You are on page 1of 33

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI PT. MITRA ADI JAYA
BIDANG KESEHATAN KERJA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


KELOMPOK 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

MUHAMMAD ZAIRIL AULA


WAHYUDI RAHMADI
ALFA KURNIAWAN
MUHAMMAD AFLIRHYANDI
SYARIF HIDAYATULLAH
NIA KURNIA ARIFIN
HELNASIATA

PENYELENGGARA
PT. MUARA ARTHA PERSADA
YOGYAKARTA, 8 JUNI 2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

berkat

rahmat dan karunia-Nya yang masih diberikan kesempatan untuk dapat


menyelesaikan tugas laporan Praktek Kerja Lapang di PT. Mitra Adi Jaya
bidang Kesehatan Kerja. Dan tak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada panitia penyelenggara yang setia membimbing tentang
penyusunan laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas calon Ahli K3 Umum
yang diselenggarakan oleh PT. Muara Artha Persada. Laporan ini berisi
tentang program Kesehatan Kerja di PT. Mitra Adi Jaya .
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam laporan ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan. Besar harapan penulis agar laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
ilmu keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 8 Juni 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang..............................................................................4
Maksud dan Tujuan.......................................................................4
Ruang Lingkup..............................................................................5
Dasar Hukum................................................................................5

BAB II KONDISI PERUSAHAAN


A.
B.
C.
D.

Gambaran umum tempat kerja.....................................................7


Sejarah dan Profil Perusahaan ....................................................7
Proses Produksi ...........................................................................9
Temuan di Lapangan
1. Temuan Positif..................................................................11
2. Temuan Negatif................................................................12

BAB III ANALISA


A. Analisa Temuan Positif................................................................13
B. Analisa Temuan Negatif..............................................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................23
B. Saran...........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI KEGIATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang
No.

tahun

1970,

dan

peraturan

pelaksanaannya,

diantaranya

menunjukkan bahwa 50% dari syarat-syarat tersebut dalah syarat-syarat


tentang kesehatan kerja. Bidang Kesehatan Kerja sebagai salah satu pilar
K3, sangat penting bagi para pekerja, oleh karena itu tenaga kerja berhak
memiliki kewenangan untuk memilki keselamatan dan kesehatan akan
pekerjaanya..
Pengawasan kesehatan kerja dianjurkan atau diwajibkan bagi
pemilik usaha/pengusaha untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya
diberikan kepadanya (pasal 8). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan mutu dari suatau perusahaan tersebut.
Ahli keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat mengambil andil
sebagai wadah untuk memperhatikan

atau melaksanakan peraturan

yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, kesejahteraan


para pekerja dan produktivitas dari suatu produk/perusahaan.
Oleh karena itu, pembuatan laporan kerja lapang pada bidang
kesehatan kerja di PT. Mitra Adi Jaya sanagt penting dilakukan untuk
mengetahui,

mengevaluasi

dan

sebagai

pembelajaran

dalam

pengaplikasian kesehatan dan keselamatn kerja, terkhusu kesehatan


kerja.
B. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1) Untuk mempraktekkan teori yang telah diterima selama kegiatan
pembinaan.

2) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi


K3 dilapangan khususnya di bidang Kesehatan Kerja.
3) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon
Ahli K3 Umum.
Calon

ahli

K3

Umum

dapat

mengidentifikasi,

menganalisa

dan

memberikan saran atau rekomendasi.


C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan ini adalah pelaksanaan K3
dibidang Kesehatan Kerja di PT. Mitra Adi Jaya.
D. Dasar Hukum
Dasar Hukum Pengawasan Kesehatan Kerja adalah :
1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang BPJS
3) Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis
Perusahaan.
6) Peraturan Menteri

Tenaga

Kerja

No.

02/Men/1980

tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan


Keselamatan Kerja.
7) Peraturan Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

No.

Per-

01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.


8) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia

No:

Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan


Kecelakaan.
9) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 333 Tahun 1989 tentang
Diagnosa dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.

10)Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE. 01/Men/1979 tentang


Pengadaan Kantin dan Rumah Makan.
11) Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian
Hepatitis B dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
12)Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989

tentang

Perusahaan Catering yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.


13)Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transportasi
No.
Per.15/Men/2008 tentnag P3K di Tempat Kerja.
14)Permenakertrans RI No. 8 Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja
1. Data Pokok Perusahaan
Nama Perusahaan
Status Badan Hukum
Jenis Usaha
Alamat Kantor

:
:
:
:

PT. Mitra Adi Jaya (PT. MAJ)


Perseroan Terbatas (PT)
Pelintingan Rokok HM Sampoerna
Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten

Pemilik Perusahaan
Luas Daerah
Produk
Bahan Baku

:
:
:
:

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta


PT. HM Sampoerna Tbk
9800 m2
Rokok Kretek
Tembakau, Cengkeh

2. Sejarah dan Profil PT. Mitra Adi Jaya


PT Mitra Adi Jaya terletak di Kalitarto yang diresmikan pada Senin, 09
Januari 2006 merupakan salah satu mitra produk sigaret (MPS)
Kerjasama antara PT HM Sampoern Tbk. Visi dan misi dari PT Mitra Adi
Jaya, yaitu :
Visi :

Menjadi mitra produksi sigaret yang mengutamakan keamanan,


keselamatn, kualitas dan produktivitas dalam menjamin kepuasan mitra,
pemilik dan karyawan.
Misi :
Meningkatkan

taraf

hidup

masyarakat

pra

sejahtera

dan

menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran serta


memacu kegiatan ekonomi masyarakat sekitar.
PT Mitra Adi Jaya sebagai salah satu MPS ke 29 dari PT
Sampoerna Tbk. Pada saat pertama kali dilakukan rekruitmen, sebanyak
8000 calon tenaga kerja mendaftar. Setelah dilakukan seleksi administrasi
yang dinyatakan lolos sebanyak 4000 orang. Namun setelah dilakukan tes
fisik yang lolos hanya 1.542 orang dengan perincian tenaga gulung/linting
sebanyak 936 orang, tenaga gunting 434 orang, 136 orang tenaga
packing dan 36 orang tenaga bandrol. "Dari 1.542 tenaga kerja itu hampir
60

, berasal dari Sleman. Kecamatan Berbah sebanyak 551 orang atau

37,1

, Prambanan 249 orang, 16,7

orang 16,6

,dan Kalasan sebanyak 248

, Joko Priyanto (Rabu, 2/5/2012).

Pada awal pembukaan PT Mitra Adi Jaya ini memproduksi sigaret


kretek tangan (SKT) jenis Dji Sam Soe kretek, Panamas Kuning dan
Sampoerna Hijau. Adapun total produksi rokok yang dihasilkan sebanyak
536 boks/hari atau 6 juta batang.
Hasil produksi dari PT. Mitra Adi Jaya tergantung kebutuhan pasar,
sehingga mempengaruhi jumlah tenaga kerja tiap tahunnya. Pada saat ini
(Rabu,8/6/2016) jumlah tenaga kerja yaitu kurang lebih 1.000 tenaga kerja
di Sleman telah direkrut untuk bekerja di pabrik ini, dengan harapan angka
pengangguran di Kabupaten Sleman ini menurun terutama tenaga kerja
usia produktif dengan persentase pekerja wanita 97 % atau 970 orang dari
1000 orang pekerja dengan sisa 3 % atau 30 orang pekerja pria dimana

perusahaan ini berbasis padat karya karena lebih banyak mengandalkan


tenaga manusia dibanding dengan mesin. Perusahaan ini berdiri di luas
area tanah 9800 m2.
Direktur PT Mitra Adi Jaya yaitu Ari Nugroho. PT Mitra Adi Jaya ini
memproduksi sigaret kretek tangan (SKT) jenis Dji Sam Soe kretek,
Panamas Kuning, Sampoerna Hijau. Sistem produksi yang diterapkan
adalah sistem pemborongan dari mandor tenaga kerja, sehingga mampu
menghasilkan total produksi rokok yang dihasilkan sebanyak 140
boks/hari atau 4800 batang/hari dengan target 1200 batang/hari.

Ga
mbar 2.1 Peta Lokasi PT. Mitra Adi Jaya
3. Proses Produksi
Proses produksi pada PT. Mitra Adi Jaya (MAJ) merupakan produksi
pengolahan bahan tembakau menjadi rokok. Produk rokok berasal dari
pencampuran tembakau dan cengkeh. Untuk bahan pencampuran
tembakau dengan cita rasa lain dilakukan oleh Sampoerna Pusat. Secara
garis besar produksi pengolahan tembakau menjadi produk rokok meliputi
penguraian bahan tembakau, pelintingan bahan baku, pemotongan bahan
jadi/produk dan proses pengepakan. Proses produksi diantaranya :
1. Urai
Proses produksi dimulai dengan kegiatan penguraian bahan
baku tembakau. Tembakau dalam satu box berisi 130 kg/box

kemudian ditimbang menjadi 4 kg/pekerja dengan untuk


masing-masing pekerja dengan target 1200 batang/hari.
2. Pelintingan
Merupakan metode pelintingan secara manual. Sigaret kretek
tangan (SKT) merupakan salah satu metode pelintingan yang
dilakukan secara manual oleh tangan tenaga kerja. Pelintingan
dilakukan dengan alat pelintingan khusus dari HM Sampoerna.
Proses pelintingan ini dilakukan secara cepat sehingga mampu
tercapai target dari para tenaga kerja.
3. Push Cutting
Pemotongan sisi bahan jadi (rokok) yang masih terdapat sisa
tembakau. Sisa tembakau tersebut akan diolah kembali apabila
masih sesuai dengan standar pemakaian tembakau diantaranya
tembakau tersebut tidak jatuh ke lantai, terdapat benda asing
sebagai contoh rambut. Apabila tembakau tidak digunakan lagi
akan dikembalikan ke pusat.
4. Layering
Proses pengeluaran kadar

air

dari

tembakau.

Layering

dilakukan didalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan AC


central untuk mengelaurkan kadar air dalam bahan jadi (rokok).
Layering dilakukan selama 3 jam dari proses pelintingan dan
push cutting.
5. Wrapping
Salah satu proses

pembungkusan

rokok

dalam

suatu

pembungkus dalam. Hal ini dilakukan untuk menjaga cita rasa


ataupun kualitas dari rokok.
6. Packing
Pembungkusan rokok yang siap untuk dikonsumsi dalam
bungkusan rokok dengan nama brand.
7. Bandrol
Proses pembungkusan dengan plastik beserta label cukai yang
ditentukan. Bandrol dilakukan dengan menggunakan proses
pemanasan dengan bantuan listrik.
8. Bale Box
Pemasukan produk ke dalam box yang siap untuk dipasarkan.

F
g
C
h
s
u
y
L
p
iW
k
c
P
o
r
d
n
le
a
B
G
t
x

9. Finishing Good (FG)


Proses pengecekan kembali produk sebelum dipasarkan,
meliputi pengecekan kerapihan pembungkusan, pemasangan
brand maupun label cukai.

Gambar 2.2 Diagram Alur Produksi

B. Temuan di Lapangan
1. Temuan Positif
A. Pelayanan kesehatan
1) Poliklinik
2) Petugas kesehatan dokter dan paramedis
3) Pemeriksaan awal, berkala dan khusus
4) Dokter dan paramedis sudah mengikuti pelatihan hiperkes
5) Kotak P3K
6) Petugas P3K
7) Cuti hamil
8) BPJS
9) Melakukan promosi kesehatan

B. Hygene
10)Terdapat tempat pembuangan sampah di beberapa tempat
C. Gizi Kerja, Kantin / catering
11) Kantin
12)Sertifikasi penyuluhan keamanan pangan
13)Gizi tambahan

10

2. Temuan negatif
A. Pelayanan kesehatan
1) Kurangnya kotak P3K dan isi kotak P3K
2) Tidak terdapat mobil ambulance
3) Penyakit Ispah sebagai penyakit temuan yang umum
B. Ergonomi
4) Sikap duduk pekerja
C. APD
5) Pekerja tidak menggunakan sepatu/sandal dan masker saat
melakukan pekerjaan pelintingan.
D. Hygene
6) Toilet kurang memadai
7) Penumpukan sampah.

11

BAB III
ANALISA TEMUAN
A. Temuan Positif
N
o

Temuan

Lokasi temuan

Rekomendasi

Dasar Hukum

Pelayanan Kesehatan

12

Foto

N
o
1.

Temuan
Terdapat fasilitas
Poliklinik

Lokasi temuan
Di dalam area
pabrik/produksi

Rekomendasi

Dasar Hukum

Fasilitas

poliklinik dapat
dipertahankan
dan perlu
dikembangkan.

Undang-undang No.
23 Tahun 1992 ,
pasal 23.
Tentang Kesehatan
kerja
Keputusan Menteri
Kesehatan No. 920
Tahun 1986 tentang
Penyelenggaraan
Upaya Pelayanan
Kesehatan Swasta.
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per15/MEN/VIII/2008
tentang Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan di
Tempat Kerja, pasal
8 dan 9.

13

Foto

N
o
2.

Temuan
Terdapatnya
petugas dokter
dan paramedis
dan petugas
sudah mengikuti
pelatihan.

Lokasi temuan
Terdapat di
Poliklinik

Rekomendasi

Dasar Hukum

Dokter dan
Peraturan Menteri
paramedis
Tenaga Kerja dan
perlu
Transmigrasi RI No.
dipertahankan,
Per-01/MEN/1976
jika perlu
tentang Wajib Latihan
jumlah personil
Hyperkes Bagi Dokter
ditingkatkan.
Perusahaan.
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per-01/MEN/1979
tentang Kewajiban
Latihan Hygiene
Perusahaan,
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Bagi Paramedis
Perusahaan.

14

Foto

N
o
3.

Temuan
Dilaksanakannya
pemeriksaan
kesehatan awal,
selanjutnya
pemeriksaan
berkala yang
dilaksanakan
pada bulan
Januari dan Juni
(2 kali setahun)
dan pemeriksaan
khusus bagi
tenaga kerja
yang bekerja di
ruang kolot
(pembuatan lem)

Lokasi temuan
Terdapat di
Poliklinik

Rekomendasi

Dasar Hukum

Perlu
Peraturan Menteri
dipertahankan
Tenaga Kerja dan
dan
Transmigrasi No : Perditingkatkan
01/MEN/1979 tentang
poin
Kewajiban Latihan
pemeriksaan.
Hygene Perusahaan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
bagi Tenaga Para
Medis Perusahaan.
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per-02/MEN/1980
tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam
Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja,
pasal 3 ayat (2).

15

Foto

N
o
4.

Temuan
Terdapat 3 kotak
P3K dan 8
petugas P3K

Lokasi temuan

Rekomendasi

Dasar Hukum

Lokasi di pos
Selalu
Peraturan Menteri
satpam, pintu
dilaksanakan
Tenaga Kerja dan
masuk tengah
pengecekan
Transmigrasi No.
dan kotak P3K
terhadap isi
01/Men/1981 tentang
mobile terletak di
dari kotak
Kewajiban Melapor
poliklinik.
P3K
Penyakit Akibat Kerja
Petugas
Perlu
ditemukan di tiap
dipertahanka Peraturan Menteri
divisi kerja.
Tenaga Kerja dan
n petugas
dan kotak
Transmigrasi RI No.
P3K
3/Men/1998 tentang
Penyelenggaraan
Pemeliharaan
Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja Dengan
Manfaat Lebih Baik
Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan Dasar
Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per-15/MEN/VIII/2008
tentang Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat
16

Foto

N
o

Temuan

Lokasi temuan

Rekomendasi

5.

Penerapan cuti
hamil dan cuti
haid

Poliklinik

Perlu
dipertahankan

6.

Tenaga kerja
telah memilki
BPJS

Poliklinik

Perlu
dipertahankan

Dasar Hukum
Undang-undang
Republik Indonesia No.
13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pasal
81 dan pasal 82
Undang-undang No. 24
Tahun 2011 tentang
BPJS, pasal 6 ayat (2).

17

Foto

N
o
7.

Temuan
Promosi
kesehatan

Lokasi temuan
Poliklinik dan
ruang produksi

Rekomendasi

Dasar Hukum

Untuk program Promosi Kesehatan


sounding
Peraturan Menteri
dipertahanka
Tenaga Kerja RI No.
n dan lebih
10 Tahun 2006 (WHO,
tekankan
Ottawa, 1986)
pada
Peraturan Menteri
kesehatan
Tenaga Kerja No. 10
kerja.
Tahun 2016 tentang
Pamflet
Tata cara pemberian
tentang
program kembali kerja
kesehatan
serta kegiatan promotif
perlu
dan kegiatan preventif
disebarkan.
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
pasal 14.
Keputusan Menteri
Kesehatan No.
128/Menkes/SK/11/20
04 tentang Kebijakan
Nasional Promosi
Kesehatan.

18

Foto

Hygene
8. Terdapat tempat
pembuangan
sampah

Tersebar di
beberapa tempat
di perusahaan

Dipertahankan
jumlah tempat
sampah

Peraturan Menteri
Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta
Penerangan dalam
Tempat Kerja.

19

Gizi Kerja, Kantin dan Catering


9. Terdapat kantin
Lokasi
yang memiliki
perusahaan dan
sertifikat
lapak kantin
penyuluhan
makanan aman.

Selalu dijaga Peraturan Menteri


kebersihanny
Perburuhan No. 7
a
Tahun 1964 tentang
Perlu
Syarat Kesehatan,
dipertahanka
Kebersihan serta
n sertifikasi
Penerangan dalam
yang
Tempat Kerja, pasal 8
diperlukan
ayat (4)
Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 1
Tahun 1979 tentang
Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan.
Surat Edaran Binawas
No. 86 Tahun 1989
tentang Perusahaan
Catering yang
Mengelolah Makanan
bagi Tenaga Kerja.

20

10
.

Gizi tambahan
berupa
pemberian susu

Lokasi Kantin

Perlu
Peraturan Menteri
ditingkatkan
Tenaga Kerja dan
asupan gizi
Transmigrasi No. 3
yang sesuai
Tahun 1982 tentang
dengan beban
Pelayanan Kesehatan
kerja
Kerja, pasal 2.

B. Temuan Negatif
N
o

Temuan

Lokasi temuan

Analisa
Potensi
Bahaya

Rekomendasi

Dasar Hukum

Harus diganti dan


dilengkapi
peralatan kotak
P3K

Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per-15/MEN/VIII/2008
tentang Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat
Kerja.

Pelayanan kesehatan
1.

Kurangnya kotak
P3K dan
kelengkapan
inventaris dari
kotak P3K

Lokasi pintu
masuk tengah

Bila terjadi
kecelakaan
kerja
memerlukan
waktu lebih
untuk proses
penanganannya
.

21

Foto

N
o

Temuan

Lokasi temuan

2.

Tidak terdapat
mobil ambulance

Lokasi
perusahaan

3.

Debu sisa hasil


produksi

Lokasi produksi

Analisa
Potensi
Bahaya
Apabila terdapat
tenaga kerja
yang harus
dirujuk ke
rumah sakit
akan memiliki
kendala.

Penyakit ISPA

Rekomendasi

Dasar Hukum

Perlu
dilaksanakan
pengadaan mobil
ambulance

Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per-15/MEN/VIII/2008
tentang Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat
Kerja.

Perlu
dipasangkan alat
pengisap debu

Peraturan Menteri
Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta
Penerangan dalam
Tempat Kerja

22

Foto

APD
4.. Tidak
menggunakan
sepatu/sandal
dan masker saat
melakukan
pekerjaan

Lokasi produksi

Dapat
menimbulkan
penyakit akibat
kerja atau
kecelakaan
kerja.

Perlu
dilaksanakan
sounding tentang
APD dan
disediakan APD
berdasarkan
undang-undang
ketenagakerjaan.

23

Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.
Per-08/MEN/VII/2010
tentang Alat
Pelindung Diri, pasal
3, pasal 5 dan pasal
6.

Hygene
5.

Toilet kurang
memadai

Lokasi
perusahaan

Ketidakseimban
gan antar
jumlah tenaga
kerja dan
ketersediaan
toilet akan
menimbulkan
ketidaknyamana
n bagi tenaga
kerja

Menambah toilet
sesuai dengan
perturan yang
berlaku

24

Peraturan Menteri
Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta
Penerangan dalam
Tempat Kerja, pasal 6

6.

Pembuangan
sampah
dilakukan 3 kali
sehari yang
mengakibatkan
penumpukan

Lokasi
perusahaan

Penumpukan
sampah akan
menjadi sarang
lalat dan
serangga
lainnya yang
mempengaruhi
kesehatan
tenaga kerja.

Dilakukan
pembuangan
sampah setiap
hari.

Dapat
mengakibatkan
kecelakaan
kerja dan atau
penyakit akibat
kerja

Dilakukan
pengadaan
tempat kerja
terkhusus tempat
duduk sesuai
dengan standar
perundangundang
ketenagkerjaan

Undang-undang
Republik Indonesia
No. 18 Tahun 2008
tentang Pengolahan
Sampah, pasal 29.
Peraturan Menteri
Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta
Penerangan dalam
Tempat Kerja, pasal
3.

Ergonomi
7.

Sikap tubuh
Lokasi produksi
tenaga kerja
yang tidak sesuai
dengan
ergonomi

25

Peraturan Menteri
Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta
Penerangan dalam
Tempat Kerja, pasal
9.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Mitra Adi Jaya (MAJ) merupakan salah satu perusahaan
yang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
menyadari akan pentingnya bidang kesehatan kerja sebagai wadah
untuk mengetahui kondisi kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerjanya, sesuai dengan Undangundang No. 1 Tahun 1970, pasal 8.
Penerapan K3 ini terbukti dengan adanya :

Poliklinik beserta

mengikuti pelatihan hyperkes.


Poliklinik telah melaksanakan pemeriksaan awal, berkala dan

khusus bagi tenaga kerja.


Petugas P3K yang telah mengikuti pelatihan dan kuantitasnya
telah

memenuhi

dokter

standar

dan

paramedisnya

peraturan

yang

telah

perundang-undangan

ketenagakerjaan akan tetapi kotak P3K tersebut masih kurang

dalam hal kelengkapan inventaris.


Kinerja poliklinik masih dianggap kurang maksimal karena

masih belum memiliki ambulance perusahaan.


Perusahaan telah member jaminan kesehatan

mengikuti program BPJS ketenagakerjaan.


Perusahaan telah menerapkan cuti hamil dan cuti haid.
Program kesehatan kerja yang dimilki adalah promosi

dengan

kesehatan berupa sounding dan penyebaran pamflet mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja.


Data poliklinik perusahaan menunjukkan penyakit ISPA memiliki
persentase yang sangat besar, hal ini diakibatkan banyaknya
debu sebagai sisa dari tembakau hasil produksi serta APD yang

kurang lengkap.
Ketersediaan sarana kebersihan meliputi toilet dan tempat
pembuangan sampah telah disediakan oleh pihak perusahaan,

26

akan tetapi jumlah toilet masih dibawah standar perundangundangan lain halnya dengan tempat pembuangan sampah,
terjadi penumpukan sampah yang dapat mengakibatkan
bersarangnya

lalat

dan

binatang

lainnya

yang

dapat

menganggu kesehatan.
Perusahaan menyediakan kantin yang memiliki sertifikat
penyuluan

keamanan

pangan,

selain

itu

perusahaan

menyediakan suplai gizi tambahan setiap minggunya.


B. Saran
1. PT. Mitra Adi Jaya wajib memperhatikan kelengkapan inventaris
dan jumlah dari kotak P3K.
2. Perusahaan harus menyediakan ambulance untuk operasional dari
poliklinik kesehatan.
3. Penyediaan APD yang lengkap agar tenaga kerja terlindung dari
potensi bahaya merupakan tanggung jawab dari perusahaan.
4. Pengadaan jumlah toilet harus sesuai dengan jumlah tenaga kerja
berdasarkan

dengan

peraturan

perundang-undangan

ketenagakerjaan.
5. Perusahaan harus menindaklanjuti penumpukan sampah yang
berada di lokasi kerja.
6. PT. Mitra Adi Jaya wajib menyediakan tempat duduk yang
ergonomis bagi tenaga kerjanya.

27

1. DAFTAR PUSTAKA
2.

Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


Undang-undang No. 23 Tahun 1992 , pasal 23.Tentang Kesehatan kerja.
Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang BPJS.
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,

Kebersihan serta Penerangan.


Permenakertrans RI No. 1/Men/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi

Dokter Perusahaan.
Permenakertrans RI No. 1/Men/1979 tentang Kewajiban Pelatihan Higyene
Perusahaan,

Kesehatan

Dan

Keselamatan

Kerja

Bagi

Para

Medis

Perusahaan.
Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga

Kerjadalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.


Permenaker No. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat

Kerja.
Permenaker No. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Permenaker No. Per.1/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.


Permenaker RI No. 3/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan

Pemeriksaan Kecelakaan.
Permenakertrans No.Per.15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.


Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 10 Tahun 2016 tentang Tata cara
pemberian program kembali kerja serta kegiatan promotif dan kegiatan

preventif kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


Keputusan Menteri Kesehatan No. 920 Tahun 1986 tentang Penyelenggaraan

Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta.


Kepmenaker No. 333 tahun 1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan Penyakit

Akibat Kerja.
Keputusan Menteri

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan


Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.86/BW/1989 tentang Perusahaan

Catering Yang Mengelolah Makanan Bagi Tenaga Kerja.


Promosi Kesehatan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 10 Tahun 2006,

Kesehatan

No.

128/MENKES/SK/11/2004

tentang

promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan setiap individu untuk


28

meningkatkan kendali atas dirinya sendiri demi untuk meningkatkan

kesehatan (WHO, Ottawa, 1986).


Surat Edaran Menaker No. SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26. Dokumentasi Kegiatan
27.

29

28.
29. Keliling Perusahaan
30.

31.
32. Wawancara Dokter dan Penanggung Jawab Bidang Kesehatan Kerja

30

33.
34. Pemeriksaan Berkala Tenaga Kerja yang Dilakukan pada Bulan Januari dan
Juni
35.

36.
31

37. Tabel Kunjungan Pasien dan Jenis Penyakit 2016

38.
39. Poster Perilaku Hidup Sehat (PHB)
40.

41.
42. Sertifikat Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
32

43.
44.
45.

46.
47. Sterilisasi Alat Medis
48.

49.
50. Keteraturan Kantin

33

You might also like