Professional Documents
Culture Documents
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Fitri Fatimatuzzahra
NIM : 1110103000023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
nikmat yang telah diberikan, yang mengizinkan penulis untuk belajar hingga tepat
pada waktunya penulis harus menuliskan laporan penelitian ini. Penulis
menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penelitian ini
tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
2.
dr. Witri Ardini, M.Gizi Sp. GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan
di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
3.
4.
Ibu Eka Putri, M.Si, Apt selaku pembimbing 2 yang telah memberikan
masukan judul penelitian dan banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga
untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun
laporan penelitian ini.
5.
6.
Abbi H Kusoy Fadiliyah dan Ummi Hj Iis Siti Aisah selaku kedua orangtua
penulis yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan merawat penulis dari
kecil hingga seperti ini. Terima kasih atas curahan kasih sayang yang tak
mungkin terbalas.
7.
8.
Keluarga besar PP Daarul Maarif atas doa dan dukungannya yang tiada henti
9.
Ibu Zeti Hariyati selaku PJ Laboratorium MBI dan Ibu Putri Amelia selaku PJ
Laboratorium PNA yang telah memberikan izin penggunaan laboratorium.
10. Mbak Rani, Mbak Suryani, Mas Ramadi dan laboran-laboran lain yang telah
membantu penulis dalam pengambilan data.
11. Mas Ramadi, Kak Agung, Kak yang telah membantu pengolahan data.
12. Teman-teman satu kelompok penelitian ARFENIA, Ratu Qurroh Ain, Nur
Rizqillah, Aulia Ajrina, Nurraisya Mutiyani, dan Eri Juhaeriah.Terimakasih
atas kerja samanya, semoga silaturahmi ini tetap terjaga.
13. Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di PSPD, BEMJ Pendidikan
Dokterdan teman-teman lain yang penulis kenal namun tidak sempat
tersebutkan.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan. Dan semoga Allah SWT berkenan memasukkannya
sebagai amal jariyah di Akhirat kelak. Amiin.
Ciputat, 11 September 2013
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
I
ii
iii
iv
v
vii
viii
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................
1.3 Tujuan penelitian..............................................................................
1.3.1 Tujuan umum .........................................................................
1.3.2 Tujuan khusus ........................................................................
1.4 Manfaat penelitian............................................................................
1.4.1 Bagi institusi............................................................................
1.4.2 Bagi peneliti ...........................................................................
1.4.3 Bagi masyarakat ....................................................................
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
5
9
12
13
16
18
19
23
24
25
25
25
25
25
25
25
25
viii
1.4
1.5
1.6
1.7
26
26
26
26
26
26
27
28
28
29
30
30
32
36
36
37
41
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
DAFTAR GAMBAR
xi
6
10
19
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Determinasi Tanaman..........................................................
Lampiran 2 Data Kematian Larva Artemia salina Leach pada tiap perlakuan.
Lampiran 2.1 Perlakuan 1..
Lampiran 2.2 Perlakuan 2..
Lampiran 3.3 Perlakuan 3..
Lampiran 3 Pembuatan Ekstrak Kental Etanol Daun Kemangi
Lampiran 4 Data Perhitungan Pembuatan Larutan Konsentrasi...
Lampiran 5 Skema Uji Toksisitas Akut dengan Metode BSLT
Lampiran 6 Nilai Probit.
Lampiran 7 Daftar Gambar...
Lampiran 7.1 Tampak Depan Kemasan Telur Artemia salina
Leach..
Lampiran 7.2 Tampak Belakang Kaleng Kemasan Telur Artemia
salina Leach
Lampiran 7.3 Alat Rotatory Evaporator
Lampiran 7.4 Ekstrak Kental Etanol Daun Kemangi.
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xii
41
42
42
42
42
43
44
45
46
50
50
50
51
51
52
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati terbesar di
dunia, baik itu berupa tumbuhan tropis maupun biota laut.1 Indonesia merupakan
negara beriklim tropis dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia
setelah Brazil. Sekitar 25.000-30.000 spesies tanaman yang ada di Indonesia yang
merupakan 80% dari jenis tanaman di dunia dan 90% dari jenis tanaman di Asia.2
Banyak dari tumbuhan tropis yang bisa bermanfaat sebagai obat dari berbagai
macam penyakit. Pengobatan dengan menggunakan tumbuhanpun telah banyak
dikenal sebagai pengobatan herbal.1
Di Indonesia sendiri, obat tradisional sudah digunakan sejak ribuan tahun
yang lalu, sebelum obat modern dipasarkan. Hal ini bisa dicerminkan antara lain
pada lukisan relief di Candi Borobudur dan resep tanaman obat yang ditulis dari
tahun 991-1016 di Bali yang ditulis pada daun lontar.2
Salah satu tanaman yang tumbuh di Indonesia adalah daun kemangi
(Ocimum canum Sims). Selain tanaman ini mudah ditemukan, banyak masyarakat
yang menggunakannya sebagai santapan khas yang dimakan mentah atau lebih
kita kenal dengan istilah lalapan. Karena wanginya yang khas, daun ini juga
sering digunakan sebagai bumbu pewangi.3 Banyak juga yang menggunakan
minyak atsiri kemangi sebagai minyak aromaterapi untuk pijat di berbagai salon
karena segar dan dapat meringankan.4
Banyak penelitian sebelumnya mengenai daun kemangi, dan hasil yang
sudah dapat dibuktikan adalah tingginya kadar antioksidan yang terkandung pada
daun kemangi.5 Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai efek antikanker
pada tanaman ini.
Pada penelitian sebelumnya, sudah dilakukan uji toksisitas akut ekstrak
etanol daun kemangi dengan menggunakan metode BSLT namun berbeda spesies
(Ocimum sanctum L). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk uji toksisitas
akut daun kemangi dengan spesies yang berbeda (Ocimum canum Sims).
toksisitas
air
laut.
Meyer
dan
kawan-kawan
kemudian
1.2
Rumusan Masalah
Apakah ekstrak etanol daun kemangi memiliki efek toksik terhadap Artemia
salina Leach dengan metode BSLT?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek toksik pada ekstrak etanol daun kemangi.
1.3.2
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui nilai LC50 ekstrak daun kemangi (Ocimum canum
Sims) dengan metode BSLT.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Masyarakat
1.
2.
2.
2.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Kegunaan
Kolkisin
Colchicum autumnale
Gout
Digitalis
Digitalis purpurea
Gagal jantung
Opium
Papaver somniferum
Analgesik
Kina
Cinchona ledgeriana
Antimalaria
Artemisinin
Artemisin annua
Antimalaria
Vinkristin
Vinca rosea
Antikanker
Vinblasin
Vinca rosea
Antikanker
2.1.2
Ocimum sp
Genus Ocimum sp merupakan tanaman yang sering dijumpai di
Jenis
Nama
Tinggi
Jumlah
Diameter
Lebar
Panjang
tanaman
lokal
(cm)
cabang
batang
daun
daun
(bh)
(mm)
(cm)
(cm)
140,58
21
2,3
9,56
12,78
81,47
19,4
1,23
2,41
6,38
Ocimum
Ruku-
gratissimum
ruku
hutan
Ocimum
Selasih
minimum
ngombol
Ocimum
Basil
90,03
16,18
1,17
3,54
5,57
Basil
97,89
29
1,47
3,36
6,70
Kemangi
97,54
11,6
1,44
2,50
4,31
Ocimum
Ruku-
80,58
12,44
1,33
2,16
3,82
sanctum
ruku
basilicum
(daun hijau)
4
Ocimum
basilicum
(daun
keunguan)
Ocimum
canum
9
industri makanan.10 Banyak sekali kegunaan minyak atsiri, antara lain
sebagai salah satu campuran bahan baku pada industri kosmetik, sabun
dan deterjen, farmasi, produk makanan dan minuman serta masih banyak
yang lainnya.9
Kandungan utama minyak atsiri pada berbagai spesies Ocimum sp
berbeda-beda. Pada Ocimum basilicum mengandung linalol dan metil
kavikol, Ocimum canum mengandung campor, limonen, metil sinamat
dan linalol, Ocimum citriodorum terdapat sitral, Ocimum gratissimum
mengandung eugenol atau timol, Ocimum sanctum adalah eugenol,
karyophillene, pada Ocimum viride mengandung timol dan pada Ocimum
klimandschavicum mengandung campor dan sineol.10
2.1.3
Plantae
Subkingdom
Tracheobionta
Super divisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Class
Magnoliopsida
Sub kelas
Asteridae
Ordo
Lamiales
Famili
Lamiaceae
Genus
Ocimum L
Species
11
12
fenil
benzopiron
umum
(C6-C3-C6).
Flavonoid
telah
terpineol, tipe 1,8 sineol, tipe (E)--bergamoten/bisiklogermakren kariofilen, tipe metal sinamat, tipe metal kavikol/-terpineol, tipe campor,
tipe linalool dan tipe limonen.18
2.1.4
Toksikologi
Manusia tentu tidak dapat hidup tanpa obat atau zat kimia yang ada
13
2.1.5
Uji Toksisitas
Untuk dapat mengevaluasi keamanaan suatu zat yang akan
14
Uji toksisitas dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :7
1. Uji toksisitas akut
Uji ini dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa
yang akan terjadi dalam masa pemajanan dengan waktu yang
singkat atau pemberian konsentrasi tunggal senyawa uji pada
hewan uji. Takaran konsentrasi yang dianjurkan paling tidak
empat peringkat konsentrasi, berkisar dari konsentrasi terendah
atau hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan
konsentrasi tertinggi yang dapat mematikan seluruh atau
hampir seluruh hewan uji. Biasanya pengamatan dilakukan
selama 24 jam, kecuali pada kasus tertentu selama 7-14 hari.
2. Uji toksisitas subkronis atau subakut
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang
diuji tersebut secara berulang-ulang terhadap hewan uji selama
kurang dari 3 bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan
spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk melihat apakah
spektrum toksik itu berikatan dengan takaran konsentrasi.
3. Uji toksisitas kronis
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia secara
berulang-ulang pada hewan uji selama lebih dari 3 bulan atau
sebagian besar hidupnya. Meskipun pada penelitian digunakan
waktu lebih pendek, tetapi tetap lebih lambat dibandingkan Uji
Toksistas akut maupun subakut.
15
2.
3.
i.
b.
Cara Well
Rumus :
Log m = log D+ d (f+1)
Dimana :
m = nilai LD50
D = dosis terkecil yang digunakan
d = log dari kelipatan dosis
f = suatu nilai dalam tabel Well, karena angka kematian
tertentu (r)
c.
Metode probit
Hal yang harus diperhatikan untuk menghitung LD50 atau LC50
dengan metode probit antara lain :
16
17
Cara dingin
1.
Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangkan (kamar). Remaserasi
berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
2.
Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan
pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahapan
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya (penetasan/penampungan ekstrak), terus menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat).
b.
Cara panas
1.
Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut
terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
2.
Digesti
Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinyu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu 40500 C.
3.
Infus
Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada
temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas
air mendidih, temperatur terukur 900 C) selama 15 menit.
18
4.
Dekok
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
900C selama 30 menit.
5.
Sokletasi
Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan
pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan
diekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas saring) di
dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu.25
19
2.
3.
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Crustacea
Bangsa
: Anostraca
Suku
: Artemidae
Marga
: Artemia
Jenis
21
22
bawah 5 atau lebih tinggi dari 10 dapat membunuh Artemia salina Leach.
Cahaya minimal diperlukan dalam proses penetasan dan akan sangat
menguntungkan bagi pertumbuhan mereka. Lampu standar grow-lite
sudah cukup untuk keperluan hidup Artemia salina Leach. Kadar oksigen
harus dijaga dengan baik untuk pertumbuhan Artemia salina Leach.
Dengan suplai oksigen yang baik, Artemia salina Leach akan berwarna
kuning atau merah jambu. Warna ini bisa berubah menjadi kehijauan
apabila mereka banyak mengkonsumsi mikro alga. Pada kondisi yang
ideal seperti ini, Artemia salina Leach akan tumbuh dan beranak-pinak
dengan cepat. Sehingga suplai Artemia salina Leach untuk ikan yang
dipelihara bisa terus berlanjut secara kontinyu. Apabila kadar oksigen
dalam air rendah, dan air banyak mengandung bahan organik, atau
apabila salinitas meningkat, artemia akan memakan bakteria, detritus,
dan sel-sel khamir (yeast). Pada kondisi demikian mereka akan
memproduksi hemoglobin sehingga tampak berwarna merah atau orange.
Apabila keadaan ini terus berlanjut mereka akan mulai memproduksi
kista.30
23
2.2
Kerangka Konsep
Analisis data
24
2.3
No
Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Cara ukur
1.
Konsentrasi
ekstrak daun
kemangi
Konsentrasi
larutan
uji
dalam ppm
V1M1=V2M2
(perbandingan g
ekstrak dengan mL
etanol 70 %)
2.
Persentase
Mortalitas
3.
Nilai LC50
Hasil
perkalian
rasio dengan
100%, yaitu
larva
yang
mati dibagi
jumlah larva
awal dikali
100% untuk
tiap replikasi
konsentrasi
yang
diberikan
sekali
(tunggal)
atau
beberapa kali
dalam
34
jam
dari
suatu
zat
yang secara
statistic
diharapkan
dapat
mematikan
50% hewan
coba
Alat
ukur
-
Skala ukur
Numerik
Numerik
dihitung dari
persamaan garis
lurus y=mX+b
dengan
memasukkan nilai
5 (probit dari 50 %
kematian hewan
coba) sebagai y
sehingga dihasilkan
x sebagai nilai log
konsentrasi.
Kategorik
Hasil ukur
1000 ppm,
500 ppm,
200 ppm,
100 ppm,
50 ppm
Persentase
mortalitas
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental post test only control group design
dimana responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta
ada kelompok pengontrolnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium untuk
menguji toksisitas ekstrak daun kemangi dengan menggunakan metode BSLT.
3.2
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach.
3.3.2
Sampel
3.3.2.1 Kriteria inklusi
Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam sebagai hewan uji.
digunakan
pada
25
konsentrasi.
Tiap
konsentrasi
26
3.4
Determinasi Tanaman
Dilakukan determinasi tanaman dengan tujuan untuk menetapkan
3.5
analitik, pipet tetes, tabung reaksi beserta rak nya, seperangkat alat
penetasan telur (wadah plastik dan sterofoam), cawan penguap, labu ukur.
3.6.2 Bahan Penelitian
Daun kemangi segar didapat dari daerah Ciamis-Jawa Barat, larva
Artemia salina Leach, air laut, etanol 70%, aquadest, aluminium foil, kertas
saring (Whatman).
3.6
27
3. Daun kemudian dicuci terlebih dahulu agar tidak ada kotoran yang
menempel.
4. Setelah dicuci, daun dikering anginkan kurang lebih selama 14 hari.
Daun diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
5. Setelah benar-benar kering, daun kembali disortir dan dipilih, sehingga
yang diambil adalah daun yang bebas dari kotoran ataupun mikroba.
6. Daun kemudian diblender dan didapatkan simplisia kering sebanyak
1000 gram.
3.6.2
28
3.6.3
menit. Kemudian direndam dalam 10 liter air laut. Suhu penetasan adalah
25-300C dan pH 6-7. Telur akan menetas setelah 18-24 jam dan
larvanya disebut nauplii. Nauplii siap untuk uji BSLT setelah berumur 48
jam.
3.6.4
500 ppm
V1M1
= V2M2
200 ppm
V1M1 = V2M2
(1000) V1 = (25) (200)
V1 = 5 ml ekstrak
c.
100 ppm
V1M1
= V2M2
50 ppm
V1M1 = V2M2
(1000) V1 = (25) (50)
V1 = 1,25 ml ekstrak
29
3.6.5
3.7
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Tabung reaksi
II
III
IV
10 larva udang
10 larva udang
10 larva udang
10 larva udang
10 larva udang
+ larutan
+ larutan
+ larutan
+ larutan
+ larutan
konsentrasi
konsentrasi
konsentrasi
konsentrasi
konsentrasi 50
1000 ppm +
air laut
laut
laut
laut
Analisis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang dihasilkan dengan
menghitung persentase kematian larva Artemia salina Leach pada tiap
konsentrasi. Kemudian dihitung nilai log dosis tiap-tiap konsentrasi. Lalu
dihitung menggunakan nilai probit. Setelah tabel probit didapatkan,
ditentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log
dosis, Y=mX+b dengan menggunakan Microsoft Excel. Lalu memasukka
nilai 5 (probit dari 50% kematian larva) pada persamaan garis lurus, pada
nilai Y. Nilai LC50 dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5.21
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
didapat dari daerah Ciamis, Jawa Barat sebelumnya dideterminasi terlebih dahulu
di Herbarium Bogoriense, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor. Kemudian dilakukan proses
pembuatan ekstrak kering terlebih dahulu dengan dikeringkan dan diblender
sampai halus. Setelah itu, dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan
metode maserasi.
Daun kemangi yang sudah dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam bejana
erlenmeyer dengan ditambah etanol 70%. Campuran ini kemudian diaduk supaya
tercampur rata dan didiamkan selama 3x24 jam. Setelah 24 jam campuran ini
kemudian disaring dengan kertas saring untuk didapat sari-sarinya. Pencampuran
dan penyaringan ini dilakukan tiga kali secara berulang sampai warna campuran
menjadi agak pudar. Sari daun kemangi yang diperoleh kemudian diletakkan di
atas rotatory evaporator dengan suhu 480C untuk menghilangkan pelarutnya
sehingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 105,04 mg.
Daun kemangi didapat di dapat dari daerah Ciamis, Jawa Barat sebanyak 2
kg. Kemudian dilakukan proses sortir hingga pengeringan dan diblender hingga
didapatkan simplisia kering sebanyak 1000 gram. Rendemen ekstrak dihitung
dengan cara sebagai berikut32 :
Rendemen (%) =
x 100 %
x 100 %
= 1, 05 %
Hasil nilai rendemen ekstrak etanol daun Ocimum canum Sims dalam
dilihat dalam tabel 4.1
30
31
Tabel 4.1 Data rendemen ekstrak etanol daun Ocimum canum Sims
Nama Simplisia
Ekstrak etanol
10,5 gram
1,05
Ekstrak kental kemudian dibuat dalam 5 konsentrasi yaitu 1000 ppm, 500
ppm, 200 ppm, 100 ppm dan 50 ppm. Ekstrak yang telah dibuat ke dalam 5
larutan konsentrasi dibuat replikasi sebanyak 3 kali (triplo) agar lebih akurat dan
dapat dihitung secara statistik. Pada masing-masing konsentrasi, digunakan 10
larva udang Artemia Salina Leach yang telah berumur 48 jam. Setelah itu,
disiapkan tabung sesuai dengan jumlah konsentrasi ditambah dengan kontrol
negatif (air laut).
Setelah itu, maka masing-masing 10 larva udang dimasukkan ke dalam
tiap-tiap tabung sesuai dengan konsentrasi. Tiap konsentrasi dimasukkan 1 ml
ekstrak yang akan ditambah dengan 9 ml air laut. Hal ini menyebabkan terjadi
perbedaan konsentrasi semula dengan konsentrasi ekstrak yang dilarutkan dalam 9
ml air laut. Oleh karena itu, pada perhitungan akhir konsentrasi digunakan sesuai
dengan konsentrasi ekstrak yang kontak langsung dengan larva yakni mejadi 1/10
konsentrasi semula. Dalam penelitian ini, konsentrasi yang berkontak langsung
dengan larva adalah 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm,dan 100 ppm
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70%. Harus
diperhatikan juga apakah pelarut memiliki pengaruh terhadap kematian larva
Artemia salina Leach. Dalam penelitian ini, telah dilakukan uji terhadap pelarut.
Hasilnya, tidak terdapat kematian larva udang Artemia salina Leach. Ini
menunjukkan bahwa pelarut dalam hal ini etanol 70% tidak memberikan pengaruh
terhadap kematian larva Artemia salina Leach.
Etanol merupakan pelarut polar yang dapat menarik senyawa polar yang
ada dalam tanaman.33 Adapun sifat dari etanol adalah sebagai berikut :
32
Berat molekul
46,07 gr/grmol
Titik lebur
-1120 C
Titik didih
78,40 C
Densitas
0,7893 gr/ml
Indeks bias
1,36143 cP
Viskositas 200 C
1,17 cP
Panas penguapan
200,6 kal/gr
4.2
Kontrol
10 Larva
negatif
0%
konsentrasi (ppm)
100
50
20
10
11
10
3,66
3,33
2,66
1,66
1
60%
0,5773
36,66 %
0,5773
33,33%
0,577
26,6%
1,5275
16,6%
0%
Total kematian
Rata-rata
Standar deviasi
Persen kematian
18
33
dikali 100 %. Adapun persen kematian yang didapat pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
40,00%
36,66%
26,60%
30,00%
16,60%
20,00%
10,00%
0,00%
10
20
50
100
Konsentrasi (ppm)
Grafik 4.1 Persentase kematian larva Artemia salina Leach pada tiap konsentrasi
ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum canum Sims)
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa persentase kematian tertinggi
berada pada konsentrasi 100 ppm. Sedangkan persentase kematian terendah
berada pada konsentrasi 5 ppm.
Tabel 4.2 Perhitungan Nilai LC50 dengan Metode Probit
Hasil Uji
Konsentrasi
Log
(ppm)
konsentrasi
Hasil Perhitungan
% kematian
Probit (Y)
X2
Y2
XY
(X)
100
60%
5,2533
27,5
10,5
50
1,69
36,66%
4,6575
2,85
21,69
7,87
20
1,3
33,33%
4,5684
1,69
20,87
5,93
10
26,66%
4,3750
19,14
4,375
0,69
16,66%
4,0299
0,47
16,24
2,6
6,68
22,5618
10,1
105,44
31,27
34
Dari tabel di atas, dapat ditarik garis lurus persamaan Y= mx+b sehingga
didapatkan grafik linear seperti di bawah ini :
Probit Kematian dari Setiap Konsentrasi Ekstrak
6
y = 0,8191x + 3,4825
R = 0,916
Nilai Probit
5
4
4,375
4,0299
5,2533
4,5684
4,6575
3
2
1
0
0
0,5
1,5
2,5
Log Konsentrasi
35
salina Leach. Daya toksisitas suatu senyawa dapat diketahui dengan menghitung
jumlah kematian larva Artemia salina Leach dengan parameter Lethal
Concentration 50 (LC50). Suatu ekstrak dinyatakan bersifat toksik menurut
metode BSLT ini jika memiliki LC50 kurang dari 1000 ppm. Jika hasil uji BSLT
menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan bersifat toksik maka dapat dikembangkan
ke penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi senyawa sitotoksik tumbuhan sebagai
usaha pengembangan obat anti kanker berbasis alam (Natural Product) atau yang
disebut dengan fitoterapi.27 Pengujian terhadap ekstrak etanol daun kemangi
menunjukkan harga LC50 sebesar 70,7946 ppm. Sehingga dapat dikatakan ekstrak
etanol daun kemangi pada percobaan ini memiliki potensi toksisitas menurut
metode BSLT.
Adapun mekanisme kematian larva tersebut berhubungan dengan senyawa
seperti flavonoid yang terkandung di dalamnya. Senyawa tersebut bertindak
sebagai racun perut atau stomach poisoning sehingga akan menganggu alat
pencernaannya. Selain itu, reseptor perasa pada daerah mulut larva juga akan
dihambat sehingga menyebabkan gagalnya stimulus rasa pada larva sehingga
tidak mampu mengenali makanannya. Hal ini mengakibatkan larva mengalami
kelaparan dan akhirnya mati.26
Pada penelitian sebelumnya, uji toksisitas akut ekstrak etanol daun
kemangi dengan spesies yang berbeda, didapatkan LC50> 1000 ppm. Hasil ini
menunjukkan bahwa daun kemangi spesies (Ocimum sanctum L) bersifat tidak
toksik.26 Hal ini berbeda dengan penelitian kali ini, dimana spesies yang
digunakan adalah Ocimum canum Sims.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Nilai LC50 pada ekstrak kental daun kemangi adalah 70,7946 ppm. Hal
ini menunjukkan bahwa uji toksisitas akut suatu tanaman dengan
metode BSLT dinyatakan toksik apabila memiliki nilai LC50 1000
ppm.
2.
5.2
Saran
1.
Dengan hasil yang ada, dimana daun kemangi (Ocimum canum Sims)
memiliki potensi toksisitas akut, maka diharapkan dapat diteliti lebih
lanjut senyawa yang bersifat toksik tersebut.
2.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Prapti U, dr. 2008. Buku pintar tanaman obat. Jakarta Selatan : PT Agromedia
Pusaka .p125
2. Hedi R. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. IDI
Editorial
3. Budi Tri, Galuh HE. 2009. Bebas sakit punggung. Jogjakarta : Penerbit Kanisius.
p65
4. Budi Tri, Galuh HE. 2009. Bebas Stress. Jogjakarta : Penerbit Kanisius. p44
5. Behera S, et al. 2012. Phytochemical Investigation and Study on Antioxidant
Properties of Ocimum canum hydro-alcoholic leaf extracts. Journal of Drug
Delivery & Therapeutics; 2(4). p122-p128
6. WHO Monographs on Selected Medicinal Plants. 2002 [cited 2009 January 27]
2nd
volume
.Available
from
http://whqlibdoc.who.int/publications/2002/9241545372.pdf
7. Harmita, Dr. et al. 2006. Buku Ajar Analisis Hayati. Ed. 3. Jakarta : EGC
8. Endang H, et al. 2008. Keragaman Selasih (Ocimum sp) berdasarkan Morfologi,
Produksi dan Mutu Herba. Bogor : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.
Jurnal Littri 14(4). p141-148
9. Santosh KS, et al. 2011. Analysis of phytochemical and antioxidant potential of
Ocimum
killimandscharicum
Linn.
International
Journal
of
Current
37
38
39
40
32. M. Zamrodi. 2011. Uji Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif
Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica L). Malang : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim
33. Perry RH. 1999, Perry's Chemical Engineering Handbooks. New York: Mc.
Graw Hill
42
Lampiran 2
Data Kematian Larva Artemia salina Leach pada tiap Perlakuan
Lampiran 2.1 Data Kematian Larva Artemia salina Leach pada Perlakuan 1
Tabung
reaksi
Konsentrasi
5 ppm
Konsentrasi
10 ppm
Konsentrasi 20
ppm
Konsentrasi 50
ppm
Konsentrasi
100 ppm
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Lampiran 2.2 Data Kematian Larva Artemia salina Leach pada Perlakuan 2
Tabung
reaksi
Konsentrasi
5 ppm
Konsentrasi
10 ppm
Konsentrasi 20
ppm
Konsentrasi
50 ppm
Konsentrasi
100 ppm
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Lampiran 2.3 Data Kematian Larva Artemia salina Leach pada Perlakuan 3
Tabung
reaksi
Konsentrasi
5 ppm
Konsentrasi
10 ppm
Konsentrasi 20
ppm
Konsentrasi 50
ppm
Konsentrasi
100 ppm
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
43
Lampiran 3
Pembuatan Ekstrak Kental Etanol Daun Kemangi
Disaring
Filtrat
Dievaporasi 480 C
Ampas
44
Lampiran 4
Data Perhitungan Pembuatan Larutan Konsentrasi
a. 500 ppm
V1M1
= V2M2
1000V1 = 25.500
V1 = 12,5 ml ekstrak
b. 200 ppm
V1M1 = V2M2
1000V1 = 25.200
V1 = 5 ml ekstrak
c. 100 ppm
V1M1
= V2M2
1000V1 = 25.100
V1 = 2,5 ml ekstrak
d. 50 ppm
V1M1 = V2M2
1000V1 = 25.50
V1 = 1,25 ml ekstrak
45
Lampiran 5
Skema Uji Toksisitas Akut dengan Metode BSLT
Kontrol
negatif
10 larva
udang +
10 ml air
laut
10 ekor
larva
udang+kon
sentrasi
500 ppm+
air laut
10 ekor
larva udang
+konsentra
si 200
ppm+ air
laut
10 ekor
larva
udang
+konsentra
si 100
ppm+ air
laut
10 ekor
larva
udang
+konsentra
si 50 ppm+
air laut
46
Lampiran 6
Nilai Probit
47
(Lanjutan)
48
(Lanjutan)
49
(Lanjutan)
50
51
52
Lampiran 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fitri Fatimatuzzahra
No. HP
: +62 81392359679
: fitri.zahraf@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Rukun Batik
(1995-1997)
2. MIN 1 Ciputat
(1995-2003)
(2003-2006)
4. MAN 2 Ciamis
(2007-2010)
(2010-sekarang)