Professional Documents
Culture Documents
Intervensi Keperawatan
1) Kaji faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya koma/menurunnya
perfusi jaringan otak.
2) Monitor status neurologis secara teratur
3) Monitor tanda-tanda vital, catat apakah hipertensi/hipotensi
dan bandingkan pada kedua lengan; denyut dan irama jantung, kaji
apakah ada mur-mur
4) Evaluasi keadaan pupil ; ukuran, bentuk, persamaan, reaksi
terhadap cahaya;
5) Kaji perubahan penglihatan, misalnya penglihatan menurunnya
lapang pandang
6) Kaji fungsi luhur termasuk bicara/komunikasi verbal. Letakan
posisi klien dengan kepala sedikit lebih tinggi dalam posisi
netral/terlentang.
7) Tempatkan klien pada lingkungan tenang, kurangi aktifitas yang
tidak berarti.
8) Cegah klien terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kemarahan
dan pertahankan agar jalan nafas tetap terbuka/bebas.
9) Kaji terhadap kemungkinan adanya kekakuan, kejang/kedutan.
gelisah, iritabilitas, menurunnya aktifitas.
Tindakan Kolaboratif
1) Beri oksigen sesuai indikasi
2) Beri pengobatan anti koagulan sesuai indikasi, misal : Warfarin
sodium, heparin. Antifibrolytic (Aminocaproid). Antihipertensi.
Steroid. Cyclandelate (Vasodilatasi perifer). Phenobarbital.
3) Monitor tes labolatorium sesuai indikasi mis. pemeriksaan
prothrombin.
Tindakan Kolaboratif
1) Konsultasi dengan fisiotherapist bila pasien menolak untuk
melakukan aktifitas.
2) Kaji kemungkinan pemasangan alat elektric untuk stimulasi sesuai
indikasi
3) Beri obat-obatan antispasmodik dan perangsang otot sesuai dengan
program pengobatan.
c. Gangguan Komunikasi : Verbal (dan atau dengan menulis)
Kemungkinan Penyebab
Menurunnya/terhambatnya sirkulasi cerebral, kerusakan neuromus
kular,
kelemahan
otot-otot
wajah,
kelemahan
otot
secara
umum/menyeluruh.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan tepat sesuai dengan keadaannya
dan dapat mengemukakan kebutuhannya.
Intervensi Keperawatan
1) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam berkomunikasi, misal
kesulitan berbicara, kemampuan untuk mengerti kalimat yang
diucapkan.
2) Dengarkan dengan seksama pembicaraan klien dan beri
feedback oleh perawat, arti kata-kata yang dimaksud.
3) Bila perlu gunakan metode lain, misal ; menulis, gambar (Sediakan
alat/bahan yang
dahulu.
4) Latih pasien untuk berbicara/melatih otot wajah secara intensif
dan catat respon kiten.
5) Libatkan keluarga untuk melatih berbicara.
Tindakan Kolaboratif
1) Konsultasi dengan speech therapist sesuai indikasi
d. Ketidakmampuan merawat diri
Kemungkinan Penyebab
Adanya kelemahan, kehilangan koordinasi/kontrol otot, menurunnya
persepsi kognitif, nyeri, depresi.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Pasien dapat menolong diri sendiri sesuai kondisinya, dapat mengung
kapkan kebutuhannya.
Intervensi Keperawatan
1) Kaji tingkat ketidakmampuan klien dalam menolong diri.
2) Beri support klien untuk melakukan aktifitas dan beri pujian bila
klien dapat melakukan dengan baik.
3) Dekatkan segala sesuatu sehingga klien dapat melakukan sendiri
kooper dengan mudah, misalnya meja makan di atas tempat tidur,
sikat gigi dengan tangkai panjang, dll.
4) Kaji kebiasaan buang air kecil/besar, catat nutrisi dan cairan
yang masuk dan keluar.
Tindakan kolaboratif
1) Beribat supposituria sesuai indikasi
2) Kolaborasi dengan occupational therapist bila perlu.
e. Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
(Menelan),
Potensial
(dominan) dalam peningkatan tekanan intra kranial. Jika komponenkomponen di atas mengalami perubahan / peningkatan, maka akan
menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan intra
kranial adalah antara lain:
a. Lesi yang menyebabkan pertambahan volume jaringan otak misalnya
pada:
1) Kontusio serebri
2) Hematoma
3) Abces
4) Tumor
b. Perubahan-perubahan volume cairan cerebrospinal, misal:
1) Peningkatan produksi cairan cerebrospinal
2) adanya hambatan dalam sistem ventrikuler
3) Penurunan absorpsi cairan celebrospinal
c. Edema cerebral, misalnya:
Pada
anak-anak
dimana
sutura
kepala
belum
bersatu
lambat dan bahkan hilang. Ukuran pupil pun akan menjadi besar
(Dilatasi pupil), yang dapat terjadi pada satu atau kedua mata
tergantung pada lesi yang terjadi.
c. Gangguan penglihatan
Penglihatan dipersyarafi oleh nervus II. Bila terjadi herniasi
otak akan terjadi perubahan/gangguan pada nervus II sehingga akan
dijumpai diplopia (penglihatan ganda), penglihatan kabur dan visus
menjadi menurun dengan cepat.
d. Perubahan tanda-tanda vital
Pada fase awal, peningkatan tekanan intra kranial akan
merangsang pusat pernafasan dan sirkulasi di batang otak sehingga
penafasan menjadi dalam tanpa disertai perubahan ritme. Tekanan pada
pusat vasomotor menyebabkan nadi menjadi lambat, tekanan darah
sedikit meningkat khususnya tekan sistolik. Tekanan nadipun akan
meningkat (disebut cushing respon). Fase lanjut dan peningkatan
tekanan intra kranial akan menstimulasi pusat vital di batang otak
sehingga pada fase ini nadi menjadi cepat tidak teratur dan tekanan
darah menurun. Suhu tubuh akan mengalami perubahan bila terjadi
kompresi pada pusat thermoregulator di hypothalamus. Dapat terjadi
hypertermi dan sebaliknya. Pada fase awal peningkatan tekan, intra
kranial,
hypertermi
dapat
juga
disebabkan
oleh
peningkatan
keluhan
gangguan
penglihatan
seperti
diplopia
dan
penglihatan kabur
c. Penurunan kemampuan berfikir
d. Adanya nyeri kepala
Adanya Nyeri kepala yang kahas pada peningakatan tekanan intra
kranial berupa pertambahan intensitas nyeri pada saat batuk, bersin,
mengedan dan perubahan posisi, biasanya lebih berat pada pagi hari
setelah bangun tidur.
e. Penurunan / hilangnya kemampuan dalam melakukan aktifitas seharihari.
f. Adanya nausea bahkan muntah.
Data Objektif
a. Perubahan tingkat kesadaran
b. Perubahan pupil meliputi ukuran dan reaksi terhadap cahaya
c. Tanda-tanda vitak
d. Tanda-tanda penurunan fungsi sensorik dan motorik
e. Muntah projektil
f. Hiccuping
g. Gangguan bicara
3. Masalah dan Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada klien ini merujuk pada suhan
keperawatan pada klien dengan stroke tetapi ada beberapa permasalahan
yang memerlukan perhatian khusus, yaitu:
a. Peningkatan tekanan intra kranial
Kemungkinan Penyebab
Perdarahan cerebral
Edema cerebral (Disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
cerebral)
Tujuan/Kriteria Hasil
Tekanan intra kranial tidak bertambah
Kesadaran tidak semakin memburuk
Nyeri kepala tidak semakin hebat
Gangguan fungsi sensasi dan motorik tidak semakin memburuk
Tidak ada muntah, papiledema dan kejang-kejang
Reaksi pupil dan ukurannya normal
Tanda-tanda vital stabil
Intervensi Keperawatan
1) Kaji dan laporkan segera tanda-tanda yang mengarah padi
peningkatan tekanan intra kranial yang lebih hebat:
Gelisah, bingung, letargi
Nyeri kepala semakin berat
Menurunnya/hilangnya fungsi sensori/motorik
Timbulnya posisi-posisi tubuh yang abnormal seperti ekstensi
dan fleksi
Muntah, biasanya tanpa nausea
Papiledema
Kejang-kejang
Perubahan pola nafas (Cheynestokes. hyperventilasi neurologic
central)
Peningkatan sistolik dan tekanan nadi yang meningkat
2) Lakukan upaya-upaya untuk mencegah peningkatan tekanan
intra kranial
Batasi cairan sesuai program therapi
Berikn cairan hypertonik seperti mannitol dan diuretik seperti
furosemid untuk mengurangi edema cerebral
Berikan
obat-obatan
untuk
melunakkan
feses,
obat