Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Anemiaadalahsalahsatupenyakityangseringdideritamasyarakat,baikanakanak,remajausiasubur,ibuhamil
ataupunorangtua.Penyebabnyasangatberagam,dariyangkarenaperdarahan,kekuranganzatbesi,asamfolat,vitaminB 12,
sampaikelainanhemolitik.
Anemiadapatdiketahuidenganpemeriksaanfisikmaupundenganpemeriksaanlaboratorium.Secarafisikpenderita
tampakpucat,lemah,dansecaralaboratorikdidapatkanpenurunankadarHemoglobin(Hb)dalamdarahdariharganormal.
B.Tujuan
1.
TujuanUmum
Mahasiswamampumemahamiasuhankeperawatanpadapasiendengananemia
2.
TujuanKhusus
a.Mahasiswamampumengetahuipengertiananemia.
b.Mahasiswamampumenyebutkanpenyebabanemia.
c.Mahasiswamampumengetahuidiagnosadiagnosayangmungkinmunculpadapasienanemia.
d.Mahasiswamampumemahamipenatalaksanaanpadapasiendengananemia.
Sumsum Tulang
Darah tepi
Gejala klinis
Keterangan
Aplasia eritropoesis
Retikulositopenia
Anemia (pucat)
Akibat retikulositopenia : kadar Hb,Ht dan eritrosit rendah
Akibat anemia : anoreksia, pusing.
Aplasia granulopesis
Granulositopenia, leucopenia
Panas (demam)
Panas terjadi karena infeksi sekunder akibat granulositopenia.
Aplasia trombopoetik
Trombositopenia
Diatesis hemoragi
Perdarahan dapat berupa ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi.
Relatif aktif limfopoesis
Limfositosisa
Gambaran umum : sel sangat kurang, banyak jaringan penyokong dan lemak
Tambahan : hepar,limpa,kelenjar getah bening tidak membesar dan tidak ada ikterus
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:453)
4. Patofisiologi
Faktor didapat (obat-obatan, bahan kimia, radiasi, infeksi, idiopatik)
Faktor congenital (sindroma fanconi yang disertai mikrosefali dan kelainan ginjal)
Penurunan sel precursor dalam sumsum tulang
Sumber :
(Smeltzer.2001.Hal:938)
(Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI.2005.Hal:453)
5. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi organ
c. Gagal jantung
d. Parestesia
e. Kejang
(Nelson.1999.Hal:1724)
6. Pemeriksaan diagnostic
a. Biopsi sumsum tulang : menentukan beratnya penurunan elemen sumsum normal dan penggantian oleh
lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, precursor granulosit, eritrosit dan trombosit. Akibatnya terjadi
pansitopenia (defisiensi semua elemen sel darah).
(Smeltzer.2001.Hal:939)
b. Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia dan limfositosis relatif. (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak
FKUI.2005.Hal:452)
7. Penatalaksanaan
a. Implikasi keperawatan
Pencegahan infeksi silang
Istirahat untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak
e. Makanan / cairan
Penurunan masukan diet
Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
Adanya penurunan berat badan
Membrane mukusa kering,pucat
Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis
Stomatitis
Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
f. Neurosensori
Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
Hemoragis retina
Epistaksis
Gangguan koordinasi, ataksia
g. Nyeri/kenyamanan
Nyeri abdomen samar, sakit kepala
h. Pernapasan
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
Takipnea, ortopnea dan dispnea
i. Keamanan
Riwayat terpajan terhadap bahan kimia mis : benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen
R/ memberikan informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan dan membantu kebutuhan intervensi.
2) Auskultasi bunyi napas.
R/ dispnea, gemericik menunjukkan CHF karena regangan jantung lama/peningkatan kopensasi curah jantung.
3) Observasi keluhan nyeri dada, palpitasi.
R/ iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko infark.
4) Evaluasi respon verbal melambat, agitasi, gangguan memori, bingung.
R/ dapat mengindikasikan gangguan perfusi serebral karena hipoksia
5) Evaluasi keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh supaya tetap hangat.
R/ vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer.
Kolaborasi
6) Observasi hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap
R/ mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.
7) Berikan transfusi darah lengkap/packed sesuai indikasi
R/ meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk mengurangi resiko perdarahan.
8) Berikan oksigen sesuai indikasi.
R/ memaksimalkan transpor oksigen ke jaringan.
9) Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi.
R/ transplantasi sumsum tulang dilakukan pada kegagalan sumsum tulang/ anemia aplastik.
b. Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau
ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
(SDM) normal.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu mempertahankan berat badan yang
stabil
Kriteria hasil :
Asupan nutrisi adekuat
Berat badan normal
Nilai laboratorium dalam batas normal :
BABII
DASARTEORI
A.Definisi
AnemiaadalahsuatukondisidimanakadarHbdan/atauhitungeritrositlebihrendahdariharganormal.Dikatakan
sebagaianemiabilaHb<14g/dldanHt<41%padapriaatauHb<12g/dldanHt<37%padawanita.(ArifMansjoer,dkk.
2001)
Anemiaadalahberkurangnyajumlaheritrositsertajumlahhemoglobindalam1mm3darahatauberkurangnyavolumesel
yangdipadatkan(packedredcellsvolume)dalam100mldarah.(Ngastiyah,1997)
B.Etiologi
Penyebabanemiaantaralain:
1.Perdarahan
2.Kekurangangiziseperti:zatbesi,vitaminB12,danasamfolat.(BarbaraC.Long,1996)
3.Penyakitkronik,sepertigagalginjal,absesparu,bronkiektasis,empiema,dll.
4.Kelainandarah
5.Ketidaksanggupansumsumtulangmembentukselseldarah.(ArifMansjoer,2001)
C.Klasifikasi
Secarapatofisiologianemiaterdiridari:
1.Penurunanproduksi:anemiadefisiensi,anemiaaplastik.
2.Peningkatanpenghancuran:anemiakarenaperdarahan,anemiahemolitik.
Secaraumumanemiadikelompokanmenjadi:
1.
Anemiamikrositikhipokrom
a.Anemiadefisiensibesi
Untukmembuatseldarahmerahdiperlukanzatbesi(Fe).KebutuhanFesekitar20mg/hari,danhanyakirakira2mgyang
diserap.JumlahtotalFedalamtubuhberkisar24mg,kirakira50mg/kgBBpadapriadan35mg/kgBBpadawanita.
Anemiainiumumnyadisebabkanolehperdarahankronik.DiIndonesiabanyakdisebabkanolehinfestasicacingtambang
(ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula
disebabkankarena:
Dietyangtidakmencukupi
Absorpsiyangmenurun
Kebutuhanyangmeningkatpadawanitahamildanmenyusui
Perdarahanpadasalurancerna,menstruasi,donordarah
Hemoglobinuria
Penyimpananbesiyangberkurang,sepertipadahemosiderosisparu.
b.Anemiapenyakitkronik
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak
dihubungkandenganberbagaipenyakitinfeksisepertiinfeksiginjal,paru(abses,empiema,dll).
2.
Anemiamakrositik
a.AnemiaPernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B 12akibat faktor intrinsik karena gangguan absorsi yang merupakan
penyakitherediterautoimunmaupunfaktorekstrinsikkarenakekuranganasupanvitaminB12.
b.Anemiadefisiensiasamfolat
Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena
absorpsiterjadidiseluruhsalurancerna.Asamfolatterdapatdalamdaging,susu,dandaundaunyanghijau.
3.
Anemiakarenaperdarahan
a.Perdarahanakut
Mungkintimbulrenjatanbilapengeluarandarahcukupbanyak,sedangkanpenurunankadarHbbaruterjadibeberapahari
kemudian.
b.Perdarahankronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus
peptikum,menometroragi,perdarahansalurancerna,danepistaksis.
4.
Anemiahemolitik
Padaanemiahemolitikterjadipenurunanusiaseldarahmerah(normal120hari),baiksementaraatauterusmenerus.
Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi,
hipersplenisme,danlukabakar.Biasanyapasienikterusdansplenomegali.
5.
Anemiaaplastik
Terjadikarenaketidaksanggupansumsumtulanguntukmembentukselseldarah.Penyebabnyabisakongenital,idiopatik,
kemoterapi,radioterapi,toksin,dll.
D.ManifestasiKlinis
Gejalagejalaumumyangseringdijumpaipadapasienanemiaantaralain:pucat,lemah,cepatlelah,keringatdingin,
takikardi,hypotensi,palpitasi.(BarbaraC.Long,1996).Takipnea(saatlatihanfisik),perubahankulitdanmukosa(pada
anemiadefisiensiFe).Anorexia,diare,ikterikseringdijumpaipadapasienanemiapernisiosa(ArifMansjoer,2001)
E.PemeriksaanPenunjang
Padapemeriksaanlaboratoriumditemui:
1.JumlahHblebihrendahdarinormal(1214g/dl)
2.KadarHtmenurun(normal37%41%)
3.Peningkatanbilirubintotal(padaanemiahemolitik)
4.Terlihatretikulositosisdansferositosispadaapusandarahtepi
5.Terdapatpansitopenia,sumsumtulangkosongdigantilemak(padaanemiaaplastik)
BABIII
ASUHANKEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN.
1.Aktifitas/Istirahat
Keletihan,kelemahan,malaiseumum.
Kehilanganproduktifitas,penurunansemangatuntukbekerja
Toleransiterhadaplatihanrendah.
Kebutuhanuntukistirahatdantidurlebihbanyak
2.Sirkulasi
Riwayatkehilangandarahkronis,
Riwayatendokarditisinfektifkronis.
Palpitasi.
3.Integritasego
Keyakinanagamaataubudayamempengaruhipemilihanpengobatan,misalnya:penolakantranfusidarah.
4.Eliminasi
Riwayatpielonenepritis,gagalginjal.
Flatulen,sindrommalabsobsi.
Hematemesi,melana.
Diareataukonstipasi
5.Makanan/cairan
Nafsumakanmenurun
Mual/muntah
Beratbadanmenurun
6.Nyeri/kenyamanan
Lokasinyeriterutamadidaerahabdomendankepala.
7.Pernapasan
Napaspendekpadasaatistirahatmaupunaktifitas
8.Seksualitas
Perubahanmenstuasimisalnyamenoragia,amenore
Menurunnyafungsiseksual
Impotent
B.DIAGNOSAKEPERAWATAN.
1.
Gangguanperfusijaringanberhubungandenganpenurunansuplaioksigen/nutrisikesel.
Ditandaidengan:
Palpitasi,
kulitpucat,membranemukosakering,kukudanrambutrapuh,
ekstremitasdingin
perubahantekanandarah,pengisiankapilerlambat
ketidakmampuanberkonsentrasi,disorientasi
Tujuan:menunjukkanperfusijaringanyangadekuat
2.
Intoleranaktifitasberhubungandenganketidakseimbangansuplaioksigen
Ditandaidengan:
Kelemahandankelelahan
Mengeluhpenurunanaktifitas/latihan
Lebihbanyakmemerlukanistirahat/tidur
Palpitasi,takikardi,peningkatantekanandarah,
Tujuan:terjadipeningkatantoleransiaktifitas.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna, absorbsi
makanan.
Ditandaidengan:
Penurunanberatbadannormal
Penurunanturgorkulit,perubahanmukosamulut.
Nafsumakanmenurun,mual
Kehilangantonusotot
Tujuan:kebutuhannutrisiterpenuhiyangdikutidenganpeningkatanberatbadan.
4.
Konstipasiataudiareberhubungandenganpenurunanjumlahmakanan,perubahanprosespencernaan,
efeksampingpenggunaanobat
Ditandaidengan:
Adanyaperubahanpadafrekuensi,karakteristik,danjumlahfeses
Mual,muntah,penurunannafsumakan
Nyeriabdomen
Ganguanperistaltik
Tujuan:polaeliminasinormalsesuaidenganfungsinya
5.
Resikotinggiterjadiinfeksiberhubungandenganpertahananskunderyangtidakadekuat.
Ditandaidengantidakdapatditerapkanadanyatandatandadangejalagejalayangmembuatdiagnosaactual
Tujuan:terjadipenurunanresikoinfeksi
C.INTERVENSI
Diagnosa1
1.Kajitandatandavital,warnakulit,membranemukosa,dasarkuku
2.Beriposisisemifowler
3.Kajinyeridanadanyapalpitasi
4.Pertahankansuhulingkungandantubuhpasien
5.Hindaripenggunaanpenghangatatauairpanas
Kolaborasi:
1.MonitorpemeriksaanlaboratoriummisalHb/HtdanjumlahSDM
2.BerikanSDMdarahlengkap/pocket
3.BerikanO2tambahansesuaidenganindikasi
Diagnosa2
1Kajikemampuanaktifitaspasien
2Kajitandatandavitalsaatmelakukanaktifitas
3.Bantukebutuhanaktifitaspasienjikadiperlukan
4.Anjurkankepadapasienuntukmenghentikanaktifitasjikaterjadipalpitasi
5Gunakantehnikpenghematanenergimisalnyamandidenganduduk.
Diagnosa3.
1Kajiriwayatnutrisitermasukmakananyangdisukai
2Observasidancatatmasukanmakananpasien
3.Timbangberatbadantiaphari
4Berikanmakanansedikitdanfrekuensiyangsering
5Observasimual,muntah,flatusdangejalalainyangberhubungan
6.Bantudanberikanhygienemulutyangbaik
Kolaborasi:
1.Konsulpadaahligizi
2.Berikanobatsesuaidenganindikasimisalnya:vitamindanmineralsuplemen.
3.Berikansuplemennutrisi
Diagnosa4
1.Observasiwarnafeses,konsistensi,frekuensidanjumlah.
2.Kajibunyiusus
3.Bericairan25003000ml/haridalamtoleransijantung
4.Hindarimakanyangberbentukgas
5.Kajikondisikulitperianal
Kolaborasi
1.Konsulahligiziuntukpemberiandiitseimbang
2.Berilaksatif
3.Beriobatantidiare
Diagnosa5.
1.Tingkatkancucitangandenganbaik
2.Pertahankantehnikaseptikketatpadasetiaptindakan
3.Bantuperawatankulitperianaldanoraldengancermat
4.Batasipengunjung
Kolaborasi
1.Ambilspesemenuntukkultur
2.Berikanantiseptictopikak,antibioticsistemik
PENUTUP
A.Kesimpulan
Anemiaseringdijumpaidimasyarakatdanmudahdikenali(didiagnosa).Tandadangejalanyaberagam,seperti
pucat,lemah,maul,dll.Pendiagnosaananemiadapatditunjangdenganpemeriksaanlaboratyakniadanyapenurunankadar
Hb.
B.Saran
Sebagaiperawatkitaharusmampumengenalitandatandaanemiadanmemberikanasuhankeperawatanpadapasien
dengananemiasecarabenar.
DAFTARPUSTAKA
Manjoer,Arief.2001.KapitaSelektaKedokteran.FKUI:MediaAeskulatius
Haznan.1987.CompadiumDiagnosticdanTerapiIlmuPenyakitDalam.Bandung:Ganesa.
Ngastiyah.2001.IlmuKeperawatanAnak.Jakarta:EGC.
Brunner&Suddarth.1997.BukuAjarKeperawatanMedikalBedah.Jakarta:EGC.
Doenges,Marilynn,dkk.1993.RencanaAsuhanKeperawatan,PedomanUntukPerencanaandanPendokumentasian
PerawatanPasien.Jakarta:EGC.
Long,BarbaraC
Latar Belakang
Anemia aplastik merupakan gangguan hematopoesis yang ditandai oleh penurunan
produksi eritroid, mieloid dan megakariosit dalam sumsum tulang dengan akibat adanya
pansitopenia pada darah tepi, serta tidak dijumpai adanya sistem keganasan
hematopoitik ataupun kanker metastatik yang menekan sumsum tulang. Aplasia ini
dapat terjadi hanya pada satu, dua atau ketiga system hematopoisis. Aplasia yang
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Anemia aplastik?
2. Apa Etiologi dari anemia aplastik?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada anemia aplastik?
4. Apa saja manifestasi dari anemia aplastik?
5. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
6. Apa saja komplikasi nya ?
7. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia aplastik ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem
Hematologi & Imunologi yang berjudul Askep Anemia Aplastik .Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada
rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta proses
keperawatan dan pengkajiannya.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
2.1
Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1 mm 3 darah
atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml
darah.
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik
dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik adalah anemia yang normokromik normositer yang disebabkan oleh
disfungsi sumsum tulang, sedemikian sehingga sel darah yang mati tidak diganti.
Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan sel darah
oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang). (Ngastiyah.1997.Hal:359)
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik
dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan
Anak FKUI.2005.Hal:451)
Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang
mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah
dalam sumsum.(Sacharin.1996.Hal:412)
2.2 Etiologi
a. Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
b. Faktor didapat
Bahan kimia : benzena, insektisida, senyawa As, Au, Pb.
Obat : kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan), piribenzamin (antihistamin), santoninkalomel, obat sitostatika (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan
sebagainya), obat anti tumor (nitrogen mustard), anti microbial.
Radiasi : sinar roentgen, radioaktif.
Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain lain.
Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis dan lain lain.
Keganasan , penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik.
(Mansjoer.2005.Hal:494)
2.3 Patofisiologi
Walaupun banyak penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini, patofisiologi
anemia aplastik belum diketahui secara tuntas. Ada 3 teori yang dapat menerangkan
patofisiologi penyakit ini yaitu :
1. kerusakan sel hematopoitik
2. kerusakan lingkungan mikro sumsum tulang
3. proses imunologik yang menekan hematopoisis
Keberadaan sel induk hematopoitik dapat diketahui lewat petanda sel yaitu CD 34,
atau dengan biakan sel. Dalam biakan sel padanan induk hematopoitik dikenal sebagai,
longterm culture-initiating cell (LTC-IC), long-term marrow culture (LTMC), jumlah sel
induk/ CD 34 sangat menurun hingga 1-10% dari normal. Demikian juga pengamatan
pada cobble-stone area forming cells jumlah sel induk sangat menurun. Bukti klinis yang
yang menyokong teori gangguan sel induk ini adalah keberhasilan transplantasi
sumsum tulang pada 60-80% kasus. Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian sel
induk dari luar akan terjadi rekonstruksi sumsum tulang pada pasien anemia aplastik.
Beberapa sarjana menganggap gangguan ini dapat disebabkan oleh proses imunologik.
Kemampuan hidup dan daya proliferasi serta diferensiasi sel induk hematopoitik
tergantung pada lingkungan mikro sumsum tulang yang terdiri dari sel stroma yang
menghasilkan berbagai sitokin perangsang seperti GM-CSF,G-CSF dan IL-6 dalam
jumlah normal sedangkan sitokin penghambat seperti ? (IFN-?), tumor necrosis
factor-? (TNF-?), protein macrophage inflamatory 1? (MIP-1?), dan transforming growth
factor ?2 (TGF-?2) akan meningkat. Sel stroma pasien anemia aplastik dapat
menunjang pertumbuhan sel induk, tapi sel stroma normal tidak dapat menumbuhkan
sel induk yang berasal dari pasien. Berdasar temuan tersebut, teori kerusakan
lingkungan mikro sumsum tulang sebagai penyebab mendasar anemia apalstik makin
banyak ditinggalkan.
Anemia aplasia sepertinya tidak disebabkan oleh kerusakan stroma atau produksi
faktor pertumbuhan.
Kerusakan akibat Obat.
Kerusakan ekstrinsik pada sumsum terjadi setelah trauma radiasi dan kimiawi seperti
dosis tinggi pada radiasi dan zat kimia toksik. Untuk reaksi idiosinkronasi yang paling
sering pada dosis rendah obat, perubahan metabolisme obat kemungkinan telah
memicu mekanisme kerusakan. Jalur metabolisme dari kebanyakan obat dan zat kimia,
terutama jika bersifat polar dan memiliki keterbatasan dalam daya larut dengan air,
melibatkan degradasi enzimatik hingga menjadi komponen elektrofilik yang sangat
reaktif (yang disebut intermediate); komponen ini bersifat toxic karena
kecenderungannya
untuk
berikatan
dengan
makromolekul
seluler.
Sebagai contoh, turunan hydroquinones dan quinolon berperan terhadap cedera
jaringan. Pembentukan intermediat metabolit yang berlebihan atau kegagalan dalam
detoksifikasi komponen ini kemungkinan akan secara genetic menentukan namun
perubahan genetis ini hanya terlihat pada beberapa obat; kompleksitas dan spesifitas
dari jalur ini berperan terhadap kerentanan suatu loci dan dapat memberikan penjelasan
terhadap jarangnya kejadian reaksi idiosinkronasi obat.
2.4
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering dialami pada anemia aplastik adalah :
Lemah dan mudah lelah
Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi bakteri
Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit
Pucat
Pusing
Anoreksia
2.5
Penatalaksanaan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai
berikut :
1. Terapi Kausal
Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Hindarkan
pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui. Akan tetapi,hal ini
sulit dilakukan karena etiologinya tidak jelas atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi.
2. Terapi suportif
Terapi suportif bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat pansitopenia.
Adapun bentuk terapinya adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengatasi infeksi
Hygiene mulut
Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat/.
Transfusi granulosit konsertat diberikan pada sepsis berat.
b. Usaha untuk mengatasi anemia
Berikan transfusi packed red cell (PRC) jika hemoglobin < 7 gr/ atau tanda payah
jantung atau anemia yang sangat simptomatik. Koreksi Hb sebesar 9-10 g% tidak perlu
sampai normal karena akan menekan eritropoesis internal
c. Usaha untuk mengatasi perdarahan
Berikan transfusi konsertat trombosit jika terdapat pedarahan mayor atau trombosit <
20.000/mm3.
3. Terapi untuk memperbaiki fungsi sumsum tulang
Obat untuk merangsang fungsi sumsum tulang adalah sebagai berikut :
a. Anabolik steroid dapat diberikan oksimetolon atau stanal dengan dosis 2-3
mg/kgBB/hari. Efek terapi tampak setelah 6-8 minggu. Efek samping yang dialami
berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati.
Kortikosteroid dosis rendah sampai menengah.
GM-CSF atau G-CSF dapat diberikan untuk meningkatkan jumlah neutrofil.
4. Terapi Definitif
Terapi definitif merupakan terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.
Terapi definitif untuk anemia aplastik terdiri atas dua jenis pilihan sebagai berikut :
a.
-
Terapi imunosuprersif
Pemberian anti-lymphocyte globuline (ALG) atau anti-thymocyte globuline (ATG) dapat
menekan proses imunologis
Terapi imunosupresif lain, yaitu pemberian metilprednison dosis tinggi
b. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang merupakan terapi definitif yang memberikan harapan
kesembuhan, tetapi biayanya mahal.
2.6 Komplikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi organ
3. Gagal jantung
2.7
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. NCP
Nn
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
0
Keperawatan
11 Perubahan perfusi Peningkatan
perfusi - Awasi tanda
jaringan
b.d jaringan
vital kaji pengisian
penurunan
KH :
kapiler,
warna
komponen seluler
kulit/membrane
Rasional
Memberikan
informasi
tentang
derajat/keadekuatan
perfusi jaringan dan
yang
diperlukan
untuk pengiriman
oksigen/nutrient ke
sel.
Klien
menunjukkan
perfusi
adekuat,
misalnya tanda vital stabil.
mukosa,
dasar
kuku.
Tinggikan kepala
tempat tidur sesuai
toleransi.
-
membantu
menetukan
kebutuhan
intervensi.
Meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi
untuk
kebutuhan seluler.
Catatan
:
kontraindikasi bila
- Awasi
upaya ada hipotensi.
pernapasan
;
auskultasi bunyi - Gemericik
napas perhatikan menununjukkan
bunyi adventisius. gangguan jajntung
- Selidiki keluhan
nyeri
dada/palpitasi.
- Hindari
penggunaan botol
penghangat atau
botol air panas. Ukur suhu air
mandi
dengan
thermometer.
- Kolaborasi
pengawasan hasil
pemeriksaan
laboraturium.
Berikan sel darah
merah
lengkap/packed
produk
darah
sesuai indikasi.
- Berikan oksigen
tambahan sesuai
indikasi.
-
karena
regangan
jantung
lama/peningkatan
kompensasi curah
jantung.
Iskemia
seluler
mempengaruhi
jaringan miokardial/
potensial
risiko
infark.
Termoreseptor
jaringan
dermal
dangkal
karena
gangguan oksigen
Mengidentifikasi
defisiensi
dan
kebutuhan
pengobatan /respons
terhadap terapi.
Memaksimalkan
22
Intoleransi
aktivitas
b.d
ketidakseimbangan
antara
suplai
oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
Dapat
mempertahankan
/meningkatkan
ambulasi/aktivitas.
KH :
melaporkan
peningkatan toleransi
aktivitas
(termasuk
aktivitas sehari-hari)
- menunjukkan
penurunan
tanda
intolerasi
fisiologis,misalnya
nadi,
pernapasan,
dan
tekanan darah masih
dalam rentang normal
-
transport oksigen ke
jaringan.
Kaji kemampuan - Mempengaruhi
ADL pasien.
pilihan
intervensi/bantuan
Kaji kehilangan
atau
gangguan - Menunjukkan
keseimbangan,
perubahan
gaya jalan dan neurology
karena
kelemahan otot
defisiensi
vitamin
B12 mempengaruhi
keamanan
pasien/risiko cedera
Observasi tandatanda
vital - Manifestasi
sebelum
dan kardiopulmonal dari
sesudah aktivitas. upaya jantung dan
paru
untuk
membawa
jumlah
Berikan
oksigen adekuat ke
lingkungan
jaringan
tenang,
batasi - Meningkatkan
pengunjung, dan istirahat
untuk
kurangi
suara menurunkan
bising,
kebutuhan oksigen
pertahankan tirah tubuh
dan
baring bila di menurunkan
indikasikan
regangan
jantung
Gunakan teknik dan paru
menghemat
energi, anjurkan - Meningkatkan
pasien
istirahat aktivitas
secara
bila
terjadi bertahap
sampai
kelelahan
dan normal
dan
kelemahan,
memperbaiki tonus
anjurkan
pasien otot/stamina tanpa
melakukan
kelemahan.
aktivitas
Meingkatkan harga
semampunya
diri
dan
rasa
(tanpa
terkontrol.
memaksakan diri).
33
Perubahan nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
b.d
kegagalanuntuk
mencerna
atau
ketidak
mampuan
mencerna
makanan /absorpsi
nutrient
yangdiperlukan untuk
pembentukan seldarah merah
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi
KH :
Menunujukkan
peningkatan
/mempertahankan
berat badan dengan
nilai
laboratorium
normal.
Tidak
mengalami
tanda mal nutrisi.
Menununjukkan
perilaku,
perubahanpola
hidup
untuk
meningkatkan dan atau
mempertahankan berat
badan yang sesuai.
Kaji
riwayatnutrisi, termasuk
makan
yang
disukai
Observasi
dancatat
masukkan
makanan pasien
Timbang
berat
badan setiap hari. -
Berikan
makan
sedikit
dengan
frekuensi seringdan atau makan
diantara
waktu
makan
- Observasi
dan
catat
kejadian
mual/muntah,
flatus dan dan
gejala lain yang
berhubungan
- Berikan
dan
Bantu
hygiene
mulut yang baik -;
sebelum
dan
sesudah
makan,
gunakan sikat gigi
halus
untuk
penyikatan yang
lembut. Berikan
pencuci
mulut
yang di encerkan
bila mukosa oral
luka.
Mengidentifikasi
defisiensi,
memudahkan
intervensi
Mengawasi
masukkan kalori
atau kualitas
kekurangan
konsumsi makanan
Mengawasi
penurunan berat
badan atau
efektivitas intervensi
nutrisi
Menurunkan
kelemahan,
meningkatkan
pemasukkan dan
mencegah distensi
gaster
Gejala GI dapat
menunjukkan efek
anemia (hipoksia)
pada organ.
Meningkatkan nafsu
makan dan
pemasukkan oral.
Menurunkan
pertumbuhan
bakteri,
meminimalkan
kemungkinan
infeksi. Teknik
perawatan mulut
khusus mungkin
diperlukan bila
- Kolaborasi pada jaringan
ahli gizi untuk rapuh/luka/perdarah
rencana diet.
an dan nyeri berat.
- Membantu dalam
Kolaborasi
; rencana diet untuk
pantau
hasil memenuhi
pemeriksaan
kebutuhan
laboraturium
individual
- Meningkatakan
efektivitas program
- Kolaborasi;
pengobatan,
berikan
obat termasuk sumber
sesuai indikasi
diet nutrisi yang
dibutuhkan.
- Kebutuhan
penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan atau
adanyan masukkan
oral yang buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.
44
Risiko
tinggi
terhadap
infeksi
b.d
tidak
adekuatnya
pertahanan
sekunder
(penurunan
hemoglobin
leucopenia, atau
penurunan
granulosit (respons
inflamasi
tertekan).
54
Konstipasi atau
pneumonia
membantu
dalam
Tingkatkan
pengenceran secret
masukkan cairan pernapasan
untuk
adekuat
mempermudah
pengeluaran
dan
mencegah
stasis
cairan
tubuh
misalnya pernapasan
dan ginjal.
Pantau/batasi
membatasi
pengunjung.
pemajanan
pada
Berikan
isolasi bakteri/infeksi.
bila
Perlindungan isolasi
memungkinkan
dibutuhkan
pada
anemia aplastik, bila
respons imun sangat
terganggu.
Pantau
suhu adanya
proses
tubuh.
Catat inflamasi/infeksi
adanya menggigil membutuhkan
dan
takikardia evaluasi/pengobatan.
dengan atau tanpa
indikator
infeksi
demam
Amati
lokal. Catatan :
eritema/cairan
pembentukan
pus
luka
mungkin tidak ada
bila
granulosit
tertekan.
membedakan
Ambil specimen adanya
infeksi,
untuk
mengidentifikasi
kultur/sensitivitas pathogen khusus dan
sesuai indikasi
mempengaruhi
pilihan pengobatan
mungkin digunakan
Berikan antiseptic secara
propilaktik
topical ; antibiotic untuk menurunkan
sistemik
kolonisasi
atau
untuk
pengobatan
proses infeksi local
Membuat/kembali pola Observasi warna - Membantu
Diare berhubungan
dengan penurunan
masukan diet;
perubahan proses
pencernaan; efek
samping terapi
obat.
feses, konsistensi,
frekuensi dan
jumlah
Auskultasi bunyi
usus
-
Dorong
masukkan cairan
2500-3000 ml/hari
dalam toleransi
jantung
-
mengidentifikasi
penyebab /factor
pemberat dan
intervensi yang
tepat.
bunyi usus secara
umum meningkat
pada diare dan
menurun pada
konstipasi
dapat
mengidentifikasi
dehidrasi,
kehilangan
berlebihan atau alat
dalam
mengidentifikasi
defisiensi diet
membantu dalam
memperbaiki
konsistensi feses
bila konstipasi. Akan
membantu
memperthankan
status hidrasi pada
diare
menurunkan distress
gastric dan distensi
abdomen
mencegah
ekskoriasi kulit dan
kerusakan
Hindari makanan
yang membentuk
gas
Kaji kondisi kulit
perianal dengan sering, catat
perubahan kondisi
kulit atau mulai kerusakan.
Lakukan
perawatan perianal
setiap defekasi
bila terjadi diare.
Kolaborasi ahli
gizi untuk diet
siembang dengan
tinggi serat dan
bulk.
- serat menahan
enzim pencernaan
65
dan mengabsorpsi
air dalam alirannya
sepanjang traktus
intestinal dan
Berikan pelembek dengan demikian
feses, stimulant
menghasilkan bulk,
ringan, laksatif
yang bekerja sebagai
pembentuk bulk
perangsang untuk
atau enema sesuai defekasi.
indikasi. Pantau - mempermudah
keefektifan.
defekasi bila
(kolaborasi)
konstipasi terjadi.
Berikan obat
antidiare, misalnya
Defenoxilat
Hidroklorida
dengan atropine
(Lomotil) dan obat - menurunkan
mengabsorpsi air, motilitas usus bila
misalnya
diare terjadi.
Metamucil.
(kolaborasi).
Kurang
Pasien mengerti dan Berikan informasi memberikan dasar
pengetahuan
memahami tentang
tentang anemia
pengetahuan
sehubungan
penyakit, prosedur
spesifik.
sehingga pasien
dengan kurang
diagnostic dan rencana Diskusikan
dapat membuat
terpajan/mengingat pengobatan.
kenyataan bahwa
pilihan yang tepat.
; salah interpretasi KH :
terapi tergantung
Menurunkan
informasi ; tidak - Pasien menyatakan
pada tipe dan
ansietas dan dapat
mengenal sumber
pemahamannya proses beratnya anemia.
meningkatkan
informasi.
penyakit dan
kerjasama dalam
penatalaksanaan
program terapi
Tinjau tujuan dan ansietas/ketakutan
penyakit.
- Mengidentifikasi
persiapan untuk
tentang
factor penyebab.
pemeriksaan
ketidaktahuan
- Melakukan tiindakan
diagnostic
meningkatkan stress,
yang perlu/perubahan
selanjutnya
pola hidup.
meningkatkan beban
jantung.
Pengetahuan
menurunkan
ansietas.
Kaji tingkat
pengetahuan klien
dan keluarga
tentang
penyakitnya
Berikan
penjelasan pada
klien tentang
penyakitnya dan
kondisinya
sekarang.
megetahui seberapa
jauh pengalaman
dan pengetahuan
klien dan keluarga
tentang penyakitnya
dengan mengetahui
penyakit dan
kondisinya
sekarang, klien akan
tenang dan
mengurangi rasa
cemas
diet dan pola makan
Anjurkan klien
yang tepat
dan keluarga
membantu proses
untuk
penyembuhan.
memperhatikan
diet makanan nya mengetahui
Minta klien dan
seberapa jauh
keluarga
pemahaman klien
mengulangi
dan keluarga serta
kembali tentang
menilai keberhasilan
materi yang telah
dari tindakan yang
diberikan
dilakukan
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
KASUS
Tuan A,masuk rumah sakit pada tanggal 3 Desember 2009, jam 10.00
WIB.Mengeluhkan sakit kepala pada bagian tengkuknya, badan sering terasa lemas,
dan sering kesemutan pada saat istirahat.Setelah dilakukan pemeriksaan didapat TD
110/ 60 mmhg, SH 34.5oC, Nadi 80x/ menit,HB 3,6 g/dl. Dengan RR normal, BB
menurun, sedangkan pada skelera mata memutih, kuku membentuk koilonikia(kuku
melengkung seperti sendok).
A.
ANALISA DATA
NO DATA
1 : - Tn A mengeluh sakit kepla
PENYEBAB
MASALAH
Penurunan komponen Perubahan
Perfusi
- Mudah lelah
- Kesemutan
- kedinginan
- mata berkunang kunang
O : - Hb Turun 3,6 g/ dl
- Ekstremitas atas dan bawah
dingin
- Suhu 36o C
- kulit pucat
- Gelisah
2S : - Tn A mengeluh badan
meras lemas
O : - keadaan umum
lemah
- porsi yang disediakan
3
sendok yang dimakan
- tugor jelek
3 S : - Tn a mengatakan susah
tidur
- nyeri pusing
O : - Tn a tampak menguap saat
ditanya
- mata merah
- tidur lebih kurang 5 jam
- mata cekung
- meringis
Gangguan
perfusi selebral
fungsi Gangguan
rasa
nyaman atau nyeri
Intoleransi aktivitas
Kurang pengetahuan
tentang
penyakit
tentang
kondisi
proknosis
B. NCP
N
O
1
Diagnosa
Tujuan dan KH :
keperawatan
Perubahan
perfusiPerubahan
perfusi
jaringan b/d ketidak jaringan teratasi.
seimbangan 02 .DiKH :
tandai dengan Tn A1.kualitas
pengisian
mengeluh
kepala kapiler kembali baik.
sakit , mudah lelah,2. HB normal 14-16
kesemutan,
g/dl
kedinginan,
mata
berkunang-kunang,
ekstremitas dingin,
kulit pucat,gelisah,
suhu 36 C
Gangguan
rasa
nyaman nyeri b/d
perfusi
selebral
ditandai dengan, Tn1
A mengatakan susah2
utk tidur nyeri atau
pusing, mata merah,3
tidur lebih kurang 5
jam, mata cekung.,4
hb 36 g/dl
Intervensi
observasitandatandavital
Rasional
tinggikan tempat
tifur sesuai toleransi
observasi upaya
pernapasan
selidiki keluhan
nyeri dada
Kaji perubahan
istirahat atau
gangguan istirahat
memberi informasi
tentang derajat atau
ke adekuatan perfusi
jaringan
dan
membantu
menentukan
kebutuhan intervensi
meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi
untuk
kebutuhan seluler
dipsnea
gemeritik
menunjukan gejala
karena regangan di
jantung
atu
peningkatran
kompensasi
curah
jantung
iskemia
seluler
mempengaruhi
jaringan miokardinal
atau potensial infak
diharapkan
mengetahui
dan
dapata
mengambil
langkah agra tn a
dapat istirahat dengan
tenang
dengan mengetahui
tingkat nyeri dapat
menentukan
intervensi yang akan
di lakukan
ajarkan teknik
relaksasi dan
distraksi
diharapkan derngan
relaksasi nyeri atau
pusing berkurang
Intoleransi aktivitas
b/d ketidak
seimbangan 02
ditandai dengan, tn a
mengeluh lemah,
sebagian aktivitas
dibantu orang lain,
hb 3,6 g/dl
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan b/d tn.A
mengatakan bahwa
badan tersa lemah,
keadaan
umum
lemah, porsi yang
disediakan 3 sendok
yang habis, tugor
kulit jelek
tn a dapat
- observasi tanda vital
mealakukan tindakan- anjurkan tn A untuk
aktivitas ttanpa
menggunakan teknik
bantuan orang lain
penghematan energi
KH :
1. makan menyuap - anjurkan tn a untuk
tanpa bantuan arang menghentikan
lain
aktivitas bila ada
palpitasi, kelemahan,
pusing,.
Diketahui keadaan
Tn.A
Mendorng
pasien
untuk
banyak
membatasi
penyimpangan energi
dan
mencegah
kelemahan
regangan atau stres
kardio
pulmonal
berlebihan
dapat
menimbulkan
dekompensasi atau
kegagalan
dapat
diketahui
Nutrisi tn.a terpenuhi- kaji status nyeri
KH :
intake makanan yang
1. keadaan umum
masuk
sehingga
membaik
kekurangan
akan
2.
porsi
yang
masukan zat gizi juga
disediakan habis
dapat diketahui
dapat menjelaskan
- jelaskan pd tn.
Penting nya makan kepada tn.a penting
bagi tubuh
nya makanan bagi
tubuh
agar
pengetahuan
nya
bertambah dan di
harapkan tn. A makan
.
berikan makanan
yang
merangsang
nafsu makan dan
dikolaborasikan
dengan ahli gizi
Kurang pengetahuan
tentang
kondisi
prognosis b/d kurang
informasi
tentang
1.
penyakit
nya
2.
ditandai dengan tn.a
mengeluh
tentang
3.
penyakitnya
dan
bertanya kapan bisa
pulang, tn.a gelisah,
bertanya
tentang
penyakit nya
berikan penjelasan
pada
tn.a
dan
keluarga
tentang
penyakit nya
jelaskan
tentang
prosedur perawatan
dan pengobatan yang
dijalankan
beri support mental
- dengan makanan
yang
merangsang
nafsu
makan,
diharapkan tn.a da
selera untuk makan
dan kebutuhan nutrisi
terpenuhi
- dengan motivasi tn.
A mau makan dan
menghabiskan porsi
yang dihidangkan
tn.a dan keluarga
mengerti dan adpt
mengurangi rasa
cemas/ gelisah tn.a
maupun keluarga
Dengan penjelasan
diharapakan Tn.A
dan keluaraga dapat
mengetahui tindakan
yang akan dilakun
Agar Tn.A
mempunyai semangat
dalam menghadapi
penyaakitnya
BAB IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik
dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan
Anak FKUI.2005.Hal:451)
Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang
mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah
dalam sumsum.(Sacharin.1996.Hal:412)
Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi
9. Jakarta : EGC
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide to
Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.
Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology.Edisi ke-2. New
York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi ke1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
.1996.PerawatanMedikalBedah(SuatuPendekatanProsesKeperawatan).Bandung:YayasanIkatanAlumniPendidikan
KeperawatanPajajaranBandung.