Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
Ristania Ellya John
H1A013055
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Akut abdomen merupakan salah satu keluhan pada anak yang sering
menjadi penyebab anak dibawa ke dokter maupun rumah sakit dan dikaitkan
dengan kegawatdaruratan medis pada anak (Tseng, Y.-C. et al., 2008; le, Z.,
Yildiz, T. & leyen, M., 2013; Kim, J.S., 2013; Yang, W.-C., Chen, C.-Y. & Wu,
H.-P., 2013). Secara umum, akut abdomen adalah sebuah terminologi yang
menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen dengan gejala utama nyeri
perut yang dapat mengancam jiwa apabila tidak ditanggulangi (Ross, A. &
LeLeiko, N.S., 2010).
Manifestasi klinis berupa nyeri perut pada anak sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Nyeri perut pada anak dapat timbul secara mendadak,
tetapi sering pula timbul secara perlahan-lahan. Rasa nyerinya dapat bervariasi
dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dapat terlokalisir di suatu
tempat atau di seluruh perut, bahkan dapat menjalar ke tempat lain (Tseng, Y.-C.
et al., 2008; Ross, A. & LeLeiko, N.S., 2010; Kim, J.S., 2013). Rasa nyeri yang
timbul dapat berupa nyeri tumpul (seperti di tusuk-tusuk) dan dapat pula seperti
dililit-lilit yang tidak jarang menyebabkan anak berguling-guling. Penyebab nyeri
perut sendiri bermacam macam, mulai dari yang berasal dalam perut sendiri
maupun di luar perut (Tseng, Y.-C. et al., 2008; Yang, W.-C., Chen, C.-Y. & Wu,
H.-P., 2013).
BAB II
PEMBAHASAN
Etiologi
Penyebab dari akut abdomen pada anak dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa hal, yaitu: lokasi, sifat, dan sumber nyeri, serta epidemiologinya (Tseng,
Y.-C. et al., 2008; Ross, A. & LeLeiko, N.S., 2010; Kim, J.S., 2013; Yang, W.-C.,
Chen, C.-Y. & Wu, H.-P., 2013). Berdasarkan lokasi nyerinya, etiologi dari akut
abdomen dibedakan menjadi 9 jenis sesuai dengan 9 regio abdomen, hal tersebut
ditunjukan pada tabel di bawah ini (Ross, A. & LeLeiko, N.S., 2010):
Tabel 1: Etiologi Akut Abdomen pada Anak berdasarkan Lokasi Nyeri
Tabel 4: Perbandingan Etiologi Akut Abdomen berdasarkan Usia (Yang, W.C., Chen, C.-Y. & Wu, H.-P., 2013)
kemungkinan
mereka
mengalami
akut
abdomen
akibat
Hal
ini
akan
menyebabkan
infeksi
(gastroenteritis,
Beberapa obat telah diketahui memiliki efek yang tidak baik bagi
sistem pencernaan pada anak. Obat-obatan leukimia (L-asparaginase),
steroid, dan beberapa jenis antibiotik (isoniazid, tetrasiklin) diduga dapat
menjadi faktor resiko atau penyebab dari pankreatitis pada anak. Selain
itu, penggunaan NSAID berkepanjangan pada anak juga dapat
menyebabkan gastroenteritis dan ulkus peptikum yang menjadi etiologi
dari akut abdomen (Chelimsky, G. & Czinn, S., 2001; Granado-Villar, D.,
Cunill-De Sautu, B. & Granados, A., 2012; Guariso, G. & Gasparetto, M.,
2012).
Patofisiologi dan Gejala Klinis
Gastroenteritis Akut
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang biasanya
disebabkan oleh infeksi baik virus, bakteri, protozoa maupun cacing. Etiologi
terbanyak dari gastroenteritis adalah infeksi virus (rota virus). Mekanisme dasar
yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah (Ross, A. & LeLeiko, N.S.,
2010; Granado-Villar, D., Cunill-De Sautu, B. & Granados, A., 2012):
a) Gangguan osmotik: adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga
usus
yang
berlebihan
akan
merangsang
usus
untuk
motilitas
usus:
hiperperistaltik
akan
menyebabkan
Sebaliknya
bila
peristaltik
usus
menurun
akan
Appendisitis Akut
Appendisitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada appendiks
vermicularis. Appendisitis merpakan penyebab akut abdomen terbanyak pada
anak-anak dengan usia di atas 2 tahun (Russell, W.S. et al., 2013). Appendisitis
Obstruksi Intestinal
Obstruksi intestinal pada anak juga merupakan salah satu penyebab akut
abdomen pada anak. Obstruksi pada anak dapat disebabkan karena beberapa hal
yaitu konstipasi, necrotizing enterocolitis, volvulus, dan intusussepsi. Konstipasi
merupakan salah satu penyebab akut abdomen yang dalam penatalaksanaannya
cukup mudah dan tidak beresiko. Konstipasi pada anak biasanya disebabkan
karena makanan yang rendah serat, menahan BAB, dan penggunaan obat anti
diare maupun laksatif yang berlebihan. Terdapat 2 mekanisme utama terjadinya
konstipasi pada anak yaitu akibat gangguan absorpsi air pada kolon, dan gangguan
motilitas kolon (Ross, A. & LeLeiko, N.S., 2010; Kim, J. S., 2013).
Volvulus, intussusepsi, dan necrotizing enterocolitis biasanya lebih sering
terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun. Volvulus, merupakan keadaan saluran
pencernaan yang terpuntir, bisanya sering terjadi pada usus halus maupun sekum.
Penyebab utama volvulus adalah panjang usus yang abnormal (Osifo, O.D. &
Oriaifo, A.I., 2008; Ross, A. & LeLeiko, N.S., 2010; Kim, J. S., 2013).
Intussepsi adalah masuknya bagian ileum terminal ke dalam colon. Hal ini
dapat menyebabkan penyumbatan pada usus sehingga menimbulkan nyerinya.
Penyebab intussepsi pada anak belum diketahui secara pasti, namun diduga
kelainan kongenital merupakan salah satu penyebabnya (Ross, A. & LeLeiko,
N.S., 2010; Shekherdimian, S. & Lee, S.L., 2011; Kim, J. S., 2013).
Necrotizing enterocolitis (NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu
kondisi akut abdomen berupa peradangan dan kematian jaringan pada usus halus
dan kolon yang umumnya terjadi pada periode neonatus. Etiologi NEC hingga
saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya dengan terjadinya
iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik
menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi
bakteri. NEC jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit
terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Bagaimananapun sekali pemberian
makanan dimulai, hal itu cukup untuk menyebabkan proliferasi bakteri yang dapat
menembus dinding saluran cerna yang rusak dan menghasilkan gas hidrogen. Gas
tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran cerna atau memasuki vena portal
(Lee, J.H., 2011; Neu, J. & Walker, W.A., 2011; Choi, Y.Y., 2014).
Proses inflamasi di NEC menyebabkan peningkatan aliran darah di
segmen usus yang terkena. Bakteri menembus pertahanan mukosa, dan dengan
produk metabolisme bakteri terjadi pembentukan gas intramural (Gambar 1).
Sepanjang NEC berlangsung, platelet-activating factor yang diproduksi oleh selsel inflamasi dan bakteri, menyebarkan kaskade inflamasi, terutama sitokin dan
komplemen, mengakibatkan ekstensif transmural yang terlibat terdapat kompromi
dari microvasculature seperti iskemik maka terjadi perubahan jaringan . Akhirnya,
dinding usus yang tidak perforasi mengalami nekrosis, yang kemungkinan begitu
parah sehingga terjadi peluruhan dinding usus. Hal ini mengakibatkan penipisan
dinding usus dan akhirnya terjadi perforasi (Lee, J.H., 2011; Neu, J. & Walker,
W.A., 2011; Choi, Y.Y., 2014).
Pankreatitis
Pankreatitis adalah peradangan yang terjadi di daerah pankreas, di mana
akan muncul banyak sel inflamasi akut pada sel pankreas yang akan menyebabkan
terjadinya edema, kerusakan sel (nekrosis) atau fibrosis. Pada sebagian besar
anak, pankreatitis bersifat self-limiting dan reversibel. Namun pada beberapa
kasus dapat menyebabkan penyakit yang kronik. Pankreatitis diduga disebabkan
oleh obat, infeksi, dan anomali kongenital. Gejala utama yang muncul pada
pankreatitis adalah nyeri abdominal yang merujuk pada akut abdomen, dan
terdapat beberapa gejala tambahan lain yang digambarkan sesuai usia pada tabel 8
berikut ini (Abu-El-Haija, M., Lin, T.K. & Palermo, J., 2014; Suzuki, M., Sai, J.K.
& Shimizu, T., 2014):
memperlihatkan
udara
bebas
dalam
rongga
Pencitraan
Ultrasonografi
CT
Suprapubis
Ultrasonografi
c. Pemeriksaan khusus
1) Abdominal paracentesis
Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna
untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum.
Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar
dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 100--200 ml larutan
NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi
(Uba, A.F. et al., 2007; Abantanga, F.A., Nimako, B. & Amoah, M.,
2009).
2) Pemeriksaan laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui
langsung sumber penyebabnya, dan sangat berguna pada akut
abdomen tanpa penyebab yang jelas di anak (le, Z., Yildiz, T. &
leyen, M., 2013)
Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan akut abdomen antara lain, adalah
penyelamatan jiwa penderita, dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat
dalam fungsi fisiologis alat pencemaan penderita. Biasanya langkah-langkah
penatalaksanaan akut abdomen terdiri dari (Uba, A.F. et al., 2007; Abantanga,
F.A., Nimako, B. & Amoah, M., 2009; Elikashvili, I. & Spina, L., 2012; le, Z.,
Yildiz, T. & leyen, M., 2013):
1) Tindakan penanggulangan darurat
a) Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistem pernafasan dan
kardiovaskuler yang merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita.
Bila sistem vital penderita sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan.
b) Restorasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
c) Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika.
2) Tindakan penanggulangan definitif tujuan t adrapialah :
a) Penyelamatan jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan
bila terjadi pendarahan
b) Meminimalisasi cacat sistem pencernaan yang mungkin terjadi dengan
cara :
o Menghilangkan sumber kontaminasi.
o Meminimalisasi
kontaminasi
yang
telah
terjadi
dengan
antibiotika
secara
parenteral
pada
penderita
dengan
thorax-drain
pads
penderita
dengan
fraktur
iga,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akut abdomen merupakan salah satu keluhan pada anak yang sering
menjadi penyebab anak dibawa ke dokter maupun rumah sakit dan dikaitkan
dengan kegawatdaruratan medis pada anak Nyeri abdomen akut pada anak
menyebabkan dilema dalam diagnostik. Meskipun banyak kasus dalam akut
abdomen adalah suatu yang tidak membahayakan, namun beberapa kasus
memerlukan diagnosis dan penanganan yang cepat untuk meminimalisir angka
kesakitan. Secara umum, penyebab tersering untuk nyeri akut abdomen pada anak
adalah gastroenteritis, dan untuk kasus akut abdomen yang memerlukan tindakan
pembedahan terbanyak adalah appendisitis. Manajemen pasien anak dengan akut
abdomen memerlukan keputusan yang tepat dalam rentang waktu yang singkat,
sehingga dokter sebagai tenaga medis membutuhkan pengetahuan yang cukup
terkait akut abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
Abantanga, F.A., Nimako, B. & Amoah, M., 2009. Perforations of the Gut in
Children as a Result of Enteric Fever: A 5-Years Single Institutional Review.
Annals
of
Pediatric
Surgery,
5(1),
pp.110.
Available
at:
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=2703737&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed November
13, 2015].
Chelimsky, G. & Czinn, S., 2001. Peptic Ulcer Disease in Children. Pediatrics in
Review,
22(10),
pp.349355.
Available
at:
http://pedsinreview.aappublications.org/cgi/doi/10.1542/pir.22-10-349
[Accessed November 13, 2015].
Choi,
Y.Y.,
2014.
Necrotizing
enterocolitis
in
newborns:
update
in
of
pediatrics,
57(12),
pp.50513.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=4316593&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed November
13, 2015]
Elikashvili, I. & Spina, L., 2012. An Evidence-Based Review Of Acute
Appendicitis In Childhood. Pediatric Emergency Medicine Practice, 9(3),
pp.212. Available at: www.ebmedicine.net [Accessed November 13, 2015].
Gardikis, S. et al., 2011. Acute appendicitis in preschoolers: a study of two
different populations of children. Italian journal of pediatrics, 37, p.35.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
pp.48794;
quiz
495.
Available
at:
2012,
pp.19.
Available
at:
le, Z., Yildiz, T. & leyen, M., 2013. The role of laparoscopy in suspicious
abdomen pain in children. Pakistan Journal of Medical Sciences, 29(4).
Available at: http://pjms.com.pk/index.php/pjms/article/view/3785 [Accessed
October 20, 2015].
Kim, J.S., 2013. Acute abdominal pain in children. Pediatric gastroenterology,
hepatology
&
nutrition,
16(4),
pp.21924.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3915729&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed November
13, 2015].
Lee, J.H., 2011. An update on necrotizing enterocolitis: pathogenesis and
preventive strategies. Korean journal of pediatrics, 54(9), pp.36872.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
pp.1924.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=4438437&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed November
11, 2015].
Neu, J. & Walker, W.A., 2011. Necrotizing enterocolitis. The New England
journal
of
medicine,
364(3),
pp.25564.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3628622&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed October 8,
2015].
Osifo, O.D. & Oriaifo, A.I., 2008. Pediatric Intestinal Volvulus: Management
Problems and Outcome in a Resource- Poor Region. Annals of Pediatric
Surgery,
4(3
&
4),
pp.6973.
http://www.aps.eg.net/back_issue/vol4/issue3,4
Available
at:
_july-October2008/pdf/1-
2014,
p.438076.
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
Available
at:
of
pediatrics:
WJP,
7(1),
pp.703.
Available
at:
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
at:
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19054918
[Accessed
Available
at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17086425
cases,
1(9),
pp.27684.
Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3868711&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed November
13, 2015].