Professional Documents
Culture Documents
Tangal presentasi:
Keterampilan
Penyegaran
Manajemen
Tinjauan Pustaka
Masalah
Bayi
Anak
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Pria, 47 tahun, datang dengan keluhan sulit tidur,tidak mau keluar rumah,tidak bias kerja kebun
kembali karena takut keluar rumah.
Tujuan: menegakkan diagnosis, mencegah komplikasi, meningkatkan kualitas hidup pasien.
Bahan bahasan:
Cara membahas:
Tinjauan
Pustaka
Diskusi
Data pasien:
Data utama untuk bahan diskusi:
Nama: Tn.
Riset
Presentasi dan
diskusi
Kasus
Email
Nomor Registrasi:
Audit
Pos
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Tn X.47 tahun , petani, menikah dg 3 anak. Dia mengolah lahan sendiri. Yang
menjadi masalah sekarang dia tidak dapat pergi bekerja lagi karena takut meninggalkan rumah. Hal ini terjadi
beberapa bulan yang lalu., terjadi ketika ia sedang berada diladang tiba-tiba merasa dirinya sesak nafas, seakan
tercekik sehingga merasa dia akan mati. Jantung berdebar kuat sehingga merasa sakit. Dia ke dokter dan
diberikan ventolin bila diperlukan. Pengobatan ini tidak berhasil demikian dengan tindakan medis lain yang
dicoba. Ia mulai berubah, kemanapun ia pergi ia harus ditemani, hingga sekarang ia menghindar untuk bekerja
jauh dari rumah. Mudah lelah, kurang PD, ia bertanya-tanya apakah masih bisa menhadapi musim panen. Ia
cemas, bukan hanya akan mempengaruhi penghasilan, tetapi khawatir dengan penyakitnya yg serius mungkin
ada sakit jantung dan dokter belum berhasil mendeteksinya. Dokter merujuk ke bagian jantung dan saraf,
semua hasil normal, namun belum membuat ia tenang. Sekarang ia mendapat serangan mendadak ketika
sedang sndirian dirumah dan bahkan ketika sedang tidur. Ia mengeluh sulit bernafas, kaki mudah goyah serta
kepala pusing Serangan semakin sering 2-3 kali perminggu dan membuatnya tidak berdaya. Tn X sebelumnya
adalah orang yang ramah, ceria, tapi sejak serangan dia bukan dirinya yang dulu
2. Riwayat Pengobatan:
Belum pernah berobat.
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:
4. Riwayat pekerjaan:
Daftar Pustaka:
1.
American Psychiatric Association, Diagnostic Criteria, DSM -IV - TR, 2005 : 209 -223
2. Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat , Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat:
Gangguan Anxietas
3. Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik 1993: 171 -195
4. Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10 th.ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007:579633
5. Stahl SM: Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Applications 2nd ed Cambridge
University Press . 2002 : 300
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosa Anxietas
2. Idiagnosa banding Anxietas
3. Tanda dan gejala Anxietas
4. Macam dan bentuk Anxietas
5. Terapi pada Anxietas
2. Subyektif: pasien mengeluh tidak dapat pergi bekerja lagi karena takut meninggalkan rumah. Hal ini terjadi
beberapa bulan yang lalu., terjadi ketika ia sedang berada diladang tiba-tiba merasa dirinya sesak nafas, seakan
tercekik sehingga merasa dia akan mati. Jantung berdebar kuat sehingga merasa sakit. Dia ke dokter dan
diberikan ventolin bila diperlukan. Pengobatan ini tidak berhasil demikian dengan tindakan medis lain yang
dicoba. Ia mulai berubah, kemanapun ia pergi ia harus ditemani, hingga sekarang ia menghindar untuk bekerja
jauh dari rumah. Mudah lelah, kurang PD, ia bertanya-tanya apakah masih bisa menhadapi musim panen. Ia
cemas, bukan hanya akan mempengaruhi penghasilan, tetapi khawatir dengan penyakitnya yg serius mungkin
ada sakit jantung dan dokter belum berhasil mendeteksinya. Dokter merujuk ke bagian jantung dan saraf,
semua hasil normal, namun belum membuat ia tenang. Sekarang ia mendapat serangan mendadak ketika
sedang sndirian dirumah dan bahkan ketika sedang tidur. Ia mengeluh sulit bernafas, kaki mudah goyah serta
kepala pusing Serangan semakin sering 2-3 kali perminggu dan membuatnya tidak berdaya. Tn X sebelumnya
adalah orang yang ramah, ceria, tapi sejak serangan dia bukan dirinya yang dulu
Objektif:
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital : TD 120/80mmHg, nadi 88kali/menit, nafas 20kali/menit, suhu 36,3C
STATUS MENTAL :
A.Deskripsi Umum :
: Tampak seorang laki-laki dengan baju kaos biru celana pendek hitam, wajah sesuai usia, penampilan
rapih, kulit sawo matang.
b. Kesadaran
: Baik.
: Tenang
d.Pembicaraan
: Kooperatif
: Cemas
2. Afek
: Kesan cemas
3.Keserasian
: Serasi
4.Empati
: Baik
4. Daya ingat :
Jangka Panjang
: Baik
Jangka Sedang
: Baik
Jangka Pendek
: Baik
Jangka segera
: Baik
5. Pikiran abstrak
: Baik
6. Bakat kreatif
: Baik.
D. Gangguan persepsi
: Ada. (Halusinasi Visual = Pasien hanya merasa seperti melihat bayangan hitam dan bintik-bintik hitam di langit)
: Ada (Pasien sempat melihat ular yang ternyata pasien sadari itu hanya akar pohon)
3.Depersonalisasi
: tidak ada
4. Derealisasi
: tidak ada
E. Proses berpikir
1. Arus pikiran :
a.Produktivitas
: Cukup
b.Kontuniutas
: relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa
: Tidak ada
2. Isi pikiran :
a.Preokupasi
b. Gangguan isi pikiran
F.Pengendalian Impuls
: Tidak ada
: Tidak ada.
: Baik
F.Pengendalian Impuls
: Baik
G. Daya Nilai
1.Norma sosial
: Baik
: Baik
3. Penilaian realitas
: Baik
H. Tilikan (Insight)
: Dapat dipercaya
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing
individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak
berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
1.Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada.
3. Rasa sesak napas
4. Berkeringat secara berlebihan
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6. Gangguan tidur
7. Tubuh gemetar
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang memalukan (26%)
Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).
5. Gangguan Panik
Tanda-tanda: sekonyong-sekonyong\sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik,
pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman.
Depersonalisasi dan derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak nyata, ketakutan
kehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, takut akan mati. Terjadinya: sering, sekali seminggu atau lebih
sering. Beberapa menit. Dihubungkan dengan situasi khusus, misalnya mengendarai mobil. Laki-laki 0,7 %,
wanita 1%. 4 kali serangan panik dalam 4 minggu, Satu serangan diikuti ketakutan terjadinya serangan lagi
paling sedikit 1 bulan. Serangan panik dapat diikuti agorafobia, 80% penderita panik juga menderita
gangguan kccemasan yang lain. Sering juga ada depresi. Sering penyebabnya gangguan fisiologis, misalnya
gangguan jantung.
Penderita panik sering merasa bahwa penyakitnya parah menyebabkan panik.
kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau.
Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.
2. Pendekatan-Pendekatan Humanistik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya.
Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat
ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan
mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi
bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila
perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.
3. Pendekatan-Pendekatan Biologis
Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya
golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan,
tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.
Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek antidepresi.
4. Pendekatan-Pendekatan Belajar
Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh beberapa riset. Inti dari
pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang
menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar,
4.Plan:
Diagnosis: Diagnosis berdasarkan pemeriksaan pasien memiliki Rasa takut yang sangat terhdp tempat, situasi atau
objek tertentu yg tdk beralasansering menghindari semua situasi ini ,dapat didiagnosis dengan gangguan cemas dan
apabila ansietas berat dan berlangsung > 3 bulan disebut GAM (gangguan cemas menyeluruh)
Pengobatan :
Penatalaksanaan dari UGD hasil :
1.KONSELING
-Diskusikan cara-cara untuk menghadapi rasa takut yang berlebihan (misalnya, pasien mengingatkan dirinya, Saya
merasa sedikit cemas karena menghadapi orang banyak. Perasaan ini akan berlalu dalam beberapa menit
Jika situasi yang ditakuti masih menyebabkan ansietas, bernafas perlahan dan santai, katakan bahwa panik akan
berlalu dalam 30 menit. Jangan meninggalkan situasi yang ditakuti itu sebelum rasa takut menghilang.
2.MEDIKAMENTOSA
Jika serangan sering dan berat atau pasien secara bermakna dalam keadaan depresi antidepresan dapat membantu
( Imipramine 25mg malam hari sampai 100-150mg malam / 2 minggu)
Bila serangan jarang dan terbatas antiansietas jangka pendek dpt menolong: Lorazepam 0,5-1 mg spi 3X/hari atau
alprazolam 0,25-1 mg 3x / hari
3.Rujuk ke RS kota untuk mendapatkan pentalaksnaan terapi oleh dokter ahli kejiwaan (PSIKOTERAPI PRILAKU )
Kecemasan merupakan suatu sensasi aphrehensif atau takut yang menyeluruh. Dan hal ini merupakan
suatu kewajaran atau normal saja, akan tetapi bila hal ini terlalu berlebihan maka dapat menjadi suatu
yang abnormal. Sedangkan gangguan kecemasan yang menyeluruh adalah suatu tipe gangguan
kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya mengapung bebas (Free floating)
atau tidak terikat pada suatu yang spesifik.
Peserta
Pendamping
(
)