi ( imunitas humoral ) dan imunitas yang
diperantai oleh sel ( imunitas selular).

Limfosit : imunitas yang diperantai oleh antiodi


Setiap sel bel mengenal antigen ekstrasel bebas spesifikyang tidak
berkaitan dengan antigen diri yang ada dipermukaan sel, misalnya

antigen yang terdapat dipermukaan bakteri.


Setelah diaktifkan oleh peningkatan dengan antigen spesifiknya , sel
berpoliferasi dengan cepat , menghasilkan klon dan jenisnya sendiri
yang dapat secara spesifik melancarkan serangan terhadap antigen

tesebut.
Sel plasma mengkhusukan diri mengeluarkan antibodi yang beredar
secara bebas untuk mengepung bakteri ( benda asing lain ) dalam

bentuk bebas yang memicu pembentukannya.


Subkelas antibodi
Antibodi dikelompokkan menjadi lima subkelas berdasarkan
perbedaan dalam aktivitas biologisnya:
Immunoglobulin IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan
sel B untuk mengikat antigen dan sekresikan pada tahap-tahap

awal respon sel plasma.


IgM iminoglobulin terbanyak dalam darah , diproduksi dalam
jumlah besar ketika tubuh kemudian terpajan ke antigen yang

sama.
IgM ikut melindungi tubuh dari cacing parasitik dan
merupakan mediator antibodi untuk respons alergik umum,

misalnya hay fever , asma ,dan urtikaria.


IgM ditemukan dalam sekresi system percenaan , pernafasan,

dan kemih-kelamin , serta dalam air susu dan air mata.


IgM terdapat permukaan banyak sel B tetapi fungsinya belum
diketahui.

Golongan darah adalah suatu bentuk imunitas alami.


Golongan darah abo
Membrane permukaan eritrosit manusia mengandung antigen-antigen herediter yang
bervariasi sesuai golongan darah. Antibody terhadap antigen eritrosit yang tidak ada

eritrosit didalam tubuhnya sendiri mulai muncul dalam plasenta setelah bayi berusia 6
bulan . karena itu , plasma darah golongan A mengandung antibody anti B , darah
golongan B memiliki antibody A , tidak ada antibody yang berkaitan dengan system ABO
pada darah golongan AB , dan kedua antibody anti-A dan anti-B terdapat dalam darah
golongan O.
Donor darah penerima darah universal
Golongan darah O tidak memiliki antigen A atau B maka eritrosit mereka tidak akan
diserang oleh antibody anti-A anti-B sehingga mereka dianggap sebagai donor universal.
System golongan darah lain
Yang memiliki faktr Rh ( suatu antigen eritrosit yang pertama kaliditemukan pada monyet
rhesus sehinnga diberi nama Rh ) memiliki darah positif , sedangkan yang memilikinya
dianggap memiliki darah negative Rh, berbeda dari system ABO , tidak terapat antibody
alami yang terbentuk terhadap factor Rh.
Penyakit imun
Penyakit imun ada dua jenis : penyakit imunodefisiensi (respon imun kurang
memadai ) atau serangan imun tidak sesuai ( respon imun yang berlebihan atau

salah sasaran).
Penyakit imunodefisiensi , system imun gagal mempertahankan tubuh secara
normal dan infeksi bakteri atau virus masing-masing akibat deficit pada sel B atau

sel T.
Serangan imun tidak pada tempatnya, system imun berlaku berlebihan , terdapat

tiga kategori dalam kelompok ini yaitu:


1. Pada penyakit otoimun
2. Peyakit komoleks imun
3. Alergi atau hipersensitivitas
Pertahanan eksternal
Permukaan tubuh yang terpajan kelingkungan luar-baik penutup luar yaitu kulit
maupun lapisan dalam rongga-rongga internal yang berhubungan dengan
lingkungan eksternal berfungsi tidak saja sebagai penghalang mekanis untuk
mencegah masuknya patogen tetapi juga berperan aktif dalam menolak masuknya
bakeri dan bahan lain yang tidak diperlukan.
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu : epidermis disebelah luar yang avaskular dan
berkeratin serta jaringan ikat dermis disebelah dalam.
Epeidermis mengandung empat jenis sel

1. Melanosit menghasilkan suatu pigmen . melanin yang warna dan jumlahnya


menentukan warna kulit.
2. Sel paling banyak adalah keratinosit
3. Sel langerhans berfungsi dalam imunitas spesifik dengan menyyajikan antigen

kepada sel T penolong.


4. Sel granstein menekan respons imun yang diaktifkan oleh kulit
dermis mengandung
a. pembuluh darah yang member makan kulit dan berperan pentingdalam
mengatur suhu tubh
b. ujung saraf sensorik yang member informasi mengenai lingkungan eksternal
c. kalenjar esokrin dan folikel rambut, yang terbentuk melalui invaginasi khusus
epitel diatas.
d. Kalenjar eksokrin kulit terdiridari kalenjar sebasea yang menghasilkan sebum,
bahan berminyak yang melunakkan kulit yang menyebabkan kedap air dan
kalenjar keringat.
e. Selain itu kulit membentuk vitamin D dengan keberadaan sinar matahari.
f. Disamping kulit , rute utama digunakan patogen masuk kedalam tubuh adalah
1. System pencernaan
2. System kemih-kelamin
3. System pernafasn.
System pernafasan adalah bulu hidung , yang menyaring partikel besar yang
terhirup, mekanisme reflex batuk dan bersin ,yang masing-masing
mengeluarkan bahan iritan dari trakea dan hidung, serta tonsil dan adenoid,
yang membentuk pertahanan imunologis. . ( Watson,2002)

Daftar pustaka
-

Watson,rogen. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat e/10.egc.


Sherwood , lauralee .2011 . fisiologi manusia : dari sel kesimtem imun.

Penerbit
-

Sherwood , lauralee .2011 . fisiologi manusia : dari sel kesimtem imun


System ed 6 . Jakarta. Egc.

A.v.hoffbrand. J . E . P .A . H . Moss. 2005. Hematologi Jakarta: EGC ed.4.


www. Dokterkreatif.com/2014/11/mengetahui pembentukan sel darah merah
eritrosit.html.

You might also like