You are on page 1of 32

TUGAS BIOMEKANIK

ANATOMI TERAPAN SHOULDER


KOMPLEKS

DI SUSUN OLEH :
NAMA

: AFIFAH NUR

KELAS

: 2-A (D-IV)

NO.URUT : 01
NIM

: PO.714241151001
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TA 2015/2016

A. Struktur Anatomi
Shoulder kompleks merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh
manusia karena memiliki 5 sendi yang saling terpisah. Shoulder kompleks
tersusun oleh 3 tulang utama yaitu clavicula, scapula, dan humerus yang
membentuk kombinasi three joint yang menghubungkan upper extremity dgn
thoraks.
Shoulder kompleks terdiri atas 3 sendi sinovial dan 2 sendi non-sinovial.
Ketiga sendi sinovial adalah sternoclavicular joint, acromioclavicular joint, dan
glenohumeral joint, sedangkan kedua sendi non-sinovial adalah suprahumeral
joint dan scapulothoracic joint. Suprahumeral joint merupakan syndesmosis
karena pertemuan kedua tulang hanya dihubungkan oleh ligamen (jaringan
fibrous) dan secara fungsional terlibat pada gerakan elevasi, depresi, protraksi,
retraksi, abduksi dan fleksi shoulder. Scapulothoracic joint merupakan sendi
fungsional karena secara anatomis tidak memiliki karakteristik arsitektur sendi,
dimana sendi ini secara fungsional terlibat pada gerakan elevasi, depresi,
protraksi, retraksi, abduksi dan fleksi shoulder.
Sternoclavicular joint
Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal clavicula yang
bersendi dengan incisura clavicularis dari manubrium sternum dan cartilago
costa I. Sternoclavicular joint terdiri dari 2 permukaan yang berbentuk saddle,
salah satu permukaan terdapat pada ujung proksimal clavicula dan satu
permukaan lagi terdapat pada incisura clavicularis dari manubrium sternum,
sehingga sternoclavicular joint tergolong kedalam saddle joint.
Sternoclavicular joint memiliki diskus artikular fibrokartilago yang
dapat memperbaiki kesesuaian kedua permukaan tulang yang bersendi &
berperan sebagai shock absorber. Sternoclavicular joint dibungkus oleh kapsul
artikularis

yang

tebal

dan

kendor,

serta

diperkuat

oleh

ligamen

sternoclavicular anterior dan posterior. Selain ligamen sternoclavicular


anterior dan posterior, sendi ini juga diperkuat oleh ligamen costoclavicularis
dan interclavicularis. Ligamen costoclavicular memiliki 2 lamina yaitu lamina
anterior yang memiliki serabut kearah lateral dari costa I ke clavicula, dan
lamina posterior yang memiliki serabut kearah medial dari costa I ke
clavicula. Ligamen interclavicularis menghubungkan kedua ujung proksimal
clavicula dan ikut menstabilisasi sternoclavicular joint.

Gambar 6.1. Struktur sendi sternoclavicular


Acromioclavicular joint
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus acromion scapula yang
bersendi dengan ujung distal clavicula. Acromioclavicular joint termasuk
kedalam irregular joint atau plane joint dengan permukaan sendi yang hampir
rata, dimana permukaan acromion berbentuk konkaf dan ujung distal clavicula

berbentuk konveks. Acromioclavicular joint memiliki diskus artikular diantara


kedua permukaan tulang pembentuk sendi.
Acromioclavicular joint dibungkus oleh kapsul artikularis yang lemah
tetapi diperkuat oleh ligamen acromioclavicularis superior dan inferior. Pada
bagian posterior dan superior sendi juga diperkuat oleh aponeurosis otot upper
trapezius dan deltoideus. Ligamen coracoclavicularis (serabut trapezoideum
pada sisi lateral dan serabut conoideum pada sisi medial) dan ligamen
coracoacromialis tidak berhubungan langsung dengan acromioclavicular joint
tetapi ikut membantu menstabilisasi acromioclavicular joint.

Gambar 6.2. Struktur sendi acromioclavicular


Glenohumeral joint (Shoulder Joint)
Glenohumeral joint dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan
cavitas glenoidalis yang dangkal. Glenohumeral joint termasuk sendi ball and
socket joint dan merupakan sendi yg paling bebas pada tubuh manusia.

Caput humeri yang berbentuk hampir setengah bo-la memiliki area


permukaan 3 4 kali lebih besar daripada fossa glenoidalis scapula yang
dangkal se-hingga memungkinkan terjadinya mobilitas yang tinggi pada
shoulder. Fossa glenoidalis diperlebar oleh sebuah bibir/labrum fibrokartilago
yang mengelilingi tepi fossa, disebut dengan labrum glenoidalis. Labrum
glenoidalis dapat membantu menambah stabilitas glenohumeral joint. Kapsul
artikularisnya kendor dan jika lengan ter-gantung ke bawah akan membentuk
kantong kecil pada permukaan medial, yang disebut recessus axillaris.
Bagian atas kapsul diperkuat oleh lig. coracohumeral dan bagian
anterior kapsul diperkuat oleh 3 serabut lig. glenohumeral yang lemah yaitu
lig. glenohumeral superior, middle dan inferior. Ada 4 tendon otot yang
memperkuat kapsul sendi yaitu supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan
subscapularis. Keempat otot tersebut dikenal dengan rotator cuff muscle,
berperan sebagai stabilitas aktif shoulder joint.
Selain rotator cuff muscle, stabilitas aktif sendi juga dibantu oleh tendon
caput longum biceps brachii. Rotator cuff muscle memberikan kontribusi
terhadap gerakan rotasi humerus dan tendonnya membentuk collagenous cuff
disekitar sendi shoulder sehingga membungkus shoulder pada sisi posterior,
superior dan anterior. Ketegangan dari rotator cuff muscle dapat menarik
caput humerus kearah fossa glenoidalis sehingga memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap stabilitas sendi.

Gambar 6.3. Struktur glenohumeral joint (shoulder joint)


Suprahumeral joint
Suprahumeral

joint

terdiri

atas

coracoclavicular

joint

dan

coracoacromialis joint. Kedua sendi tersebut tidak memiliki karakteristik


sinovial, kedua tulang hanya dihubungkan oleh ligamen sehingga tergolong
syndesmosis.
Coracoclavicularis joint dibentuk oleh processus coracoideus scapula
dan permukaan inferior clavicula yang diikat oleh lig. coracoclavicularis.
Coracoacromialis joint dibentuk oleh processus coracoideus scapula dan
processus acromion scapula yang diikat oleh lig. coracoacromialis.
Suprahumeral joint memiliki ruang dengan atapnya adalah processus
acromion dan ujung distal clavicula sedangkan dindingnya adalah ligamen
coraco acromialis dan ligamen coracoclavicularis (serabut trapezoideum dan
serabut conoideum). Didalam ruang suprahumeral terdapat struktur jaringan
yaitu bursa subacromialis/subdeltoidea, tendon supraspinatus & tendon caput
longum biceps.
Bursa subacromial berperan sebagai bantal dari rotator cuff muscle
terutama otot supraspinatus dari tulang acromioin diatasnya. Bursa
subacromial dapat menjadi teriritasi akibat kompresi yang berulang-ulang
selama aksi/pukulan overhead lengan.

Scapulothoracic joint

Scapulothoracic joint merupakan pertemuan antara scapula dengan


dinding thoraks, yang dibatasi oleh otot subscapularis & serratus anterior.
Scapulothoracic joint dipertahankan oleh 3 otot trapezius, rhomboid major et
minor, serratus anterior & levator scapula. Otot-otot yang melekat pada
scapula melakukan 2 fungsi yaitu :
Fungsi pertama ; otot-otot tersebut berkontraksi untuk menstabilisasi regio
shoulder. Sebagai contoh, ketika kopor/tas diangkat dari lantai maka otot
levator scapula, trapezius & rhomboid berkontraksi untuk menyanggah
scapula.
Fungsi kedua ; otot-otot scapula dapat memfasilitasi gerakan-gerakan upper
extremitas melalui posisi yang tepat dari glenohumeral joint. Sebagai
cntoh, selama lemparan overhead otot rhomboid berkontraksi untuk
menggerakkan seluruh shoulder kearah posterior pada saat humerus
horizontal abduksi dan exorotasi selama fase persiapan melempar. Pada
saat lengan dan tangan bergerak ke depan untuk melakukan lemparan,
maka ketegangan otot rhomboid dilepaskan untuk memberikan gerakan ke
depan dari shoulder joint.

B. Struktur Jaringan Yang Dapat Di Palpasi


Jaringan Keras
Regio Shoulder :
Pasien duduk dengan dengan pemeriksa dibelakangnya : letakkan tangan diatas
deltoid dan acromion. Pertama pegang daerah pemeriksaan dengan mantap sehingga
menimbulkan rasa aman bagi pasien.

1) Sudut Suprasternal
Gerakkan tangan ke medial dari posisi posisi awal diatas deltoid dan acromion
sehingga sudut sternal dapat dirasakan.

2) Sternoclavicular joint
Sendi ini tepat berada disebelah lateral sudut suprasternal dan dapat dipalpasi
secara bilateral.

3) Clavicula
Bergeraklah kelateral dari sternoclavicular joint dengan tetap mempalpasi
secara meluncur dengan halus ke permukaan anterior dan superior dari
clavicula.

Palpasi Clavicula
Posisi : klien telentang
1. Cari bagian yang menonjol pada horizontal lateral dasar leher.
2. Palpasi posterior dan interior yang berlokasi pada bentuk tulang seperti bukit
yaitu clavicula.

4) AC joint
Palpasi dilanjutkan kelateral kira-kira 1 inchi. Acromioclavicular joint sangat
mudah dipalpasi jika ditekan kedalam dan dilakukan fleksi dan ekstensi
shoulder beberapa kali.

5) Acromion
Acromion

berbentuk

rectangular

(persegi

panjang),

kadang-kadang

menunjukkan puncak dari shuolder, yang melengkapi struktur shoulder secara


keseluruhan. Yang dapat dipalpasi adalah bagian anterior dan posteriornya.

Palpating the Acromion Process


Palpasi processus acromion
Posisi : klien telentang
1. Tempatkan pada clavicula dan palpasi pada bagian paling lateral
2. Palpasi bagian lateral dan posterior pada bagian yang menonjol pada
shoulder .

6)

Proc. Coracoideus
Terletak lebih dalam dari bagian clavicula yang concav, dibawah ujung jari
sekitar 1 inchi dari tepi anterior clavicula. Permukaan antero lateral processus
coracoideus hanya di medial dan ujungnya saja . ini merupakan suatu garis
yang dalam yang terletak dibawah penutup musculus pectoralis mayor, tapi ini
hanya dapat dirasakan jika menekan pectoralis major secara mantap kedalam
triangle pectoral.

Palpating the Coracoid Process


Palpasi processus coracoideus
Posisi : klien telentang
1. Cari bagian ateral clavicula dimana terdapat bentuk yang konkaf.
2. Palpasi bagian inferior dan dalam pada titik yang menonjol dari coracoideus
tepat di bagian medial caput humeri.

7) Tuberculum majus humeri


Dari bibir lateral acromion, palpasi lateral dari tuberculum majus humeri,
dimana letaknya dibagian inferior dari ujung lateral acromion.

Palpating the Greater Tubercle


1. Mencari bagian lateral dari processus acromion dan palpasi bagian inferior pada
caput humeri .
2. Palpasi tonjolan bulat pada anterolateral caput humeri.

8) Sulcus bicipitalis
Sulcus bicipitalis terletak terletak dibagian anterior dan medial dari
tuberculum majus. Sulcus bicipitalis ini lebih mudah dipalpasi jika lengan
dalam keadaan eksternal. rotasi.

Palpating the Bicipital Groove


Palpasi Sulcus intertubercularis
Posisi : klien telentng dengan shoulder netral
1. Cari tuberculum majus humeri dan lakukan gerakan pasif eksternal rotasi
shoulder pada klien.
2. Biarkan jarimu tepat di antara tuberculum majus dan minus.

9) Spina scapulae

Gerakan posterior dan medial pada palpasi acromion yang berbentuk lonjong
juga ada pada spina scapula. Yang perlu diingat adalah acromion dan spina
scapula berada pada suatu sudut yang berkelanjutan.

Palpasi spina scapula


Posisi : klien dalam keadaan tengkurap

1. Lokasi processus acromion berada pada ujung lateral shoulder dan


palpasi medial dan sedikit ke inferior
2. Ikuti tonjolan tajam pada bagian posterior spina scapula seperti
melintasi lebar scapula

10) Margo medial scapula

Dari sisi bawah bagian medial scapula, kira-kira 2 inchi dari proc. Spinosus
vertebra thoracalis dan akhir dari trigonum spina scapula sejajar dengan T3.

Palpasi margo medial scapula


Posisi : klien dalam keadaan tengkurap

1. Cari spina scapula dan palpasi pada bagian margo medial


2. Palpasi secara vertical pada batas media scapula dengan
memperluas gerakan spina ke arah superior dan inferior (seperti
gerakan retraksi)

JARINGAN LUNAK
Jaringan lunak yang dapat dipalpasi, yaitu:
Rotator Cuff

Bursa Subacromial dan Bursa Subdeltoid


Axilla
Muskulus pada shoulder girdle
Otot pada regio shoulder

1. Rotator Cuff
Rotator Cuff terdiri atas 4 musculus,tiga diantaranya dapat dipalpasi pada
insertionya di tuberculum mayus. Ketiga musculus tersebut yaitu
supraspinatus,infraspinatus dan teres minor yang ketiganya biasa disebut SIT
musculus. Pada beberapa macam posisi anatomi (dengan lengan tergantung
disamping), Supraspinatus berjalan secara langsung dibawah acromion dan
infraspinatus diposterior supraspinatus diikuti teres minor dibelakang kedua
musculus tersebut. Musculus keempat dari Rotator Cuff yaitu subscapularis yang
terletak dibagian anterior sehingga tidak bisa dipalpasi.

2. Bursa Subacromial dan Bursa Subdeltoid


Bursa ini pada dasarnya terbagi atas 2 bagian yaitu subacromial dan subdeltoid.
Meskipun begitu pada beberapa bagian bursa yang di palpasi hanya pada titik di
ujung bawah acromion. Dari ujung anterior acromion,bisa dilanjutkan sejauh
sulcus bicipitalis. Dari ujung lateral acromion,bursa berada lurus dibawah
musculus deltoid,tersendiri dari rotator cuff dan memberikan kebebasan gerak
bagi keduanya. Seperti Rotator Cuff,bursa Subacromialis juga sangat sulit untuk
dipalpasi sebab areanya sangat khusus dan jika bisa menyebabkan terjadinya

bursitis. Bursa akan bisa dipalpasi pada beberapa keadaan,sebagai tambahan pada
saat mempalpasi juga kita periksa adanya penebalan dari bursa,bisa disertai oleh
adanya krepitasi seperti pada gerakan shoulder. Bursa Subdeltoidea posisi
extension. Palpasi ventrocaudal acromion diatas tuberculum mayus humeri

3. Axilla
Axilla (ketiak) adalah suatu struktur yang berbentuk quadrilateral
pyramidal,dimana vena dan saraf untuk extremitas superior lewat. Dinding
anterior Axilla lunak karena dibentuk oleh musculus pectoralis mayor begitu juga
dengan dinding posterior yang dibentuk oleh musculus latissimus dorsi. Dinding
medialnya dibatasi oleh costa kedua sampai keenam dan diatasnya ditutupi oleh
musculus seratus anterior dan bagian lateralnya oleh sulcus bicipitalis.
Glenohumeral joint menggambarkan puncak dari pyramid dan selanjutnya selaput
kulit dan fascia dari ketiak sebagai dasarnya. Dinding anterior dan posterior
menuju ke lateral di atas sulcus bicipitalis dari humerus dan menyilang ke medial
secara bertolak belakang dari dinding thoraks. Saraf besar yang mempersarafi
(pleksus brachialis) dan pembuluh darah besar mengaliri (arteri axillaris)
extremitas superior melewati puncak dari axilla. Dari dinding medial axilla,tekan
jari jari-jari secara gentle ke kosta, dan palpasi musculus serratus anterior. Yang
perlu diingat kita harus membandingkan kedua sisi yang berhadapan. Kemudian
palpasi dinding lateralnya,yaitu sulcus bicipitalis. Arteri brachialis merupakan
struktur nyata yang dapat teraba pada seperempat lateralnya. Denyutan dapat

dirasakan ketika kita menekan dengan gentle yaitu di shaft humerus diantara
ropelika musculus coracobrachialis dan caput longum musculus triceps.
Dinding anterior dan posterior axilla dapat dipalpasi ketika lengan di abduksikan.
Abduksi ini dapat memudahkan kita untuk mempalpasi musculus pectoralis
mayor dan latissimus dorsi. Untuk mempalpasi dinding posteriornya, genggam
latissimus dorsi diantara ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Kemudian palpasi
musculus latissimus dorsi yang menyebar dari atas ke bawah. Gerakan dinding
anterior dan palpasi musculus pectolis mayor secara seksama. Yang perlu diingat
musculus pectoralis cukup luas dimana origonya di clavicula hingga ke sternum
dan selanjutnya berinsertio ke humerus. Palpasi musculus latissimus dorsi dan
pectoralis mayor untuk mengetahui bagaimana tonus dan keadaannya, kemudahan
bandingkan dengan sisi lainnya.
4. Shoulder Gridle
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.
Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena
bagian belakangnya terbuka. Gelang bahu terdiri atas tulang selangka yang
melengkung berupa huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang ceper
berbentuk segi tiga. Gelang bahu berhubungan dengan rangka batang badan hanya
pada satu tempat saja. Ujung sebelah tengah tulang selangka dihubungkan dengan
pinggir atas tulang dada oleh sendi dadaselangka. Ujung sebelah luar tulang selangka
berhubungan dengan dengan sebuah taju tulang
belikat (ujung bahu) dengan perantaraan sendi
akromioklavikula.
5. Otot Regio Shoulder

M.Subclavius
Perlekatan

Origo : Costa pertama pada persimpangan

(junction) costocartilago
Insersio : Sepertiga setengah pada permukaan
inferior clavicula
Teknik Palpasi
Posisi pasien sitting secara comfortable

1. Temukan tepi inferior tengah clavicula antara ujung medial dan lateral clavicula

2. Geser jemari anda ( praktikkan) secara inferior dan dalam pada clavicula
3. Untuk merasakan kontraksi subclavius,minta pasien melakukan depresi scapula
secara aktif.

M.Pectoralis Mayor

Perlekatan

Origo : Medial clavicula,sternum,dan costacartilago dari costa 1-7


Insersio : Tepi lateral pada biccipital groove dari humerus
Teknik Palpasi
Posisi pasien supine lying secara comfortable

1. Lokalisir inferior clavicula


2. Palpasi secara inferior sepanjang muscle belly pectoralis major dengan jemari
kearah sternum dan costocartilago
3. Untuk merasakan kotraksi pectoralis mayor,minta pasien melakukan endorotasi
shoulder secara aktif.

M. Pectoralis Minor
Pelekatan

Origo : costa 3-5 dekat kartilago dan

aponeurosis
Insersio: processus coracoid scapula
Teknik Palpasi

1. Posisi pasien supine lying secara


confortable
2. Geser jemari anda kedalam axilla dari
lateral ke medial
3. Temukan processus coracoid scapula dan
geser ke medial sepanjang costa anterior dan keatas serabut pectoralis minor
4. Untuk merasakan kontraksi pectoralis minor, minta pasien melakukan depresi
scapula secara aktif

M. Upper Trapezius
Pelekatan

Origo: sepertiga medial dari batas superior nuchal pada occiput, ligamen nuchal

dan proccessus spinosus C7


Insersio: sepertiga lateral clavicula dan processus acromion

Teknik palpasi
1. Posisi pasien prone lying secara
confortable
2. Lokalisir spina scapula dengan thumb
anda
3. Gerakan thumb secara superior ke spina
dan belitkan jemari secara anterior
disekitar otot tepat diatas scapula

4. Genggam dengan thumb dan jemari secara bersamaaan untuk melokalisir serabut
dari upper trapezius
5. Untuk merasakan kontraksi upper trapezius, minta pasien melakukan elevasi
scapula secara aktif

M. Latissimus Dorsi

Perlekatan

Origo: Processus spinosus T7-L5, crista iliaca posterior dan posterior sacrum (via

aponeurosis thoracolumbar)
Insersio: Tepi medial bicipital groove dari humerus

Teknik palpasi
Posisi pasien: Side lying secara comfortable
1. Lokalisir margo lateral scapula dengan keempat ujung jemari anda
2. Jepit dengan jemari anda dari bagian dalam axilla ke posterior lateral otot antara
thumb dan jemari
3. Untuk merasakan kontraksi latissimus dorsi, minta pasien melakukan ekstensi
shoulder secara aktif

M. Teres Mayor

Perlekatan

Origo: Angulus inferior lateral dari scapula


Insersio: Tepi medial bicipital groove dari humerus
Teknik palpasi
Posisi pasien: Prone lying secara comfortable

1. Lokalisir margo lateral scapula dengan thumb anda


2. Palpasi muscle belly tepat dibagian inferior dan lateral dari margo lateral scapula
3. Telusuri ditengah-tengah, mengitari muscle belly yang membentuk tepi posterior
axilla
4. Untuk merasakan kontraksi teres mayor, minta pasien melakukan ekstensi
shoulder secara aktif

M. Deltoid

Pelekatan

Origo
: 1/3 lateral clavicula, prosc. Acromian dan pada spina scapula
Insersio : tuberositas deltoid dari humerus
Teknik Palpasi
Posisi pasien supine lying secara comfortable

1. Lokalisir prosc. Acromion dengan keempat ujung jemari Anda. Palpasi secara
inferior sepanca muscle belly dengan keempat ujung jemari Anda dan ditelusuri
sekitar tengah bawah pada lateral humerus hingga tuberositas deltoid untuk
menemukan muscle belly otot.
2. Untuk merasakan kontraksi deltoid, minta pasien melakukan abduksi shoulder
secara aktif.

M. Supraspinatus

Pelekatan

Origo : fossa supraspinatus scapula


Insersio : tuberculum majus humeri
Teknik palpasi
Posisi pasien prone lying secara comfortable

1. Palpasi spina scapula dengan thumb


2. Gerakkan thumb secara superior diatas spina scapula untuk melokalisir fossa
supraspinatus
3. Lokalisir muscle belly dalam fossa supraspinatus
4. Telusuri tendon supraspinatus dibawah prosc. Acromion hingga ke tuberculum
5.

majus humerus.
Untuk merasakan kontraksi supraspinatus, minta pasien melakukan abduksi
shoulder secara aktif.

M. Infraspinatus
Pelekatan

Origo : fossa infraspinatus scapula


Insersio : tuberculum majus humeri

Teknik Palpasi
Posisi pasien prone lying secara comfortable
1. Palpasi margo lateral scapula dengan thumb
2. Tempatkan jari tangan satunya diatas fossa infraspinatus scapula untuk
melokalisir muscle belly.
3. Telusuri tendon infraspinatus secara superior dan lateral di sekitar caput humerus
ke tuberculum majus humerus.
4. Untuk merasakan kontraksi infraspinatus, minta pasien melakukan eksorotasi
shoulder secara aktif

M. teres minor

Pelekatan

Origo : margo lateral superior dari scapula


Insersio : tuberculum majus humerus.
Teknik Palpasi
Posisi pasien prone lying secara comfortable

1. Palpasi margo lateral scapula dengan thumb


2. Gerakkan thumb secara medial dan superior untuk melokalisir ters minor dibawah
dari fossa infraspinatus
3. Telusuri tendon teres minos sepanjang margo lateral scapula, scara superior dan
lateral sekitar caput humerus ke tuberculum majus humerus.
4. Untuk merasakan kontraksi teres minor, minta pasien melakukan eksorotasi
shoulder secara aktif.

M. subscapularis

Pelekatan

Origo : fossa subscapularis dari scapula


Insersio : tuberculum minus humerus
Teknik Palpasi
Posisi pasien prone lying secara comfotable

1. Palpasi margo lateral scapula dengan sisi palmar ke empat jari.


2. Tekan secara posterior dan medial pada latisimus dorsi, yang membentuk tepi
posterior axila
3. Gunakan tangan satunya mengangkat bagian lateral scapula, lalu tinggkatkan
akses permukaan anterior scapula
4. Untuk merasakan kontraksi supscapularis, minta pasien melakukan endorotasi
shoulder secara aktif.

M. Serratus Anterior

Origo : permukaan eksternal bagian upper costa 8 atau 9.


Insersio : permukaan costal pada margo medial scapula.
Posisi pasien side lying secara comfortable
1. Berdirilah disisi belakang pasien dan temukan bagian lateral scapula.
2. Gunakan keempat jemari Anda untuk mempalpasi dari margo lateral scapula
secara antero-inferior ke arah costa.
3. Telusuri seiap bagian muscle belly ke arah insertio pada setiap individual costa.
4. Untuk merasakan contraksi serratus anterior minta pasien melakukan protraksi
scapula secara aktif.

M. Triceps Brachii

Origo caput longus : Tuberculum infraglenoid scapula.


Origo caput lateral : proksimal tengah posterior humerus.
Origo caput medial : distal tengah posterior humerus.
Insertio: processus olecranon ulna
Posisi pasien supine lying dengan lengan fleksi shoulder
1. Lokalisir processus olecranon.
2. Palpasi secara superior ke arah shoulder sepanjang muscle belly triceps brachii
dengan menggenggam menggunakan tup dan jemari.
3. Untuk merasakan kontraksi triceps brachii, minta pasien melakukan ekstensi
elbow secara aktif.

M. Coracobrachialis

Origo : processus coracoid dari scapula


Insertio: 1/3 antero medial tengah dari humerus
Posisi pasien supine lying dengan lengan samping
1. Lokalisir tepi anterior aksila
2. Palpasi secara posterior dan lateral sepanjang permukaan medial dari humerus.
3. Lokalisir muscle belly secara mendalam pada biceps brachii dan telusuri ke arah
insertio coracobrachialis pada medial tengah humerus.
4. Untuk merasakan kontraksi coracobrachialis, minta pasien melakukan adduksi
shoulder secara aktif.

M. Biceps Brachii

Origo caput longus : tuberculum supraglenoid scapula


Origo caput brevis : processus coracoid scapula
Insertio : tuberositas radii dan upponeurosis bicipital
Posisi pasien supine lying dengan lengan bawah supinasi
1. Lokalisisr muscle belly biceps brachii di bagian tengah anterior lengan atas.
2. Genggam mucle belly di tengah antara shoulder dan elbow joint.
3. Untuk merasakan kontraksi biceps brachii, minta pasien melakukan supinasi dan
fleksi elbow secara aktif.

You might also like