You are on page 1of 32

MAKALAH

TEKNOLOGI MOTOR DIESEL


COMMON RAIL

DISUSUN OLEH :

Bayuaji Alim Pambudi

13504241031

Ryan aditya Putra

13504241038

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL
COMMON RAIL
A. URAIAN
1. PENGERTIAN DAN FUNGSI

. Common Rail system adalah mesin diesel yang sistem bahan bakarnya
dikontrol secara elektrikal. Pada saat mesin bekerja selalu terdapat tekanan bahan
bakar yang cukup tinggi. Kontrol tekanan tinggi tersebut pada setiap injector
diatur secara independen. Sistem tekanan dan waktu penginjeksian dirangcang
untuk mesin high speed direct injection. Parameter injeksi seperti waktu
penginjeksian,

jumlah

injeksi

dan

tekanan

dikontrol

oleh Electronic

Control Unit (ECU). Pada mesin diesel biasa, pompa digerakkan oleh engine dan
fungsinya adalah untuk memastikan jumlah bahan bakar yang sesuai dan distribusi
bahan bakar ke setiap injector dan mengatur bukaannya. Pada sistem Common
Rail, pompa hanya bertugas untuk manumpuk bahan bakar pada tekanan yang
sangat tinggi di dalam jalur pengumpan biasa (common feeding line) dari cabang
injectors.Pembukaan injectors dikontrol oleh Electronic Control Unit (ECU) dan
sensor-sensor. Disamping meningkatkan performa dan mengurangi noise serta

menurunkan tingkat emisi gas buang, sistem Common Rail ini juga
memungkinkan mesin diesel untuk mencapai keinginan pemakai kendaraan di
dunia.
Kontrol secara elektronik pengiriman bahan bakar dan injeksi di depan
memungkinkan bahan bakar dapat dipompa secara optimal terlepas dari kecepatan
putaran mesin. Oleh karena itulah tekanan tinggi dapat dipertahankan secara
konstan meskipun mesin berputar dengan kecepatan rendah. Masalah utama yang
harus dihadapi untuk meningkatkan performa dan konsumsi bahan bakar adalah :
tingkat keakuratan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bahan bakar
Fungsi common rail adalah :

Menyediakan bahan bakar terhadap engine


Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan serta

mendistribusikannya ke masing-masing silinder


Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi yang tepat /
presisi

2. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM COMMON RAIL


Komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah :
o Pre-supply pump

o Injectors

o High-pressure pump

o ECU with sensors

o High-pressure accumulator

o Pressure-limitter valve

(rail)

o Flow limiter

o Pressure-control valve
o Rail-pressure sensor
a. Pre Supply Pump (Pompa pengalir)
Fungsi :
1) Menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa tekanan tinggi
Letaknya berada didalam tangki bahan bakar

Pre Suply Pump ada dua jenis, yaitu :


1. Tipe mekanik
o Menggunakan putaran engine umtuk memutar drive gear
o Pengiriman jumlah bahan bakar proporsional sesuai putaran engine
o Terdapat shut off elektromagnetis untuk menutup saluran

Suctio
n

2. Tipe elektrik

Discharg
e

Elecric
motor
Terdiri dari

Nonreturn
valve

o Roller cell pump


Roller cell digerakkan oleh elecrik motor
o Electric motor
o Non-return valve
b. High Pressure Pump

Cara kerja

o Ketika plunyer bergerak ke bawah, katup inlet terbuka sehingga


bahan bakar masuk ke ruangan pompa.

o Pada posisi titik mati bawah dan plunyer mulai bergerak naik,
katup tertutup karena katup ini jenis katup satu arah, dan bahan
bakar terkompresi akibat plunyer yang bergerak naik, sehingga
bahan bakar terdorong keluar.
o Terdapat electromagnetic switch off yang berfungsi untuk
menghentikan aliran bahan bakar saat engine stop.

c. High-Pressure Accumulator (Pipa Rel)

Fungsi

o Menyimpan bahan bakar


o Mencegah terjadinya fluktuasi tekanan bahan bakar
Kontruksi

o Rail dibuat dari pipa baja tempa


o Diameter dalam kira-kira 10 mm
o Panjang rail antara 280-600 mm
o Volume bias dibuat sekecil mungkin dan sebesar yang diperlukan

d. Pressure Control Valve


Fungsi

o Menjaga tekanan didalam pipa rail agar selalu pada keadaan


konstan

Pada Pressure Control Valve dalam kerjanya dilengkapi dengan


sebuah sensor tekanan rail (Rail-Pressure Sensor) yang fungsinya adalah :
o Memeriksa/mengukur tekanan di dalam pipa rel
o Memberikan data input yang selanjutnya dikirimkan ke ECU
(Control system)
Data dari ECU nanti yang akan menentukan kerja dari Pressure
Control Valve sebagai pengatur/penjaga tekanan didalam pipa rel.

Pembagian Tekanan pada Common Rail tiap-tiap generasi :


1) Generasi Pertama (I) (1997)
Tekanan injeksi

: 1,350 bar

Aplikasi

: Kendaraan penumpang

Digunakan kali pertama

: Alfa Romeo dan Mercedez Benz

2) Generasi Kedua (II) (1999)


Tekanan injeksi

: 1,400 bar

Aplikasi

: Truck

Digunakan kali pertama

: Renault (RVI).

3) Generasi Kedua (II) (2001)


Tekanan injeksi

: 1,600 bar

Aplikasi

: Kendaraan penumpang

Digunakan kali pertama

: Volvo and BMW

4) Generasi Kedua (II) (2002)


Tekanan injeksi

: 1,600 bar

Aplikasi

: Truck

Digunakan kali pertama

: MAN

5) Generasi Ketiga (III) (2003)


Tekanan injeksi

: 1,600 bar

Aplikasi

: Kendaraan penumpang

Digunakan kali pertama

: Audi

e. Injector
Fungsi

o Untuk menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah yang tepat


kedalam ruang bakar pada waktu (timing injection) yang tepat.

Pada injector terdapat beberapa komponen utama, yaitu :


o 2/2 electromagnetic servo valve
o Nozzle
o Valve control chamber
o Return line
Gaya-gaya yang diperlukan untuk perbaikan fungsi dari injector adalah :
o Gaya pegas nozzle
o Gaya pegas katup
o Gaya elektromagnet
o Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pada valve
control chamber

o Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pada jarum


nozzle
Contoh penampang injektor dan bagian-bagiannya :

f. ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor

Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC


(Electronic Driver Control)

ECU mengontrol dan memonitor system injeksi secara menyeluruh

Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses


yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan
secepat mungkin

Rail-Pressure Sensor

Cara kerja Rail-Pressure Sensor adalah :


o Ketika bahan bakar memasuki pipa rail dan melewati Rail-Pressure
Sensor, tekanan tersebut akan menekan diafragma sensor sebesar
tekanan yang ada.
o Elemen sensor (semikonduktor device) akan merubah pembacaan
dari diafragma sensor tadi menjadi sinyal elektrik yang selanjutnya
dikirimkan ke ECU untuk diproses.
o Perubahan tekanan untuk pergerakan diafragma sebesar 1 mm kirakira adalah 1500 bar.
o Pada skala pengukuran utama, akurasi pengukurannya kira-kira
adalah 2% dari skala penuh.
Sensor-sensor lain yang diperlukan adalah :

o Crankshaft-speed sensor

o Coolant-temperature
sensor

o Camshaft sensor
o Accelerator-pedal traveler
sensor

o Air temperature sensor


o

Air mass meter

o Boost pressure sensor


g. Pressure-Limitter Valve (komponen tambahan)

Fungsi dan cara kerja :


o Untuk membatasi tekanan yang ada dalam pipa rel agar tidak
berlebihan .
o Cara kerjanya adalah sama dengan cara kerja dari overpressure
valve, yaitu Pressure limiter valve dipasang pada ujung pipa rel dan
dihubungkan dengan saluran pengembali bahan bakar.

o Apabila terdapat tekanan yang berlebih pada pipa rel, Pressure


limiter valve akan membatasi tekanan dengan cara membuka
saluran pengembali bahan bakar.
o Tekanan yang dijinkan dari Pressure limiter valve adalah
maksimum sekitar 1500 (untuk kendaraan baru dapat mencapai
1800 bar).

h. Flow Limiter (komponen tambahan)


Fungsi

o Untuk mencegah terjadinya injeksi yang berlanjut ketika terjadi


ganguan salah satu injector membuka terus.
o Cara kerjanya adalah Flow limiter akan menutup saluran ke
injector segera setelah bahan bakar keluar dari pipa rel apabila
terjadi ganguan tersebut.
3. CARA KERJA
Pada dasarnya, pembagian kerja common rail dibagi tiga skema, yaitu :

Su b fun ctions of a CR F I system


C O M M O N R A IL F U E L IN J E C T IO N S Y S T E M
L o w p re s s u re c irc u it H ig h p re s s u re c irc u it

E C U w ith s e n s o r s

a. Low-Pressure Circuit
Low-pressure circuit bertujuan untuk mengalirkan bahan bakar menuju
High-pressure circuit. Aliran bahan bakar pada low-pressure circuit adalah :
Fuel
tank

Pre-supply
pump

Fuel
filter

Saluran
pengembali
bahan bakar

o Bahan bakar dialirkan dari tangki bahan bakar oleh pre-supply pump
menuju ke pompa tekanan tinggi melewati saringan bahan bakar.
b. High-Pressure Circuit
High-pressure circuit berfungsi untuk membangkitkan tekanan
tinggi yang konstan didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk
menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar melewati injector. Aliran
bahan bakarnya pada high-pressure circuit adalah :
High
pressure
pump
Injector
s

Pressure-control
valve
Saluran tekanan
tinggi

Rail (pipa
rel)
Rail
pressure
sensor

o Bahan bakar dari sirkuit tekanan rendah masuk ke pompa tekanan tinggi.
o Didalam

pompa

tekanan

tinggi

ini,

tekanan

bahan

bakar

dibangkitkan/dinaikkan menjadi tekanan tinggi.


o Bahan bakar bertekanan tinggi tadi akan melewati pressure control valve
yang berfungsi untuk mengontrol/mengatur tekanan bahan bakar sesuai
dengan kondisi yang ada (berdasarkan ECU).
o Selanjutnya, bahan bakar bertekanan tinggi masuk ke pipa rel (High
accumulator rail). Tekanan dalam pipa rel bisa mencapai maksimal 1350
atau 1500 bar (untuk kendaraan baru bisa mencapai 1800 bar).
o Pada pipa rel dilengkapi dengan rail-pressure sensor untuk mendeteksi
tekanan yang ada didalam pipa rel tersebut dan kemudian dikirimkan ke
ECU dalam bentuk sinyal elektrik (impuls).
o Diujung pipa rel juga terdapat Pressure-limitter valve (katup pembatas
tekanan). Apabila tekanan didalam pipa rel berlebihan, tekanan bahan
bakar tadi mampu membuka katup yang berhubungan dengan saluran
pengembali, sehingga bahan bakar akan mengalir ke saluran pengembali
bahan bakar.
o Tekanan yang didijinkan oleh Pressure-limitter valve didalam pipa rel
adalah maksimal 1350, 1500 atau 1800 bar tergantung jenis kendaraan.
o Bahan bakar bertekanan tinggi selanjutnya mengalir ke injektor untuk
diinjeksikan kedalam ruang bakar. Penginjeksian bahan bakar pada
injektor tergantung ECU sesuai urutan saat penyemprotan.
o Pada injektor juga terdapat saluran pengembali bahan bakar untuk
mengembalikan sisa bahan bakar yang tidak diinjeksikan.

Cara Common Rail Mengatur Jumlah Bahan Bakar


Dalam sistem bahan bakar pada common rail, cara untuk mengatur jumlah
bahan bakarnya adalah dengan Start quantity control yaitu pengaturan jumlah
aliran bahan bakar saat start sesuai dengan kondisi kerja (operasi). Pengaturan ini
tidak tergantung pada posisi pedal gas. Sedangkan untuk menghitung kebutuhan

bahan bakar yang dibutuhkan engine sesuai kondisi dan pembebanan mesin adalah
Input signal control unit.

Cara Common Rail Mengatur Saat Timing


Dalam melakukan timing common rail atau waktu penyemprotan di
kendalikan dan di hitung oleh kontrol unit. Kemudian Jumlah kebutuhan bahan
bakar yang disemprotkan pada motor dibagi lagi dengan jumlah pengajuan
penyemprotan.
Waktu pembukaan (timing) pada injector diatur oleh Engine Control Unit
(ECU) yang berhubungan dengan berbagai sensor pada mesin lainnya, untuk
mengatur waktu buka / tutup injector secara presisi yang tentunya mengakibatkan
proses pembakaran jauh lebih sempurna. Sensor ini terdapat pada crankshaft
sehingga akan memberikan sinyal yang nantinya akan diolah pada ECU.

Cara Common Rail Mengkabutkan Bahan Bakarnya

Pada common rail yang berfungsi mengabutkan bahan bakar adalah


Nozzle (injector), sehingga bahan bakar mudah bercampur dengan udara dan
sehingga memudahkan terjadinya proses pembakaran. Volume penyemprotan
bahan bakar dikontrol secara elektronis yaitu berdasarkan kebutuhan mesin , jika
sensor pada camshaft memberikan sinyal ke ECU maka pengkabutan bahan bakar
harus maksimal sesuai sinyal dari sensor apakah beban berat atau saat akselarasi.
Injektor yang digunakan adalah jenis piezoelectric injector multihole dengan
lubang 8 port, dan memiliki keunggulan tersendiri.
Keunggulan injektor jenis ini adalah :
-Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali tiap siklus kerja
injeksi.
-Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan bahan bakar.
-Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat tinggi).
Piezoelectric injector membutuhkan tegangan pembangkit sebesar 110-148 V
melalui sebuah kapasitor yang ada pada control unit.

Cara Common Rail Mendistribusikan Bahan Bakarnya


Common rail direct fuel injection adalah varian sistim direct injection yang
modern pada diesel engines. Tekanan injeksi yang dihasilkan mencapai highpressure (1000+bar) yang didistribusikan secara individual melalui solenoid valve,
yang dikontrol oleh cams pada camshaft.

Generasi ketiga common rail saat ini menggunakan piezoelectric injectors dengan
tekanan bahan bakar 180 mpa /1800 bar, ini dikembangkan setelah mencapai
BME Euro6.

Pada diesel common Rail penyaluran Bahan bakar dari pompa tekanan
tinggi disalurkan ke satu pipa distribusi (common rail) kemudian dibagi ke masing
masing injector dg dikontrol oleh ECU unit, ECU mengontrol buka tutup katub
distribusi ke masing-masing piston secara electronic.

Cara Common Rail Mengatur matinya mesin


Dalam mematikan motor pada common rail yaitu langsung ketika kunci
kontak OFF maka sensor akan mengirimkan sinyal ke ECU sehingga aliran bahan
bakar ke injektor akan berhenti akibatnya mesin pun dapat mati. Kemudian ada
juga yaitu ketika kontok "ON" ,persyaratan untuk mematikan motor adalah : Tuas
transmisi pada posis P atau N dan kecepatan kendaraan kurang dari 6 km/jam,
lalu switch pedal kopling tertekan .Saat kunci kontak pada kontrol unit EIS
diputar keposisi " STOP ", maka kontrol unit motor mendeteksi kehilangan
tegangan pada sirkuit 15U. Sehingga jumlah bahan bakar yang disemprotkan akan
dikurangi akibatnya akan mematikan saluran masuk.

c. ECU dan Sensor-Sensor

Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC


(Electronic Driver Control)

ECU mengontrol dan memonitor sistem injeksi secara menyeluruh

Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses


yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan
secepat mungkin.
Railpressure
sensor

ECU dan
EDC
Seperti yang diketahui diatas, sensor-sensor yang digunakan pada
sistem common rail diantaranya :
o Crankshaft-speed sensor

o Coolant-temperature
sensor

o Camshaft sensor
o Accelerator-pedal traveler
sensor
o Boost pressure sensor

o Air temperature sensor


o

Air mass meter

a. Crankshaft-speed sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa kecepatan yang dihasilkan dari poros
engkol.
b. Camshaft sensor
Berfungsi untuk mendeteksi posisi dari camshaft.
c. Accelerator-pedal traveler sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa sudut yang dihasilkan dari
penekanan pedal gas (pedal akselerasi).
d. Boost pressure sensor
Berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara dalm intake manifold.
e. Coolant-temperature sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa suhu/temperature dari air pendingin
untuk menegetahui suhu engine.
f. Air temperature sensor
Berfungsi untuk mendeteksi suhu/temperature dari udara masuk.
g. Air mass meter
Berfungsi untuk mendeteksi massa udara yang masuk.
Berdasarkan data-data dari sensor-sensor tersebut, ECU kemudian
menghitung dan mengolah data-data seperti banyaknya bahan bakar yang telah
diinjeksikan, awal waktu injeksi, waktu/durasi injeksi, dan sebagainya, sehingga
akan menghasilkan komposisi sistem injeksi yang sangat akurat.

Contoh dari sistem control elektronik :

Caterpillar Common Rail Control Device


Caterpillar Common Rail Technologi

4. TEKNOLOGI COMMON RAIL PADA KENDARAAN AUDI 4.2 I V8 TDI

Teknologi common rail yang diterapkan pada kendaraan AUDI 4.2 I V8


TDI adalah sistem common rail generasi yang diterapkan pada kendaraan
penumpang. Penerapan sistem generasi ketiga ini pada AUDI dimulai pada tahun
2003 yaitu pertama kalinya sistem jenis ketiga digunakan.
Spesifikasi kendaraan :

Engine code

: BVN

Type of engine

: V8 diesel engine 90 vee angle

Displacement in cm3

: 4134

Max. power output in kW (bhp)

: 240 (326)

Max. torque in Nm

: 650 at 1600 to 3500 RPM

Bore in mm

: 83

Stroke in mm

: 95.5

Compression ratio

: 16,4 : 1

Cylinder spacing in mm

: 90

Firing order

: 15486372

Engine weight in kg

: 255

Engine management

: Bosch EDC-16CP+ common rail

injection system up to 1600 bar with 8-port piezoelectric injectors

Exhaust gas recirculation system

: Water-cooled EGR

Exhaust emission control

: Two oxidising catalytic converters,

Two maintenance-free diesel particulate filters

Exhaust emission standard

: EU IV

5
4

7
9
10

2
High-pressure 200-1600 bar
Return pressure from
1 injector 10 -11 bar

Supply pressure max. 1.8 bar


Return pressure max. 1.8 bar
Keterangan :
1. Fuel tank module with suction jet pump, non-return valve and prefilter fuel
pump (pre-supply pump)
2. Fuel filter with water separator
3. High-pressure pump
4. Fuel temperature sender
5. Rail element, cylinder bank I
6. Rail element, cylinder bank II
7. Injectors
8. Retention valve
9. Temperature-dependent switchover
10. Fuel cooler (air) on vehicle underbody
a. Tangki bahan bakar menggunakan double tangki yang dilengkapi dengan
pre- supply pump

Pre-supply pump mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi


dengan tekanan 0,8-1,8 bar.
b. High-pressure pump unit

Unit :
1. High-pressure pump
2. Fuel metering valve
(fuel metering unit fuel metering unit)
3. Mechanical fuel pump 4.5-6.2 bar
3
2
1
High pressure pump berfungsi untuk membangkitkan tekanan
tinggi dari supply tekanan rendah sampai pada injektor. Awalnya, pompa
mekanik (mechanical fuel pump) mengalirkan bahan bakar ke sisi pompa
tekanan tinggi dengan tekanan antara 4,5 6,2 bar.
Pompa tekanan tinggi menggunakan tiga piston yang terletak di
dalam inner chamber dan digerakkan oleh puli intake camshaft yang
tersambung dengan sabuk bergigi, mengalirkan bahan bakar ke pipa rel
hingga ke injektor dengan tekanan tinggi (maksimal 1600 bar).
c. Fuel pressure regulating valve (katup pengatur tekanan bahan bakar)
Pada pipa rel dilengkapi dengan katup pengatur tekanan bahan
bakar yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol tekanan tinggi didalam
pipa rel yang kerjanya tergantung dari output sinyal elektrik dari ECU.
Tekanan yang dijinkan didalam pipa rel adalah maksimal 1600 bar.
Iron
plate

Armatur
e
Valve seat
ball

Compression
spring
d. Rail (Pipa rel)

Rail
1
Injekto
r

Rail
2

Pipa rel yang digunakan adalah dua buah pipa rel yang masing-masing
melayani empat injektor (Rail 1 untuk injektor 1-4 dan rail 2 untuk injektor 5-8).
Pipa rel berfungsi untuk menampung bahan bakar dengan tekanan tinggi yang
konstan sebelum dialirkan ke injektor. Tekanan maksimal yang diijinkan adalah
1600 bar, dengan saluran kembali bahan bakar yang mengurangi tekanan bahan
bakar apabila terjadi tekanan berlebih.

High pressure
line
Cap
nut
Restrict
or
Rai
l

e. Injektor
Injektor yang digunakan pada sistem common rail yang diterapkan pada
AUDI adalah tipe piezoelectric injector model multi hole (7-8 hole).

Keunggulan injektor jenis ini adalah :

Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali tiap siklus


kerja injeksi.

Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan bahan bakar.

Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat tinggi).


Piezoelectric injector membutuhkan tegangan pembangkit sebesar 110-148

V melalui sebuah kapasitor yang ada pada control unit.

5. KESIMPULAN
a. Sistem injeksi common rail adalah sistem injeksi bahan bakar diesel
modern yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pipa rel (rail) dan
pengaturan timing injeksi bahan bakar serta jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan menggunakan sistem elektrik terpadu.
b. Fungsi common rail adalah :

Menyediakan bahan bakar terhadap engine


Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan serta

mendistribusikannya ke masing-masing silinder


Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi
yang tepat / presisi

c. Komponen utama dari sistem common rail adalah :

Pre-supply pump

Pressure-control valve

High-pressure pump

Rail-pressure sensor

High-pressure

Injectors

accumulator (rail)

ECU with sensor

d. Cara kerja sistem common rail pada dasarnya dibagi tiga skema, yaitu :

Low-pressure sirkuit yang bertujuan untuk mengalirkan bahan


bakar dari tangki ke high-pressure sirkuit.

High-pressure sirkuit yang bertujuan untuk membangkitkan


tekanan tinggi yang konstan didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk
menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar melewati injector.

Tekanan yang dibangkitkan maksimal yang diperbolehkan adalah


1350 atau 1500 atau bahkan 1800 bar.

ECU dan Sensor untuk mengontrol dan memonitor kerja sistem


injeksi secara keseluruhan.

e. Tekanan bahan bakar didalam pipa rel sangat tinggi dan dijaga agar selalu
konstan dengan sebuah katup pengatur tekanan yang terintegrasi dengan
control unit (ECU).
f. Kendaraan AUDI 4.2 L V8 TDI menggunakan sistem injeksi common rail
generasi ketiga yang dipakai pada kendaraan penumpang.
g. Sistem injeksi common rail AUDI 4.2 L V8 TDI ini menggunakan :
Tekanan sistem injeksi mencapai 1600 bar.
Injektor yang digunakan adalah jenis piezoelectric injector multi
hole dengan lubang 8 port, dan memiliki keunggulan :
o Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali
tiap siklus kerja injeksi.
o Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan
bahan bakar.
o Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat
tinggi).

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Beni suwarsono (13509134039)

Pertanyaan : Kenapa ada saluran bahan bakar pada pompa injeksi menuju
tangki bahan bakar ?
Jawaban : Pada pompa bahan bakar terdapat saluran bahan bakar yang ke
tangki karena digunakan untuk mengembalikan bahan bakar jika pada
pompa tekanan/ jumlah bahan bakar penuh akibatnya akan dikembalikan
ke tangki lagi.
2. Arif ginanjar
Pertanyaan : kenapa waktu pematian mesin , suplay bahan bakar Cuma
dikurangi ?
Jawaban : suplay bahan bakar itu Cuma dikurangi karena dari
pengurangian bahan bakar tersebut maka akan mematikan mesin sehingga
tidak ada suplay bahan bakar keinjektor, dalam artian dikurangi secara
beransur-ansur, namun ada juga ketika kunci kontak off maka akan
mematikan saluran keinjektor sehingga tidak ada bahan bakar yang
mengalir akibatnya mesinnya mati.
3. Exfan heri (13509134020)
Pertanyaan : Apakah pengaturan bahan bakar ketika melewati tanjakan
tidak usah menginjak pedal gas ? karena adanya start quality control ?
Jawaban : Pada tanjakan tetap menginjak pedal gas karena yang di maksud
start quality control ini adalah pengaturan jumlah bahan bakar ketika
mesin mulai bekerja sehingga tidak tergantung pedal gas, bukan saat mesin
bekerja/ jalan pedal gas tidak diinjak.
Pertanyaan : Bagaimana mengatur FO ?
Jawaban : Pengaturan FO nya berdasarkan sensor yang terdapat pada
camshaft yang nantinya akan mengirimkan sinyal ke ECU kemudian
dikirimkan ke injektor.
4. Maula safii (13509134022)
Pertanyaan : Pada sistem common rail ini apakah ada governornya ?
Jawaban : Pada common rail ini tidak ada governornya , karena pengaturan
sistem bahan bakarnya sudah menggunakan sistem elektronik yaitu ECU
dan EDU. Dimana ada banyak terdapat sensor-sensor pada setiap bagian

komponen yang bekerja, yang nantinya akan mengirimkan sinyal untuk


diolah dalam ECU.
5. Tri saksana (13509134001)
Pertanyaan : Bagaimana cara pengajuan timming pada sistem common rail
?
Jawaban : Pada sistem ini memaju mundurkan timing dikontrol oleh ECU
sehingga tidak dapat dirubah. ECU ini mengirimkan sinyal ke injektor
untuk menentukan lamanya injektor menyemprot ketika beban berat, ECU
ini bekerja berdasarkan sinyal yang dari sensor yaitu yang terdapat pada
crankshaft sehingga ini lah yang mengatur maju mundurnya timing.
6. Andi widakdo (13509134027)
Pertanyaan : Bagaimana pengaturan pengabutan pada injektor ?
Jawaban : Dalam pengaturan pengkabutan ini berdasarkan FO nya dimana
terdapat sensor pada camshaft dan pada injektornya sehingga saling
menerima sinyal setelah diolah di ECU.

You might also like