You are on page 1of 27

BAB II

PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORI
1. TAHAP PERKEMBANGAN DEWASA AWAL
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa,
peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la
tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun
psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang
untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa
yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami
dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa
bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman
baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu
masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung
jawab terhadap masa depannya.
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan
dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi
puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang
prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak
inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Secara umum, mereka yang tergolong

dewasa

muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut


seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang
dewasa

muda

termasuk

secarafisik (physically
intelektual (cognitive

masa

transisi,

baik

trantition), transisi
trantition), serta

transisi

transisi
secara
peran

sosial (social role trantition).


A. PERKEMBANGAN FISIK DEWASA AWAL
1. Dewasa Awal sebagai Masa Transisi
a. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999)
diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami
peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua.
Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut
sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah

tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar


dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai
seorang

anak

atau

remaja,

tetapi

sebagaimana

layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan


fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya
bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat
bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya
ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala
tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan
hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran,
akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi
hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau
perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya
perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus,
perubahan

suara,

menstruasi,

dan

kemampuan

reproduksi.
b. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller,
1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998),
kapasitas

kognitif

masa operational

dewasa

muda

formal, bahkan

tergolong

kadang-kadang

mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms,


1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan

masalah

yang

kompleks

dengan

kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi


intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari
SMU

dan

masuk

ke

perguruan

tinggi

(uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat


universitas, mereka mengembangkan karier untuk
meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun
demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju,
banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya

pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan


dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai
dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam
pekerjaan di lingkungan sosialnya.
c. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan
dengan pacarnya (dating),untuk segera menikah agar
dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah
tangga yang baru, yakni terpisah dari kedua orang
tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru
inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun
wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai
individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun
sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknya. Seorang
laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan
seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa
meninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja.
Namun demikian,ntak sedikit seorang wanita mau
meninggalkan kariernya untuk menekuni tugas-tugas
kehidupan sebagai ibu rumah tangga, agar dapat
mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat
dalam

aktivitas-aktivitas

sosial,

misalnya

dalam

kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan


pengurus RT/RW.
2. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
a. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang
dewasa

muda

berusaha

menyalurkan

seluruh

potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur


karier. Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian
dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena
mereka sedang merintis dan membangun kehidupan
ekonomi

agar

benar-benar

mandiri

dari

orang

tua. Selain

itu,

mereka

yang

menikah

hams

rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena


itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa,
seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik
dengan pekerjaannya.
b. Ketekunan
Untuk
dapat
mencapai

kemapanan

ekonomis

seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang


disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja
yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang
pendidikannya,

mereka

umumnya

akan

tekun

mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya dengan


baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari
kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan.
Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan
ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila
karier

yang

suram

(gagal),

kehidupan

ekonomi

seseorang pun suram. Namun, tak sediki seorang


individu yang belum cocok dengan pekerja. Dan dan
penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka
segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang
dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka
yang masih membujang atau belum menikah. Kalau
mereka telah menikah, umumnya akan menekuni
bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih paspasan, dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan
yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
c. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang
berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal.
Orang

yang

merniliki

motivasi

Internal,

biasanya

ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi


lingkungan eksternal, seseorang akan bekerja secara

tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang


diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh
hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.
3. Kesehatan Dewasa Muda
Pengertian Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi
masalah kesehatan dunia (WHO),memberi definisi
mengenai kesehatan. Menurut WHO yang dimaksud
dengan

sehat(healthy) adalah

kondisi

sehat

sejahtera baik secara fisik, mental maupun sosial


yang ditandai dengan tidak adanya gangguangangguan atau simtom-simtom penyakit, seperti
keluhan sakit fisik, keluhan emosional (Papalia,
Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994). Kondlsi
kesehatan seseorang berhubungan erat dengan
beberapa

kebiasaan

perilaku

individu

yang

bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang


sehat,

diperlukan

kebiasaan-kebiasaan

perilaku

yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang


dapat

menopang

kesehatan

seseorang,

di

antaranya (1) makan secara teratur (tiga kali:


sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak
termasuksnack); (2) perlu mengonsumsi makanmakanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi,
protein, vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi),
misalnya
melakukan

empat

sehat

aktivitas

lima

secara

sempuma;
seimbang

(3)

antara

kegiatan bekerja/belajar dengan kegiatan olahraga;


(4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8
jam; (5) membiasakan diri untuk tidak merokok; (6)
membiasakan

diri

untuk

tidak

mengonsumsi

narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7)


tidak mengonsumsi makanan yang mengandung

kolesterol

tinggi

{daging

sapi/kambing, fast-

food/sea food (udang, cumi). Individu yang secara


tekun

mengikuti

kebiasaan-kebiasaan

tersebut,

umumn ya akan memiliki taraf kondisi kesehatan


yang

baik

daripada

individu

yang

tidak

melakukannya.

Perilaku dan Status Kesehatan


Status kesehatan seseorang sangat berkaitan
dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilaku
orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan
memberi

pengaruh

sebaliknya
memberi

positif

kebiasaan
dampak

pada

yang

negatif.

kesehatannya,

salah

cenderung

Akibatnya,

individu

mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam


Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya
individu

untuk

mengatasi

suatu

penyakit

dan

menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health


behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior
.
1) Health

behavior adalah

aktivitas-aktivitas

yang dilakukan individu yang diyakini akan


dapat membangun kesehatannya dengan
cara

mencegah

suatu

penyakit

atau

menanggulangi gangguan penyakitnya.


2) Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas
yang

dilakukan

orang

yang

sakit,

guna

memperoleh informasi, nasihat atau cara


penyembuhannya
kembali.
3) Sick role
dilakukan

agar

dirinya

behavior adalah
individu

aktivitas

untuk

penyembuhan dari rasa sakitnya.


4. Perkembangan Kognitif Dewasa Muda Awal

sehat
yang
proses

Masa

perkembangan

dewasa

muda (young

adulthood] ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan


segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan

tinggi

(universitas/akademi).

Mereka

bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi


yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba dan
bersaing

dengan

orang

lain

guna

mem-buktikan

kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi


untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan
diikuti

sebab

dengan

keberhasilan

itu,

ia

akan

meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata orang


lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya
individu telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu,
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian
tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian,
individu akan

mampu memecahkan masalah secara

sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatifkreatimya sehingga ia akan memperoleh pengalamanpengalaman
tersebut,

baru.
akan

Dengan
semakin

pengalaman-pengalaman
mematangkan

kualitas

mentalnya.

II. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu
yang dianggap stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998),
meskipun

setiap

keluarga

melalui

tahapan

perkembangan

secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti


pola yang sama.
Tahap perkembangan Keluarga dengan anak dewasa

Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan


pertengahan sampai akhir 30-an (Edelman and mandle, 1994).
Sselama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari
keluarga

asal

mereka,

memutuskan apakah

membangun

tujuan

karier

dan

akan menikah dan memulai sebuah

keluarga atau tetap sendiri.


Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh
tantangan, penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi
tuntutan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang
dewasa juga dapat diberi penghargaan karena karier mereka
dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi
krisis seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia,
kemungkinan

kehilangan

pekerjaan

dengan

berubahnya

lingkungan ekonomi dan kebutuhan perkembangan mereka


sendiri.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang
teratur dalam karakter dan sikap. Perkembangan setiap orang,
bagaimana pun, merupakan sebuah proses yang unik (Haberet,
1992). Perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk proses
alami maturasi dan sosialisasi.
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir

pada

saat

anak

terakhir

meninggalkan

rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada


atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
III. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Sebagian
menyelesaikan
kemudian

besar

pendidikan

mereka segera

pekerjaanya.

golongan

Kehidupan

sampai
memasuki

psikososial

dewasa
taraf

muda
universitas

telah
dan

jenjang

karier

dalam

dewasa

muda

makin

kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain


bekerja,

mereka

akan

memasuki

kehidupan

pernikahan,

membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap


harus memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan
keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak
masa remaja sebelumnya. Havighrust (Turner dan Helms, 1995)
mengemukakan

tugas-tugas

perkembangan

dewasa

muda,

diantaranya :
a) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
b) Membina kehidupan rumah tangga
c) Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan
ekonomi rumah tangga
d) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda
semakin memiliki kematangan fisiologis (seksua) sehingga
mereka

siap

melakukan

tugas

reproduksi,

yaitu

mampu

melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan


memenuhi persyaratan yang syah.

Membina kehidupan rumah tangga


Dewasa awal yang telah bekerja, mereka mempersiapan
dan membukuan diri bahwa mereka sudah mandiri secara
ekonomis, artinya sudah tidak bergantung agi dengan orang tua.
Sikap yng mandiri ini merupakan langkah yang positif bagi
mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk
memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih
dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaikbaiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup mereka harus
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan
hidup

masing-masing.

Mereka

juga

dapat

melahirkan,

membesarkan,

mendidik,

dan

membina

anak-anak

dalam

keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua


orang tua ataupun saudara-saudara.
Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan
ekonomi rumah tangga
Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak
prestasi. Mereka bekerja keras dan bersaing untuk menunjukkan
prestasi kerja. Dengan prestasi kerja yag baik akan memberikan
kehidupan yang makmur sejhtera bagi keluarganya.
Menjadi warga negara yang baik.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap
orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengahtengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga
negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundangundangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara,
seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan
(KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke
luar negeri), (2) membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik,
air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga
ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan
diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut
terlibat

dalam

membersihkan

kegiatan
selokan,

gotong

royong,

memper-baiki

kerja

bakti

jalan,

dan

sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan


tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma
sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu,
yang menjalani ajaran agama, mungkin tidak mengikuti tugas
perkembangan, yaitu mencari pasangan hidup dan membina
kehidupan rumah tangga.

Tugas perkembangan keluarga mulai melepas anak sebagai


dewasa
Menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
Tugas perkembangan berkisar pada pembinaan hubungan
intim dengan orang lain, terutama hubungan intim dengan
lawan jenis, yang ditandai dengan saling mengenal pribadi
seseorang baik kekurangan ataupun kelebihan masing-masing
individu yang dilanjutkan dengan berpacaran dan menikah
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
Dengan rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu
lebih banyak untuk mencurahkan perhatian pada kegiatankegiatan

dan

hubungan-hubungan

lain,

termasuk

mempertahankan hubungan intim.


3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
Suami/istri diharapkan dapat membantu dan menyokong
anggota

keluarga

yang

lebih

tua

semaksimal

mungkin.

Aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk


mulai mulai dari menelpon secara rutin hingga bantuan
finansial, transportasi, dan mengunjungi serta merawat orang
tua mereka dirumah.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung dengan
kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak dewasanya.
Tugas perkembangan masa dewasa awal (1929 tahun)
Menurut Havighurst, tugas-tugas yang harus diselesaikan di setiap
tahapan perkembangan.

Mencari dan memilih pasangan hidup


Belajar hidup bersama pasangan
Memulai sebuah keluarga
Merawat anak
Mengatur rumah tangga
Memulai jenjang karier/bekerja
Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara (sipil)
Menemukan kelompok sosial yang sesuai

IV. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT


Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang
terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi
dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu.
Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun
waktu

tertentu.

Pada

setiap

tahapan

mempunyai

tugas

perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut


dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan
keluarga serta tugas tugas perkembangannya. Hal ini penting
mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah
keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah
yaitu potensial atau aktual.
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:

Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota

keluarga
Nasehat untuk hidup mandiri
Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai
sebuah keluarga

V. MASALAH KESEHATAN
a. Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah
kesehatan utama minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka
dapat

menempatkan

mereka

pada

resiko

penyakit atau

kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa


awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap penyakit
kronis

tertentu

seperti

diabetes

mellitus

dan

hiperkolesterolemia keturunan ( Price dan Wilson, 1992).


Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih umum
terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga
meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi 15-20%

dewasa sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa


awal (Bobak dan Jensen, 1993)
1. Faktor Risiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari
komunitas, gaya hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko
ini mempunyai kategori sebagai berikut ;
Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas
dan morbilitas pada populasi dewasa awal. Kematian
dan

cedera

dapat

terjadi

karena

serangan

fisik,

kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan lain


dan usaha bunuh diri.
Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan
yang mengakibatkan cedera atau kematian, yaitu :
Kemiskinan
keretakan keluarga
penganiayaan
pengabaian anak
Penting sekali bila seseorang perawat melakukan
pengkajian

psikososial

secara

keseluruhan

termasuk

faktor seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik


dan peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan
dan system pendukung sosial untuk mengetahui faktor
risiko terhadap kekerasan personal dan lingkungan.

Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak
langsung berperan terhadap mortalitas dan morbilitas
pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat
menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan kedaraan
bermotor yang dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan

permanen.

Penyalahgunan

pada

obat

stimulan dan depresan yang (upper) dapat menekan


system kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat
meluas sehingga menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa,
khususnya pada tahap awal. Informasi yang penting

mungkin diperoleh dengan membuat pertanyaan yang


spesifik tentang masalah medis di masa lalu, perubahan
masukan makanan, pola tidur atau masalah labilitas
emosi. Laporan penangkapan karena mengemudi saat
intoksikasi, penganiayaan istri dan anak atau perilaku
yang

melanggar

kemungkinan

peraturan

penyalahgunaan

untuk
obat

memeriksa

secara

cermat

(Winger, Hofmam dan Woods, 1992).

Kehamilan yang tidak diinginkan


Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih
umum terjadi pada masa remaja, sebanyak 55%
kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan
tengah ( Alan Guttmacher Institute). Kehamilan yang
tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan
emosional jangka panjang pada masa awal dewasa.
Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber
stress yang berkelanjutan. Sering kali dewasa awal
yang

mempunyai

tujuan

pendidikan,

karier

dan

mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan


pada tujuan tersebut dapat mempengaruhi hubungan
masa depan dan hubungan orang tua-anak nantinya.

Penyakit Menular Seksual (PMS)


Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia,
gonore, herpes genital dan AIDS. Penyakit sekual
menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya
rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu
gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpes
genital,

infertilitas

yang

diakibatkan

gonore

atau

bahkan kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit ini


dapat terjadi pada orang yang aktif secara seksual dan
diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi pada
individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).

Faktor Lingkungan dan Pekerjaan


Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu :

paparan

terhadap

partikel

udara

yang

dapat

menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit paru


yang termasuk silikosis berasal dari inhalasi bedak atau
debu silikon dan emfisema karena kanker disebabkan
paparan tentang pekarjaan dapat menyerang paru, hati,
otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan
pekerjaan

terhadap

bahan-bahan

berbahaya

harus

menjadi bagian rutin pengkajian perawat.


2. Gaya hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large
dan higiene personal yang buruk meningkatkan risiko
penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam keluarga
seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik
meningkatkan risiko penyakit juga. Peran perawat dalam
meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor yang
meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan
vaskular yang diketahui dengan baik pada perokok dan
orang yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan rokok
meningkatkan
bronkhitis

risiko

kronis.

kanker
Nikotin

paru-paru,
pada

emfisema

tembakau

dan

adalah

vasokontriktor yang bekerja pada arteri koroner, darah


meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan
arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan
vasokonstriksi perifer dan memicu masalah vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas
adaptif tubuh. Pola latihan dapat mempengaruhi status
kesehatan.

Latihan

yang

dilakukan

terus-menerus

meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3


kali seminggu meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan
menurunkan

rata-rata

tekanan

darah

dan

denyut

jantung. Selain itu latihan menurunkan

kecenderungan

mudah lelah insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat


harus

melakukan

pengkajian

muskuloskletal

secara

menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot, dan


pengkajian

psikososial

untuk

meningkatkan

toleransi

terhadap stres dalam menentukan efek-efek latihan.


Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal
pada

dewasa

awal

dapat

menjadi

faktor

risiko.

Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang


mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan
risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk meningkatkan risiko
penyakit periodontal.
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa
awal pada risiko berkembangnya penyakit pada masa
dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya, seorang pria
muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai
infark

miokard

(serangan

jantung),

pada

usia

50-an

mempunyai risiko infark miokard di masa depan. Adanya


penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan
risiko bagi

anggota keluarga terhadap

perkembangan

penyakit itu. Risiko penyakit keluarga jelas merupakan


penyakit

herediter.

Kurangnya

kepatuhan

untuk

pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada


risiko penyakit berat karena kegagalan deteksi dini.
3. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter
pada pria, wanita atau pasangan.

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEOROTIS DEWASA AWAL

C. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEWASA AWAL

A. PENGKAJIAN

1.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Data Umum
Nama Kepala keluarga (KK)
: Tn. S
Usia
: 46 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: POLRI
Suku/Bangsa
: Jawa
Alamat
: Kendal
Komposis keluarga
:

N Nama
o

Umur

Jenis

Hub

kelamin

dgn KK

Riwayat
Pendidika
n

Keteranga
n

Ny. S

Nn. T

An. H

An. I

An. R

46

Perempua

tahun

20

Perempua

tahun

15

Perempua

tahun

11

Perempua

tahun

Laki-laki

Ibu

Sarjana

Hidup

Anak

SLTA

Hidup

Anak

SMP

Hidup

Anak

SD

Hidup

Anak

Hidup

tahun

i) Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah tradisonal nuclear atau
kelaurga inti diamana Tn. S dengan istri dan anak-anaknya
tinggal bersama. Keluarga TN. S termasuk tipe keluarga
pasangan suami dan istri bekerja

dimana bekerja sebagai

POLRI dan jarang berkumpul dengan keluarga selama periode


tertentu dalam siklus kehidupan berkeluarga.
j) Genogram

Keterangan:

: Laki- laki

:Meninggal

: Perempuan

:tinggal serumah

: klien

k) Sifat keluarga
1)
Pengambilan keputusan
Keluarga Tn. S apabila ada masalah diselesaikan dengan
cara bermusyawarah tetapi keputusan tetap di ambil oleh
2)

kepala keluarga yaitu Tn. S.


Kebiasaan hidup sehari-hari
1. Kebiasaan tidur/istirahat
Keluarga Tn. S tidur atau sudah masuk kamar pada
jam 9 malam.
2. Kebiasaan rekreasi
Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu
kali yaitu pada saat lebaran. Untuk rekreasi sehari
hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.
3. Kebiasaan makan keluarga
Keluarga Tn. S memiliki kebiasaan sarapan bersama
setiap pagi, sedangkan untuk makan siang mereka
makan

masing-masing

karena

Ny.

disekolah

mengajar, kemdian 3 anaknya sudah bersekolah dan


makan siang di sekolah dan makan malam berkumpul
bersama lagi sekitar jam 7 malam
l) Status social ekonomi keluarga
Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata
rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai
seorang guru yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari
pengasilan tersebut

akan dibagi untuk kebutuhan sehari

hari dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada


kebutuhan yang tidak terduga.
m) Suku bangsa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S


adalah penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam
keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan
tidak ada pantangan atau halhal yang lain asalkan tidak
bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut
kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan
dirasakan tidak ada.
n) Agama
Semua anggota

keluarga

beragama

islam,

taat

menjalankan shalat 5 waktu. Sering kali tidak melakukan


shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat waktu
untuk kumpul.

2.

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a) Memperluas pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa
awal
b) Membantu anak untuk mandiri
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S,

beliau

mengatakan tugas perkembangan menghadapi anak usia


dewasa awal belum terpenuhi semua,

Tn.S belum bisa

menyiapkan anakanaknya untuk mandiri dan tanggung jawab


karena kesibukan.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka
berpacaran sekitar 1 tahun. Keempat anaknya merupakan
anggota keluarga yang direncanakan, mereka menyayangi
semuanya.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik,
dan saudarasaudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga,
tidak ada konflik dalam berhubungan.
3.
Lingkunngan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri
dengan tipe permanen, terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah),

1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur dan 3


kamar mandi/WC ( atas dan bawah ) dengan uuran rumah 9 X
18 m
b. Ventilasi dan pencerahan
Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat jendela diruang
tamu dan dikamarkamar
c. Persedian air
Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa
dan didapatkan dari PDAM.
e. Pembuangan sampah
Sampah bisanya dibuang setiap hari seebelum melakukan
rutinitas masing masing bergiliran dilakukan oleh anggota
keluarga. Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari
yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak
mandi 1 minggu sekali.
Pembuangan air limbah
Limbah hasil kegiatan mencuci bisanya di buang memalui got.
g. Jamban/WC
WC terletak di dalam rumah disetiap kamar mandi. Keluarga
f.

menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah dengan


jarak +10 m.
h. Denah rumah
Ukuran rumah: 9 x 18

6
2

7
8

4
5

10

10

Rumah tampak bersih dan tidak kotor.. .

Keterangan:
5. ruang tamu
6. dapur

1. tangga ke atas

7. kamar mandi, WC

2. ruang makan
3. kamar

tidur

tempat sholat
4. kamar tidur

dan

8. tempat sampah
9. sumur
10.septic tank

i.

Lingkungan sekitar rumah


11. Keluarga bisanya membersihkan halaman rumah dan got setiap
minggu atau setiap hari libur, jadi bisa dikatakan lingkungan sekitar
rumah Tn. S bersih. Keluarga mengenal masalah yang ditimbulkan
dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan mudah
terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka
menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah

j.

atau malaria.
Sarana komunikasi dan transportasi
12.
Keluarga Tn. S mempunyai Handphone untuk berkomunikasi
apabila berjauhan dan transportasi yang dingunakan untuk berpergian

adalah kendaraan pribadi motor dan mobil.


k. Fasilitas hiburan
13.
Keluarga Tn. S menghabiskan waktu senggang mereka dengan
l.

4.

berkumpul bersama sambil menonton TV


Fasilitas pelayanan kesehatan
14.
Keluarga Tn. S memiliki BPJS yang digunakan untuk berobat dan

sarana yang dikunjungi biasanya puskesmas.


Sosial
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
15. Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi
mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup
baik, meskipun

Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol

dengan tetangganya.
2. Mobilitas Geografis keluarga
16.

Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam satu

asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S
tinggal serumah.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
17.

Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti

kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada


kegiatankegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya. Ny. S
sehariharinya bekerja sebagai guru di sebuah SMA Negeri.
4. Sistem pendukung keluarga
18.

Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering

kali membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami

masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga
saling membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.
5. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi Keluarga
19.Pola komunikasi
terbuka.

Setiap

yang

anggota

digunakan

keluarga

bebas

adalah

pola

komunikasi

menyampaikan

keluhan

ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan anggota


keluarga saat perawat berkunjung.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
20.
Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S
karena Tn.S sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari
anggota

keluarga

maka

akan

dibicarakan

bersama.

Dalam

menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan


hasil keputusan bersama.
3. Stuktur Peran
21.
Tn. S sebagai kepala

keluarga

yang

memenuhi

semua

kebutuhan ekonomi keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang
mengerjakan dan mengatur semua pekerjaan rumah seperti: memasak,
mengurus anak, menyapu, memenej keuangan dan semua pekerjaan
rumah.
4. Nilai dan norma keluarga
22.
Menurut
Tn.S,

semua

anggota

keluarganya

berusaha

menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga


merupakan gambaran nilai dari

agama yang dianut, tidak terlihat

adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status
kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini
oleh

keluarga

dan

juga

tidak

bertentangan

dengan

masyarakat

sekitarnya.
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
23. Keluarga berusaha memenuhi kebutuhan psikososial anaknya sesuai
dengan tahap perkembangan usia masing masing. Keluarga didalam
rumah saling menyayangi.
b. Fungsi sosialisasi
24. Keluarga Tn. S mengasuh anak-anak mereka dengan penuh kasih
sayang sehingga prilaku yang terbentuk pada anak-anak keluarga Tn. S
bermoral baik. Keluarga Tn. S bersama-sama dengan istrinya dalam
mengasuh anak mereka

c. Fungsi perawatan kesehatan


a) Mengenal masalah kesehatan
25.
Keluarga Tn. S sangat mengetahui penyakit yang dialmi oleh Ny.
S yang mengalami hipertensi. Tn. S juga mengetahui apa saja yang dapat
memicu tekanan darah istirinya dan Tn. S juga sangat tau apabila istrinya
mengalami kekambuhan.
b) Memutuska untuk merawat
26.
Tn. S mengatakan ingin merawat istrinya apabila hipertensi
istrinya kambuh karena Tn. S merasa cukup tau tetang penyakit istrinya.
c) Mampu merawat
27.
Tn. S merasa mampu merawat istrinya, namun ada beberapa
hal yang membuatnya tidak bisa yaitu kelakuan istrinya yang tidak mau
mengikuti aturan untuk meninggkatkan kesehatannya.
d) Modifikasi lingkungan
28.
Tn.
S
berusaha

mengurangi

kemungkinan cidera pada istrinya dengan merenofasi kamar mandinya


dengan membuat lantai kamar mandi lebih kasar.
e) Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
29.
Tn. S akan
keluarganya

apabila

salah

satu

anggota

membawa

keluarga

nya

anggota
sakit

ke

puskesmas. Dengan menggunakan BPJS apabila benar-benar mendesak.


d. Fungsi reproduksi
30.Tn. S dan istrinya memiliki 4 orang anak, dimana 3 anak perempuan dan 1
anak laki-laki. Tn. S tidak pernah merencanakan metode apapun dalam
mengendalikan jumlah anak mereka. Tn. S menginginkan anak-anaknya
nanti biasa menjadi kebanggaan dan mempunyai karir yang baik.
e. Fungsi ekonomi
31. Tn. S dan istrinya berusaha memenuhi kebutuhan istrinya, baik sandang,
pangan

maupun

papan

karena mereka sama-sama bekerja.

Sehingga

kebutuhan dasar tersebut dapat terpenuhi walaupun belum bisa sepenuhnya


memenuhi kebutuhan yang lain.
7. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek
32.
Yang menjadi pemikiran keluarga
saat ini adalah bagaimana cara meningkatan penghasilan keluarga.
Keluarga juga memikirkan

anaknya yang masih sekolah semua dan

membutuhkan biaya yang cukup banyak.


33.stressor jangka panjang

34.

Yang menjadi pemikiran keluarga

beberapa bulan belakangan ini, adalah bagaimana cara meningkatkan


kesehatan

keluarganya

terutama

istrinya,

yang

beberapa

belakang ini sering menggalami hipertensi.


b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi
35.
Keluarga
berusaha

bulan

mengatasi

semua masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan kemampuan yang


ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga
akan mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan.
c. Strategi koping yang digunakan
36. Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah bersamasama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan
keluarnya maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya.
d. Adaptasi disfungsional
37. TN. S tidak pernah melakukan kekerasan kepada kelurganya, apabila
ada masalah. Mereka lebih senang menyelesaikannya bersama-sama.
8. Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a) Tn. S
38.
Tn. S pernah menggalami pembedahan karena kecelakaan yang
pernah dialaminya. Tn.S juga seorang perekok aktif sampai sekarang.
b) Ny. S
39.
Ny. S sekarang sedang mengalami hipertensi, hal itu
membuatnya sering pusing dan berisiko cidera.
c) Nn. T
40.
Nn. T pernah mengalami penyakit campak. Karena Nn. T tidak
pernah mendapatkan imunisasi campak.
d) An. H
41.An. H pernah menggalami penyakit gastritis, karena kebiasaan An. H
yang sering telat makan.
e) An. I
42.An. I pernah menggalami kariesdentis, karena tingkah laku An. I yang
jarang gosok gigi dan suka makan yang manis-manis.
f) An. R
43.An. R pernah menggalami kariesdentis, karena tingkah laku An. I yang
jarang gosok gigi dan suka makan yang manis-manis.
9. Tumbuh kembang
a. Pemeriksaan tumbuh kembang
An. H
44.An. H sedang menggalami perkembangan dimana pada masa pubertas
itu An. H sedang menggalami menstruasi dan untuk psikologis An. H
sangat labil sehingga kadang-kadang emosional An. H tidak terkontrol.

An. I
45.An. I sedang menggalami perkembangan dimana pada usia ini
berantusias belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
An. R
46.An. R sedang mengalami perkembangan dimana An. R memiliki
kreatifitas yang tinggi dan inisiatif yang tinggi, dan juga sekarang
47.

48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.

57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.

You might also like