You are on page 1of 6

Bagaimana mengkalibrasi sebuah pressure gauge??

Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur


terhadap besaran yang telah distandarkan. Sementara pengukuran adalah
merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif dari
variabel-variabel fisika dan kimia suatu zat atau benda yang diukur.
Untuk memahami sistem pengukuran, haruslah kita memahami tiga tahap
pengukuran, yaitu:
a. tahap detector (sensor/ transduser), mendeteksi atau merasakan adanya
perubahan besaran fisik pada obyek yang diukur, perubahan tersebut
dapat berupa getaran, suara, cahaya, temperatur, dan lain-lain.
b. tahap intermediate, yaitu tahap penkondisian sinyal yang dihasilkan pada
tahap pertama agar dapat dinyatakan ke tahap terakhir. Perlakuan yang
dilakukan pada tahap ini biasanya penyaringan, penguatan dan
transformasi sinyal.
c. tahap pembacaan, yaitu mengandung informasi dalam level yang dapat
disensor oleh manusia dan/atau perangkat kendali, dapat berupa analog
dan ataupun digital
Segala sesuatu yang hendak diukur terlebih dahulu memperhatikan alat
ukur yang baik dan akurat untuk digunakan. Alat ukur yang mahal belum tentu
baik dan akurat, sementara alat ukur yang murah pun belum dapat dipastikan
baik dan akuratnya.
Selain keakuratan, sebelum mengukur pastikan bahwa sebelum
digunakan, alat ukur sudah dikalibrasi. Kalibrasi adalah perbandingan antara
pengukuran yang menggunakan perangkat satu dengan pengukuran yang
menggunakan perangkat lain dengan besaran yang standar.
Sementara itu, alat ukur harus disesuaikan dengan objek yang ingin
diukur. Pengukuran temperatur ruangan misalnya, harus menggunakan
thermokopel. Atau pengukuran laju aliran fluida dalam pipa, menggunakan
flowmeter seperti venturi atau orifice. Terakhir, jika ingin melakukan pengukuran
tekanan, menggunakan manometer, bellows, dan bourdon tube.
Khusus untuk yang terakhir, yaitu pengukuran tekanan, kita akan
membahas cara mengkalibrasikan alat ukur tekanan berikut ini.
Kalibrasi Pressure / Tekanan adalah aktivitas yang dilakukan untuk
memastikan bahwa zero, span, accuracy dan linearity dari suatu pressure
instrument sesuai dengan nilai pressure yang sebenarnya (standard). Accuracy
ditentukan dengan cara membandingkan bacaan pressure instrument dengan
test gauge standard untuk beberapa titik bacaan yang dapat dilakukan secara
random. Linearity ditentukan dengan memberikan increasing dan decreasing
pressure dan melihat respon dari pressure instrument tersebut apakah
membentuk persamaan linear atau persamaan lengkung / polynomial. Jika
tidak linear maka harus dilakukan adjustment. Zero adalah nilai pressure pada
kondisi tanpa tekanan (1 atmosfer). Span adalah selisih nilai maximum sampai

dengan nilai minimum. Sedangkan range adalah nilai minimum sampai


maksimum.
Ada 2 macam kalibrasi yang umum dilakukan dilakukan dalam project:
1. Bench Calibration yaitu membawa pressure instrument ke shop dan lakukan
kalibrasi. Alat standar yang digunakan adalah DWT (Dead Weight Tester) yaitu
suatu alat yang menkonvert berat mati suatu logam menjadi pressure. Karena
berat adalah gaya dan gaya per satuan luas adalah tekanan. Selain
dibandingkan dengan DWT yang sudah berpressure mati (tidak mungkin
berubah-ubah) pressure instrument juga masih dibandingkan dengan Certified
Test Gauge Standard.

2. Field Calibration yaitu kalibrasi di lapangan dilakukan dengan menginjeksi


pressure pada pressure instrument dengan Hand Pump yang line-nya dipasang
paralel dengan Certified Test Gauge Standard. Pembacaan pressure instrument
harus sama dengan pembacaan Test Gauge Standard. Field calibration umumnya
dilakukan hanya untuk memastikan selama proses pre-commissioning pressure
instrument masih dapat bekerja dengan baik. Selain pembacaan lokal precommissioning juga perlu memastikan Zero, Span, Accuracy dan Linearity dari
pressure yang dikirim sistem monitor (PLC/DCS).

Berikut ini penjelasan salah satu pressure gage dan contoh kasus kalibrasinya :

Bourdon Tube
Prinsip kerja Bourdon Tube adalah sejenis pipa pendek lengkung , dan salah satu
ujungnya tertutup. Jika bourdon tubes diberikan tekanan maka ia akan
cenderung untuk menegang. Perubahan yang dihasilkan sebanding dengan
besarnya tekanan yang diberikan.

Gambar 1. Bourdon Tube


CARA KALIBRASI
Contoh kasus :
Sebuah pressure gauge kelas 0.6% menurut spesifikasi BS EN 837-1: 1998 yang
mempunyai kapasitas 10000 kPa dan divisi 10 kPa dikalibrasi menggunakan
DWT berkapasitas 12000 kPa yang mempunyai ketidakpastian 0.02 % untuk
tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan k=2
Penyelesain :
Besaran ukur dari proses kalibrasi ini adalah koreksi yang harus diberikan
terhadap pembacaan Bourdon Pressure Gauge, yang dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
K = PDWT - PPG
dimana:
K adalah koreksi yang harus diberikan
PDWT adalah tekanan standar yang diberikan oleh DWT
PPG adalah pembacaan pressure gauge yang dikalibrasi
Data masukan
Data dari standar pengukuran tekanan pada titik pengukuran 7000 kPa(dari
sertifikat kalibrasi DWT):
Tekanan nominal (PN)
7000 kPa
Tekanan sebenarnya (PDWT)
6983 kPa pada temperatur 20 C dan
percepatan gravitasi lokal 9.8m/s2
Ketidakpastian bentangan (U95)
0.02% P
Faktor cakupan (k)
2
Data bourdon pressure gauge:
Kapasitas
Divisi
Daya baca

10000 kPa
10 kPa
0.2 divisi

Data pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan melakukan 3 kali pengamatan untuk tekanan
naik dan 3 kali pengamatan untuk tekanan turun pada setiap titik pengukuran.
Hasil pengamatan pada titik 7000 kPa adalah:

1
Naik
6902

Penunjukan Bourdon Pressure Gauge (kPa)


2
Turun
Naik
Turun
Naik
6902
6900
6900
6888

3
Turun
6888

Perhitungan tekanan yang bekerja pada pressure gauge


Kalibrasi bourdon pressure gauge dilakukan pada ruangan dengan temperatur
(21 + 2)0C dan mempunyai percepatan gravitasi lokal 9.78 m/s2 dengan
ketidakpastian baku + 25 ppm
Dalam instalasi sistem kalibrasi level acuan bourdon pressure gauge berada
pada posisi 10 cm lebih tinggi dari level acuan DWT, yang diukur dengan alat
pengukur ketinggian dengan ketidakpastian + 2 mm untuk tingkat kepercayaan
95% dengan k=2
Tabel perhitungan tekanan yang bekerja pada level acuan bourdon pressure
gauge

Evaluasi Komponen Ketidakpastian


Dalam kalibrasi bourdon pressure gauge terdapat lima komponen ketidakpastian
yang berarti, yaitu:
1. Ketidakpastian baku kalibrasi DWT
2. Ketidakpastian baku karena variasi temperatur
3. Ketidakpastian baku dari variasi perbedaan level acuan
4. Ketidakpastian baku karena variasi percepatan gravitasi lokal
5. Ketidakpastian baku karena daya baca terhadap divisi bourdon pressure
gauge
6. Ketidakpastian baku karena daya ulang pembacaan bourdon pressure gauge
Ketidakpastian baku kalibrasi anak timbangan standar (u1)
Ketidakpastian baku kalibrasi DWT diperoleh dari pernyataan ketidakpastian
dalam sertifikat kalibrasi, yaitu:
u1=U95 / k
Dari sertifikat diperoleh nilai U95 = 0.0.02%P dan faktor cakupan k =2 sehingga :
u1= (0.02% / 2) x 7000 kPa = 0.7 kPa

Ketidakpastian baku dari variasi temperatur (u2)


Temperatur ruangan pengukuran bervariasi dalam limit + 2 0C, dengan asumsi
mempunyai distribusi rectangular maka:
u(t) = {(1/2) x 20C}/(31/2) = 1.150C
Koefisien sensitifitas untuk komponen ketidakpastian baku ini adalah -aP,
sehingga
u2 = (23e-6 0C-1 x 7000 kPa) x 1.15 0C = 0.19 kPa
Ketidakpastian baku dari variasi perbedaan level acuan (u3)
Dari sertifikat alat pengukur perbedaan tinggi level acuan diperoleh nilai
ketidakpastian 2 mm dengan k =2 sehingga u(h) = 1 mm
Koefisien sensitifitas untuk komponen ini adalah g, apabila oli yang digunakan
dalam kalibrasi mempunyai densitas 800 kg/m 3, maka:
u3 = (800 kg/m3 x 9.78 m/s2) x 0.001 m / (1000 Pa/kPa) = 0.0045 kPa
Ketidakpastian baku dari variasi percepatan gravitasi lokal (u 4)
Bila variasi gravitasi lokal diasumsikan sebesar 25 ppm dengan distribusi
rectangular, maka:
u(g) = [{(1/2) x 25 ppm}/(31/2)] x 9.78 m/s2 = 0.00014 kPa
Koefisien sensitifitas untuk komponen ini adalah P/g, sehingga pada titik
pengukuran 7000 kPa diperoleh:
u4 = (7000 kPa / 9.78 m/s2) x 0.00014 m/s2 = 0.1 kPa
Ketidakpastian baku dari daya baca terhadap divisi pressure gauge (u 5)
Daya baca terhadap bourdon pressure gauge yang dikalibrasi adalah (1/5) divisi,
yaitu 2 kPa. Dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular maka:
u5 = 2 kPa / (31/2) = 1.15 kPa
Ketidakpastian baku dari daya ulang pembacaan (u6)
Dalam contoh ini ketidakpastian baku daya ulang pembaccan dievaluasi sebagai
komponen tipe B, dengan semi-range a = () x selisih pembacaan terbesar,
dengan asumsi mempunyai distribusi rectangular maka:
u6 = {() x 4 kPa}/(31/2) = 1.15 kPa
Ketidakpastian baku gabungan
Ketidakpastian baku gabungan koreksi terhadap penunjukan bourdon pressure
gague pada titik 7000 kPa adalah:

uc = u12 +u22+ u32+ u42 +u52 +u62=1,79 kPa


Ketidakpastian bentangan
Dengan asumsi mempunyai distribusi normal, maka ketidakpastian bentangan
dari anak timbangan yang dikalibrasi dapat diperoleh dengan faktor cakupan k
=2, sehingga
U = 2 x 1.79 kPa = 3.6 kPa
Tabel kontribusi ketidakpastian pengukuran

Grafik kontribusi ketidakpastian pengukuran

Pelaporan hasil kalibrasi


Dari keseluruhan proses di atas maka hasil kalibrasi dapat dilaporkan sebagai
berikut:
Tekanan Nominal (kPa) Koreksi (kPa)
Ketidakpastian (kPa)
7000
71
3.58
Ketidakpastian yang dilaporkan adalah ketidakpastian bentangan pada tingkat
kepercayaan 95 %, dengan faktor cakupan k = 2

You might also like