You are on page 1of 42

Bab II

Pembahasan

A.Pengertian Alat Ukur Listrik


Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti
kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), hambatan listrik (R), daya listrik (P), dll. Alat
ukur listrik ini ada yang berupa alat ukur analog dan ada juga yang berupa alat ukur digital.

B.Jenis Jenis Alat Ukur Listrik


1. Amperemeter
Amperemeter (ammeter): adalah alat ukur kuat arus listrik. Untuk mengukur arus yang mengalir
melalui resistor pada rangkaian, amperemeter dipasang secara seri dengan resistor itu.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan
dengan hambatan shunt.

Simbol amperemeter dalam rangkaian adalah;

Dengan demikian, pada amperemeter dan resistor akan mengalir arus yang sama. Idealnya,
amperemeter memiliki hambatan yang sangat kecil sehingga hanya sedikit perubahan yang
terjadi pada arus yang diukur. Amperemeter memiliki skala penuh atau batas ukur maksimum,
1

sedangkan kuat arus listrik yang akan diukur mungkin melebihi batas ukur maksimum
amperemeter. Galvanometer adalah komponen utama yang menyusun amperemeter analog. Agar
amperemeter dapat digunakan, maka dipasang suatu hambatan yang paralel dengan
galvanometer sehingga kelebihan arus akan mengalir ke hambatan paralel (hambatan shunt) atau
Rsh.Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya.

Arus maksimum yang melalui galvanometer adalah Im, sehingga arus yang melalui Rsh adalah IIm. Resistor RG dan Rsh dipasang secara pararel, maka beda potensial antara a dan b sama besar.
Dengan demikian,berlaku

Dengan RG resistor galvanometer dan

Alat ukur ampere meter

2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik. Untuk mengukur beda
potensial pada ujung-ujung resistor maka voltmeter dipasang pararel dengan resistor itu. Gaya
magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut
akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin
besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.

Voltmeter juga memiliki resistansi sehingga pemasangan voltmeter akan mengurangi hambatan
antara titik a dan b. Akibatnya, arus yang mengalir pada rangkaian meningkat dan mempengaruhi
tegangan pada titik a-b. Idealnya, voltmeter mempunyai hambatan yang sangat besar sehingga
efeknya pada rangkaian menjadi minimal.

Agar voltmeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar maka batas ukur
maksimum voltmeter dapat diperbesar dengan menambah hambatan yang dipasang seri dengan
galvanometer penyusun voltmeter itu.
Untuk menghitung besar Rs maka tegangan sebesar V dibagi menjadi dua, yaitu tegangan pada
galvanometer Vm dan tegangan pada ujung-ujung resistor Rs yaitu Vs. Jadi, V = Vm + Vs.
Resistor Rs dan RG disusun seri sehingga diperoleh resistor ekivalen R = Rs + RG. Untuk
resistor susunan seri, berlaku.

Dengan RG adalah resistor galvanometer dan n = V / Vm menunjukkan perbandingan antara


tegangan skala penuh dan tegangan skala penuh galvanometer.

Gambar alat ukur voltmeter

3. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau resistansi resistor. Untuk membuat ohmmeter,
galvanometer dihubungkan seri dengan baterai dan resistor Rs. Ohm meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan
aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya
arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.

Ketika terminal-terminal x dan y dihubungkan ke resistor R yang tidak diketahui, arus I yang
mengalir melalui galvanometer adalah

Gambar alat ukur ohmmeter

Pembacaan alat ukur listrik dalam rangkaian listrik


Pada dasarnya pembacaan alat ukur baik itu amperemeter dan voltmeter adalah sama. Yang perlu
diperhatikan adalah batas ukur yang digunakan. Batas ukur adalah batas nilai maksimal yang
bisa diukur oleh suatu alat ukur.
Cara untuk membaca hasil pengkuran adalah:

Amperemeter ada yang mempunyai batas ukur dan skala terbatas. Misalnya sebuah amperemeter
batas ukurnya 5A dengan skala 110. Jika saat digunakan jarum menunjukkan angka 4 pada
skala, besar kuat arus listrik yang terukur adalah sebagai berikut.

Dengan demikian, arus listrik yang terukur sebesar 2 A

4. Multimeter
Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM
(Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun
arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multimeter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masingmasing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan
dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang
sangat tinggi.
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis
TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah
akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan multimeter digital. Namun multimeter jenis ini lebih mudah digunakan sehingga
banyak para teknisi yang familiar menggunakan tester analog daripada digital.

Multimeter digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Bagian-Bagian Multimeter
Bagian-bagian multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah multimeter
diperlihatkan pada gambar berikut.

1. Papan Skala Multimeter


Papan skala multimeter digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat
skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (), tegangan (ACV dan DCV),
kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
2. Saklar Jangkauan Ukur/ Batas Ukur Multimeter
Saklar jangkauan ukur (batas ukur) digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan
batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam ), saklar
ditempatkan pada posisi , demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV7

DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik,
posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250
ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) Multimeter
Sekrup pengatur posisi jarum (preset pada multimeter digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zerro Adjustment)
Tombol pengatur jarum posisi nol (Zerro Adjustment) digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam
praktek, kedua ujung kabel probe ( ) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum
pada angka nol.
5. Lubang Kabel Probe Multimeter
Lubang probe multimeter merupakan tempat untuk menghubungkan kabel probe dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA
oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan multimeter adalah :
a. Batas Ukur (Range) Multimeter
1.Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 25 500 mA. Untuk
batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 0,25 mA. Untuk batas ukur
(range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500,
kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 500 mA.

2.Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 50 250 500 1000
ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt.
Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.
3.Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (k). Untuk batas ukur
(range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan ).
Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali
dengan 10 (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k), semua hasil pengukuran
dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan k), Untuk batas ukur (range) x10k
(10k), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k
b.Baterai Multimeter
Baterai pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan untuk
mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter digunakan untuk mengukur
komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri
dengan lubang kabel probe/ (+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal
positip dari lubang kabel probe. Sehingga kondisi kapasitas dayapada baterai multimeter perlu
diperhatikan.

c. Kriteria Multimeter
Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
1.

Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan

tegangan, misalnya 20 k/v untuk DCV dan 8 k/v untuk ACV. (20 k/v I = E/R = 1/20.000
= x 10-4A = 0,05mA = 50 A). Multimeter menggunakan arus sebesar 50 mikro-Ampere (50
A) untuk alat pengukur (meter) dan akan menarik arus maksimal 50 A dari rangkaian yang
diukur.

2.

Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe transistor

(kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda, dan
kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat elektronik.
d. Simbol-Simbol Pada Multimeter
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Voltmeter), pengukur
kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter) ditampilkan
dengan simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar berikut.

Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi
dengan miltimeter digital
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter
seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter
(mengukur Resistansi atau Hambatan)
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6
Volt,

putar

saklar

selector

ke

12

Volt

(khusus

Analog

Multimeter)

**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

10

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220
Volt,

putar

saklar

selector

ke

300

Volt

(khusus

Analog

Multimeter)

**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada
polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

11

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur
adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur
melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita
harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut.
Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+)
Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar
berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

12

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm ()
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda
X yang artinya adalah Kali. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter,
diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

5. Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada
beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis
osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem
operasi Linux.
A. Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya

Fungsi masing-masing bagian yaitu;

13

No
1

Bagian-Bagian
Osiloskop
Volt atau div

Fungsi

Untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa


nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur
atau pembacaan posisi horizontal,
Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1

CH1 (Input X)

juga digunakan untuk kalibrasi.


Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka
posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada
layar hanya ada satu.
Untuk memilih besaran yang diukur,
Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada
terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga
hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka

AC-DC

sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya


dikutsertakan.
Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak
bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan
terblokir oleh kapasitor.
Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan

Ground

masukan-masukan yang lain.


Untuk memilih besaran yang diukur.
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas
bawah.

Posisi Y

Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian


channel 1 atau (Y).
Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada
saat variabel diputar.
14

Variabel

Selektor pilih

Layar

Untuk kalibrasi osiloskop.


Untuk

memilih

Chanel

yang

diperlukan

untuk

pengukuran.
Menampilkan bentuk gelombang
Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar

10

11

Inten

Rotatin

Fokus

Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar


dan diputar ke kanan untuk memperterang.
Mengatur posisi garis pada layar,
Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
Menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan
gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur
fokus
Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)

12

Position X

Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar


(posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan
menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali
lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya

13

seruncing mungkin.
Sweep time/div Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan
Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang
diwakili oleh satu div di layar
Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm
(volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran
tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu
priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat
besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5
second.pengoperasian

X-Y

didapatkan

dengan

memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan ChopALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan
15

kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara


variabel diputar penuh se arah jarum jam.
14

Mode

Untuk memilih mode yang ada


Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1
(Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL)

15

Variabel

gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah


Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.
Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi
putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat
dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .

16

Level

Menghentikan gerak tampilan layar.

17

Exi Trigger

Untuk trigger dari luar.

18

Power

Untuk menghidupkan Osiloskop.

19

Cal 0,5 Vp-p Kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.


Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layer,

20

Ground

ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground


yang diukur.
Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur
atau pembacaan Vertikal.

21

CH2 ( input Y ) Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka


posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada

layar hanya satu.


B. Fungsi Osiloskop Secara Umum
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubahubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan
dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan
dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:

Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.


16

Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

Membedakan arus AC dengan arus DC.

Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat
sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal
yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis
vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan
untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua
sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua
untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada
pada pesawat perangkat ini, seperti telah diutarakan diatas.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop,
kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung
frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk
menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
C. Prinsip Kerja Osiloskop

17

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat
tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip
kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe
digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan
dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa
atau diuji kinerjanya.
1. Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas
electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik
dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda
(CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih
murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang
dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum
terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi
oleh osiloskop digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup
semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard
HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.

18

2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan
ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi
besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini
bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital
hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang
proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah
cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi
gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi
dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik
pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi
khusus dari gelombang yang sedang diukur.
D. Cara Penggunaan Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu
pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak
ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y
position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa
melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan
19

acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe
dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi
1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari
puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat
maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan
time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk
kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar.
Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal)
pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
E. Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada
sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t.

20

Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam
arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop
digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang
sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda
dalam

suatu

rangkaian

elektronik.

Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y)


merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya
diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

21

Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol
pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.

6. kWh Meter
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja
menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan
piringan yang terbuat dari alumunium. Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada umumnya
disebut Watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan
dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik
dalam satuan WH (watt Jam) ataupun dalam Kwh (kilowatt Hour).
Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan satuan
kilowatt- hour (KWH), dimana 1 KWH sama dengan 3.6 MJ. Karena itulah alat yang
digunakan untuk mengukur energi pada industri dan rumah tangga dikenal dengan
watthourmeters. Besar tagihan listrik biasanya berdasarkan pada angka-angka yang
tertera pada KWH meter setiap bulannya Untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satusatunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga.
Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan
arus,sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir mekanik
yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka
piringan mendapat torsi yang membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat
kepresisian yang tinggi.
Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan semakin
besar; demikian pula sebaliknya.

22

B. Jenis-Jenis KWH METER


Apabila dilihat dari cara kerjanya, KWH Meter dibedakan menjadi :
1. KWH meter Analog

Adapun bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter Analog antara lain, sebagai berikut :
1. kumparan tegangan
2. kumparan arus
3. piringan aluminium
4. magnet tetap
5. gear mekanik yang mencatat jumlah perputaranpiringan aluminium
6. Bendera pengereman berfungsi mengatur piringan pengujian beban nol pada tegangan
normal.
7. Lidah pengereman adalah merupakan pasangan dengan bendera(8).Posisi lidah
pengereman dan bendera pengereman harus tepat sehingga:
Pada beban nol,tegangan norminal piringan berhenti pada saat posisi mereka
berdekatan.
Tetapi arus mula (0,5 % Id) piringan harus dapat berputar > 1 putaran.
2.

KWH Meter Digital

23

KWH Meter digital digunakan untuk mengatasi kelemahan dari KWH Meter analog. Adapun
kelebihan dari KWH Meter Digital antara lain sebagai berikut :
Sistem pembayarannya dengan sistem prabayar, dengan sistem prabayar
menggantikan cara pembayaran umumnya, dengan menggunakan kartu prabayar
elektronik pengganti tagihan bulanan.
KWH meter denan tampilan digital yang menyala dan berukuran cukup besar.
Akurasi perhitungan KWH, tidak adanya tunggakan pembayaran tagihan listrik,
kemudahan memutus sambungan listrik pelanggan yang melakukan tunggakan
tagihan dengan menggunakan alat yang bisa di set up dari jarak maximal 200 meter.
C. Prinsip Kerja KWH Meter
1. KWH Meter Analog
Ditinjau dari segi cara bekerjanya maka pengukur ini memakai prinsip azas induksi atau azas
Ferraris. Dan pada umumnya alat pengukur ini digunakan untuk mengukur daya listrik arus
bolak balik. Pada alat ini dipasang sebuah cakera alumunium (alumunium disk) yang dapat
berputar, dimuka sebuah kutub magnit listrik (Electro magnet).
Magnit llsitrik ini diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan arus. Dengan adanya
lapangan magnit tukar yang berubah-ubah maka cakera (Disk) alumunium ditimbulkan suatu
arus bolak-balik, yang menyebabkan cakera tadi mulai berputar dan menggerakkan pesawat
hitungnya.
24

Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu
1. Daya kompleks S(VA) = V.I
2. Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin
3. Daya aktif P(Watt) = V.I cos
Dari ketiga daya tersebut yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang dinyatakan
dengan satuan Watt. Sedangkan daya reaktif dapat diketahui besarnya dengan menggunakan
alat ukur Varmeter. Untuk pemakaian pada rumah, biasanya hanya digunakan KWH meter.
Pada pembebanan bebas induksi kecepatan berputarnya cakera sangat tergantung pada hasil
kali tegangan pada hasil kali dari tegangan (E) x Kuat arus (I) dalam satuan watt. Jumlah
putaran tergantung pada kecepatan dan lamanya, dengan demikian dapat kita rumuskan
sebagai berikut :
Tegangan x Kuat Arus x Waktu = E x I x t dalam satuan Watt jam (WH)
Untuk alat pengukur Kilowatt jam (KWH) arus putar, pada umunya mempunyai tiga system
magnit, yang masing masing dengan sebuah kumparan arus dan tegangan yang bekerja pada
sebuah cakera turutan, dimana ketiga cakera itu dipasang pada sumbu yang sama

7. Generator Fungsi

25

Gambar Generator fungsi


Pengertian Generator Fungsi
Generator Fungsi adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau membangkitkan
gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator Utama
menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan rangkuman
frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk gelombang sinus,
kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input
dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation (FM).
Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekwensi
pembawanya hingga 5%. Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran
0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang
dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V 20 Vp-p (tegangan puncak ke puncak)
kondisi tanpa beban, dan 0,1 V 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke puncak) dengan
beban sebesar 50. Output utama ditetapkan oleh SYNC Output. Gambar 47 memperlihatkan
salah satu bentuk Function Generator yang dimaksud.
Generator fungsi (function generator) juga memiliki pengertian sebuah instrumen terandalkan
yang memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekwensi-frekwensinya diatur
sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentuk-bentuk yang lazim digunakan adalah sinusoida,
segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk bentuk gelombang ini dapat bisa diatur
26

dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz (kHz) bahkan sampai megahertz (MHz).generator
fungsi juga bagian dari peralatan atau software uji coba elektronik yang digunakan untuk
menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang dalam
kasus ini semacam sumber pemicu diperlukan, secara internal ataupun eksternal.Tipe lain dari
generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding terhadap beberapa input
fungsi matematika. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input.
Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua
outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang
dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp voltase menanjak dan menurun secara
linier. Ketika voltase output mencapai batas atas dan batas bawah, proses pemuatan dan
pelepasan dibalik menggunakan komparator. menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan
arus yang bervariasi dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.

BAGIAN-BAGIAN FUNCTION GENERATOR

Gambar Bagian-Bagian Function Generator


Keterangan:

27

1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan generator
sinyal ke tegangan jalajala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur Frekuensi: Tekan dan
putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range frekuensi yang telah
dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang kompatibel
dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol ini
ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar dari terminal
output TTL/CMOS) dapat diatur antara 515Vpp, sesuai besarnya tegangan yang
kompatibel dengan CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/ 10V. Tarik dan putar
searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah yang
berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik,
keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset,
sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan 2,5V.
Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan
cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar
+5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output yang
maksimal, dan kebalikannya untuk output 20dB. Jika tombol ditarik, maka output akan
diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk gelombang
output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format 60,3
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi yang
dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah
sebesar 20dB
28

FUNGSI FUNCTION GENERATOR


Uraian berikut berisikan fungsi Function Generator sebagai;
A.

Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output) bentuk gelombang yang

diinginkan.
B.

Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep) bentuk gelombang yang

diinginkan.
C.

Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.

A. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Function


Generator Output.
a.

Pilih tipe gelombang yang dibutuhkan dengan cara memutar saklar putar (rotary switch)

pada control FUNCTION (lihat kembali uraian tentang FUNCTION SELECTOR pada control
dan indicator).
b.

Pilih batas ukur (range) frekuensi dengan cara memutar saklar pada control RANGE.

c.

Hubungkan sinyal dari keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 Oscilloscope dan

sinyal dari Sync Output ke Channel-2 Oscilloscope. Setel Trigger Source yang terdapat pada
Channel-2 Oscilloscope.
d.

Dengan tombol pengatur, setel frekuensi sinyal, display akan menampilkan pembacaan

frekuensi.
e.

Melalui tombol pengatur amplitudo, aturlah amplitudo dari sinyal.

f.

Menggunakan tombol OFFSET aturlah DC Offset sesuai dengan tingkat kebutuhan (dari

-10 Volt sampai dengan +10 Volt).


g.

Sebelum menyambung Function Generator ke beban luar (Oscilloscope, rangkaian audio),

periksalah impedans beban.


B. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Sweep
Generator Output
a.

Hubungkan terminal keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 dari Oscilloscope,

keluaran ayunan (Sweep Output) ke Channel-2.


b.

Channel-2 dari Oscilloscope menampilkan bentuk gelombang gigi gergaji.


29

c.

Menggunakan tombol RATE, atur kecepatan ayunan sinyal (dari 5 detik menjadi 10 mili

detik).
d.

Atur penggunaan frekuensi sebagaimana penjelasan pada Function Generator Output.

e.

Tarik saklar RATE untuk membuat mode SWEEP on.

f.

Channel-1 akan menampilkan gelombang ayunan (sweep wave).

g.

Atur lebar ayunan dengan menggunakan tombol WIDTH.

C. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Frequency


Counter
a.

Periksalah posisi saklar yang terdapat pada control COUPLING, saklar pada posisi HF

digunakan untuk frekuensi lebih dari 100 kHz. Saklar pada posisi LF digunakan untuk frekuensi
di bawah 100 kHz.
b.

Pada saat Function Generator berfungsi sebagai Frequency Counter, (saklar pada posisi

counting mode), EXT COUNTER LED akan menyala.


c.

Hubungkan sinyal dari luar yang akan dihitung frekuensinya dengan EXT COUNTER

BNC.
d.

Display akan menampilkan nilai frekuensi dalam Hz/kHz.

8. Megger
Megger adalah istilah alat yang dimana megger merupakan singkatan dari Mega Ohm Meter. jadi
buat anda teknik listrik tentu sudah tidak asing lagi dengan peralatan ini. fungsi dari megger ini
sendiri hampir sama dengan avo meter. yang mungkin dulunya megger ini diciptakan dari
pengaplikasian avo meter. namun dari sekian alat yang pernah saya gunakan hanya magger ini
saja yang bisa membuat saya pusing karena mungkin jarangnya memakai alat ini atau mungkin
kurangnya paham pengetahuan saya sendiri.
Fungsi Magger
adalah sebagai alat untuk mengukur isolator atau ketahanan dari generator, motor dan juga trafo.
pada umumnya alat ini dipakai untuk mengecek instalisi rumah dan bahkan untuk mengecek
ketahanan SUTM atau saluran udara tegangan menengah.
Cara menggunakan megger :
30

Cara Pengukuran Listrik Menggunakan Megger untuk isolator


Check dahulu baterai apakah dalam kondisi normal atau tidak.
Check Mekanikal zero dalam kondisi megger off, posisi jarum penunjuk harus berada diposisi
berimpit dengan garis skala. Bila tidak bisa tepat silahkan arhakan pointer zero ke 10 pada alat
ukur.
Silahkan lakukan pada zero check
Tempatakan kabel test pada terminal megger, serta hubungkan ujung yang lain.
Pilihlah saklar pada posisi 500.
Letakkan saklar skala pada skala 1.
Silahkan atur ke posisi On, maka jarum akan bergerak ketika itu harus menunjukkan tepat ke
pada angka nol, bila pengecekan tidak tepat atur pointer. Bila pengecekan dengan pengaturan
pointer tidak juga berhasil silahkan periksa atau mengganti baterai.
Off lagi megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero seperti tadi.
Pasang lagi kabel test ke peralatan yang sedang diukur .
Pilih saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
On kan kembali megger dan baca tampilan pada skalanya yang ditunjuk.
Bila skala 1 hasil ukur, pindahkan dan pilih skala 2, bila hasilnya masih sama pilih ke skala 3,
dan silahkan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan dari 0,5 1 menit atau jarum
31

penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil pengukuran kemudian silhakan kalikan dengan skala
alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. hasil terendah adalah 1 M /
kV.
Hal yang harus juga diperhatikan adalah setelah mengukur tahanan isolasi baik pada generator,
motor, maupun jaringan SUTM kita harus groundingkan kabel yang di ukur, karena kabel
tersebut masih mempunyai tegangan listrik jadi berhati-hatilah. Untuk caranya anda cukup
menghubungkan kabel yang diukur lalu hubungkan dengan body.

9. Frekuensi Meter
Frekuensi meter yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur frekuensi
sinyal/gelombang listrik. Pengertian frekuensi sendiri yaitu banyak/jumlah gelombang dalam
satu detik (satuan : Hz). Dari dua hal tersebut sebenarnya dapat kita tarik kesimpulan tentang
cara pengukuran frekuensi. Pertama, hitung jumlah gelombang dalam selang waktu satu detik.
Atau, yang kedua hitung berapa lama perioda satu gelombang, lalu buat korelasinya jika selang
waktu satu detik kira-kira akan ada berapa gelombang jika periodanya x .detikmatematis f = 1/ T

Skema rangkaiaan frekuensimeter


Prinsip kerja Frekuensi meter adalah Sinyal yang akan diukur frekuensinya diubah menjadi
barisan pulsa, satu pulsa untuk setiap siklus sinyal. Kemudian jumlah pulsa yang terdapat pada
interval waktu tertenu dihitung dengan counter elektronik. Karena pulsa ini dari siklus sinyal
yang tidak diketahui, jumlah pulsa pada counter merupakan frekuensi sinyal yang diukur. Karena
counter elektronik ini sangat cepat, maka sinyal dari frekuensi tinggi dapat diketahui.
Ketika gelombang suara masuk ke mikrofon kondensor, Dalam mic ini terdapat kapasitor yang
terdiri dari dua keping plat atau piringan yang keduanya mempunyai voltage atau tegangan.
Salah satu dari plat tersebut terbuat dari materi yang sangat ringan yang bertindak sebagai
32

diafragma dan sensitif dengan gelombang suara. Diafragma tersebut akan bergetar jika ada
gelombag suara yang datang.
Fungsinya adalah dengan merubah jarak antara dua plat tersebut maka akan merubah
kapasitinya, jadi disaat plat bergetar maka hal yang terjadi adalah mula-mula plat akan
berdekatan yang mengakibatkan kapasitas akan meningkat dan merubah voltasi muatan arus,
kemudian sebaliknya plat akan menjauh yang mengakibatkan kapasitasnya menurun yang
mengakibatkan voltasi juga berubah. Maka fungsi dari kondensor ini adalah merubah energi
akustik menjadi energi listrik .
Sinyal analog merupakan sinyal kontinu dan perlu diubahnya menjadi sebuah sinyal digital.
Untuk itu perlu untuk menentukan saat/waktu dimana sebuah nilai digital yang baru diambil dari
sebuah sinyal analog. Saat dari pengambilan nilai baru ini disebut dengan sampling.
Karena secara praktis ADC tidak dapat membuat sebuah pengkonversian yang terus menerus,
nilai masukan harus ditahan tetap selama waktu tertentu yaitu pada saat converter melakukan
sebuah pengkonversian (atau disebut waktu konversi). Sebuah rangkaian masukan yang disebut
rangkaian sample and hold melakukan tugasnya ( kebanyakan menggunakan kapasitor untuk
menyimpan tegangan analog pada masukan dan menggunakan sebuah sakelar elektrik atau gate
untuk memutuskan kapasitor dari masukan. Kebanyakan rangkaian ADC sudah terintegrasi
dengan subsistem sample and hold secara internal yang disebut quantisasi.setelah itu
menggunakan encoder untuk proses pemogramanya

10. Wattmeter
1. Pengertian
Wattmeter adalah instrument pengukur daya listrik yang pembacaannyadalamsatuan watt
di mana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Alat ukur ini digunakan untuk
pengukuran daya pada arus searah maupun bolak balik secara langsung. Daya yang dipakai pada
beban pada saat tegangan beban dan arus beban dinyatakan sebagai P= V. I dengan V adalah
beban dan I adalah arus.
2. Macam-Macam Wattmeter
Jika dilihat dari jenisnya maka wattmeter dibagi menjadi tiga, yaitu: wattmeter
elektrodinamik atau analog, wattmeter induksi, dan wattmeter digital.
A. Wattmeter Elektrodinamik / Analog
33

Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrument ini cukup familiar


dalam desain dan konstruksi elektro dinamometer tipe ampermeter dan voltmeter analog.
Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power.Koil yang
tetapatau field coil dihubungkan secara seri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan
parallel dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah
tahanan non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi
arus menujunilai yang kecil.Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan
maka disebut pressure coil atau voltage coil dari wattmeter.
Wattmeter elektrodinamik membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan
magnetnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan daya beban sehingga dapat diabaikan.
Error pada wattmeter
1. Error pada akibat hubungan berbeda.
2. Error akibat induktansi kumparan tegangan.
3. Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan.
4. Error karenamedan liar.
5. Error karenaarus Eddy

Gambar 2.1 Wattmeter Analog


B. Wattmeter Induksi

34

Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter dan voltmeter
induksi. Perbedaan antara wattmeter jenis induksidan wattmeter dinamometer/ Wattmeter
elektrodinamikadalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik

sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik
atau searah.
Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksi mempunyai
skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman bagus. Selain itu, alat
ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi. Kelemahannya adalah timbulnya error yang
kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada
tahanan lintasan arus eddy.
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam
instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan.
Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil
perkalian arus dan tegangan.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai
dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.
Daya listrik DC dirumuskan sebagai
P = V.I
Dimana :
P = daya (Watt)
V= tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase.
Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut
P = V.I. cos f
Dimana:
V

= tegangan kerja (Volt)

= arus yang mengalir ke beban (Ampere)

cos f

= faktor daya
35

Pada sistem tiga phase dirumuskan sebagai


P = 3 V.Icos f
Dimana :
V

= tegangan phase netral (Volt)

= arus yang mengalir ke beban (Ampere)

cos f

= faktor daya

Gambar 2.2 Wattmeter Induksi

C. Wattmeter Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan
arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arusa
dalah true power (dayamurni).Dayamurni yang dibagioleh volt-ampere (VA) nyataadalah
power factor.Rangkaian computer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan
RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang
sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih
36

menyimpanin formasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya
ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.

Gambar 2.3 Wattmeter Digital


Jika dilihatdari jenis fasanya maka wattmeter terbagi menjadi 2 yaitu wattmeter satu fasa
dan wattmeter tiga fasa.
A. Wattmeter satufasa
Elektrodinamo meter dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe
Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun daya bolakbalik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada
gelombang sinus saja. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan
yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang disebut dengan
kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang
berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan
tersebut. Gambar 4-3 menunjukkan susunan wattmeter satufasa.

37

Gambar 2.4 Wattmeter satufasa


Arus sesaat didalam kumparan yang berputar (kumparantegangan) adalah Ip, besarnya
Ip=e/Rpdimana e adalah tegangan sesaat padajala jaladan Rp adalah tahanan total kumparan
tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian Ic dan
Ip ,defleksi rata rata selama satu perioda dapat dituliskan :
ratarata K I c I p dt
dimana:
rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan
K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat dalam kumparan arus
Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan
Dengan menganggap sementara Ic sama dengan arus beban I (secaraaktualIc = Ip + I)
dan menggunakan nilai Ip = e/Rp didapatkan :

Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah :


Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 4-3 mempunyai
defleksi yang sebanding dengan daya ratarata. Jika f dan I adalah besaran sinus dengan bentuk
e = Em sin wtdan I = Im sin (wt + f )maka persamaan di atas berubah menjadi :

dimana E dan I menyatakan nilai nilai rms tegangan dan arus menyatakan sudut fasa
antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah day auntu
kmempertahankan medan magnetnya, tetapi inibiasanya sangat kecil dibandingkan daya beban
38

sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaandaya yang tepat, arus kumparan harus
sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban.
Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang
terkompensasi.

Kumparan

arus

terdiri

dari

duakumparan,

masingmasingmempunyai

jumlahlilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa
arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil
(tipis) dan hanya membawa arus kekumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus
didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama.Berarti efek
I dihilangkan dan wattmeter menunjukkandaya yang sesuai.
B. Wattmeter tigafasa
Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian dua atau
lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan
masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata
dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dansejumlah kawat-kawat dalam
setiap fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap
semua rangkaian potensial.Gambar 4-4 menunjukkan sambungandua wattmeter untuk
pengukuran konsumsidayaolehsebuahbebantigafasa yang setimbang yang dihubungkansecara
delta. Kumparanarus wattmeter 1 dihubungkandalamjaringan A, dan kumparan tegangan
dihubungkan antara (jala-jala, line) A dan C. Kumparanarus wattmeter 2 dihubungkan dalam
jaringan B , dankum paranteganganny aantara jaringan B dan C. Daya total yang dipakai oleh
beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter.
Diagram faso rgambar 4-5 menunjukkan tegangan tigafasaVAC, VCB, VBA dan arus tiga fasa
IAC, ICB dan IBA.Beban yang dihubungkan secara delta dan dihubungkan secara induktif dan
arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut .

39

Gambar2.5Konfigurasi wattmetertigafasa
Kumparan arus wattmeter 1 membawa arus antara IAA yang merupakan penjumlahan
vector danarus-arusfasa IAC dan IAB.Kumparanpotensial wattmeter 1 dihubungkan
ketegangan antara VAC. Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara
IBB yang merupakan penjumlahan vector dari arus-arusfasa IBA dan IAC, sedang tegangan
pada kumparan tegangannya adalah tegangan antara VBC. Karena beban adalah setimbang,
tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan :
VAC = VBC = V dan IAC = ICB =IBA = I
Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah:

Persamaan diatas merupakan besarnya daya total dalam sebuah rangkaian tiga fasa, dan
karena itu kedua wattmeter pada gambar secara tepat mengukur daya total tersebut. Dapat
ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter akan memberikan
nilai daya yang benar untuk setiap kondisi yang tidak setimbang. Jika kawat netral dari system
tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban yang tersambung dalam hubungan bintang 4
40

kawat, sesuai dengan teorema Blondel, diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan daya nyata
total.

3. Cara PenggunaandanPemasangan
Cara menggunakan wattmeter pertama-tama telitilah kedudukan jarum penunjuknya, jika
kedudukannya sudah tepat pada angka 0 berarti wattmeter dalam kondisi sudah terkalibrasi,
artinya wattmeter sudah siap untuk digunakan. Apabila kedudukan jarum penunjuk belum tepat
pada angka 0, maka wattmeter harus dikalibras iterlebih dahulu dengan cara memutar sekrup
pengatur kedudukan jarum.
Dalam mengukur daya pada satu fasa dan tiga fasa pemasangannya akan berbeda. Untuk
pemasangan wattmeter satu fasa dapat dilihat pada gambar 2.dibawah ini.

Gambar 2.6 Cara pemasangan wattmeter satufasa


Pemasangan wattmeter untuk tigafasasepertigambar 2.berikut.

41

Gambar 2.7 Cara pemasangan wattmeter tigafasa

42

You might also like