Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
WAHYUNINGRUM
P 10220206077
KONSEP DASAR
IDIOPATHIC TROMBOCYTOPENIC PURPURA ( ITP )
A. PENGERTIAN
1.
2.
3.
4.
ITP akut, purpura trombositopeni yang paling sering pada masa anak,
dihubungkan dengan petekie, perdarahan mukokutan, dan kadang kadang
perdarahan ke dalam jaringan. Ada penurunan berat pada trombosit sirkulasi,
meskipun terdapat cukup jumlah megakariosit dalam sumsum tulang.
( Behreman, 1999 ).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, tatapi dikemukakan berbagai kemungkinan
diantaranya ialah :
1.
Hipersplenisme
2.
3.
4.
Bahan kimia.
5.
6.
7.
8.
9.
C. PATOFISIOLOGI
Sebagai kelaimam yang bersifat autoimun, ITP sangat sering terjadi sebagai
gangguan terisolasi, tetapi kadang kadang sebagai manifestasi pertama SLE.
Meskipun bentuk akut diketahui pada anak anak, sebagian besar penderita
adalah wanita dewasa berumur antara 20 dan 40 tahun.
IgG antitrombosit reaktif dengan glikoprotein permukaan sel telah diidentifikasi
dalam serum kebanyakan kasus ITP.
trombositopeni sebagai akibat kegagalan sumsum. Entu saja temuan penting pada
umumnya terbatas pada perdarahan sekunder.
menyebar ke seluruh tubuh, khususnya dalan lapisan lapisan serosa dan mukus.
D. MANIFESTASI KLINIS
1.
2.
3.
Mudah memar.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pada ITP akut dan berat dapat timbul pula pada selaput lendir yang berisi
darah ( bula hemoragik ).
10. Perdarahan pada SSP ( perdarahan subdural dan lain lain ). Jarang terjadi.
11. Demam ringan 1 6 minggu sebelum tinbul gejala bila terdapat perdarahan
berat atau perdarahan traktus gastrointestinalis.
12. Renjatan ( shock ) dapat terjadi bila kehilangan banyak darah.
E. KLASIFIKASI
1.
2.
Akut
a.
b.
c.
d.
Kronik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Selama relaps, terjadi memar memar yang dapat besar sekali, dan dapat
terjadi perdarahan melalui hidumg, milut, uterus, atau saluran kemih.
3.
h.
i.
Kambuhan
a.
b.
Relaps berulang.
c.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji Laboratorium dan Diagnostik :
1.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
d.
e.
Foto toraks dan uji fungsi paru diagnostik untuk manifestasi paru
( efusi, fibrosis interstitial paru ).
G. KOMPLIKASI
1.
Reaksi transfusi.
2.
Relaps.
3.
H. PENATALAKSANAAN
1.
Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan pada gangguan ini adalah mengurangi produksi antibodi
dan destruksi trombosit, seerta meningkatkan dan mempertahankan jumlah
trombosit.
a.
Gamma Globulin
Infus gamma globulin intravena ( sandoglobin; Gamium N ) diikuti
dengan kenaikan hitung teombosit yang bertahan. Dosis besar gamma
globulin gamma intravena ( 400 mg/ kg selama 5 hari ) menginduksi
remisi pada banyak kasus ITP akut dan kadang kadang pada ITP kronis.
Percobaan terkendali acak menunjukan efektifitas globulin G imun
( IGIV ), 19/kg/ 24 jam selama 1 atau 2 hari berturut turut dalam
mengurangi frekuensi trombositopenia berat ( hitung trombosit kurang
lebih 20 x 10
b.
Terapi kortikosteroid
bermanfaat
karena
menngurangi
keparahan
dan
menyingkirkan lama sakit pada fase awal. Pada kasus yang lebih berat,
tatapi dengan kortikosteroid, seperti prednison dengan dosis 1 2
mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi atau ekuivalensinya terindikasi.
Beberapa ahli menganjurkan pemeriksaan sumsum tulang untuk
menyingkirkan leukimia sebelum memulai prednison. Keperluan akan
terapi kortikosteroid diperdebatkan, meskipun hitung tromosit kembali ke
tingkat hemostatis lebih cepat dengan terapi seperti itu.
Terapi ini
Transfusi darah
Transfusi darah atau suspensi trombosit sedikit saja gunanya, karena
trombosit yang ditransfusikan akan capat sekali menghilang.
d.
Steriod
Sangat berguna pada kasus akut jika perdarahannya berat. Pengobatan
rumat mungkin diperlukan selama kira kira 4 minggu untuk menaikkan
kadar trombosit sampai mencapai 50 x 10 /L.
terbaik adalah pada minggu pertama, maka steroid harus diberikan pada
saat itu ( bila memang diputuskan untuk diberikan ) atau tidak sama sekali.
e.
Splenektomi
Berbahaya dan tidak perlu pada kasus akut. Kira kira 60 70 % kasus
kronis dapat sembuh dengan splenektomi, teapi harus diingat :
1)
2)
3)
Jika gangguan ini berlangsung lebih dari satu tahun atau anak itu
A. PENGKAJIAN
1. Hematologi
a. Tanda tanda vital
1) Nadi cepat
2) Pernapasan
b.Tamplan umum
1)Tanda tanda gagal jantung kongesif
2) Gelisah
c.Kulit
1)Warna kulit pucat, ikterus
2)Petekie
3)Memar
4)Perdarahan dari membran mukosa atau dari luka suntikan atau pungsi vena.
d.Abdomen
1)Pembesaran hati
2)Pembesaran limpa
3)Tentukan lokasi daerah purpura
4)Tentukan tempat perdarahan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubaan sirkulasi (ekimosis ).
C. INTERVENSI
DX I
Tujuan
NOC
Kriteria Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
Indikator skala
1
: Kompromi sekali
: Kompromi baik
: Kompromi sedang
NIC
: Pressure Management
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
DX II
Tujuan
NOC
Kritera hasil
1.
2.
3.
4.
Skala indikator
1.
2.
: Jarang menunjukan
3.
: Kadang menunjukan
4.
: Sering menunjukan
5.
: Selalu menunjukan
NIC
2.
Membatasi pengunjung
3.
4.
5.
6.
DX III
Tujuan
NOC
masukan
Kriteria hasil :
1.
2.
3.
4.
Skala indikator
NIC
Intervensi
:
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
3. Monitor turgor kulit
4. Monitor makanan kesukaan
5. Monitor kalori dan intake nutrisi
DX IV
Tujuan
NOC
Kritera Hasil :
1.mendemonstasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
a.tekanan systole dan dyastole dalam rentang yang diharapkan
b.tidak ada ortostatikhipertensi
c.tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial ( tidak lebih
dari 15 mmHg )
Indikator Skala
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukan
NIC
Intervensi
:
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas / dingin/
tajam / tumpul
2. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi
3. Monitor adanya tromboplebitis
DX V
Tujuan
NOC
Kriteria Hasil :
1. Mengenali faktor penyebab nyeri
2. Mengenali serangan nyeri
3. Menggunakan metode pencegahan
4. Menggunakan metode nonanalgetik
5. Mengebali gejala nyeri
6. Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Skala Indikator
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC
Intervensi :
1. Kaji tentang nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik, frekuensi,
kualitas, intensitas, faktor pencetus )
2. Observasi penyebab ketudaknyamanan dari nonverbal
3. Gunakan strategi komunukasi terapeutik
4. Berikan informasi tentang nyeri, penyebab, berapa lama dan antisipasi
ketergantunagan
5. Ajarkan teknik nonfarmakologok untuk mengurangi nyeri
6. Tingkatkan istirahat atau tidur untuk memfasilitasi manajemen nyeri
Dx VI
Tujuan
NOC
Kriteria hasil :
1. pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan
serta penatalaksanaannya.
3. menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4. jumlah leukosit dalam batas normal
5. menunjukkan perilaku hidup sehat
keterangan skala :
1
: jarang dilakukan
: kadang dilakukan
: serng dilakukan
: selalu dilakukan
NIC
: Infection control
Intervensi
Dx VII
Tujuan
NOC
: Activity tolerance
Kriteria hasil :
1. berpartisipasi dalam aktfitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi,
respirasi.
2. mempu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri.
Keterangan skala :
1
: jarang dilakukan
: kadang dilakukan
: sering dilakukan
: selalu dilakukan
NIC
: Activity therapy
Intervensi
D.EVALUASI
DX I. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi
(ekimosis)
Kriteria Hasil
DX III. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan akumulasi lemak
Kriteria Hasil
skala
DAFTAR PUSTAKA
Behrman. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta : EGC
Betz, Cecily L. 1997. Buku Saku Keperawatan Pediatri edisi 3. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Johnson, Marion, dkk. 2000. Nursing Outcomes classification ( NOC ). Missouri:
Mosby.
Mc.
DIC
Infeksi virus
Kadar Protrombin
Menurun
Penurunan Jumlah
Trombosit
Kerusakan trombosit
Imun
Malnutrisi
Kelemahan
Trombositopeni
Limpa
Anti bodi
anti trombosit
IgG terikat pada
permukaan trombosit
Bendungan Sinusoid
Perdarahan Sekunder
Demam
Pembesaran folikel
Limfoid
Kelainan Kulit
Ekimosis
Kerusakan
Integritas kulit
Resiko Injuri
Bula/Vesikel
Luka
Resiko Infeksi
Sumber : Robbin dan Kumar,1995
Epistaksis
Menoragia
Nyeri
Anemia
Perfusi jaringan
Tidak efektif
Intoleransi
Aktivitas
Splenomegali
Akumulasi lemak