Professional Documents
Culture Documents
USULAN PENELITIAN
NIELAM VIONI
NPM 230110130061
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk Menempuh Seminar Usulan Penelitian
NIELAM VIONI
NPM 230110130061
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
1
JUDUL
PENULIS
: NIELAM VIONI
NPM
: 230110130061
Komisi Pembimbing:
Dekan,
Ketua,
Anggota,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, serta kesempatan dan kekuatan kepada penulis, yang telah
menyelesaikan Usulan Penelitian (UP) ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan
umatnya hingga akhir zaman.
Usulan Penelitian yang berjudul Penambahan Tinta Cumi-cumi (Loligo sp.)
pada Cup Cake Terhadap Kualitas Nutrisi dan Tingkat Kesukaan, dilakukan
untuk memenuhi persyaratan melakukan penelitian S1 Program Studi Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penulis menyadari
bahwa usulan penelitian in tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Evi Liviawaty, MP. selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penelitian serta penulisan skripsi
kepada penulis.
2. Iis Rostini, S.Pi.,M.Si. selaku anggota komisi pembimbing dan dosen wali
dari penulis yang telah memberikan saran, motivasi dan bimbingannya.
3. Ir. Hj. Nia Kurniawati M.Si. selaku dosen penelaah yang memberikan saran
dan masukan kepada penulis.
4. Dr. Ir. Iskandar, M.Si., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran.
5. Dr. Ir. Eddy Afrianto, M.Si., selaku Kepala Departemen TPHP Program Studi
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
6. Prof. Dr. Ir. Junianto M.P., selaku Ketua Program Studi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
7. Orang Tua dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, doanya, dan
dukungan secara moril maupun materi.
Nielam Vioni
DAFTAR ISI
Bab
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................
I.
II.
III.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.............................................................................
I.2 Identifikasi Masalah....................................................................
I.3 Tujuaan Penelitian.......................................................................
I.4 Kegunaan Penelitian....................................................................
I.5 Kerangka Pemikiran....................................................................
I.6 Hifotesis.......................................................................................
KAJIAN PUSTAKA
II.1Cumi-cumi...................................................................................
II.1.1 Tinta Cumi-cumi.......................................................................
II.2Cup Cake.....................................................................................
II.2.1 Bahan Pembuatan Cup Cake.....................................................
II.3Pembuatan Cup Cake....................................................................
II.4Pemanggangan.............................................................................
II.5Tingkat Kesukaan.........................................................................
iv
1
3
3
3
3
5
6
7
11
12
13
16
METODOLOGI PENELITIAN
III.1..........Tempat dan Waktu...........................................................
III.2..........Bahan dan Alat Penelitian................................................
III.2.1 Bahan-bahan..............................................................................
III.2.2 Alat-alat.....................................................................................
III.3..........Metode Penelitian............................................................
III.4..........Cara Kerja........................................................................
III.5..........Parameter.........................................................................
III.6..........Analisa Data.....................................................................
21
21
21
21
22
22
23
24
DAFTAR ACUAN.............................................................................
25
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
4.
Judul
Halaman
dan polisakarida sulfat (Chen et al. 2005), antikoagulan (pushpamali et al. 2008),
antivirus (Rusnati et al. 2009), dan anti tumor (Tong et al. 2009) sehingga menjadi
salah satu sumber protein yang baik karena sama baiknya dengan kandungan protein
pada dagingnya (Astawan, 2008).
Selama ini banyak masyarakat yang menganggap tinta cumi-cumi tidak
bermanfaat sehingga jika mengolah cumi-cumi, cangkang dan kantong tintanya
dibuang. Padahal tinta memiliki banyak manfaat dan khasiatnya, tinta cumi-cumi
sudah banyak dikenal dalam dunia kuliner. Di Jepang, tinta cumi-cumi dipakai
sebagai bahan peningkat cita rasa, selain itu tinta cumi-cumi juga memiliki khasiat
untuk kesehatan (Sasaki et al. 1997).
Tinta cumi-cumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam proses
diversifikasi produk. Salah satu produk yang perlu dilakukan diversifikasi
adalah cup cake. Cake merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,
lemak, dan telur. Pada pembuatan cake dibutuhkan gluten dan biasanya digunakan
bahan pengembang kimiawi serta dibutuhkan pembentukan emulsi kompleks air
dalam minyak dimana lapisan air terdiri dari gula terlarut dan partikel tepung terlarut
(Sunaryo, 1985).
Tren kuliner yang sedang digemari oleh berbagai usia saat ini adalah cake,
dikarenakan rasanya yang lezat maupun kenampakan yang sedap dipandang mata.
Salah satu cake klasik yang cukup digemari dan dapat dinikmati oleh berbagai usia
dikarenakan struktur cak yang berpori lembut adalah cup cake. Cup cake yang dijual
saat ini sudah mempunyai kandungan protein yang berasal dari putih telur dikarnakan
putih telur mempunyai kandungan protin yang tinggi sebesar 4 gram dari kanudngan
protein telur (6 gram). Tetapi untuk meningkatkan minat konsumsi masyarakat maka
pada cup cake perlu diberi penambahan tinta cumi-cumi sebagai salah satu alternatif
kudapan yang bergizi tinggi, sehat untuk dikonsumsi dan juga pemanfaatan limbah
tinta cumi-cumi untuk pengembangan produk olahan.
Adanya penambahan tinta cumi-cumi dalam pembuatan cup cake maka akan
mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen terhadap suatu produk olahan, merubah
2
sifat- sifat fisika, kimia, dan organoleptik cup cake tersebut, sehingga perlu dilakukan
uji organoleptik. Uji organoleptik merupakan cara menguji sebuah produk yang
menggunakan indera manusia yang dihitung skalanya dengan tingkat kesukaan para
panelisnya. Melalui pengujian cup cake ini dapat membantu mengetahui persen
tingkat kesukaan panelis terhadap tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Bagaimana cara memanfaatkan tinta cumi-cumi masih dianggap limbah oleh
masyarakat.
b. Bagaimana pengaruh penambahan tinta cumi-cumi terhadap kualitas nutrisi
pada cup cake.
c. Berapa persentase penambahan tinta cumi-cumi pada cup cake yang paling
disukai oleh panelis.
1.3 Tujuan Penelitian
a. Memanfaatkan tinta cumi-cumi yang masih dianggap limbah oleh masyarakat.
b. Mengetahui bagaimana pengaruh penambahan tinta cumi-cumi terhadap
kualitas nutrisi pada cup cake.
c. Mengetahui persentase penambahan tinta cumi-cumi pada cup cake yang
paling disukai oleh panelis.
1.4
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan acuan bagi
Kerangka Pemikiran
cumi-cumi dengan konsentrasi berbeda (0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%) pada mie basah
mendapatkan hasil yang terbaik adalah dengan penambahan tinta cumi-cumi 1,5%.
Penambahan tinta cumi-cumi dengan konsentrasi berbeda pula akan
mempengaruhi nilai organoleptik dan nilai proksimat itu sendiri yang disukai panelis.
Menurut penelitian Dian dkk., (2015) menyatakan bahwa penambahan tinta cumicumi dengan bahan pengikat berbeda memberi pengaruh nyata terhadap nilai
organoleptik rupa, aroma, rasa dan nilai proksimat kadar air, kadar protein, kadar
lemak, kadar abu, dan kadar karbohidrat. Berdasarkan tingkat penerimaan konsumen
mie basah yang disukai panelis adalah tepung terigu dengan penambahan tinta cumicumi 1,5%.
Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
dilihat pada skema/bagan berikut ini:
Tinta cumi-cumi
Cup cake
Cup cake dan Penambahan Tinta Cumi-cumi yang bergizi dan Disukai
1.6 Hipotesis
5
penambahan tinta cumi-cumi (Loligo sp.) 1,5 % menghasilkan cup cake tinta
cumi dengan sifat organoleptik yang disukai panelis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Cumi-cumi
Moluska merupakan invertebrata laut yang bertubuh lunak, ada yang
(Sasaki, dkk., 1997). Tinta cumi-cumi mempunyai nilai gizi yang cukup baik
terutama kandungan protein dan asam amino.
Tinta cumi-cumi ini mengandung butir-butir melanin atau pigmen hitam.
Melanin alami adalah melanoprotein yang mengandung 10-15% protein, sehingga
menjadi salah satu sumber protein yang baik karena sama baiknya dengan kandungan
protein pada dagingnya (Agusandi, dkk., 2013). Melanin alami adalah melanoprotein
yang mengandung 10-15% protein, yang terdiri dari asam amino esensial dan non
esensial dan polisakarida sulfat (Chen et al. 2005), antikoagulan (pushpamali et al.
2008), antivirus (Rusnati et al. 2009), dan anti tumor (Tong et al. 2009).
Melanoprotein tinta cumi-cumi mengandung asam amino esensial yang dominan
berupa lisin, leusin, arginin dan fenilalanin (Agusandi, dkk., 2013).
2.2
Cup Cake
Produk-produk bakery dapat dibedakan menjadi 3 katagori yaitu roti (bread),
cake, dan cookies. Roti adalah suatu produk dari adonan tepung dan bahan lain yang
mengalami fermentasi karena adanya ragi (yeast) (Cotton dan Ponte dalam Hasanah
2007). Cookies merupakan produk makanan yang dibuat dari bahan dasar terigu yang
dipanggang hingga kadar air kurang dari 5% (Taqi dan Purnomo 1999). Cake
merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, lemak, dan telur yang
membutuhkan pengembang gluten. Cake berbeda dengan produk roti. Perbedaan
yang paling mendasar adalah pada tekstur adonan. Adonan roti berstektur elastis dan
ekstensibel (dapat ditarik dan tidak langsung putus) sedangkan cake bestektur lebih
kental (surya 1999).
Istilah cake di Prancis digunakan untuk menamai beberapa jenis cake yang kaya
akan buah-buahan, sedangkan di Inggris dan Amerika, cake menunjukkan sesuatu
yang lebih umum dan jenis gateaux (sponge cake, iced cake, chocolate cake,
chrismast cake). Pada pembuatan cake dibutuhkan gluten dan biasanya digunakan
bahan pengembang kimiawi serta dibutuhkan pembentukan emulsi kompleks air
dalam minyak dimana lapisan air terdiri dari gula terlarut dan partikel tepung terlarut
(Sunaryo, 1985). Syarat mutu pembuatan cake dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 1. Syarat Mutu Cake
No
Persyaratan
Roti Tawar
Roti Manis
12 345
1. Keadaan:
1.1 Kenampakan
1.2
1.3
2.
3.
Bau
Rasa
Air
Abu (tidak termasuk garam
dihitung atas dasar bahan
kering)
4. Abu yang tidak larut dalam
asam
5. Gula jumlah
6. Lemak
7. Serangka / belatung
Sumber: SNI 01 - 3840 - 1995
% b/b
% b/b
Normal
Berjamur
Normal
Normal
Maks. 40
Maks. 1
Tidak Normal
Tidak
Berjamur
Normal
Normal
Maks. 40
Maks. 3
% b/b
Maks. 3
Maks. 3
% b/b
% b/b
Maks. 8.0
Tidak boleh ada
Cup cake merupakan produk yang mempunyai rasa gurih, kaya akan lemak dan
gula, dan bertekstur lembut. Adonan cake mengandung tepung, gula, garam, telur,
susu, air, aroma, lemak dan bahan pengembang, cup berfungsi sebagai tempat adonan
cake saat dioven sampai matang. Cake banyak mengandung lemak dan gula sehingga
dalam pembuatan adonan cake harus diperoleh adonan yang lembut dan ringan,
mampu membentuk tekstur yang dapat mempertahankan bentuk cake (Hamidah Siti,
1996). Pembuatan cup cake akan berhasil apabila: bahan bermutu tinggi, proses
pencampuran adonan dan metode pembuatannya benar, serta lama pembakarannya
dan temperaturnya tepat (Amendola & Rees, 2003).
Tabel 2. Formula Cup Cake
N
o
1.
Bahan
Banyak
Tepung terigu
100 gr
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gula halus
Kuning telur
Putih Telur
Mentega
Ovalet
Baking powder
100 gr
3 buah
2 buah
100 gr
sdt
sdt
Sifat Sensori
Rasa
Aroma
Tekstur
Karakteristik
Asin
Harum
Lembut
4.
Warna
Kuning
Jumlah
365,00
8,90
1,30
77,33
10
Kalsium (mg)
16,00
Fosfor (mg)
106,00
Besi (mg)
1,20
Vitamin A (SI)
0,00
Vitamin B1 (mg)
0,12
Vitamin C (mg)
0,00
Air (g)
12,00
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI., (2004)
Protein terigu terdiri atas fraksi glutenin dan gliadin yang mewakili 80- 85%
protein endosperm. Gluten merupakan bentuk kompleks dari glutenin dan gliadin
yang dihidrasi dan dicampur. Kandungan gluten menentukan kadar protein tepung
terigu, semakin tinggi kadar gluten maka semakin tinggi kadar protein tepung terigu
tersebut. Kadar gluten pada tepung terigu yang menentukan kualitas pembuatan suatu
makanan, sangat tergantung dari jenis gandumnya (Fennema, 1985).
Gluten yang terbentuk dari adonan tepung gandum dengan air dalam
perbandingan tertentu akan membentuk suatu massa atau adonan koloidal yang
plastis. Adonan koloidal ini dapat menahan gas dan akan membentuk suatu struktur
spons bila dipanggang untuk mencapai suatu kehalusan yang memuaskan. Jenis
tepung gandum yang berbeda memerlukan jumlah pencampuran (air) yang berbeda
(Desrosier, 1988). Persyaratan mutu tepung terigu sebagai bahan makanan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Berikut ini syarat mutu SNI 01-3751-2006 tepung terigu sebagai bahan
makanan dapat di lihat pada Tabel 2.2
Tabel 5. Persyaratan Mutu Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan
NNo
1
1.1
1.2
1.3
2
3
Jenis Uji
Satuan
Keadaan
Bentuk
Bau
Warna
Benda Asing
Serangga dalam
smua
bentuk -
11
Persyaratan
Serbuk
Normal
(bebas
dari bau asing)
Putih khas terigu
Tidak ada
Tidak ada
4
5
6
7
8
9
Stadiada
potongan-potongannya
yang tampak
Kehalusan, lolos ayakan 212 m no
70
Kadar air (b/b)
Kadar abu (b/b)
Kadar protein (b/b)
Keasaman
Falling number (atas dasar kadar air
14%)
Besi (Fe)
Seng (zn)
Vitamin B1 (thiamin)
Vitamin B2 (riboflavin)
Asam folat
Cemaran logam
Timbal (Pb)
10
11
12
13
14
15
15.
1
15. Raksa (Hg)
2
15. Tembaga (Cu)
3
16
Cemaran Arsen
17
Cemaran mikroba
17. Angka lempeng total
1
17. E. coli
2
17. Kapang
3
Sumber: SNI 01-3840-1995
Min 95
%
%
%
Mg KOH/100g
Detik
Maks 14,5
Maks 0,6
Min 7.0
Maks 50
Min 300
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Min 50
Min 30
Min 2.5
Min 4
Min 2
Mg/kg
Maks 1.00
Mg/kg
Maks 0,05
Mg/kg
Maks 10
Mg/kg
Maks 0.50
Koloni/g
Maks 104
APM/g
Maks 10
Koloni/g
Maks 104
12
b. Medium Flour atau dikenal dengan tepung terigu protein sedang, misalnya
Segitiga Biru. Tepung ini mengandung gluten (protein tepung) sebesar 9,5-10
%. Sangat cocok untuk membuat cake, kue sus, bolu kukus dan sebagainya.
c. Soft Flour atau dikenal dengan tepung terigu rendah protein, misalnya Kunci
Biru. Tepung ini mengandung gluten (protein tepung) sebesar 7-8,5 %.
Tepung ini sangat cocok untuk membuat aneka biskuit dan kue kering
b. Telur
Telur adalah suatu bahan makanan sumber protein hewani yang bernilai gizi
tinggi. Untuk dunia kuliner, telur berfugsi sebagai pengembang adonan, membentuk
warna, perbaikan rasa, menambah nilai gizi, sebagai pelembut atau pengempuk,
sebagai penambah aroma dan zat gizi. Telur mempunyai dua unsur yaitu, kuning telur
dan putih telur. Kuning telur mengandung 50 % air, sedangkan putih telur kadar
airnya 8 mencapai 87 %. Dalam kuning telur terdapat lesitin yang berfungsi sebagai
emulsifier yang memiliki kemampuan mengikat air dan lemak. Kuning telur juga
berfungsi sebagai pengawet alami, makin banyak kuning telur yang dipakai, kue akan
terasa lebih legit dan padat, sebaliknya makin banyak putih telur yang dipakai kue
akan lembek dan lekat di langit-langit mulut (Tarwotjo, 2004).
Putih telur juga sangat berperan dalam membentuk adonan yang lebih kompak.
Sedangkan kuning telur sangat mempengaruhi kelembutan dan rasa yang dihasilkan.
Penggunaan salah satu bagian telur (putih atau kuning) atau kombinasi keduanya
disesuaikan dengan hasil akhir yang diinginkan. Komposisi putih dan kuning telur
pada telur ayam dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Komposisi Putih dan Kuning Telur pada Telur Ayam
Komposisi
Air (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Karbohidrat (%)
Kalsium (mg/100g)
Fosfor (mg/100g)
Besi (mg/100g)
Vitamin A (SI)
Putih Telur
87,8
10,8
0,8
6
17
0,2
-
13
Kuning Telur
49,4
16,3
31,9
0,7
147
586
2,7
2000
Vitamin B1 (mg/100g)
Sumber: Syarief dan Anies (1988)
0,27
Fungsi telur dalam pembuatan bakery adalah membentuk warna dan flavour
yang khas, memperbaiki rasa dan kesegaran kue, meningkatkan pengembangan,
meningkatkan nilai gizi dan kelembutan kue. Selain itu, digunakan untuk mengoles
permukaan kue manis sehingga permukaan kue mengkilap. Fungsi telur dalam
adonan adalah membantu proses pengembangan volume adonan serta menghasilkan
flavour dan rasa yang gurih (Wahyudi, 2003). Syarat mutu telur sebagai bahan
makanan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Syarat Mutu Telur Sebagai Bahan Makanan
No
Uji Organoleptik
1. Keadaan kerabang
2.
3.
Kantong udara
Keadaan putih telur
Persyaratan
Utuh, bentuk normal licin (halus) dan bebas dari
kotoran
Kedalaman kurang dari 0,5 cm dan tetap ditempat
Bebas dari noda (darah, daging dan benda asing
lainnya) dan kental
Bulat, posisi ditengah dan bersih
Bau khas
c. Margarin
Margarin merupakan salah satu sumber energi dengan vitamin A, D, E dan K
serta memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit daripada mentega biasa. Fungsi
margarin dalam proses pembuatan cake adalah membantu dalam aerasi, melembutkan
tekstur, memperbaiki rasa, memperbaiki kualitas saat penyimpanan, membuat tidak
kenyal dan memberi warna pada permukaan (Faridah dkk, 2002).
Margarin dan mentega keduanya serupa tapi tidak sama. Margarin terbuat dari
lemak nabati sementara mentega terbuat dari lemak hewani. Mentega biasa juga
disebut dengan butter. Mentega adalah lemak hewani hasil separasi antara fraksi
lemak dan non-lemak dari susu. Margarin merupakan lemak plastis yang dibuat dari
proses hidrogenasi parsial minyak nabati (Budijanto, et al., 2000).
14
Kandungan Gizi
Jumlah
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Vitamin A (SI)
Bdd (%)
720.00
0.60
81.00
0.40
20.00
16.00
2000,00
100,00
Cake yang menggunakan margarin akan menghasilkan cake yang kokoh dan
stabil, sedangkan cake yang menggunakan mentega akan menghasilkan kue yang
lezat dan bentuk cake tetap bagus, pakailah mentega yang dicampur dengan margarin
dengan perbandingan 50 : 50 (Raditrini dkk, 2015). Syarat mutu SNI 01-3541-2002
margarin dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Syarat Mutu Margarin Sebagai Bahan Makanan
No
1
1.1
1.2
1.3
2
3
4
5
6
7
8
9
9.1
9.2
Jenis Uji
Satuan
Keadaan
Bau
Warna
Rasa
Air
Lemak
Vitamin A
Vitamin D
Asam butirat*
Bilangan asam
Bahan tambahan pangan
% b/b
% b/b
IU/100g
IU/100g
% b/b
Mg KOH/g
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Timah
Mg/kg
Mg/kg
15
Persyaratan
Harum
Kuning Muda
Netral
Maks 18
Min 80
2500-350
250-350
Maks 0.2*
Maks 4
Sesuai peraturan
berlaku
0.1
Maks 40.0/250**
Maks 0.03
0.1
Maks 105
Maks 10
<3
Maks 102
negatif
Maks 102
2. Bahan Tamabahan
a. Baking powder
Baking powder merupakan bahan pengembang (leavening agent) pada
pembuatan cake, yang terdiri dari campuran sodium bikarbonat, sodium alumunium
fosfat, dan monokalcium fosfat. Sifat zat ini jika bertemu dengan cairan atau air dan
terkena panas akan membentuk karbondioksida. Karbondioksida yang membuat
adonan jadi mengembang pada proses pengovenan (Winarno, 2002).
Bahan pengembang yang bisa digunakan dalam membuat cake adalah baking
soda dan baking powder. Penggunaannya hanya sedikit, karena pemakaian baking
soda dalam jumlah banyak dapat menyebabkan rasa kue getir seperti sabun.
Sedangkan jika baking powder diguakan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
hasil akhir kering terlalu melebar (Raditrini dkk, 2015).
b. Garam
Garam yang digunakan untuk membuat kue kering adalah garam dapur (NaCl).
Gunakan garam halus agar mudah tercampur dengan bahan-bahan lain. Sebenarnya
kue kering sudah cukup asin jika kue kering dibuat dengan bahan margarine atau
mentega yang bergaram. namun terkadang rasa kurang mantap dan perlu
ditambahkan sedikit garam. Dalam adonan kue kering, garam berfungsi
meningkatkan cita rasa gurih dan meningkatkan warna kue menjadi lebih menarik
16
(kuning kecoklatan) (Susiasih, 2015). Pembuatan garam dalam kue kering hanya
bertindak sebagai perisa makanan agar lebih gurih (Yantie Febrianti Husen, 2013).
c. Vanili
Vanili (Vanilla planifolia) merupakan tanaman penghasil bubuk vanili yang
biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang
berbentuk polong. Tanaman vanili diperkenalkan pertama kali oleh suku indian di
Meksiko (Sindo, 2011). Flavor dan aroma unik vanili berasal dari senyawa fenolik
vanilin (kandungan 98% dari total komponen flavor vanili) serta dari senyawa
lainnya. Vanilin yang merupakan komponen utama senyawa aromatik volatil dari
buah vanili mempunyai rumus molekul C8H8O3 dengan nama IUPAC 4-hidroksi-3metoksibenzaldehid.
Vanili merupakan salah satu flavoring agent yang penggunaannya cukup luas.
Penggunaan vanili saat ini sebesar 60% sebagai bahan aditif industri makanan dan
minuman, sebesar 20-25% dalam industri parfum dan kosmetik, serta sebesar 5-10%
dalam industri obat-obatan dan farmasi (Towaha dan Heryana, 2012). Dalam industri
makanan vanili digunakan dalam pembuatan es krim, gula-gula, cokelat, kue, dan
lain-lain (Yuliani, 2008).
2.3
2.4
Pemanggangan
Pemanggangan adonan menggunakan oven bersuhu 80o C, 20 menit merupakan
suhu yang ideal untuk cup cake. Suhu yang tinggi akan mempercepat pembentukan
adonan menjadi cake dan mengurangi absorpsi air oleh pati tepung terigu. Suhu
pemanasan yang tinggi juga akan mengahsilkan volume cake yang lebih tinggi dan
lebih empuk tetapi menghasilkan warna yang berlebih (Charley 1982 dalam
Apriandini 2007).
17
Tingkat Kesukaan
Uji kesukaan merupakan pngujian yang didasarkan pada tingkat kesukaan
3.2.1 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinta cumi-cumi (Loligo sp.),
cup cake yang dibuat dari tepung terigu, telur, margarin, garam, Baking powder,
royco, keju, kertas saring 0,8 mm, aquadest, kertas lakmus, dan alkohol 95%.
19
3.2.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Wadah untuk penyimpanan tinta cumi-cumi dan adonan cup cake.
2. Sarung tangan (plastik) untuk melindungi tangan dari zat kimia berbahaya.
3. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1g, berfungsi untuk menimbang berat
bahan-bahan.
4. Kompor gas untuk pemanggangan cup cake.
5. Pisau untuk membedah cumi-cumi.
6. Talenan sebagai alas untuk membersihkan dan membedah cumi-cumi.
7. Ayakan tyler dengan 100 mesh size.
8. Oven untuk memanggang cup cake.
9. Mixer untuk mengaduk bahan-bahan dalam adonan cup cake.
10. Loyang sebagi tempat memanggang cup cake.
11. Cup sebagai tempat adonan cake saat dipanggang sampai matang
12. Stopwach untuk mengitung waktu pemanggangan.
13. Spatula untuk mengambil bahan-bahan dalam bentuk padatan
14. Beaker glass untuk menyimpan larutan yang akan digunakan.
15. Lembar pengujian uji hedonik.
16. Piring styreofoam untuk penyajian.
3.3
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode eksperimental dengan 5
perlakuan dan 20 penelis sebagai ulangan. Pembuatan cup cake terhadap perlakuan
penambahan konsentrasi tinta cumi-cumi yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu 0%,
0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%.
3.4
Cara Kerja
20
c. Diambil tinta dalam kantong cumi-cumi dengan cara dipencet (diberi tekanan)
secara perlahanlahan, kemudian tinta yang keluar ditampung dalam sebuah
wadah bersih.
2. Pembuatan Cup Cake
a. Dimasukkan bahan penstabil, susu full cream, skim bubuk, dan gula sesuai
dengan komposisi kedalam wadah pengadonan, kemudian diaduk hingga
merata.
b. Ditambahkan cairan tinta cumi-cumi sesuai dengan perlakuan (0%, 0,5%, 1%,
1,5%, dan 2%) dan air yang telah ditambahkan garam diadoni hingga kalis.
c. Ditambahkan bahan pengembang sesuai komposisi ke dalam adonan.
d. Pencampuran, penghalusan dan pengadukan hingga merata.
e. Es krim hasil pengadukan ditiriskan dan didinginkan kemudian dituangkan ke
dalam cup dan didinginkan di dalam freezer selama 4 jam.
f. Es krim yang dihasilkan kemudian dianalisis sesuai dengan parameter yang
diamati.
1.5
Parameter
Parameter yang dilakukan pada penelitian ini adalah karakteristik kimia dari
cup cake yaitu kadar protein, kadar air, kadar abu, serta karakteristik organoleptik
yang meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa dengan menggunakan uji hedonik
(kesukaan).
1. Kadar Protein
Prinsip analisa kadar protein adalah proses pembebasan nitrogen dari protein
dalam bahan menggunakan asam sulfat dengan pemanasan. Penentuan total nitrogen
dengan kadar protein menggunakan metode Makro-Kjedhal sesuai dengan AOAC
1995. Kadar protein di hitung berdasarkan kadar N dalam bahan dengan dikalikan
faktor konversi.
Perhitungan % N :
( ml HCL ) x ( N HCL ) x 14,008
x 100
bobot sampel( g)
% protein = % N x Faktor konversi (6,25)
2. Kadar Air
21
BC
x 100
BA
Keterangan :
A = Berat cawan kosong (g)
B = Berat cawan berisi sampel es krim (g)
C = Berta cawan dan sampel setelah dikeringkan (g)
3. Kadar abu
Pengukuran kadar abu berdasarkan AOAC (1995), menggunakan Muffle
Furnace dengan cara kerja sebagai berikut :
Perhitungan % kadar abu dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :
C A
Kadar abu (%) = B A x 100
A = Cawan kosong (g)
B = Cawan dengan sampel (g)
C = Cawan dan sampel setelah diabukan (g)
4. Uji Sensoris
Uji sensoris menggunakan uji kesukaan (hedonik). Parameter yang diamati
meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa. Cara kerja pada uji hedonik berdasarkan
Sudjono (1985), adalah sebagai berikut : sampel dimasukkan ke dalam wadah dan
diberi kode 3 digit secara acak, dan sebanyak 20 panelis diminta untuk memberikan
penilaian kesukaan terhadap warna, aroma, tekstur, dan rasa dari produk yang
disajikan.
3.6
Analisa Data
Data kimia yang diperoleh dari penelitian ini di analisis menggunakan
22
DAFTAR PUSTAKA
Agusandi, Supriadi, dan Shanti, 2013. Pengaruh Penambahan Tinta Cumi-Cumi
(Loligosp.) Terhadap Kualitas Nutrisi dan Penerimaan Sensoris Mie
Basah.Volume II, Nomor 1.
Arbuckle WS. 1986. Ice Cream. Westport, Connecticut: The AVI Publishing
Company.
Arbuckle W.S, and Marshall R.T. 2000. Ice Cream. 5Th ed. Maryland: Chapman and
Hall
Astawan, M. 2008. Khasiat WarnaWarni Makanan. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Campbell JR, Marshall RT. 1975. The Science of Providing Milk for Men. New York:
McGraw-Hill Book.
Eckles, E.H., W.B. Combs, dan H. Macy. 1984. Milk and Milk Products.
McGrawHill Book Co. Inc., New York.
Harris, Asriyadi. 2011. Pengaruh Subtitusi Ubi Jalar (Ipomea batatas) dengan Susu
Skim terhadap Pembuatan Es Krim. Skripsi. Makassar: Fakultas Pertanian,
Universitas Hassanudin.
Hartatie, E.S. 2011. Kajian Formulasi (Bahan Baku, Bahan Pemantap) dan Metode
Pembuatan Terhadap Kualitas Es Krim. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Herawati, D., K. Feri dan A. Nuri. 2011. Analis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.
Kartasapoetra G, Marsetyo. 2003. Ilmu Gizi (Korelasi gizi, Kesehatan dan
Produktivitas Kerja). Jakarta: Rineka Cipta.
Monica D, Syahrul, ira. 2015. Kajian Pmanfaatan Limbah Tinta Cumi (Loligo sp.)
Sebagai Pewarna Alami Mie Basah Dengan Bahan Pengikat Berbeda Terhadap
23
24