Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL PENELITIAN
Asisten Pembimbing :
Riza Meilina Putri Rahardjo
Oleh :
Susilo Setiowati
131510601119
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian penduduknya
bergantung pada sektor pertanian, sehingga indonesia dikatakan sebagai negara
agraris. Pertanian memegang peranan penting dalam sektor perekonomian suatu
negara. Sektor pertanian selain berperan sebagai penyedia bahan pangan, penyedia
lapangan kerja, sumber pendapatan devisa, sektor pertanian juga berperan
strategis dalam pengurangan kemiskinan.
Menurut Godam (2001), pertanian adalah suatu kegiatan manusia
yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan
juga kehutanan. Pertanian dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan
pengelolaan tanah. Pengelolaan ini dimaksudkan untuk kepentingan
kehidupan tanaman dan hewan, sedangkan tanah digunakan sebagai wadah
atau tempat kegiatan pengelolaan tersebut, yang kesemuanya itu untuk
kelangsungan hidup manusia.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum
dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari kontribusinya pada
pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari
keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa
pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain
potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan
nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya
penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,
perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di
pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya
sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk
golongan miskin (Ismpi, 2009).
Pertanian merupakan sektor yang mendapat perhatian khusus dari
pemerintah. Pembangunan pada sektor pertanian dari waktu ke waktu terus
dilakukan untuk pembangunan berkelanjutan. Peranan sektor pertanian dalam
perekonomian nasional sangat penting dan strategis. Hal ini karena sektor
pertanian masih memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar
penduduk yang ada di pedesaan dan menyediakan bahan pangan bagi
penduduk. Pembangunan pertanian memiliki arti penting dalam terjaganya
kondisi suatu daerah ataupun negara, karena hal tersebut berkaitan erat
dengan penyedian kebutuhan konsumsi masyarakat suatu daerah atau negara
tersebut.
Sektor pertanian meliputi subsektor pangan, subsektor holtikultura,
subsektor perikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Salah
satu subsektor pertanian yaitu sektor pangan yang merupakan penyedia utama
konsumsi kebutuhan masyarakat di Indonesia. Selama ini sektor pangan yang
menyediakan kebutuhan pokok manusia salah satunya yaitu beras. Tingginya
tingkat ketergantungan masyarakat terhadap komoditas beras menyebabkan
pemerintah mulai melakukan program difersivikasi pangan untuk mengatasi
kelangkaan. Tanaman yang tepat dan mampu memenuhi kebutuhan pangan
demi terwujudnya ketahanan pangan ini adalah tanaman semusim. Komoditas
pangan semusim yang bagus di Indonesia selain beras dan jagung adalah
kacang.
Kacang tanah (Arachys hypogaea L. Merr.) umumnya ditanam petani di
lahan kering/tegalan dan tadah hujan serta lahan bukaan baru pada musim hujan
maupun di awal musim kemarau (70%) dan selebihnya (30%) ditanam di lahan
sawah beririgasi pada musim ke-marau setelah padi. Kacang tanah merupakan
tanaman komersial dan sebagai sumber pendapatan penting bagi petani di lahan
kering dan lahan bekas sawah. Risiko kegagalan panen kacang tanah akibat
serangan hama dan penyakit lebih kecil dibanding-kan dengan kedelai. Budi daya
kacang tanah memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman palawija lain seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau (Sudjadi, 2001).
Menurut Departemen Pertanian dalam Litbang (2014), luas tanam kacang
tanah Indonesia adalah 702.163 Ha dengan produksi 826.351 ton dengan
produktivitas mencapai 1,17 ton/ha. Indonesia menempati urutan ketujuh setelah
India, Cina. Nigeria, Senegal, Amerika Serikat, dan Brasil. Produktivitas kacang
tanah Indonesia dinilai masih rendah yaitu 1 ton per hekar. Sementara itu
Indonesia berdasarkan data Aram I BPS (2012) luas panen 575.798 Ha dengan
produktivitas 12,92 Ku/ha dan produksi mencapai 743.754 ton. Kebutuhan kacang
tanah nasional terus meningkat rata-rata 900.000 ton/tahun, sementara produksi
rata-rata 771.022 ton/tahun (85,67 %) dengan volume impor rata-rata 163.745
ton/tahun. Ketersediaan kacang tanah digunakan untuk benih, industri (makanan
dan bukan makanan), tercecer dan dikonsumsi bahan makanan (per kapita 3,25
kg/tahun).
Tanaman kacang tanah sudah di tanam di berbagai daerah di Indonesia.
Provinsi penghasil kacang tanah terbesar adalah Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Jawa Barat. Kacang tanah ditanam ketika musim kering datang dan biasanya
banyak petani yang memanfaatkannya sebagai tanaman pengganti padi. Tanaman
kacang tanah biasanya ditanam di daerah tegalan ataupun lahan sawah.
Perkembangan produktivitas kacang tanah dapat dilihat berdasarkan tabel luas
panen, produktivitas, dan produksi kacang tanah Provinsi Jawa Tengah sebagai
berikut :
Tabel 1.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kacang Provinsi Jawa Tengah
2009 - 2013
Tahun
Luas Panen
Produksi
Produktivitas
2009
124,178
124,178
128,03
2010
119,565
161,222
143,687
2011
94,662
122,306
122,306
2012
105,679
143,687
161,222
2013
92,454
128,03
162,43
Sumber : BPS Jateng, 2014
Berdasarkan tabel di atas produksi kacang tanah Provinsi Jawa Tengah selama
5 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Produktivitas kacang tanah pada tahun 2009
sebesar 128,03 dengan luas panen sebesar 124,178 dan produksi sebesar 124,178.
Berbeda dengan tahun 2010 yang produktivitas kacang tanah mengalami
peningkatan sehingga produktivitasnya sebesar 143,687 dengan luas panen
119,565 dan produksi sebesar 161,222. Berdasarkan data produksi, luas panen,
produktivitas selama 5 tahun tersebut, produktivitas kacang tanah di Jawa Tengah
yang paling rendah yaitu pada tahun 2011. Produktivitas tertinggi terjadi pada
tahun 2013 dimana produksi kacang tanah sebesar 128,03 dengan luas panen
sebesar 92,454 (BPS Jateng, 2007).
Kabupaten Gunung Kidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi
wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Berdasarkan
kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur
yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal. Pertanian yang
dimiliki Kabupaten Gunung Kidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan
yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan (Pemkab, 2012).
Potensi hasil pertanian di Gunung Kidul belum dilaksanakan secara
maksimal, salah satunya yaitu kacang tanah. Kacang tanah bisa di panen dua kali
dalam setahun untuk daerah yang hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber
pengairan. Daerah yang sumber pengairannya dari irigasi, maka panen kacang
tanah bisa 3 kali dalam satu tahun. Produktivitas kacang tanah dapat dilihat
berdasarkan tabel produksi, luas lahan, dan rata-rata produksi kacang tanah pada
setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Salah satu penghasil
kacang tanah di Kabupaten Gunung Kidul adalaa Kecamatan Tepus.
Tabel. 1.2 Produksi, luas lahan, dan rata-rata produksi kacang tanah pada setiap
kecamatan
Kecamatan
Luas Panen
Produksi
Rata-rata produksi
Panggang
759
926,89
12,21
Purwosari
308
441,05
14,32
Paliyan
2.328,00
2224,48
9,56
Saptosari
7.326,00
7548,33
10,3
Tepus
2.539,00
2047,9
8,07
tanjungsari
2075
2126,22
10,25
Rongkop
2610
2328,83
8,92
Girisubo
3069
2827,82
9,21
Semanu
5591
5548,31
9,92
Ponjong
6895
7312,35
10,61
Karangmojo
3433
4091,43
11,92
Wonosari
3380
3184,8
9,42
Playen
1442
1594,04
11,05
Patuk
3139
3199,72
10,91
Gedangsari
1481
1673,65
11,3
Nglipar
3107
3011,39
9,69
Ngawen
564
619,05
10,98
52658
52069,3
10,08
tiga kelompok yaitu pangan sebagai sumber energi, pangan sebagai sumber zat
pembangun, dan pangan kaya zat pengatur. Pangan terdiri dari serealia dan produk
olahannya. Sereal dan produk olahan pangan memberi sumbangan lebih dari 50
persen kebutuhan kalori penduduk Indonesia. Jenis serealia di Indonesia
diantaranya padi, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, singkong, dan lain
sebagainya. Jenis serealia utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah
beras, gandum, dan jagung. Namun demikian, masyarakat di beberapa daerah
seperti Ambon, dan beberapa desa di pulau Jawa biasa mengkonsumsi jenis umbi
umbian seperti sagu, singkong, ubi jalar, dan garut sebagai makanan pokok
sumber energi.
2.2.2 Komoditas kacang
Menurut Dharmaningtyas (2011), kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
merupakan tanaman polong polongan (legum) terpenting kedua setelah kedelai
di Indonesia. Klasifikasi kacang tanah seperti berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliophyta
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae
Subfamilia
: Faboideae
Genus
: Arachis
Spesies
: A. Hypogaea
Nama Binomial
: Arachis hypogaea L.
3. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar
pertumbuhan akar dan pengisap zat hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan
baik. Petani perlu memperhatikan kondisi tanah ketika melakukan pengolahan
tanah. Perlakuan pada kondisi tanah agar tetap gembur, lembab, dan tidak terlalu
basah yaitu dengan membuat drainase yang baik. Pengolahan tanah pada
usahatani kacang tanah dilakukan sesuai dengan kondisi lahan, karena lahan yang
digunakan terdiri dari bekas tanaman padi sawah, tebu, tembakau, lahan kering
atau tadah hujan.
4. Penanaman
Penanaman benih kacang dapat dilakukan setelah pengolahan tanah selesai
dan lahan sudah siap tanam. Petani perlu memperhatikan beberapa hal seelum
penanaman seperti alat yang diperlukan untuk menanam benih, kesehatan benih,
jarak tanam, dan jumlah benih yang diperlukan berdasarkan luas lahan yang akan
ditanami. Benih sebelum ditanam sebaiknya dijemur terlebih dahulu selama 2
sampai 3jam. Penjemurana bertujuan agar ketika ditanam proses pengambilan air
dari dalam tanah lebih mudah. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah 40 x 15
cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Waktu tanam yang paling baik pada musim
hujan untuk usahatani kacang tanah di lahan kering, sedangkan untuk lahan sawah
dapat dilakukan pada bulan April Juni atau bulan Juli september.
5. Pemeliharaan
Usahatani kacang tanah di lahan kering atau lahan sawah perlu dilakukan
pemeliharaan tanaman agar memperoleh hasil yang maksimal. Pemeliharaan yang
perlu dilakukan yaitu pemupukan, pengairan, penyiangan dan pendangiran, dan
penyulaman. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk nitrogen, pupuk fospat, pupuk
kalium, dan pupuk urea. Pengairan dilakukan dengan mengikuti posisi bedengan.
Pengairan terhadap bedengan dilakukan di sore hari setelah jam 15.00 dengan
menutup sementara pintu air keluar, setelah air sudah tergenang segera membuka
kembali semua pintu yang telah ditutup. Penyiangan dan pendangiran yang
dilakukan pada usahatani kacang tanah yaitu mencabut atau membuang
rerumputan dan membolak balikkan tanah hingga gembur, agar pori pori tanah
menjadi longgar dan tetap dalam ondisi remah dan lembab. Kegiatan
pemeliharaan yang terakhir yaitu penyulaman. Penyulaman dilakukan apabila ada
benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam
baru pada bekas lubang tanam terdahulu.
2.2.3 Teori Regresi Linier
Menurut Nawari (2010), analisis regresi adalah suatu faktor sederhana untuk
melakukan investigasi tentang hubungan fungsional di antara beberapa variabel.
Hubungan antara variabel tersebut diwujudkan dalam suatu model matematis.
Model regresi membedakan variabel menjadi dua bagian yaitu variabel respon
(response) atau biasa juga disebut variabel bergantung (dependent variable) serta
variabel explanory atau bisa juga disebut variabel penduga ( prediktor variabel)
atau disebut juga variabel bebas (independent variable. Variabel bergantung
dinyatakan sebagai fungsi dari variabel penduga yang dirumuskan dalam
persamaan:
Y = f (X1, X2,...,Xn)
Nilai Y menyatakan dugaan terhadap variabel bergantung (Y) dan X1
menyatakan variabel penduga. Kenyataanya nilai dugaan (Y) yang diberikan oleh
model regresi tidak selalu sama persis dengan nilai sebenarnya (Y), melainkan
terdapat selisih. Selisih inilah yang kemudian disebut sebagai error atau residu,
atau disebut juga dengan galat (e). Oleh karena itu, model persamaan regresi juga
bisa dituliskan dengan rumus:
Yi = f (x1i, x2i,..., xni) + e
Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu
variabel berpengaruh pada variabel satu atau variabel lainnya. Analisis regresi
merupakan bagian integral dalam peramalan. Tanpa pengetahuan statistik yang
sesuai untuk itu dapat menguji keabsahan data, kita tidak akan memperoleh
kesimpulan yang baik sehingga ramalan menjadi tidak tepat (Sunyoto, 2012).
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel
dependen dengan variabel independen. Analisis regresi sederhana merupakan
hubungan satu variabel dependen dan satu variabel independen. Apabila terdapat
beberapa variabel independen disebut analisis regresi berganda. Persamaan dalam
anilisis regresi dapat menggambarkan garis regresi. Semakin dekat jarak antara
data dengan titik yang terletak pada garis regresi, berarti prediksinya semakin
baik. Jarak antara data sesungguhnya dengan garis regresi dikuadratkan dan
dijumlahkan. Oleh karena itu analisis regresi juga dikenal dengan anlisis Ordinary
Least Square atau analisis kuadrat terkecil (Winarno, 2007).
Menurut Marsudi (2009), data yang diperoleh di lapangan, ditabulasikan dan
kemudian dipindahkan ke dalam bentuk tabelaris sesuai dengan kebutuhan.
Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara
lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.
Rumus:
Y = a + b1X1+b2X2++bnXn
Y = variabel terikat
a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1, X2 = variabel bebas
2.2.4 Teori Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi. Biaya selalu melekat dengan
obsesi perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan atau keuntungan yang
lebih besar. Peningkatan nilai merupakan titik akhir dari mata rantai mulai dari
penggunaan input, proses produksi, dan hasil produksi. Biaya produksi
diharapakan bisa minimal tetapi produksi maksimal (Rasul, 2012).
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi juga merupakan
biaya yang melekat pada atau berhubungan dengan produk. Jenis-jenis biaya
produksi menurut Samryn dalam Rotinsulu (2013) adalah sebagai berikut :
1. Biaya bahan langsung, yang terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi
bagian yang integral dari produksi jadi dan dapat diteluuri hubungannya
dengan mudah ke dalam produk yang dihasilkan. Misalnya untuk membuat
sebuah meja kayu sederhana, secara fisik bahan baku kayu dapat dilihat dengan
mudah sebagai komponen produk yang dihasilkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung, yang terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik
yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk-produk
tertentu. Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini
dibayarkan kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung
melaksanakan proses produksi biaya ini terjadi karena adanya penggunaan
tenaga kerja dalam proses produksi.
3. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik
selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya merupakan semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi,
dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Terdapat beberapa
unsur yang perlu diperhatikan seperti pengorbanan dan pengorbanan yang perlu
untuk produksi. Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktor
faktor produksi atau sumber sumber ekonomi seperti bahan bahan habis pakai,
waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang terpakai, upah
karyawan yang harus di bayar dan sebagainya. Besarnya biaya produksi jelas
berhubungan dengan banyak sedikitnya jumlah produk yang dihasilkan dengan
menambah jumlah barang yang dihasilkan, sehingga produksi akan ikut
bertambah. Tegasnya ketika output atau jumlah produk yang dihasilkan
diperbesar, maka biaya total akan bertambah tetapi biaya per satuan bisa
berkurang (Gilarso, 2007).
Menurut Hardani (2010), suatu perusahaan dalam menghitung biaya
produksi perlu mengetahui berapa kuantitas, kombinasi input yang diperlukan
dalam pembuatan suatu produk, dan berapa banyak biaya input yang digunakan.
Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat
menghasilkan output. Seorang pengusaha yang ingin melakukan produksi harus
terlebih dahulu menyediakan faktor-faktor produksi. Ada dua jenis biaya yaitu:
1. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung kepada besarnya
output. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan tidak melakukan produksi.
Biaya tetap terdiri dari biaya tetap total (TFC) dan biaya tetap rata rata
(AFC). Biaya tetap total merupakan biaya yang tidak berubah sesuai output,
meskipun outputnya nol, sedangkan biaya tetap rata rata merupakan rasio
antara biaya tetap total dengan jumlah unit output.
2. Biaya variabel merupakan jumlah biaya yang beragam sesuai tingkat output
dalam jangka pendek. Suatu perusahaan jika ingin memproduksi output yang
lebih banyak maka input yang digunakan juga lebih banyak. Biaya output
tambahan tergantung langsung pada berapa input tabahan yang diperlukan dan
berapa banyak biayanya.
Perusahaan memiliki biaya tertentu dalam jangka pendek yang tergantung
pada tingkat output yang dipilih. Jenis biaya tersebut disebut biaya variabel.
Biaya tetap dan biaya variabel merupakan penyusun biaya total. Sistematika
biaya total sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC (Total Cost)
: Biaya total
TR
TC
kriteria:
R/C = 1
R/C < 1
R/C > 1
dapat menyebabkan keuntungan yang didapatkan petani menurun atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Berbagai kendala tersebut perlu adanya penanganan
khusus agar peningkatan produktivitas Usahatani kacang tanah dapat terlihat
dengan jelas dan nyata.
Berdasarkan penjelasan diatas untuk menganalisa mengenai permasalahan
yang ada perlu menggunakan teori teori yang sesuai sebagai acuan pembahasan
penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa teori sebagai berikut teori
Analisis regresi linier, teori analisis biaya produksi, teori pendapatan, teori
efisiensi biaya, dan teori sensitivitas. Penggunaan teori teori tersebut
berdasarkan kesesuaian dengan fenomena atau permasalahan yang ada.
Teori regresi digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu
variabel berpengaruh pada variabel satu dengan variabel yang lain. Teori ini
digunakan untuk mengetahui faktor faktor yang menyebabkan menurunnya
kualitas hasil panen kacang. Variabel yang digunakan yaitu kualitas dan faktor
faktor yang mempengaruhi.
Teori yang dijadikan acuan untuk membahas mengenai perbedaan efisiensi
biaya pada kegiatan usahatani kacang tanah yaitu teori biaya produksi dan teori
efisiensi biaya. Teori biaya produksi merupakan jumlah keseluruhan modal yang
digunakan oleh petani dalam meakukan kegiatan usahatani. Pada usahatani
kacang tanah di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
relatif besar ketika terjadi perubahan cuaca yang ekstrim dan diluar prakira. Petani
melakukan usahatani sebisa mungkin minim biaya tetapi produksi maksimal.
Teori efisiensi merupakan usaha petani bagaimana caranya agar biaya yang
digunakan untuk usahatani tersebut sedikit tetapi efisien.
Teori analisis sensitivitas digunakan untuk memprediksi suatu perubahan
yang akan terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter. Teori analisis
sensitivitas ini dapat mengetahui seberapa jauh dampak perubahan parameter
tersebut terhadap kelayakan suatu usaha. Layak tidaknya suatu usaha dapat
diketahui melalui perhitungan NPV, IRR, B/C ratio dan payback period. Salah
satu perubahan parameter pada kegiatan usahatani kacang tanah yaitu kondisi
cuaca dan produktivitas kacang tanah. Penjelasan diatas dapat dilihat pada skema
kerangka pemikiran sebagai berikut
Sektor pangan
Penurunan kualitas
Sensitivitas Usahatani
kacang tanah
kacang tanah
Analisis sensitivitas
Analisis regresi
Analisis biaya
linier berganda
TC = TFC + TVC
Y = a + b1X1 + b2X2+ ... bnXn
R/C=
TR
TC
IRR
NPV
B/C ratio
PP
Hipotesis :
1. Faktor faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas kacang tanah di Desa
Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul adalah tenaga kerja,
dan kondisi lahan.
2. Biaya yang digunakan dalam usahatani kacang tanah di Desa Sidoharjo,
Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul ketika terjadi perubahan cuaca
efisien.
3. Usahatani kacang tanah Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung
Kidul layak untuk dilaksanakan.
N
1 N .e 2
Keterangan :
n
: jumlah sampel
: jumlah populasi
: tingkat kesalahan
n=
130
1+130( 0,05)2
n=
130
1,325
n=98
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dari 130 petani
kacang tanah di Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus diperoleh sampel sebanyak 98
petani kacang tanah. Semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi
sampel. Perhitungan pengambilan sampel untuk setiap strata sebagai berikut :
n = (Populasi kelas / Populasi keseluruhan) x Sampel ( Slovin)
Tabel 3.2 Data Populasi dan Sampel Petani Kacang tanah Desa Sidoharjo
Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung Kidul
No.
Strata
Kriteria
Populasi
Sampel
1.
Luas
>5
Ha
20
15
2.
Sedang
> 2 5 Ha
52
39
3.
Sempit
0,5 2 Ha
58
44
Total
130
98
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut Hermawan (2012), pengumpulan data dalam penelitian ini
diperoleh dari dua sumber data, yaitu:
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk
menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian.
Data primer diperoleh langsung dari petani kacang tanah dengan menggunakan
metode wawancara atau metode kuisioner berdasarkan daftar pertanyaan yang
telah disiapkan. Data yang didapatkan dari data primer berupa modal,
pendapatan, biaya variabel yang meliputi biaya sarana produksi dan biaya
tenaga kerja dan biaya tetap.
2. Data Sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel
yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Data
b1- b2
: koefisien regresi
X1
: kondisi lahan
X2
: tenaga kerja
X3
: biaya
Penggunaan analisis regresi linier berganda perlu dilakukan asumsi klasik
atau uji prasyarat analisis regresi linier berganda, sehingga persamaan regresi
linier berganda yang diperoleh benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi
variabel terikat atau bebas. Pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah
variabel bebas mempengaruhi secara bersama-sama atau sendiri-sendiri terhadap
variabel.terikat.yaitu.digunakan:
1. Pengujian Hipotesis Distribusi F Pada Model Regresi Berganda
Tabel F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat. Uji F ini menggunakan rumus sebagai berikut:
F ratio
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
R2 / k
2
= (1 R ) /( n k 1)
H0 :
H0 : paling tidak, ada satu i 0
Kriteria pengambilan keputusan :
a. thitung ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel independent
bukan merupakan penjelas variabel dependen.
b. thitung > t tabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen
merupakan penjelas variabel dependen.
Pengujian hipotesis kedua yaitu tentang efisiensi biaya produksi usahatani
kacang tanah di Desa Sidoharjo menurut Rataq, dkk (2009) efisiensi biaya
merupakan pengukuran kinerja yang melihat dari segi pengerjaan sesuai dengan
= P.Q
TC
= FC + VC
Keterangan:
TR = Total Revenue / Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Cost / Total Biaya (Rp)
FC = Fixed Cost / Biaya Tetap (Rp)
VC = Variable Cost / Biaya Variabel (Rp)
Q
NPV = ( Bt Ct ) ( DF )
t =0
Keterangan :
B
DF
c. NPV = 0, maka usahatani kacang tanah berada pada kondisi break even point
(BEP)
t=n
( NPV positif )
Net
B t=0
=
C t =n
(NPV negatif )
t =0
PV (B)
B =0
Gross = tt=n
C
PV (C)
t=0
Keterangan :
PV (B) : present value (benefit)
PV (C) : present value (cost)
Kriteria pengambilan keputusan :
a. Gross B/C > 1, maka usahatani kacang tanah layak untuk dilakukan
b. Gross B/C < 1, maka usahatani kacang tanah tidak layak untuk dilakukan
c. Gross B/C = 1, maka usahatani kacang tanah berada pada kondisi Break Even
Point (BEP)
+NPV (i 2i 1 )
NPV
NPV +
IRR=i 1+
Keterangan :
investasi
net benefit rataratatiap tahun
PV Net benefit
PV investasi
5. Total biaya produksi adalah semua korbanan yang digunakan untuk satu kali
proses produksi dimana total biaya produksi tediri dari atas biaya tetap dan
biaya variabel.
6. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dimana
besar kecilnya tidak tergantung dengan jumlah produksi. Biaya tetap pada
usahatani meliputi biaya sewa tanah, pajak dan iuran irigasi (Rp).
7. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dimana
besar kecilnya tergantiung jumlah produksi. Biaya variabel pada usahatani
meliputi biaya penggunaan pupuk dan upah tenaga kerja (Rp).
8. Penerimaan adalah hasil produksi fisik berupa kacang tanah dikalikan dengan
harga dan diukur dalam satuan rupiah.
9. Efisiensi adalah penggunann input atau faktor-faktor produksi yang sekecilkecilnya untuk mendapatkan output yang maksimal.
10. Pendapatan adalah total penerimaan ditambah biaya.
11. Lahan adalah bidang yang digunakan petani sebagai media dalam menanam
dan mengusahakan tanaman kacang tanah (ha).
12. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja di lahan mulai dari pengolahan
hingga panen yang berasal dari dalam maupun luar keluarga (HKP).
13. Analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
tingkat perubahan perubahan yang terjadi.
14. R/C rasio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total
biaya yang digunakan.
15. Net present Value (NPV) adalah jumlah dari perkalian antara Net Benefit per
tahun pada usahatani kacang tanah dengan discount factor.
16. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang dapat membuat Net
Present Value pada usahatani kacang tanah sama dengan nol.
17. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara Net Present Value positif dengan
Net Present Value negative pada usahatani kacang tanah.
18. Discount factor adalah suatu bilangan yang dapat dipakai untuk mengalihkan
suatu jumlah diwaktu yang akan datang supaya menjadi nilai sekarang yang
digunkan dngan prtimbangan agar prhitungan yang ipaki dalam suatu usaha
terlepas dari pengaruh distorsi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Fajdhika. 2008. Analisis Perbandingan Efisiensi Biaya produksi Sebelum
dan Sesudah Penerapan Total Quality Management. Skripsi. Bandung :
Universitas Widyatama.
Bina Karya Tani. 2014. Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Bandung : Widya
Studio.
BPS. 20007. Produksi Padi Dan Palawija ( Angka Sementara Tahun 2006). [serial
online]. http://jateng.bps.go.id/. Diakses 22 Maret 2015.
Dharmaningtyas, Khory Sanggasari. 2011. Analisis Usahatani Kacang Tanah
(Arachis Hypogaea, L.) Di Desa Pasar Anom Kecamatan Grabag
Kabupaten Purworejo. Skripsi. Jember : Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
Dinarto, Wafit, dan Astriani, Dian. 2012. Produktivitas Kacang Tanah Di Lahan
Kering Pada Berbagai Intensitas Penyiangan. Agrisains, 3 (4) : 33 42.
Dirjen. 2013. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman. Pangan. [serial
online]. tanamanpangan.pertanian.go.id. Diakses 22 Maret 2015
.
Gilarso. 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta : Kanisius.
Godam. 2001. Definisi/Pengertian Pertanian, Bentuk & Hasil Pertanian Petani
Ilmu Geografi. [serial online]. http://www.organisasi.org/1970/01/definisi
pengertianpertanianbentukhasilpertanianpetaniilmugeografi.Html. Diakses
20 Maret 2015.
Hardani, Wibi dan D. Barnadi. 2010. Case Fair prinsip Prinsip Ekonomi. Jakarta
: Erlangga.
Hartati, Anny dan Altri Mulyani. 2009. Profil dan Prospek Bisnis Minyak Dara
(Virgin Coconut Oil/Vco) Di Kabupaten Cilacap. Agroland, 16 (2) : 130
140.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Jakarta : Grasindo.
Ismpi, Bpp. 2009. Kondisi Pertanian Indonesia saat ini Berdasarkan Pandangan
Mahasiswa Pertanian Indonesia. [Serial Online].
http://paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini
Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php. Diakses 22
Maret 2015.
Identitas Responden
Nama
Umur
Pendidikan terakhir
Alamat
Pekerjaan
PEWAWANCARA
Nama
: Susilo Setiowati
NIM
: 131510601119
Waktu
A. GAMBARAN UMUM
1. Berapa lama Bapak/Ibu berusahatani kacang tanah?
Jawab : .........................................................................................................
2. Sejak tahun berapa Bapak/Ibu berusahatani tanaman kacang tanah?
Jawab : .........................................................................................................
3. Mengapa Bapak/Ibu berusahatani kacang tanah?
a. Menguntungkan
b. Sudah warisan orang tua
c. Mudah diusahakan
d. Modal tidak besar
e. Tidak memerlukan keahlian khusus
g.
Lain lain
Jawab : .........................................................................................................
4. Darimana tenaga kerja yang Bapak/Ibu gunakan dalam usahatani kacang
tanah?
a. Dalam keluarga
b. Luar keluarga
Alasan : .......................................................................................................
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk usahatani kacang tanah?
a. < 10 orang
b. 10 15 orang
c. > 15 orang
Alasan : .......................................................................................................
6. Berapa gaji atau upah yang diberikan kepada tenaga kerja pada usahatani
kacang tanah?
a. < Rp 50.000
b. Rp 50.000 Rp 75.000
c. > Rp 75.000
Alasan : .......................................................................................................
7. Apakah lahan yang Anda gunakan untuk usahatani kacang tanah adalah milik
pribadi?
a. Ya
b. Tidak
Jawab : ........................................................................................................
8. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan benih kacang tanah yang digunakan untuk
usahatani kacang tanah?
a. Toko pertanian
b. Kelompok tani
c. Milik sendiri
Alasan : .......................................................................................................
9. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan sarana produksi seperti obat-obatan dan
pupuk untuk kacang tanah?
a. Toko pertanian
b. Petani lain
c. Kelompok tani
Jawab : .........................................................................................................
10. Apakah sarana produksi yang digunakan pada usahatani kacang tanah mudah
didapatkan?
a. Ya
b. Tidak
Jawab : .........................................................................................................
11. Adakah sumber penghasilan lain selain berusaha tani kacang tanah?
a. Ada
b. Tidak
Jawab : .........................................................................................................
12. Jika ada, usaha apa yang Bapak/Ibu jalankan selain usahatani kacang tanah?
a. Pedagang
b. Nelayan
c. Lain lain
Jawab : .......................................................................................................
B. PERMODALAN
1. Berapa biaya yang bapak gunakan untuk usahatani kacang tanah?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
c. > Rp 2.000.000
Jawab : ......................................................................................................
2. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan modal tersebut?
a. Modal sendiri
b. Bank
c. Kredit
Jawab : ......................................................................................................
3. Apakah terdapat bunga dalam dalam modal yang anda dapatkan?
a. Iya
b. Tidak
Jawab : ......................................................................................................
Uraian
Bibit
Unit
(kg)
Harga/unit
Biaya
Keterangan
2.
Pupuk
3.
a. Urea
b. KCl
c. ..........
Obat-obatan
a. .........
b. .........
Biaya Transportasi
a. Pembelian
pupuk
b. Angkut panen
c. .
Total Biaya
2. Biaya Tenaga Kerja
Uraian
Penanaman
Pemupukan
I
II
III
.......
Pemeliharaan
I
II
III
IV
Penyemprotan
I
II
III
IV
Pemanenan
I
II
III
......
Lain-lain
Dalam Keluarga
Luar Keluarga
Jumla
Jam
Jumla Jam kerja/
h
kerja/
h
hari
(orang)
hari (orang)
Biaya
Upah/hari Total (Rp)
(Rp)
- ..........
- ..........
- ..........
Total Biaya
3. Biaya Tetap
No.
1.
2.
3.
Uraian
Pajak Tanah
Sewa Tanah
Biaya Penyusutan
Unit
Biaya
Keterangan
Umur ekonomis:
Alsintan
4.
- Cangkul
- Sabit
- Traktor
- ...........
- ...........
Lain-lain
Total Biaya
Total biaya (TC) = Biaya Sarana Produksi + biaya tetap + biaya tenaga kerja
= Rp . + Rp + Rp
= Rp ..
D. PENERIMAAN USAHATANI
1. Berapa produksi kacang tanah setiap kali panen?
a. < 500 kg
b. 500 800 kg
c. > 800 kg
Jawab : .......................................................................................................
2. Berapa harga jual kacang tanah ketika dipasarkan?
a. < Rp 3.000 /Kg
b. Rp 3.000 Rp 6.000 / kg
c. > Rp 6.000 / kg
Alasan : .....................................................................................................
E. ANALISIS SENSITIVITAS
a. Perubahan parameter
No.
1.
2.
3.
Parameter
Lahan
Tenaga kerja
Biaya
a. < 25 %
b. 25 30 %
c. > 30%
Jawab : ......................................................................................................
7. Apakah usahatani kacang tanah dapat dilanjutkan ketika harga mengalami
penurunan?
a. Dilanjutkan
b. Tidak dilanjutkan
Alasan : .....................................................................................................
8. Apakah usahatani kacang tanah sensitif atau peka terhadap perubahan yang
terjadi
a. Iya
b. Tidak
Jawab : .......................................................................................................
9. Apakah usahatani kacang tanah layak diuasahakan di Desa Sidoharjo
Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung Kidul?
a. Layak
b. Tidak layak
Jawab : ......................................................................................................
10. Jika tidak layak, apakah Bapak/Ibu akan beralih ke usahatani lain?
a. Iya
b. Tidak
Jawab : ......................................................................................................