You are on page 1of 6

2.

4 Perkembangan Terorisme Saat Ini


Pola Terorisme terus berubah dan berkembang. Sedangkan pada permukaan pada
intinya tetap "Merencanakan suatu tindakan dengan menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang melanggar hukum untuk menanamkan rasa takut ..." Ini
sangat efektif digunakan sebagai alat strategis dalam menghadapi Lawan yang dihadapinya.
Bagaimanapun terorisme telah berkembang dengan luar biasa dengan menerapkan strategi
perang abad 21, mereka juga selalu beradaptasi dengan perubahan sosial politik dunia serta
lingkungan. Beberapa perubahan itu telah mampu memfasilitasi kemampuan dari teroris
dalam beroperasi, memperoleh dana, dan mengembangkan kemampuan baru. Perubahan lain
adalah secara perlahan terorisme telah bergerak membangun hubungan yang berbeda menuju
dunia yang lebih luas.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana konteks perubahan ini , maka kita
perlu melihat sejarah perkembangan terorisme, dengan mewarisi perubahan kontur atas teknik
yang dipelopori oleh orang lain. Perkembangan ini didorong oleh perkembangan yang
berlangsung secara alami, berlangsung dalam suatu konflik dan hubungan internasional. Hal
ini juga perlu di pertimbangkan karena dapat menjadi kemungkinan penyebab konflik yang
lebih besar di masa mendatang, sehingga sangat penting untuk mengetahui Tokoh dan
motivasi mereka.
Berbicara tentang evolusi/perkembangan terorisme dan penggunaan teror berdasarkan
sejarah, penting untuk diketahui bahwa bentuk-bentuk masyarakat dan pemerintah di masa
lalu sangat berbeda dari apa yang ada saat ini. Seperti diketahui bahwa negara-negara modern
belum terbentuk sampai 1648 (Perjanjian Westphalia), dan negara pada saat itu di monopoli
oleh perang, atau kekerasan antar-negara. Keterbatasan dari pemerintah pusat tidak
memungkinkan untuk menggunakan teror sebagai metode untuk mempengaruhi perubahan
politik, karena tidak ada satu otoritas politik yang dominan. Demikian juga dengan tidak
adanya pusat kekuasaan berarti bahwa penggunaan peperangan lebih terbuka bagi setiap
kelompok. Tidak hanya tentara nasional, masyarakat golongan bawah, Tentara bayaran,
pimpinan golongan agama, atau para pedagang dan pengusaha turut serta terlibat dan
berpartisipasi dalam peperangan. Keterlibatan mereka dalam peperangan dianggap sah. Hal
ini tentu sangat kontras dengan era modern, di mana Negara terlibat dalam perang, sedangkan
partisipasi pribadi adalah illegal
Teori awal dari Terorisme
Awal penggunaan terorisme, seperti fanatisme dan pembunuhan sebenarnya tidak
meninggalkan filosofi tertentu atau doktrin tertentu dalam penggunaan terorisme. Suatu

pengecualian atas kegagalan spektakuler seperti Guy Fawkes dengan terinspirasi agama
berusaha untuk membunuh King James I dan Anggota Parlemen Inggris, membuktikan
terorisme tidak pernah terpisah dengan kemajuan atau melampaui batas normal dari bentuk
peperangan pada saat itu. Sebagaimana sistem politik menjadi lebih canggih, dan kekuasaan
politik dilihat kurang lebih merupakan karunia ilahi dan dan banyak lagi pembangunan sosial
ide-ide baru yang mengakibatkan timbulnya konflik-konflik baru.
Suasana perang dan konflik politik yang melanda Eropa setelah Revolusi Perancis
telah memberikan inspirasi dan pemikiran pada theory politik pada awal 1800an. Beberapa
teori penting dari revolusi sosial telah berkembang selama waktu itu. Menghubungkan antara
kekerasan revolusioner dan teror yang telah berkembang sejak awal. Theory Revolusioner
menolak kemungkinan reformasi sistem dan menginginkan kekerasan dan kerusakan.
Tindakan ekstrimis ini menjadi dasar untuk penggunaan kekerasan politik .
Dua ideologi yang menggunakan kekerasan dalam perubahan sosial adalah Marxism
yang kemudian berkembang menjadi komunisme, dan Anarkisme. Keduanya pada dasarnya
adalah hanya khayalan yang muluk-muluk, mereka menyatakan bahwa mereka meletakkan
teori dan praktek dapat menghasilkan masyarakat yang ideal. Kedua ideologiy ini sepaham
bahwa kemunculan mereka adalah karena kerusakan sistem yang ada. Keduanya mengakui
bahwa kekerasan di luar batas dapat diterima dan peperangan dan pemberontakan justru
diperlukan. Komunisme memfokuskan pada perang kelas ekonomi, dan diasumsikan
penyitaan kekuasaan negara oleh (rakyat jelata) sampai negara tidak lagi diperlukan, dan
akhirnya dibuang .Anarkisme menganut paham kurang lebih penolakan terhadap segala
bentuk pemerintahan. Para anarkis percaya bahwa setelah negara benar-benar hancur, tidak
perlu lagi dibentuk yagng baru sehingga orang bisa hidup dan berinteraksi tanpa paksaan
pemerintah. Dalam jangka pendek, penerimaan dari apa yg di tawarkan komunisme ini
diperlukan untuk keperluan organisasi dan pemaksaan yang digunakan oleh negara saat itu
membuat ideologi ini lebih berhasil dari dua ideologi yang lain. Anarkisme bertahan di era
modern, dengan mempertahankan daya tarik untuk tetap menerapkan kekerasan sampai hari
ini
Abad Evolution of Terrorism
Pada awal Abad 20an. Ideologi yang berdasarkan Nasionalisme dan revolusi adalah
merupakan suatu kekuatan yang paling utama yang terus di kembangkan menghadapi
terorisme. Bila Perjanjian Versailles menggambar kembali peta Eropa setelah Perang Dunia I
oleh kehancuran kekaisaran Austro-Hungarian yang mengakibatkan terciptanya negara-negara
baru, ini diakui sebagai prinsip penentuan nasib sendiri untuk negara dan kelompok etnis. Hal

ini mendorong etnis minority dan penduduk asli tidak menerima pengakuan untuk
mengkampanyekan kemerdekaan atau otonomi. Namun, dalam banyak kasus, penentuan
nasib sendiri adalah terbatas pada negara-negara Eropa dan kelompok etnik di Eropa
sementara yang lain tidak boleh, terutama penguasa kekuasaan Eropa, telah menciptakan
kepahitan dan periode konflik jangka panjang di daerah-daerah jajahan atau koloninya..
Secara khusus, Negara-Negara Arab merasa bahwa mereka telah di Khianati. mereka percaya
akan kemerdekaan, mereka sangat kecewa; pertama ketika Perancis dan Inggris diberi
kewenangan atas tanah mereka, dan kemudian ketika Inggris mengijinkan imigrasi Zionist
masuk ke wilayah Palestina Sesuai dengan isi Deklarasi Balfour.
Sejak akhir Perang Dunia II, terorisme telah mempercepat perkembangannya menjadi
komponen utama dalam konflik kontemporer. Terutama di gunakan segera setelah perang
sebagai unsur utama anti-penjajahan dan perannya semakin meluas. Dalam Pelayanan di
berbagai aspirasi dan ideologi, terkadang terorisme digantikan dengan bentuk konflik lain.
Hal ini menjadi senjata jarak jauh yang mampu mencapai efek global lebih kurang seperti
roket jarak jauh. Ia juga telah dibuktikan dapat menjadi alat signifikan dari diplomasi
internasional dan terbukti beberapa negara cenderung untuk menggunakannya.
Nampaknya hasil yang cepat dan goncangan yang besar dari terorisme telah menjadi
pertimbangan sebagai jalan singkat menuju kemenangan. Kelompok Revolusioner yang tidak
rela untuk memberikan waktu dan sumber daya dalam mengatur kegiatan politik akan
bergantung pada "propaganda dari aksi yang dibuat" untuk menggerakkan aksi massa yang
besar. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok pergerakan kecil dapat menumbangkan setiap
pemerintah melalui penggunaan terror hal ini dipercayai oleh oleh kaum revolusioner
Saat ini, motif terorisme lebih sering dikaitkan dengan dimensi moral yang luas seperti nilai,
ideologi, agama, ketidakadilan tatanan dan struktur sosial maupun konstelasi dunia. Namun
tidak dipungkiri, bahwa sekarang ini, Islam diidentikan sedemikian rupa sebagai agama yang
mengusung terorisme. Perkembangan Islam, baik secara institusi dan ataupun individualnya,
telah mengkhawatirkan dunia internasional sedemikian rupa tanpa alasan yang jelas sama
sekali.
Stigma Islam yang melahirkan kekerasan terus dimunculkan setiap hari di berbagai belahan
dunia.Hingga umat pun perlahan-lahan mulai percaya bahwa Islam mengusung kekerasan
seperti itu, padahal tak sedikitpun agama ini menganjurkan kekerasan. Dalam berperang,
Islam telah mengajarkan syarat dan ketentuan seperti tidak sembarangan, tidak boleh
membunuh non-kombatan, tidak boleh merusak pepohonan, tidak boleh berlebihan, dan
sebagainya.
Terorisme gaya baru mengandung beberapa karakteristik:

1. ada maksimalisasi korban secara sangat mengerikan.


2. keinginan untuk mendapatkan liputan di media massa secara internasional secepat mungkin.
3. tidak pernah ada yang membuat klaim terhadap Terorisme yang sudah dilakukan.
4.

serangan Terorisme itu tidak pernah bisa diduga karena sasarannya sama dengan luasnya
seluruh permukaan bumi.
Perkembangan Terorisme di Indonesia
Terorisme sebuah fenomena yang mengganggu. Aksi terorisme seringkali melibatkan
beberapa negara. Sponsor internasional yang sesungguhnya adalah negara besar. Harus
dipahami bahwa terorisme sekarang telah mendunia dan tidak memandang garis perbatasan
internasional.
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1373 yang menetapkan Al Qaeda pimpinan
Osama bin Laden berada dibalik tragedi 11 September 2001 dan dinyatakan sebagai
Terorisme yang harus diberantas oleh dunia telah menimbulkan berbagai reaksi dikalangan
masyarakat internasional diantaranya muncul tanggapan yang menyatakan bahwa justru
Amerika Serikat lah yang mensponsori aksi teror di dunia dengan membentuk konspirasi
global yang didukung sekutunya dengan tujuan menghancurkan Islam di Indonesia tanggapan
tersebut santer ketika munculnya pernyataan PM Senior Singapura Lee Kuan Yeuw bahwa
Indonesia Sarang Teroris yang serta merta seluruh masyarakat Indonesia menolak
pernyataan tersebut dengan membakar gambar/patung PM Singapura.
Walaupun Polri berhasil menangkap para pelaku serta mengungkap jaringan Terorisme
yang berada dibalik peristiwa tersebut, namun hal ini sangat berdampak pada semua aspek
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Atas hasil pengungkapan kasus peledakan bom Bali
reaksi masyarakat yang semula cenderung apriori terhadap bom Bali, seolah-olah semua ini
adalah hasil rekayasa internasional bersama pemerintah, kini telah bergeser dan mampu
melihat fakta secara obyektif melalui proses penanganan dan pengungkapan berbagai macam
serta semua jaringan dan para pelaku serta.
Taktik. Yang sering dilakukan oleh para teroris adalah:

1) Bom. Taktik yang sering digunakan adalah pengeboman. Dalam dekade terakhir ini sering
terjadi aksi teror yang dilaksanakan dengan menggunakan bom, baik di Indonesia maupun di
luar negeri, dan hal ini kedepan masih mungkin terjadi.
2) Pembajakan. Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris. Pembajkan
terhadap pesawat terbang komersial pernah terjadi di beberapa negara, termasuk terhadap
pesawat Garuda Indonesia di Don Muang Bangkok pada tahun 1981. Tidak menutup

kemungkinan pembajakan pesawat terbang komersial masih akaan terjadi saat ini dan massa
yang akan datang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
3) Pembunuhan. Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga
saat in. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan mengklaim
bertanggungjawab atas pembunuhan yang dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini
biasanya adalah pejabat pemerintah, penguasa, politisi dan aparat keamanan. Dlam sepuluh
tahun terakhir tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris seluruh dunia.
4) Penculikan. Tidak semua penghadangan ditujukan untuk membunuh. Dalam kasus kelompok
gerilya Abu Sayaf di Filipina, penghadangan lebih ditujukan untuk menculik personel,
sepperti yang dilakukan oleh kelompok GAM terhadap kameraman RCTI Ersa Siregar dan
Fery Santoro di Aceh. Penculikan biasanya akan diikuti dengan tuntutan imbalan berupa uang
atau tuntutan p[olitik lainnya.
5) Penyanderaan. Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat
tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali meimiliki pengegertian yang sama. Penculik
biasanya meennan korbannya di tempat tersembunyi dan tuntutannya adalah berupa materi
dan uang, sedangkan penyanderaan biasanya menahan sandera di tempat umum ataupun di
dalam hutan seperti yang dilakukan oleh kelompok Kelly Kwalik di Papua yang menyandera
tim peneliti Lorenz pada tahun 1996. Tuntutan penyannderaan lebih dari sekedar materi.
Biasanya tuntutan politik lebih sering dilemparkan pada kasus penyanderaan ini.
2.5 Cara Agar Terhindar Dari Pengaruh Terorisme
Dalam rangka memerangi aksi terorisme, secara umum diperlukan persyaratan
kesiapan yang meliputi :
(1) kesiapan dibidang politik, yakni perlunya dukungan masyarakat secara penuh bahwa terorisme
adalah musuh bangsa dan negara yang harus dihadapi oleh segenap bangsa;
(2) kesiapan dibidang hukum, peraturan perudangan dibidang pemberantasan terorisme merupakan
agenda mutlak, karena hukum ini akan memberikan kekuatan kepada semua pihak untuk
menjerat pelaku terorisme, disadari bahwa hukum untuk menghadapi aksi teror kurang sejalan
dengan semangat demokrasi dan HAM;
(3) kesiapan bidang operasional, yakni menuntut kesiapan adanya satuan antiteror dan Litbang
teror, bekerjasama dengan semua pihak, permasalahannya adalah belum adanya aturan baku
atau prosedur tetap yang baku dan mengikat semua pihak.
Masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya, menyadari proses yang
dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik lowball, biasanya yang diserang adalah orang
bertipe mudah merasa bersalah. Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak.

Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus diwaspadai.
Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan kesadaran diri. Bila ada orang asing
yang memberikan perhatian berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku
kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan memberikan kue atau
bahkan mengajak ke suatu tempat.

You might also like