You are on page 1of 64

MACAM ALAT UKUR MEKANIK

Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan


mur atau baut sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu.
Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket
sesuai dengan ukuran mur atau baut yang akan dikencangkan.
Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan handle kunci
momen) terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang
menunjukkan nilai kekencangan dari mur atau baut yang
dikencangkan. Jarum akan bergerak sesuai dengan kekencangan
yang
diberikan.
Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari
pengencangan baut atau mur. Jadi pada saat awal pengencangan
kita menggunakan kunci biasa (kunci ring, kunci soket maupun
kunci pas), setelah dirasa agak kencang baru dikencangkan akhir
menggunakan kunci momen dan kencangkan sesuai dengan nilai
kekencangan
dari
mur
atau
baut
tersebut.
Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan
nilai kekencangan mur atau baut, sehingga kebengkokan pada
suatu bagian karena nilai kekencangan yang berbeda-beda dapat
dihindari.
Dial Gauge
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur
pneumatik, mekanik , hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk

dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering


digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL GAUGE.

DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya


dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk
memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar,
bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran.
Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada
gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di
lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang
penyangga,
penjepit,
dan
baut
penjepit.
CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT
Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan
sendiri, tapi memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus
diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge
harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur.

Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang


besar (terdiri dari 100 strip) dan skala yang lebih kecil. Pada
skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika
jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan
pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil
merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala

yang
besar.
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak
sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka
artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini
diperoleh
dari
:
skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.
Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar
lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi
menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan
benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung
peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa,
dan
metode
pengukuran
yang
digunakan.
Metode
Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas
block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah

tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh


permukaan
poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada
permukaan pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai
penunjukkan
pada
"0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan
pointer.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator
adalah
sebagai
berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada
posisi
diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada
posisi
diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
Cylinder Bore Gauge

Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial


gauge. Cylinder gauge sering digunakan untuk mengukur
diameter silinder dan komponen lainnya secara teliti. Dalam

penggunaannya cylinder gauge tidak dapat digunakan sendiri,


tapi juga membutuhkan alat ukur lainnya, yaitu jangka
sorong/vernier caliper dan micrometer. Ketelitian alat ini adalah
0,01
mm.
Cylinder bore gauge (dial bore gage) mempunyai beberapa
bagian
yaitu
:
dial
gauge
dial
gauge
securing
position
replacement
washer
replacement
rod
replacement
rod
securing
thread
measuring
point
Measuring point ini dapat bergerak bebas dan jumlah
gerakannya ditunjukkan oleh dial gauge. Jarak antara measuring
point dan replacement rod adalah sama dengan diameter benda
yang
diukur.
Cara menentukan replacement rod dan replacement washer
Untuk menentukan berapa replacement rod dan replacement
washer yang akan digunakan maka kita ukur terlebih dahulu
diameter dalam silinder dengan menggunakan vernier
caliper/jangka sorong. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa
menentukan replacement rod dan replacement washer yang
digunakan. Yang perlu diperhatikan dari hasil pengukuran
adalah bila angka di belakang koma adalah lebih kecil dari 0,5
mm maka pembulatannya ke bawah. Namun jika angka di
belakang koma lebih besar dari 0,5 mm maka pembulatannya ke
atas.
Contoh
:
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,20 mm
(pembulatannya
51
mm)

Maka
replacement
rod
:
50
Replacement
washer
:
1
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,80
(pembulatannya
52
Replacement
rod
:
50
Replacement
washer
:
2

mm
mm
mm
mm)
mm
mm

Pada saat memasang dial gauge yang perlu diperhatikan adalah


sebagai
berikut
:
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar
atau
tegak
lurus
measuring
point.
Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari
langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda
menekan
measuring
point.
Contoh
penggunaan
alat
ukur
Ukur diameter dalam silinder dengan menggunakan jangka
sorong.
Baca
hasilnya.
Tentukan replacement rod dan replacement washer berdasar
hasil pengukuran dari jangka sorong. Misal hasil dari
pengukuran jangka sorong didapat : 91,00 mm. Maka pilihlah
replacement rod yang 90 mm dan replacement washer yang 1
mm.
Set mikrometer pada ukuran 91,00 mm. Masukan ke dalam
replacement rod dan measuring point ke dalam mikrometer dan
dial
gauge
di
set
0.
Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam
silinder, gerakan cylinder gauge sampai diperoleh hasil
pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm
sebelum

0, berarti diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91


mm. Karena itu diameter silinder adalah 91,08 mm (91,00 +
0,08). Namun jika hasil pembacaannya adalah 0,08 setelah "0",
berarti diameter silinder adalah 0,08 lebih kecil dari 91 mm.
Karena itu diameter silinder adalah 90,92 mm(91,00 - 0,08).
Feeler Gauge
Feerler gauge sering disebut juga dengan thickness gauge,
karena memang bentuknya seperti bilah tipis dalam ukuran yang
bermacam-macam. Mulai dari 0,05 mm sampai 1 mm. Namun
ada juga yang dimulai dari ukuran 0,03 mm dan 0,04
mm.

Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah di antara dua


bagian. Feeler gauge terbuat dari lembaran plat baja dengan
berbagai ukuran. Pada saat akan digunakan feeler gauge harus
dalam kondisi bersih, jika tidak akan mempengaruhi hasil
pengukuran.
Contoh
penggunaan
feeler
gauge
yaitu
pada
pengukuran/penyetelan celah katup. Bila ukuran tidak tersedia
maka kita bisa menggabungkan beberapa bilah feeler. Misalkan
kita mau menggunakan feeler dengan ukuran 0,45 mm.
Sedangkan dalam feeler tidak tersedia ukuran tersebut maka kita
bisa menggabungkan dua buah feeler dengan ukuran 0,40 mm
dan 0,05 mm. Tetapi usahakan sedikit mungkin dalam
penggabungannya.
Jika angka pada bilah tidak ada kita bisa gunakan micrometer

untuk mengetahui ukuran ketebalan bilah feeler tersebut.


SOP mikrometer sekrup
Nama Alat
: Mikrometer Sekrup
Merk/Type
Kode

I.

: Tricle brand
Inventaris

FIS

13

Kegunaan Alat
Mengukur ketebalan suatu benda yang relatif
tipis. Misalnya kertas, seng, dan karbon

dengan

batas ketelitian 0,01 mm.


II. Spesifikasi Alat

Mikrometer sekrup mempunyai dua macam


skala skala tetap dan skala putar (Nonius)

Skala tetap (skala utama),


Skala tetap terbagi dalam satuan millimeter (mm). skala ini
terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala yaitu
skala atas dan skala bawah.

Skala putar (nonius)


Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat
digeser kedepan atau kebelakang. Skala ini terbagi menjadi
50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada
skala ini menyebabkan skala utama bergeser sebesar 0,5
mm. jadi, satu skala pada skala putar mempunyai ukuran:
1/50 x 0,5 = 0,01 mm. ukuran ini merupakan batas ketelitian
mikrometer sekrup.
III. Spesifikasi Range (Jangkauan)
Mikrometer mempunyai spesifikasi yang bervariasi menurut
jangkauan (RANGE) benda kerja yang dapat diukur.
Spesifikasi range tersebut ada dikarenakan disainnya untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang benar sesuai besarnya
ukuran benda kerja yang diukur. Ukuran spesifikasi Range
Micrometer biasanya tertulis pada Tangkai Micrometer
beserta spesifikasi ketelitiannya. Spesifikasi Range diartikan
sebagai :

"Ukuran Minimal Dan Maksimal Benda Yang Dapat


Diukur"
Spesifikasi
Range
0 ~ 25 mm
25 ~ 50 mm
50 ~ 75 mm
75 ~ 100
mm
100 ~ 125
mm

Ukuran benda
(mm)
Minimal Maksimal
0
25
50
75
100

25
50
75
100
125

Tulisan angka pada


Skala Pengukuran
Dimulai dari angka 0
sampai 25
Dimulai dari angka 25
sampai 50
Dimulai dari angka 50
sampai 75
Dimulai dari angka 75
sampai 100
Dimulai dari angka 0
sampai 25

IV. Komponen Penting Pada alat pengukuran mikrometer


sekrup

1.

Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam
yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan
pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu,
bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas
dari

tangan

ketika

pengukuran,

karena

jika

Anda

memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas


sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan
memanjang sebesar 1/100 mm.
2.

Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda
diletakan dan diantara anvil dan spindle.

3.

Spindle (gelendong)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan
menuju landasan.

4.

Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak
bergerak ketika mengukur benda.

5.

Sleeve
Tempat skala utama.

6.

Thimble
Tempat skala nonius berada

7.

Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi
benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan
anvil.

Standar Operasi Prosedur


I.

Pra Penggunaan Alat


Sebelum digunakan untuk praktikum ada beberapa hal
yang harus diperhatikan pada alat ukur micrometer sekrup
yaitu sebagai berikut.

1.

Kalibrasi.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, maka


alat ukur harus dikalibrasi terlebih dulu sebelum digunakan
untuk pengukuran. Kalibrasi pada Micrometer adalah
sebagai berikut :
a.
b.

Bersihkan alat ukur yang akan digunakan.


Tempatkan

Micrometer

pada

Ragum

dengan

menjepitnya pada bagian Tangkai Micrometer


c.

Ambil Batang Kalibrasi yang sesuai Range-nya dan


tempelkan

salah

satu

ujungnya

pada

Anvil.

(Pada

Micrometer dengan Spesifikasi Range 0 ~ 25 mm tidak


menggunakan Batang Kalibrasi).
d.

Putar Thimble sehingga unjung Spindle mendekati ujung


lainnya dari batang Kalibrasi.

e.

Putar Ratchet Stopper untuk mengencangkan Spindle


hingga terdengar suara sebanyak 2 ~ 3 putaran. (Pastikan
posisi Batang Kalibrasi sudah benar atau tidak miring).

Baca hasil kalibrasi. Hasil kalibrasi yang benar adalah :

a.

Skala

Samping

berhimpit

dengan

strip

yang

menunjukkan angka NOL (0) pada Skala Atas.


b.

Angka NOL (0) pada Skala Samping tepat segaris dengan


garis tengah Sleeve.

Jika kondisi tersebut tidak tercapai, maka lakukan hal


berikut :

a.

Kuncilah Spindel dengan Pengunci Spindle.

b.

Ambil Kunci Penyetel (Adjuster Clamp) yang disertakan


pada alat ukur.

c.

Masukkan ujung Kunci Penyetel pada lubang yang terdapat


pada Ratchet Stopper.

d.
e.

Kendorkan Stopper sampai Thimble bebas.


Luruskan strip angka 0 pada Skala Samping dengan Garis
Tengah Sleeve.

f.

Kencangkan kembali Ratchet Stopper.

g.

Periksa kembali kalibrasi.

Alat ukur Micrometer siap untuk digunakan.

I.

Penggunaan Alat

1.

Pengukuran
Dalam pengukuran ini ketebalan suatu benda yang relatif tipis.
Pengukuran ini umum yang dilakukan pada rahang putar

micrometer sekrup. Langkah-langkah pengukuran:


a.
Ketika kita akan mengukur ketebalan suatu benda dengan
alat ukur micrometer sekrup, sebelum mengukur bukalah rahang
putar micrometer sekrup tersebut dengan memutar rahang ke
kanan dengan memakai pemutar.
b.
Masukkan benda pada rahang tetap micrometer sekrup dan
ikatkan dengan pemutar agar benda tetap berada pada rahang
tetap.
c.
Amatilah angka yang ditunjukkan oleh skala utama dan
skala nonius.
d.
Catatlah Hasil pengukuran micrometer sekrup berdasarkan
pada angka skala utama ditambah angka pada skala nonius yang
dihitung dari nol sampai dengan garis skala nonius yang
berimpit dengan skala utama.
e.
Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar

Perhatikan gambar pengukuran sebuah benda yang


diukur ketebalannya dengan menggunakan micrometer
sekrup.
1.

Pada skala nonius yang ditunjukkan tanda panah


berwarna merah. Skala nonius dihitung mulai dari angka 0
sampai pada garis skala nonius yang berimpit dengan skala
utama.

2.

Dari hasil pengamatan tersebut, pada skala utama


menunjukkan angka 13,5 mm atau 1,35 cm dihitung dari
angka 13 yang ditunjukkan oleh skala utama dan
menghitung garis kecil 5 langkah sebelum angka yang
berimpit pada skala nonius.

3.

Perhatikan skala nonius yang berimpit dengan skala


utama, dari hasil pengamatan diperoleh angka 17 pada
skala nonius yang berimpit dengan skala utama.

4.

Angka 17 tersebut di kalikan dengan tingkat ketelitian


0,01 mm sehingga diperoleh 0,17 mm.

5.

Hasil pengukuran diperoleh dari menjumlahkan hasil


pengamatan pada skala utama dengan skala nonius yaitu
13,5 mm + 0,17 mm = 13,67 mm atau 1,367 cm.

6.

Ingat konversikan ( ubah) satuan jika ingin merubah


kedalam melimeter (mm) atau kedalam centimeter (cm).

I.

Pasca Penggunaan Alat


Ketika selesai menggunakan alat ukur micrometer sekrup
dalam pengukuran, lepaskan kembali benda yang diukur
dengan memutar kekanan pemutar micrometer sekrup,
kemudian tutup kembali rahang tetap dengan memutar
kekiri agar sampai dalam keadaan semula. Masukkan
micrometer sekrup kembali ke dalam kotak dan kembalikan
ke Rak penyimpanan alat sesuai dengan inventaris alat. Hal

ini dilakukan agar alat tidak hilang, tidak mudah rusak, dan
agar dapat ditemukan dengan cepat untuk praktikum
selanjutnya

PENGUKURAN DASAR MEKANIKA


Nama : Handoyo Margi WaluyoNIM : H12112022 A.
Latar Belakang dan Tujuan
Fisika adalah ilmu pengetahuan yangberbasis pada pengamatan
terhadap gejalaalam. Inti dari pengamatan adalahpengukuran.
Dengan demikian, fisika adalahilmu pengetahuan yang
berdasarkan padapengukuran. Kebenaran tertinggi dalamfisika
adalah hasil pengamatan(eksperimen). Hal ini berarti jika ada
teoriyang ramalannya tidak sesuai dengan hasilpengamatan,
maka teori tersebut ditolak bagaimanapun bagusnya teori
tersebut. Halini menunjukkan betapa pengamatan dalamfisika
itu sangat penting. Itulah sebabnyapengetahuan tentang cara
pengukuranmerupakan kebutuhan yang penting.Kita harus
mempelajari carapengukuran besaran fisika dan
bagaimanamenggunakan alat ukur dengan benar.Kesalahan
dalam pengukuran alat ukurmengakibatkan data yang diperoleh
tidak dapat dipertanggunngjawabkan karenamengandung
kesalahan. Hal lebih fatal lagiadalah kesalahan penggunaan alat
ukurdapat merusak alat ukur itu sendiri, bahkandapat
mencelakakan penggunanya.
B.

Landasan Teori
Dalam penyelidikan untuk memahamidunia di sekitar kita, para
ilmuwan mencarihubungan antara berbagai besaran fisikayang
mereka teliti dan ukur.Pengukuranyang akurat merupakan
bagian pentingdalam fisika. Tetapi tidak ada pengukuranyang
benar

benar tepat. Adaketidakpastian yang berhubungan dengansetiap


pengukuran. Ketidakpastian munculdari sumber yang berbeda.
Di antara yangpaling penting, selain kesalahan,
adalahketerbatasan ketepatan setiap alat ukur
danketidakmampuan membaca sebuahinstrumen di luar batas
bagian terkecilyangditunjukan. Misalnya, jika anda
memakaisebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar
sebuah papan , hasilnyadapat dipastikan akurat sampai 0,1
cm,yaitu bagian terkecil dari penggaristersebut. Alasannya
adalah sulit bagipeneliti untuk memastikan suatu nilai diantara
garis pembagi terkecil tersebut, danpenggaris itu sendiri
mungkin tidak di buat atau dikalibrasi sampai ketepatan
yanglebih baik dari ini.Ketika menyatakan hasil
pengukuran,penting juga untuk menyatakan ketepatan,atau
perkiraan tidakpastian, padapengukuran tersebut. Sebagai
contoh, lebarpapan tersebut dapat dituliskan sebagai 5,2

0,1 cm. Hasil

( kurang lebih 0,1 cm


) menyatkan perkiraan ketidakpastian padapengukuran itu,
sehingga lebar sebenarnyapaling mungkin berada diantara 5,1
dan 5,3cm. Persen ketidakpastian merupakan rasioantara
ketidakpastian dan nilai yangterukur, dikalikan dengan 100.
Misalnya,jika pengukuran adalah 5,2 danketidakpastian antara
sekitar 0,1 cm, persenketidakpastian adalah

.Seringkali, ketidakpastian pada suatunilai struktur tidak


dinyatakan secaraexplisit. Pada kasus seperti ini,ketidakpastian
biasanya dianggap sebagaisatu atau dua satuan ( atau bahkan
tiga )dari digit terakhir yang diberikan. Sebagaicontoh, jika
panjang sebuah bendadinyatakan sebagai 5,2 cm,
ketidakpastiandianggap 0,1 cm ( atau mungkin 0,2 cm ).Dalam
hal ini, adalah penting bagi andauntuk tidak menulis 5,20 cm,
karena hal inimenyatakan ketidakpastian sebesar 0,01cm;
dianggap bahwa panjang bendatersebut mungkin antara 5,19 dan
5,21 cm,sementara sebenarnya anda menyangkanilainya antara
5,1 dan 5,3 cm.Jumlah digit yang diketahui dapat diandalkan
disebut jumlah
angka
signifikan,

dengan demikian ada empat angka sinifikan pada angka 32,21


dan duapada 0,062 cm ( nol pada angka pertama
dan kedua hanya merupakan pemegangempat yang
menunjukan di mana koma
diletakan ). Jumlah angka signifikanmungkin tidak terlalu jelas.
(Giancolli, 2001, hal 7-8)Pengukur sering
mengindikasikanakurasi dari nilai terukur

yaitu, seberapadekat nilai terukur itu terhadap nilaisebenarnya

dengan menuliskan bilangandiikuti symbol , dan bilangan


kedua yangketidakpastian pengukuran. Jika diametersebuah
batang baja dituliskan sebagai 56,47 0,02 mm, ini artinya nilai
sebenarnyatidak mungkin kurang dari 56,45 mm ataulebih dari
56,49 mm. dalam notasi pendek yang umumnya digunakan,
bilangan1,6454(21) memiliki arti 1,6454 0,0021.Bilangan di
dalam tanda kurungmenunjukan ketidakpastian pada angkadigit

digit bilangan utama.(Young dan Freedman,1999)1.


Jangka Sorong

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 2


Jangka sorong adalah alat yangdigunakan untuk mengukur
suatupanjang benda yang mempunyai batasketelitian 0,1 mm.
Setiap jangka sorongmemiliki skala utama (SU) dan skalabantu
atau sekala nonius (SN). Jangkasorong terdiri dari dua pasang
rahangpasangan. Rahang yang pertamadigunakan untuk
mengukur diameterdalam, sedangkan rahang yang

keduadigunakan untuk mengukur diameterluar.(Giancoli, 2001 :


19-20)2.
Mikrometer SekrupMikro meter sekrup adalah alat ukur yang
dapat melihat dan mengukurbenda dengan satuan ukur
yangmemiliki 0,01 mm. Biasa digunakanuntuk mengukur
ketebalan suatubenda. Mikrometer sekrup memiliki duabagian
skala mendatar (SM) sebagaiskala utama dan skala putar
(SP)sebagai skala nonius.(Giancoli, 2001 : 16-17)3.
TermometerTermometer adalah alat yangdigunakan untuk
temperature suatu zat.Ada dua jenis termometer yang
umumdigunakan dalam laboratorium, yaitutermometer air raksa
dan termometeralcohol. Keduanya adalah termometerjenis
batang gelas dengan batas ukurminimum -10

C dan batas ukurmaksimum +110

C. Nilai skala terkeciluntuk dua jenis termometer tersebut dapat


ditentukan seperti halnyamenentukan nilai skala terkecil
sebuahmistar biasa, yaitu dengan mengambilbatas ukur tertentu
dan membaginyadengan jumlah skala dari nol sampaipada
ukuran yang diambill tersebut.(Giancoli, 2001 : 12-13)4.
Neraca Analitik Neraca analitik adalah alat yangdigunakan
untuk mengukur massasuatu benda.(Giancoli, 2001 : 2122)Dengan menggunakan tigalengan, masing

masing lengan neracamempunyai skala . Lengan


pertamamempunyai skala ratusan,lengan keduamempunyai skala
puluhan dan lenganketiga mempunyai skala satuan.

Untuk mengetahui massa benda yang diukur,kita hanya


menggeser lengan skalatersebut.5.
ViskositasHidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis zat
cair.Hydrometer sering juga disebut aerometer. Alat ini terdiri
dari sebuahtabung berskala yang bagian bawahnyadiberi beban
raksa, supaya dapat mengapung tegak lurus dalam zat cairyang
akan diukur berat jenisnya.Pengukuran berat jenis zat cair
denganhydrometer masih harus dibantudengan perhitungan.
Misalnya kita akanmengukur berat jenis alcohol.Hydrometer
atau aerometer yangmempunyai skala yang dapat
langsungmenunjukkan berat jenis zat cairdisebut densimeter
(tidak perlu denganperhitungan). Adapula hydrometeryang tidak
dipakai untuk menentukanberat jenis zat cair, tetapi
untuk menentukan kadar larutan asam, susu,gula pasir, dan
alcohol. Hydrometeryang khusus digunakan untuk mengukur
kadar larutan gula pasirdisebut sakarimeter.(Giancoli, 2001 : 1415)
C.
Metodologi
Pengamatan dilakukan pada harirabu, 10 oktober 2012 di lab.
Fisika dasarFMIPA UNTAN. Pengamatan yang di lakukanantara
lain:1.
Pengukuran Panjang dengan JangkaSorongAlat dan Bahan:Satu buah Jangka Sorong, satu buahKubus, satu
buah Cincin Silindris, danAlat Tulis.-

Kegiatan Pengukuran:Pertama, Jangka Sorong diambilkemudian


ditentukan nilai skalautamanya dan dihitung jumlah
skalanoniusnya, dan tidak lupa jangkasorong untuk selalu
dikalibrasikansetiap akan digunakan. Ditentukandahulu NST
jangka sorong yang akandigunakan. kubus yang telahdisiapkan
diukur dimensinyasebanyak tiga kali dan hasilnyadicatat dalam
tabel. Selanjutnyauntuk pengamatan kedua denganjangka
sorong, diameter dalam dandiameter luar dari cincin silindris
diukur masing-masing sebanyak tigakali serta hasilnya dicatat
dalam tabel.2.
Pengukuran Panjang denganMikrometerAlat dan Bahan:Satu buah mikrometer, satu buahkoin, dan alat
tulis.Kegiatan Pengukkuran:Pertama, mikrometer diambil,kemudian
ditentukan nilai skala
FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 3
utamanya dan dihitung jumlah skalanoniusnya, dan tidak
lupamikrometer sekrup untuk selaludikalibrasikan setiap akan
digunakan.ditentukan dahulu NST mikrometersekrup yang akan
digunakan.selanjutnya koin yang telah disiapkandiukur
ketebalannya sebanyak tigakali dan hasilnya dicatat dalam
tabel.3.
Pengukuran Temperatur denganTermometer-

Alat dan Bahan:Satu buah gelas ukur, satu buahtermometer, satu


buah pembakarspirtus, satu buah batang statif dankakinya, air
100mlKegiatan Pengukuran:Pertama batang statif dan
kakinyadisatukan. Kemudian gelas ukur diisidengan air 100ml
dan gelas ukurdisatukan dengan batang statif.Pembakar spirtus
dihidupkan dandiletakkan di bawah gelas ukur.Termometer di
masukkan di dalamAir dengan syarat tidak menyentuhgelasnya.
Didihkan air hinggamencapai suhu 70

dan pembakarspirtus dimatikan. Setiap perbedaanatau


penurunan suhu selama satumenit dan berturut-turut,
hasilnyadicatat dalam tabel.4.
Neraca Analitik Alat dan Bahan:Satu buah kubus, satu buah neracaanalitik, dan
alat tulis.Kegiatan Pengukuran:Pertama neraca analitik disiapkandan
dikalibrasikan terlebih dahulu.Setelah itu, kubus diletakkan di
atasneraca analitik. Massa yang ada padakubus, dihitung
sebanyak tiga kalidan dicatat dalam tabel.5.
Menentukan Massa Jenis Zat CairAlat dan Bahan:Satu buah hidrometer, tiga buah gelasukur dan
masing-masing diisi denganair, minyak, dan oli.-

Kegiatan Pengukuran:Pertama gelas ukur diisi


denganair=500ml, minyak=950ml, danoli=750ml. Hidrometer
dimasukkandalam gelas ukur yang berisi air,minyak dan oli
secara bergantian danberurutan. Setelah itu, massa jenisketiga
zat cair tersebut dihitungmasing masing sebanyak tiga
kali.Hasilnya dicatat dalam tabel.
D.
Hasil dan Pembahasan
1.
Pengukuran Panjang dengan Jangka Soronga)
TabelBenda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)Kubus1. 2 cm
1. 2 cm 1. 2 cm2. 2 cm 2. 2 cm 2. 2 cm3. 2 cm 3. 2 cm 3. 2 cm

2 cm

2 cm

2 cmCincinSilindrisDiameter Dalam (cm) Diameter Luar (cm)1.
2,71 cm 1. 3,225 cm2. 2,71 cm 2. 3,225 cm3. 2,71 cm 3. 3,225
cm


b)

AnalisaNilai Skala Utama : 1 mm = 0,1 cmJumlah Skala Nonius


: 20 SkalaNST Jangka Sorong : 0,01 mm = 0,001
cmPenghitungan Ketidakpastian:Kubus :



Panjang Kubus (p); Lebar Kubus (l); Tebal Kubus (t);

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 4


| |


| |
| |
| |
| |
Cincin Silindris

Diameter Dalam (

) DiameterLuar (

| |

|

2.

Pengukuran Panjang dengan Mikrometera)


TabelBenda Penunjukan SU Penunjukan SN Tebal Benda
(mm)Koin1. 1,5 mm 1. 40 x 0,01 = 0,4 mm 1. 1,9 mm2. 1,5 mm
2. 40 x 0,01 = 0,4 mm 2. 1,9 mm3. 1,5 mm 3. 40 x 0,01 = 0,4
mm 3. 1,9 mmb)
AnalisaNilai Skala Utama : 0,5 mmJumlah Skala Nonius : 50
SkalaNST Mikrometer : 0,01 mmPenghitungan Ketidakpastian:


Tebal Lempeng Logam/Koin
|
|
| |
3.

Pengukuran Temperatur dengan Termometera)


TabelNo Menit ke- Temperatur Perubahan Temperatur1 169

69

-29

=40

2 267

67

-29

=38

3 365

65

-29

=36

4 464

64

-29


=35

5 563

63

-29

=34

6 662

62

-29

=33

b)
AnalisaNST Thermometer : 1

Temperatur mula-mula : 29

Hubungan antara lamanya pemanasan dengan perubahan


temperature zat cair:

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 5


Suhu berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih
rendah, sehingga lamanyasuatu zat yang dipanaskan akan

mempengaruhi perubahan suhu. Dan juga, secara induktif makin


besar kenaikan suhu makin besar pula kalor yang akan diserap
oleh suatu benda.4.
Neraca Analitik a)
TabelBenda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm) Massa
(Kg)Kubus1. 1,9 cm 1. 1,9 cm 1. 1,9 cm 1. 6,16 x 10
-2
Kg2. 1,9 cm 2. 1,9 cm 2. 1,9 cm 2. 6,16 x 10
-2
Kg3. 1,9 cm 3. 1,9 cm 3. 1,9 cm 3. 6,15 x 10
-2
Kg

1,9 cm

1,9 cm

1,9 cm

6,15 x 10
-2
Kgb)
AnalisaMassa Jenis Benda:
dik

maa

gr

01
g

10

Penghitungan Ketidakpastian:



Panjang Kubus (p);
Lebar Kubus (l);
Tebal Kubus (t);
| |


| |
| |
| |
| |

Massa Kubus:
|

|
|

|
5.
Menentukan Massa Jenis Zat Caira)
TabelViskositasAir Minyak Oli1. 1,000 gr/cm
3
1. 0,905 gr/cm
3
1. 0,880 gr/cm
3
2. 0,990 gr/cm

3
2. 0.900 gr/cm
3
2. 0,880 gr/cm
3
3. 0,990 gr/cm
3
3. 0,905 gr/cm
3
3. 0,880 gr/cm
3

0,993 gr/cm
3

0,903 gr/cm
3

0,880 gr/cm
3
b)
AnalisaKetidakpastian Air:

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 6


Massa Jenis Air adalah:

| |


|

|
Ketidakpastian Minyak


Massa Jenis Minyak adalah:

|

|

Ketidakpastian Oli:

Massa Jenis Oli adalah:


|
|
E.
Kesimpulan

Dari pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat ukur


panjang yang paling teliti adalahmikrometer sekrup yang
memiliki ketelitian 0,01mm. Setiap alat ukur panjang memiliki
ketelitianyang berbeda. Sebaiknya, jika ingin mengukur benda
yang tipis, lebih baik menggunakan mikrometersekrup. Jangka
sorong memiliki ketelitian 0,1 mm, dan mikrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01mm. Untuk mengukur massa suatu
benda, gunakan neraca analitik. Untuk mengukur massa jenis
zat cair, gunakan hidrometer. Dan untuk mengukur suhu,
gunakan termometer. Dari suatu pengukuranyang berulang,
kemungkinan didapat hasil yang berbeda yang disebut sebagai
ketidakpastian.
Pustaka
Giancolli, Douglas. 2001.
Fisika jilid 1.
Jakarta : ErlanggaYoung, Freedman.1999.
Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 1
. Jakarta : Penerbit ErlanggaTippler, P.A.1998.
Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid 1
. Jakarta : Penerbit Erlangga

Similar to Jurnal Pengukuran Dasar Mekanika


jurnal pengukuran
nurhidayahkamil
jurnal pengukuran
Jurnal Fisika Dasar
audiityo
Jurnal Fisika Dasar
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR: KOEFISIEN
KEKENTALAN ZAT CAIR.docx
Pungky Umi Sa'diyah
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran
Handoyo Margi Waluyo
Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran
Pengukuran Langsung Dan Pengukuran Tidak Langsung
Ahmd Mustp Kmil
Pengukuran Langsung Dan Pengukuran Tidak Langsung

Laporan Koefisien Kekentalan Zat Cair


Ius Padli Nurdayat
Laporan Koefisien Kekentalan Zat Cair
PENGUKURAN DASAR MEKANIK.docx
Widodo
PENGUKURAN DASAR MEKANIK.docx
Laporan Praktikum Fisika Dasar Pengukuran
Suhertini
Laporan Praktikum Fisika Dasar Pengukuran
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Dayat Neraca Ohaus
Al Hidayat
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Dayat Neraca Ohaus
(F05112012) Laporan Praktikum Teknik Laboratorium
PRAYOGI WASKITO
Prayogi Waskito
(F05112012) Laporan Praktikum Teknik Laboratorium
PRAYOGI WASKITO
REAKSI KIMIA(JURNAL)
Nur Rahayu Setiawati
REAKSI KIMIA(JURNAL)
momen inersia

bat.laugh
momen inersia
Laporan Tetap Pengukuran Dan Ketidakpastian
Abellio Nathanael Sitompul
Laporan Tetap Pengukuran Dan Ketidakpastian
Golongan & Identifikasi unsur
Antonio Grafiko
Golongan & Identifikasi unsur
Plotting Pada Matlab
Yujinn Janngka
Plotting Pada Matlab
Makalah Analisis Laporan Praktikum Fisika Dasar i Tentang
Dasar Dasar Praktikum
Arasima IKu Onot
Makalah Analisis Laporan Praktikum Fisika Dasar i Tentang
Dasar Dasar Praktikum
komposisi gaya
fairytale_loverz
komposisi gaya
buku fisika universitas.pdf
fhieya_fiesya

buku fisika universitas.pdf


Laporan Praktikum Fisika Dasar 1
Fachrun Nisa Tatimma
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1
komposisi gaya
supandinata
komposisi gaya
stoikiometri 2
Antonio Grafiko
stoikiometri 2
Gaya Pada Bidang Miring
haryanto2558
Gaya Pada Bidang Miring
Laporan Praktikum Fisika (Kesetimbangan Gaya)
Muna Aulia Bintayeb
Laporan Praktikum Fisika (Kesetimbangan Gaya)
Fisika Untuk Universitas Jilid 1
Earl Ophie
Fisika Untuk Universitas Jilid 1

69916880-Laporan-Mingguan-Stoikiometri
Siddik Allisan
69916880-Laporan-Mingguan-Stoikiometri
Momen Inersia
dede
Momen Inersia
Viskositas dan Kecepatan Terminal
rick_independen
Viskositas dan Kecepatan Terminal
Laporan Praktikum Gesekan Pada Bidang Miring
meliseprina
Laporan Praktikum Gesekan Pada Bidang Miring
Laporan Kimia Dasar 2 Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
Ady Pram
Laporan Kimia Dasar 2 Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
116271862 Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Dayat Neraca
Ohaus
Kms Ahmad Abdillah
116271862 Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Dayat Neraca
Ohaus

More From This User


Blank
Handoyo Margi Waluyo
Blank
Pengukuran Dasar Listrik
Handoyo Margi Waluyo
Pengukuran Dasar Listrik
Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran
Handoyo Margi Waluyo
Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran
Newtons Laws of Motion
Handoyo Margi Waluyo
Newtons Laws of Motion
Making a Presentation
Handoyo Margi Waluyo
Making a Presentation
Soal Modul 1
Handoyo Margi Waluyo
Soal Modul 1
Resep Masakan (TEMPE)

Handoyo Margi Waluyo


Resep Masakan (TEMPE)
Download and print this document
Read and print without ads
Download to keep your version
Edit, email or read offline
Choose a format:
.DOCX

.PDF

.TXT

Download
Recommended

jurnal pengukuran
nurhidayahkamil
pengukuran adalah salah satu...

Jurnal Fisika Dasar


audiityo
Panduan dalam belajar fisika dasar

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR: KOEFISIEN


KEKENTALAN ZAT CAIR.docx
Pungky Umi Sa'diyah
KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran


Handoyo Margi Waluyo

Previous|NextPage 1 of 8
Download and print this document
Read a
Choose a format:
.DOCX

.PDF

You might also like